Semua Bab Terjebak CEO Panas - Trapped by Hot CEO (Sexy Husband): Bab 1 - Bab 10
88 Bab
Part 1
Suara ketukan pintu yang keras membangunkan Jenna dari tidurnya yang baru saja terlelap. Jenna memaksa matanya terbuka. Menyalakan lampu nakas dan turun dari tempat tidur. Dalam perjalanannya menuju ruang tamu, ketukan keras itu berubah menjadi gedoran penuh ketidaksabaran.“Siapa?” tanya Jenna dari dalam sebelum memutar kunci.“Aku.”Jenna mengenali suara familiar tersebut dan langsung membuka pintu. Ia terkejut menemukan kakak kembarnya muncul di depan pintu, di tengah malam seperti ini.“Liora?” Jenna melihat tas bepergian kecil di tangan kanan wanita itu serta wajah kosong Liora. “Ada apa?”Liora tak menjawab, wanita itu langsung memeluk Jenna. Ada kelegaan dan harapan yang tersirat di wajahnya yang tidak disadari oleh Jenna.“Masuklah.” Jenna mengambil tas di tangan Liora dan membawa wanita itu masuk. “Kau ingin minum?”Liora menggeleng. “Aku i
Baca selengkapnya
Part 2
“Tidaaakkkk!!!”Jenna tersentak kaget mendengar suara jeritan dari samping tubuhnya yang begitu memekakkan telinga. Ia bangun terduduk dengan keras, melihat Liora yang sudah duduk dengan wajah horor dan basah oleh keringat. Juga berlinang air mata. Melihat itu, Jenna dengan sigap memeluk sang kakak. Mengelus kepala Liora dengan lembut berusaha menenangkan gemetar yang menyerang tubuh itu.“Sshhhh ... semua baik-baik saja, Liora.”Liora semakin terisak, kepalanya bergerak ke kanan dan kek kiri dengan kalut. “Dia tahu, Jenna. Dia tahu aku mengkhianatinya. Dia menyuruh orang-orang itu memerkosaku sebelum membunuhku. Aku sangat takut.”Mata Jenna terpejam. Mulai bertanya-tanya apakah Jerome memang seburuk itu? Hingga membuat seseorang mengalami mimpi buruk seperti ini. “Shh, Aku di sini. Itu hanya mimpi.”Liora menarik dirinya. Air matanya yang bercucuran tak bisa berhenti. Kedua tangannya memegang pundak
Baca selengkapnya
Part 3
Liora memeluk Jenna, raut penuh penyesalan memenuhi wajahnya. “Kau tak pantas menangisi pria itu seperti ini, Jenna,” bisik Liora. Mengurai pelukannya lalu menghapus air mata Jenna.“Dua tahun kami bersama,” gumam Jenna pelan. Dan semua berakhir begitu saja.“Aku tahu. Tapi kau harus menguatkan diri.”Jenna memejamkan mata, menghentikan tangis yang masih menggelitik ingin menghambur keluar. Namun, bayangan Juna dan wanita itu yang telanjang bersama di atas tempat tidur malah semakin jelas di benaknya. Keduanya yang saling mencumbu, saling menyentuh dengan penuh hasrat. Jenna menggigit bibir bagian dalamnya dan membuka mata. Kali ini tak ada tatapan luka tersirat di bola mata hitam itu, digantikan tatapan penuh tekad yang kuat. “Aku akan membantumu.”“Hah?” Liora melongo.“Aku akan menggantikan tempatmu.” Ya, dengan luka yang masih menganga basah di dadanya. Jenna butuh waktu se
Baca selengkapnya
Part 4
