Semua Bab Ksatria Pengembara Season 1: Bab 1 - Bab 10
1822 Bab
1. Titisan Putra Bintang
Kisah ini berawal kira-kira 5 abad silam atau 500 tahun yang lalu. Dimana terjadi disebuah bukit yang terlihat berdiri dengan tegarnya menjulang keangkasa, seakan ingin menantang keperkasaan langit yang ada diatasnya. Jurang lebar tampak berada dipinggiran bukit tersebut. Sementara itu di langit, tampak segerombolan awan menghitam datang secara bergerombol bagaikan air bah yang siap menghantam apa saja yang ada dihadapannya, perlahan tapi pasti keadaan diatas bukit itu mulai terlihat mendung dan gelap. “Glaaarrr........glarrr........”. terdengar dua kali guntur menggelegar keras memecah kesunyian alam, tak lama kemudian secara sambung menyambung keadaan diatas bukit itu terlihat semakin menggila, alam seakan tidak lagi bersahabat, sambung menyambung guntur dan halilintar menggelegar dasyat seakan-akan shang yang widhi benar-benar sudah murka. Tapi anehnya, bila dilihat dari kejauhan, hanya diatas bukit itu saja yang menjadi tempat kemurkaan alam, sementara diluar bukit itu,
Baca selengkapnya
1. Bagian 2
“Zzzeegggzzzzz.........zzzeeggghhh.......”. suara gemuruh terdengar membahana di Bukit Iblis, tepat dengan terjadinya gempa hebat diatas bukit tersebut, hal ini membuat sosok Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembut saling melepas pelukan mereka untuk melepas rindu, keduanya terlihat langsung menatap kearah langit, dimana langit terlihat semakin menggila. Langit seakan benar-benar mau runtuh, saling sambar menyambar dengan kerasnya. “Ternyata apa yang dikatakan guru benar-benar nyata Manggala......”. “Benar Yudha, semula akupun begitu sulit mempercayai cerita guru, kedatanganku kemari hanya ingin memastikan hal itu, tapi melihat apa yang terjadi saat ini, sepertinya Pangeran Iblis itu memang benar-benar nyata.......” “Apakah menurutmu, kita akan bisa mencegah kelahiran Pangeran Iblis itu seperti yang dilakukan guru dulu......” “Mudah-mudahan Yudha, seperti yang guru pernah katakan, kalau kita ingin mengalahkan Pangeran Iblis, kita harus yakin akan kem
Baca selengkapnya
1. Bagian 3
“Yudha, kau tidak apa-apa.....?” “Aku tidak apa–apa Manggala...kau sendiri bagaimana....?”. “Aku tidak apa-apa......”. “Apakah kalian kira bisa mengalahkanku ha.....!!! apakah guru kalian Panembahan Agung tidak mengajarkan yang lebih baik pada kalian untuk menghadapiku......”. tiba-tiba saja terdengar suara mengema ditempat itu, anehnya mulut Pangeran Iblis tampak tidak sedikitpun terbuka saat mengeluarkan ucapan tadi, tapi suaranya sudah terdengar begitu keras dan nyaring, ucapan itu jelas meremehkan serangan yang baru saja dilancarkan oleh Raja Naga dan Raja Alam Lelembut. “Jangan berani kau menghina guru kami manusia iblis.....”. ucap Raja Naga tak kalah sengit. “Kenapa, kenapa tidak guru kalian sendiri yang datang menghadapiku, kenapa hanya 2 murid bodoh seperti kalian yang dikirimnya untuk menghadapiku.......kalian hanya mengantarkan nyawa saja ditanganku, sebaiknya pergilah, katakan pada guru kalian itu untuk  menghadapiku sendiri..
