Semua Bab Ditikam Cinta: Bab 1 - Bab 10
105 Bab
Berlian yang redup
“Aku berjalan di atas es yang tips, Andai aku tidak kembali ke dunia luar mungkin kesalahan ini tidak akan terjadi di kehidupanku.” Seorang pria berjalan perlahan ke dalam Resepsi Pernikahan. Pria itu melihat kearah seorang wanita yang duduk di pelaminan bersama pria yang gagah tampan dan lebih muda darinya. Pria itu berjalan perlahan menuju ke pelaminan dan saat ia melangkah, wanita itu menatap kearah pria yang berusia 46 Tahun itu. Wanita itu terdiam saat pria itu datang ke Acara Pernikahannya. Pria itu memberi selamat kepada mempelai pria yang ada di hadapannya. “Selamat atas pernikahannya.” Ujar Pria yang berusia 46 Tahun“Tentu saja, aku pikir kau tidak akan datang ke pernikahan kami.” &l
Baca selengkapnya
Pria tua
Bora mensortir semua lukisan lukisan yang akan di pajang di Galery, Wika dan Bora terus berada di gudang penyimpanan. “Bagaimana menurut anda.” Tanya Wika“Bagus, kita akan memilih ini dan juga ini untuk menjadi lukisan utama yang akan di lihat Pak Elard.” “Baiklah saya akan menyiapkannya.” “Oh Ya Wika, pastikan kalau lukisan itu di letakan dengan benar ya. aku mengandalkanmu.” Ujar Bora yang pergi dari dalam gudang penyimpanan. Disisi lain Elard sudah turun dari pesawat pribadi, dimana ia melihat beberapa direksi yang turut hadir untuk menyambut kedatangannya. “Selamat Datang tuan Elard, selamat datang di Jakarta.” Ujar Salah S
Baca selengkapnya
Titik terang
Bora dan para stafnya merayakan makan bersama untuk suksesnya Galery hari ini. “Semuanya tenang tenang, hari ini kita akan merayakan respon positif dari Tuan Elard mengenai Galery kita. Semua ayo angkat gelas kalian kita merayakannya bersama sama.” Ujar Wika yang sangat antusias dengan perayaan ini, tidak termasuk Bora dimana dia masih terdiam sambil melihat kearah ponselnya. Wika yang melihat Kepala Kreatornya tidak antusias seperti biasanya, lalu Wika melirik kearah Bora.“Kau tidak seperti biasanya, apa kau baik baik saja Kepala Kreator?” Tanya WikaBora menatap kearah Wika dan yang lainnya yang ada disana. Lalu Bora berdiri dan menatap kearah Semua Staf yang ada diha
Baca selengkapnya
Pertemuan
“Mulai hari ini, saya akan cuti.” Ujar Bora, Semua Orang Terdiam saat Bora mengumumkan Cuti untuk pertama kalinya didepan Semua Staf yang ada disana. “APA CUTI.” Ujar Ifan, Murni dan Wika secara bersama sama, Bora hanya tersenyum saat melihat reaksi dari staf stafnya yang sangat terkejut mendengar bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah seorang Bora yang tidak pernah absen dan cuti tiba tiba mengumumkan cuti dengan hati yang gembira. Flashback Dimulai,
Baca selengkapnya
Keras kepala
Bora melihat kearah rumah itu dan ia berjalan mendekat kearah rumah itu. Saat ia melangkah ia melihat seorang pria sedang memotong rumput, dimana langkah kaki bora berhenti saat melihat pria yang ada di hadapannya. Aarav tidak menyadari kalau seorang melangkah masuk ke dalam pekarangan rumahnya, Aarav masih sibuk mencabut rumput yang ada di Perkarangannya. Saat Aarav berbalik badan ia terdiam saat melihat kaki seorang Wanita berdiri didepannya. Aarav perlahan menoleh kearah Wanita yang ada dihadapannya. “Akhirnya aku menemukan anda Pak Aarav.” Ujar Bora sambil tersenyum, Aarav hanya terdiam saat melihat Bora yang ada di hadapannya. Aarav berdiri dan Menatap kearah Bora yang ada di Hadapannya. “Siapa kau?” Tanya AaravLalu Bora mengeluarkan kartu nama dan memberikannya kepad
Baca selengkapnya
Dunia kelabu
“Dia pria yang sangat keras kepala sama seperti Aarav, jadi aku tidak perlu mencemaskannya.” Ujar Bela. “Dia bukan seorang pria.” Ujar ElardBela terdiam saat Elard mengatakan Kalau Kreator Galerynya bukan Seorang Pria. “Jadi, jika bukan seorang pria maka?” Tanya BelaElard tersenyum sambil mengangkat cangkirnya “Dia seorang wanita.” Ujar Elard sambil menyeruput kopinya. “
Baca selengkapnya
To The Point
Bora sedang mengantarkan kue kepada tetangga yang tak jauh dari rumahnya. “Permisi.” Ujar Bora yang membawa satu loyang kue yang sudah ia taruh di dalam kotak. Seorang membuka pintu “Ehhh kamu yang pindah hari ini kan.” Ujar Tetangga 5“Benar, saya Bora tetangga baru di lingkungan ini. Dan saya kesini ingin bersilahurahmi sebagai tetangga baru dengan membawa bingkisan kecil untuk mengakrabkan diri.” Ujar Bora, lalu Bora memberikan kue itu kue itu kepada wanita yang ada di hadapannya. “Saya harap kue ini semoga ibu dan keluarga suka.” Ujar Bora“
Baca selengkapnya
Angkuh
Aarav menatap kearah Bora yang ada di hadapannya. “Apa kau tidak suka denganku sebagai tetangga pak Ade?” Tanya Bora, Aarav terdiam saat Bora mengatakan bahwa Aarav tidak suka dengan Bora sebagai tetangganya. “Hah.” Ujar Aarav“Mungkin saya sedikit agresif sebagai tetangga baru dimatamu, pasti kau berpendapat baru 5 hari tinggal disini saya sudah seenaknya menganggumu.” Ujar Bora“Bukan begitu” ujar Aarav“Aku tahu bahwa niat baikku s
Baca selengkapnya
Pendekatan
“Nona Bora.” Panggil Aarav, Langkah Bora berhenti saat Aarav memanggilnya untuk pertama kali. Bora menoleh kearah Aarav yang saat itu berdiri di depan rumahnya. Bora menatap kearah Aarav yang berdiri di ujung sana. “Ya.” Ujar BoraAarav hanya terdiam saat Bora menjawab dengan 1 kata. ‘Apa dia benar benar marah , apa tindakanku sudah keterlaluan.’ Ujar Aarav dalam hati yang terus menatap kearah Bora yang berdiri di depan rumahnya. Aarav memberanikan dirinya untuk pergi ke rumah bora, Bora terdiam saat aarav berjalan kearahnya. &ldquo
Baca selengkapnya
Sang maestro yang terlupakan
“Pak Ade.” Sapa Bora, Aarav berhenti didepan Bora kemudian ia menyodorkan Makanan yang ia buat kepada Bora. Bora melihat Makanan yang Aarav bawa untuknya lalu ia memandangi Aarav yang ada di hadapannya. Ika terus melihat kearah Aarav dengan tatapan yang nakalnya.Ika terus memandangi Aarav dari atas sampai bawah.“Saya ingin memberikan ini.” Ujar Aarav yang memberikan makanan yang ia buat untuk Bora.“Ahhh kau tidak usah repot repot Pak Ade.” Ujar Bora, Ika langsung mengambil makanan itu dari tangan Aarav.“Astaga Bora, kau tidak boleh menolak rezeki.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status