Semua Bab Jodoh dari ayah: Bab 1 - Bab 10
41 Bab
Bab 1
Jasmin perempuan Sholehah berhijab dan blasteran Indo Arab, ya ... Ibu Jasmin bernama Fatimah berasal dari Arab sedangkan Ismail, Ayahnya berasal dari daerah Bandung. Jasmin memiliki bulu mata lentik, alis tebal, kulit putih serta bibir manis yang mana itu semua adalah kecantikan ibunya yang diturunkan kepada putrinya.Tepat dihari kelahirannya Jasmin dan Rafa berencana ingin bertemu. Mereka berhubungan melalui pesan di ponsel, karena Rafa berada di negeri seberang nan jauh Jasmin pun memaklumi keadaan sahabatnya yang jarang mengirimkan pesan untuknya.Saat bertemu Rafa nanti, Jasmin ingin sekali menanyakan perjanjian yang pernah Rafa ucapkan. Perjanjian dari sebuah lisan yang pernah Rafa ucapkan bahwa saat lulus kuliah nanti Rafa akan meminang Jasmin untuk di jadikan istri. Janji tersebut dikatakan empat tahun yang lalu saat Rafa ingin berangkat ke Luar Negeri.Dua hari sebelum pertemuan dengan Rafa, Jasmin yang sekarang masih di Pondok Pesantren tepatnya di da
Baca selengkapnya
Bab 2
Tepat pukul tiga pagi Jasmin terbangun melaksanakan sholat yang tertunda, ia pun terus berdoa agar Sang Kholiq tidak mengambil nyawa ibunya. Cairan bening terus mengalir ketika Jasmin berdoa, ia terus memohon agar doanya terkabulkan. Hari ini adalah tepat di hari kelahirannya, dimana siang nanti Jasmin bertemu dengan Rafa. Laki-laki yang sudah lama membuatnya jatuh hati.  Jasmin terus berusaha keras untuk menghafalkan beberapa ayat suci Al-Qur'an yang membuatnya menyandang Hafiz. Jasmin berencana tidak memberi tahukan ibunya kalau dirinya sudah hafal tiga puluh juz, rasa takut kehilangan seorang ibu membuat Jasmin harus berbohong kalau dirinya sudah hafal Al-Qur'an. Hingga Sang Fajar menyapa, Jasmin baru keluar dari dalam kamar. Ia berjalan menuju ruang makan dimana ada ibu dan ayahnya yang sedang menunggu untuk sarapan. Jasmin memeluk ibunya dari belakang. " Ib
Baca selengkapnya
Bab 3
Banyak sepasang mata yang menyimak kejadian di dalam rumah makan tersebut, Hana mengambil alih kunci mobil untuk mengendarai mobil Jasmin. Jasmin yang terus diam membisu hanya bisa menuruti perintah Hana.Hana membawa Jasmin ke suatu tempat, tempat yang selalu digunakan para umatnya berkeluh kesah. Tidak lama mereka sampai di sebuah Masjid besar yang berada di alun-alun kota Bandung.Ketika mobil berhenti Jasmin menoleh kearah Hana, Hana tersenyum tahu akan sahabatnya yang belum menunaikan sholat Dzuhur." Mengadu lah di Rumah Allah " ucap Hana mengeluarkan mukena dari dalam tasnya dan mengulurkan ke arah Jasmin." Terimakasih Hana " lirih Jasmin seutas senyuman terlihat di wajah Jasmin, Hana pun mengangguk. Jasmin menerima mukena dari tangan Hana dan keluar dari dalam mobil." Bugh ! " suara pintu mobil tertutup" Aku tunggu di Menara Masjid ya " ucap Hana dengan kepala yang menyembul di kaca mobil yang ia turunkan, Jasmin hanya mengangguk
Baca selengkapnya
Bab 4