Baca selengkapnya
1. Bagian 4
Sementara itu cahaya biru yang tadi keluar dari Pedang Manggala yang ada ditangan Raja Naga, tiba-tiba ; “Sharrrggkkk............”. cahaya itu berubah menjelma menjadi sesosok Naga raksasa yang kini terus melesat kearah sosok Pangeran Iblis. Sementara itu kelima cahaya yang tadi keluar dari lubang-lubang seruling emas yang ada ditangan Raja Alam Lelembut tampak tak kalah hebatnya melesat kearah Pangeran Iblis, bahkan seperti apa yang terjadi pada Naga Biru jelmaan cahaya yang tadi keluar dari Pedang yang ada ditangan Raja Naga. Lima cahaya kuning keemasan itupun terlihat melesat dengan cepat kearah sosok Pangeran Iblis. Hampir bersamaan sosok bayangan naga biru jelmaan cahaya biru yang keluar dari hulu Pedang Manggala serta kelima cahaya yang keluar dari lubang-lubang seruling Yudha itu langsung melibat dan membungkus sosok Pangeran Iblis dari ujung kaki hingga sebatas leher, begitu keras dan eratnya membelit tubuh Pangeran Iblis seakan ingin meremukkan tubuh
Baca selengkapnya
1. Bagian 5
Kehidupan terus berjalan seiring dengan perputaran sang waktu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulanpun berganti tahun, tanpa terasa kehidupan diatas jagat raya terus berjalan seperti biasanya. Sementara itu keadaan diatas jagat raya ini tengah menganut sebuah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa, tepatnya masa itu disebut sebagai masa dunia persilatan. Para pendekar dari seluruh sentero jagat terus memperdalam ilmu kesaktian yang mereka miliki untuk menjadi yang nomor 1 dan yang terkuat dijagat raya ini, golongan putih dan golongan hitam terus saling berlomba-lomba untuk mencapai tingkatan tersebut, tak perduli berapa nyawa yang harus melayang karena tujuan itu, nama dan kedudukan menjadi pendekar yang tak terkalahkan telah membutakan mata setiap orang yang haus akan besarnya sebuah nama untuk ditakuti dan disegani baik oleh lawan maupun kawan. Dan hal itu pulalah yang saat ini terjadi disebuah pulau yang terkenal akan kekayaan buminya y
Baca selengkapnya
1. Bagian 6
Gempa hebat yang terjadi semalam, ternyata tidak saja terjadi di Lembah Obat, tapi hampir terjadi diseluruh alam jagat raya ini, hingga keesokan harinya terjadi kegegeran dan kegemparan diseluruh alam jagat raya ini karena terjadinya gempa bumi yang sama sekali tidak diduga dan tidak diraba kedatangannya. Seketika saja berita tentang gempa  bumi hebat itu menjadi bahan pembicaraan dimana-mana, berbagai persepsi diutarakan oleh setiap orang, tapi yang mana yang benar, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin kebenaran akan hal itu. Tapi sebagian tokoh-tokoh yang sudah mumpuni, gempa hebat yang terjadi semalam bukanlah gempa biasa, melainkan suatu pertanda besar yang akan terjadi di alam jagat raya ini. Tapi merekapun masih tetap bertanya-tanya tentang hal itu. Tidak ada seorangpun yang dapat merabanya secara pasti. Bagi beberapa yang tahupun hanya menyimpannya menjadi rahasia dirinya sendiri. Oleh karena pristiwa besar yang mengundang seribu macam pertanyaan dan
Baca selengkapnya
1. Bagian 7
Cukup lama, tidak ada yang membuka suara mengenai hal itu, hingga akhirnya ketiga datuk terlihat menarik napas panjang, akankah pertemuan kali ini tidak akan menghasilkan apapun. “Tunggu.....!!”. tiba-tiba saja sebuah suara terdengar diiringinya dengan berkelebatnya satu sosok bayangan melesat dan turun tepat ditengah-tengah mereka. Semua mata kini langsung tertuju kearah sosok yang kini telah berada ditengah-tengah mereka, rupanya sosok tersebut adalah sosok seorang kakek yang berpakaian putih, tapi bukan hal itu yang aneh pada sosok kakek yang satu ini, wajahnya terlihat begitu memerah, sementara ditangannya tampak sebuah bumbung tuak yang sesekali dituangkannya kedalam mulutnya, dapat dipastikan kalau merahnya wajah sikakek tentu karena minuman tuak yang ada ditangannya, rambutnya terlihat memutih, padahal wajahnya masih belum begitu tua, kedua matanya terlihat seperti orang yang tengah mengantuk, bahkan gaya berdirinya saja seperti orang yang mau jatuh. A