“Bangun ... Sayang.”Kelopak mata Jenna bergerak pelan, sementara kesadaran perlahan memenuhi raganya. Satu kecupan yang mendarat di kening seketika menyentakkan Jenna dari kesadaran. Tubuhnya melompat kaget, menatap pria asing di sampingnya. Ingatan Jenna segera mengambil alih keterkejutannya. Liora, penerbangan, Jerome.“Apa aku mengagetkanmu?” Jerome mengulurkan tangan menyelipkan rambut Jenna ke balik telinga.“Sedikit.” Jenna mengusap wajahnya dan mendesah pelan. Ia tertidur di pundak Jerome.“Kita sudah sampai. Apa kauingin menunggu sejenak untuk menghilangkan pusingmu?”Jenna menatap keluar mobil. Mobil memasuki sebuah halaman gedung yang luas. Di kanan kiri jalan masuk gedung ada taman bunga. Menuju sebuah air mancur tinggi tepat di depan pintu utama gedung.Luxury ApartmentJenna membaca monumen kecil di tengah air mancur. Ah, ya. Ini apartemen tempat Liora tinggal. 280
Baca selengkapnya
Part 5
Esok harinya, Jenna berdiri tercengang menatap gaun pengantin yang terpajang di manekin di hadapannya. Gaun itu dari bahan satin, terkesan lembut dan berkilau. Jatuh ke lantai dengan sangat anggun. Hanya saja, yang begitu menarik perhatian Jenna adalah model bagian atasnya, yang ia yakin akan mempertontonkan dada dan punggungnya.Sekali lagi menyumpahi Liora yang menjatuhkan pilihan itu gaun pengantin itu. Lengannya memang panjang sampai di tiga perempat lengannya, tapi gaun itu memiliki belahan dada yang sangat pendek, dan punggung yang sangat rendah. Kenapa tidak sekalian telanjang saja? maki Jenna dalam hati.“Masuklah ke ruang ganti, mereka akan membantumu mengenakannya.” Tangan Jerome yang menyentuh pinggang Jenna mendorong lembut wanita itu untuk melangkah maju.Jenna mengangguk, berharap Jerome tak menyadari kekakuan langkahnya ketika menghilang di balik tirai tinggi berwarna putih.Tak hanya gaun pengantin itu saja, ternyata branya pun
Baca selengkapnya
Part 6
Ternyata Daniel lebih berani dari yang Jenna pikir. Ketika pesta pernikahan usai dan ia diarahkan Jerome untuk naik ke kamar pria itu yang sudah dihias layaknya kamar pengantin baru -dengan kelopak bunga mawar merah bertaburan di ranjang, dan hiasan bunga di mana-mana-, dan Jenna tengah berdiri di depan cermin untuk untuk menanggalkan gaun pengantinnya, tiba-tiba pintu kamar Jerome terbuka dan Daniel menyelinap masuk.“Apa yang kaulakukan di sini?” Jenna segera menaikkan kerah gaun pengantinnya dan menutup bagian dada dengan kedua tangan. Sungguh lancang sekali pria itu masuk tanpa mengetuk pintu. Bagaimana jika saat itu ia sudah setengah melepaskan pakaiannya.Daniel melangkah mendekat dengan senyum melengkung licik di kedua sudut bibirnya. Begitu Jenna sudah berada dalam jangkauan tangannya, ia menarik pinggang wanita itu menempel di tubuhnya dan sudah menundukkan wajah untuk mencuri ciuman di bibir Jenna.Jenna memalingkan muka, membuat bibir Dani
Baca selengkapnya
Part 7
Seluruh tulang Jenna rasanya remuk redam. Ia sering mendengar, malam pertama adalah malam yang sangat indah. Tidak demikian yang Jenna rasakan. Hanya ada rasa sakit yang seolah membelah tubuhnya, meski Jerome melakukannya dengan sangat perlahan dan penuh kelembutan. Dan ia pun tak menangkis niat pria itu yang bersungguh-sungguh membuatnya memiliki kesempatan menikmati pengalaman malam pertama tersebut.Sentuhan pria itu dipenuhi cinta, yang sayangnya bukan untuknya. Dan membuat Jenna tak habis pikir, ketololan jenis apa yang membuat Liora mencampakkan pria segentle ini untuk Daniel. Ia bahkan tak bisa melihat kelebihan Daniel dibandingkan dengan Jerome sedikit pun selain kesombongan pria itu yang berhasil menusuk Jerome dari belakang.Semua cinta Jerome seolah dilimpahkan hanya untuk Liora seorang, dan memang itu yang dikatakan oleh Liora.Khilaf, itu dalih yang dikatakan oleh Liora.Jenna bangkit terduduk dengan gerakan sehati-hati mungkin setelah menyin