Sesampainya di rumah Jasmin langsung berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan melaksanakan sholat Ashar. Rakaat demi rakaat ia laksanakan dengan khusyuk, hingga diakhir sholatnya Jasmin tidak lupa untuk berdoa. Fatimah yang hendak bicara dengan putrinya, hanya berdiri di depan pintu kamar Jasmin menunggu putrinya yang sedang berdoa. " Tok tok tok " Fatimah menyadarkan Jasmin yang sedang merapikan mukenanya. " Eh ibu, masuk bu " Fatimah pun masuk ke dalam kamar Jasmin " Hari ini kamu kemana saja nak ?" tanya Fatimah seraya duduk di tepi tempat tidur. Usai menaruh mukena di atas meja, Jasmin duduk berhadapan dengan ibunya dan memegang ke dua tangan ibunya. " Maafin Jasmin ya bu, sebenarnya siang tadi Jasmin bertemu dengan laki-laki. Tapi ibu tenang saja, Jasmin di temani Hana bu " Jasmin menatap wajah ibunya " Siapa laki-laki it
Baca selengkapnya
Bab 5
Cukup lama Jasmin melantunkan ayat-ayat Allah, hingga ia mengakhiri bacaannya dan mencium Al-Qur'an yang ada di tangannya.Di ruangan kamar dengan cahaya yang temaram, Jasmin termenung dengan badan yang menyandar di tempat tidur. Pandangannya melihat kearah laptopnya yang berada di atas meja." Di usiaku yang sudah dua puluh empat tahun, aku belum bisa membahagiakan orangtua ku " batin Jasmin seraya menghela nafas panjangnya. Ia kembali teringat akan doa ibunya yang tak sengaja ia dengar, seketika Jasmin turun dari tempat tidurnya dan menyalakan lampu belajarnya serta duduk di kursi. Tangan Jasmin mulai membuka laptop miliknya" Bismillah semoga ini keputusan yang tepat " gumam Jasmin, jari lentiknya kini mulai mengetik untuk mengisi CV. Kata demi kata ia rangkai sedemikian sopan. Dengan cermat ia meneliti kembali hasil ketikannya." Alhamdulillah selesai " lirih Jasmin lalu ia print out hasil ketikannya. Satu lembar kertas keluar dari printer, dengan cepat Jasmi
Baca selengkapnya
Bab 6
Selepas makan siang Ismail dan Musa memutuskan untuk sholat Dhuhur berjamaah, mereka jalan beriringan.Di tangan Musa kini sudah ada map coklat milik Jasmin. Sesekali mereka bercanda layaknya teman lama yang baru saja bertemu. Usai sholat Dzuhur Musa berpamitan kepada Ismail, karena dirinya juga harus bekerja." Mail... Sepertinya aku harus pulang, nanti sore biar anak saya mengantarkan CV untuk anak mantu ku " ucapnya tersenyum " Aku tunggu, " jawab Ismail" Sampaikan terimakasih aku kepada anak dan istri mu " Musa mengulurkan tangannya,dengan senang hati Ismail berjabat tangan " Itu hanya makan siang biasa " jawabnya tersenyum ramah" Okelah... Kalau begitu aku pamit dulu Assalamualaikum " Musa mengangkat tangan kanannya keatas" Wa'alaikumus salam, hati-hati " sahut  Ismail yang hanya di angguki oleh sahabatnya yang kini sudah duduk di dalam mobil.Di ruang kerja Ismail...Jasmin dan ibunya usai sudah memberesk
Baca selengkapnya
Bab 7
Laki-laki itu kembali membantu Jasmin menyebrangi jalan dan merelakan mobilnya berhenti di tengah jalan." Terimakasih " ucap Jasmin menunduk" Sama-sama " jawabnya, ia pun langsung berjalan menuju mobilnya." Sebenarnya siapa dia ?" batin Jasmin melihat sosok laki-laki tersebut yang berjalan membelakanginya.Jasmin pun memutuskan untuk kembali ke dalam kedai, ia menghampiri ibunya yang sudah menghabiskan es krim pesanannya. Pandangan Jasmin melihat es krim miliknya yang sebagian sudah mencair. Jasmin duduk dan mulai menghabiskan es krimnya. Setelah menghabiskan es krim, Jasmin dan Fatimah kembali melanjutkan perjalanan yang hanya beberapa menit sampai rumah.Setibanya di rumah Jasmin mengejar ibunya yang sudah duluan masuk ke dalam rumah." Bu ... Sebentar lagi kan bulan puasa, Jasmin boleh belajar sesuatu dari ibu ?" tanyanya sambil mengatur napas" Boleh, belajar apa nak ?" Fatimah berbalik tanya seraya meletakkan tempat makan yang