Baca selengkapnya
1. Bagian 8
Matahari masih bersinar dengan teriknya siang itu, sinarnya yang panas menyengat seakan ingin membakar semua apa yang ada diatas permukaan bumi ini, hingga tak heran banyak orang lebih memilih untuk tetap berada didalam rumah mereka karena mereka tak tahan akan panasnya sinar matahari pada siang itu. Diantara teriknya terpaan sinar sang surya, sebuah lembah terlihat berdiri dengan suburnya, sejauh mata memandang, pohon-pohon berbagai jenis dan ragam tumbuh dengan suburnya dilembah tersebut, dari jenis yang mudah ditemui hingga sampai jenis yang amat langka sekalipun ada dilembah itu, hingga tak heran orang-orang dunia persilatan memberikan nama Lembah Obat kepada lembah tersebut, tapi keberadaan Lembah Obat ini hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya. Sehingga bisa terbilang sangat jarang ada orang yang dapat mencapai tempat itu. Siang itu, dua sosok tubuh tampak berjalan menaiki Lembah Obat, keduanya adalah dua sosok kakek-kakek yang mengenakan serba putih, g
Baca selengkapnya
1. Bagian 9
“Benua, kedatanganku kemari bersama Datuk Langit adalah karena......”. “Aku sudah tahu maksud kedatangan kalian semua, kalian pasti ingin menanyakan tentang pertanda gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.......” “Benar, kedatangan kami memang ingin menanyakan tentang hal itu Peramal 5 Benua......”. ucap Datuk Langit lagi “Ah, jangan terlalu berbasa basi seperti itu datuk, panggil saja namaku seperti yang lainnya.......” “Weleh....weleh, kau memang hebat Benua, tak heran namamu sebagai Peramal 5 Benua tidak diragukan lagi......”. “Bujul buneng, sudah-sudah, sekarang katakan pada kami Benua, apa sebenarnya arti pertanda dari gempa besar itu, aku sudah tidak sabar untuk mendengarnya......”. “Memang gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu bukan kejadian biasa, tapi nanti saja aku akan menjelaskannya pada kalian, karena kita masih akan kedatangan seorang tamu lagi.....”. ucap Benua lagi hingga membuat semua yang ada di
Baca selengkapnya
1. Bagian 10
“Mengejutkan apa !! cepat katakan Benua, jangan membuatku penasaran.......”. ucap Sigila Tuak lagi cepat dengan tidak sabar. “Dia mengatakan tentang sesuatu yang mungkin sebagian dari kita pernah mendengarnya, tapi kita menganggap hal itu hanyalah sebuah cerita kosong belaka, bahkan aku sendiri pernah mengaggap kalau cerita itu juga hanyalah isapan jempol belaka, tapi ucapannya membuatku tersadar kalau apa yang selama ini kudengar itu bukanlah omong kosong.......”. ucap Benua lagi. “Bujul buneng, kau semakin membuat kami bingung Benua, cepat jangan berbelit-belit......”. ucap si Raja Cebol lagi cepat. Peramal 5 Benua hanya tampak menarik napas panjang seraya memandangi raut-raut wajah yang ada dihadapannya yang sepertinya sudah tidak sabar untuk mendengar ceritanya. “Legenda tentang kelahiran Raja Dunia Kegelapan, Pangeran Iblis........”. ucap Benua lagi. Ucapan itu cukup membuat semua tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu menjadi saling pandang satu s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
183
DMCA.com Protection Status