Baca selengkapnya
Part 8
Jenna rasanya ingin menangis dengan debaran memualkan yang muncul di dadanya. Ia tak bisa membayangkan apa saja yang akan Daniel lakukan untuk mengusik dirinya jika pria itu tinggal di rumah ini.Untuk pertama kalinya, ia memohon. Memohon pada Tuhan agar Jerome menolak keinginan Daniel. Namun, permohonannya terlambat diucap, Jerome sudah mengangguk sedetik lebih cepat.“Lakukan sesukamu,” kata Jerome. Melempar handuk di lehernya ke kursi dan berdiri. Melangkah ke pinggiran kolam.Senyum licik tersamar di antara keceriaan yang seketika memenuhi wajah Daniel ketika bertatapan dengan Jenna yang pucat pasi.“Kau tidak ikut berenang?” tanya Daniel ketika Jerome melompat turun ke kolam.Jenna mengerjap dan menggeleng.“Aneh, tak biasanya kau tidak berminat berenang,” gumam Daniel menyipitkan mata penuh curiga ke arah Jenna.Kepala Jenna berputar dengan cepat dengan gumaman Daniel. Selain karena Jenna tak
Baca selengkapnya
Part 9
Siang itu Jenna mengambil buku di perpustakaan Jerome dan membawanya ke kolam renang. Semilir angin dan udara yang cerah, membuatnya menikmati siang dengan sedikit kesenangan. Karena ia tak sungguh-sungguh fokus dengan buku bacaan yang diambilnya.Pikirannya masih berkelana tentang Liora, yang masih mengirimkan ribuan tanya di benaknya. Ponsel yang diberikan kakaknya tak banyak membantu. Sama sekali tak membantu.Terlalu lelah dengan pikirannya dan suasana mengenakkan, membuat Jenna tanpa sadar menyandarkan kepala dan matanya terpejam. Membawanya dalam ketenangan yang begitu menghanyutkan.Hingga ketenangan itu terusik oleh gerakan lembut yang menyentuh kening, perlahan mata Jenna terbuka, dan seketika tersentak kaget ketika wajah Daniel berada begitu dekat dengan wajahnya.“Daniel!” Jenna melompat terduduk dengan kedua tangan mendorong pria itu untuk mundur. “Apa yang kau lakukan?”Daniel tersenyum dan menggeleng. “Ak
Baca selengkapnya
Part 10
“Tidak!” sangkal Jenna menggelengkan kepala dengan keras. Wajahnya yang pucat menatap bergantian antara Daniel dan Jerome. Daniel menyeringai puas ke arahnya dengan tatapan licik, dan Jerome, pria itu membeku. Terlalu sulit menemukan reaksi semacam apa dengan ekspresi datar yang tertampil di wajah pria itu. Terkejut? Marah? Memercayai pengakuan Daniel? Jenna tak bisa menentukan emosi mana yang tengah membekukan Jerome. Dan Daniel, pria itu benar-benar sudah kehilangan akal dengan pengakuan sembrononya. Apakah pria itu memang berniat bunuh diri? Dengan membawa nama Liora. “Percaya padaku, Jerome. Apa yang dikatakan Daniel tidak benar. Aku tidak pernah berselingkuh darimu.” Setidaknya itu setengah dari kebenaran. Liora yang berselingkuh dengan Daniel, bukan dirinya. “Dia ... dia memang menggodaku, tapi aku tak pernah mengkhianatimu.” Daniel maju lebih ke depan. Mengambil ponsel dari dalam saku celananya, sesaat jemarinya bergerak di layar ponsel itu sebelum men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status