Baca selengkapnya
Bab 8
" Eh ...Ibu " Jasmin menoleh melihat ibunya yang kini tengah berdiri di depan pintu, Fatimah melangkah masuk menghampiri putrinya yang dia ketahui sedang membuka map milik calon imamnya." Ini milik calon imam Jasmin bu, apakah ibu ingin melihatnya ?" Jasmin tersenyum seraya melihatkan isi coretan dalam kertas tersebut, Fatimah menyadari adanya kesalahan dari CV itu yang tidak menyertakan sebuah foto." Nak apa ada fotonya ?" tanya Fatimah, Jasmin menggelengkan kepalanya. Fatimah berusaha mencari keberadaan foto yang biasanya terlampir." Rupanya disini " ucap Fatimah menemukan selembar foto yang ukurannya tidak terlalu besar. Jasmin merasa pernah melihat wajah yang ada didalam foto." Sepertinya Jasmin pernah bertemu dengan orang ini, tapi dimana ya ?" Jasmin kembali mengingat namun, ia belum bisa mencari jawaban dimana ia bertemu." Nanti juga bertemu sayang, sudah yuk sekarang waktunya untuk makan. Kasian ayah sudah menunggu " ajak ibunya seraya
Baca selengkapnya
Bab 9
 Malam ini adalah malam pertemuan yang paling berkesan untuk dua keluarga, meski harus ada rasa canggung namun hati Jasmin tidak bisa berbohong bahwa dirinya sangat senang akan segera menikah. Pukul  sembilan malam keluarga dari mempelai pria dan beberapa tamu lainnya berpamitan untuk pulang, dari keluarga Jasmin mengantarkan sampai ke pintu depan rumahnya. Ayesha yang sangat ramah, membuat Jasmin merasa senang akan memiliki ibu mertua yang baik. Saat berpamitan pulang, Ayesha mengatakan bahwa dirinya sangat senang akan memiliki anak mantu seperti Jasmin. Jasmin pun tersenyum ramah, saat hendak pulang mereka saling berjabat tangan. Namun ketika Jasmin mengatupkan tangannya ke arah Syarif, terlihat jelas gugup dan rona merah di wajahnya.Ketika mobil keluarga Syarif melesat jauh, Jasmin beserta keluarganya masuk kedalam rumah. Jasmin melihat parsel serta kotak-kotak yang dihiasi cantik yang berjajar di ruang tamu." Bu ini nggak salah, banyak sekali bu
Baca selengkapnya
Bab 10
Di kamar Jasmin nampak cantik dengan balutan kebaya pengantin, tentunya dengan gaun yang tertutup dan menghindari baju yang ketat agar lekuk tubuhnya tidak terlihat. Dengan di bantu MUA untuk merias wajah, Jasmin berpesan agar tidak mencukur alisnya. Setelah sudah selesai semuanya, Hana datang ke kamar Jasmin. Sebagai sahabat yang baik, Hana tidak ingin melewatkan acara sakral sahabatnya." Assalamualaikum " salam Hana masuk ke dalam kamar Jasmin, dan melihat Jasmin yang usai dirias." Wa'alaikumus salam " jawab Jasmin yang kini masih duduk di depan cermin." Masya Allah... Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya sahabatku akan melepas masa lajangnya " ucap Hana seraya memeluk tubuh Jasmin dari belakang, yang kini duduk menghadap ke cermin. Wajah haru Hana terlihat jelas di cermin." Alhamdulillah... Terimakasih atas supportnya, kamu memang sahabat terbaik ku Hana " jawab Jasmin seraya mengusap lembut pipi Hana yang kini menyandar di bahunya." Doak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status