Semua Bab Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta: Bab 1 - Bab 10
37 Bab
Prolog
Mey tersadar saat tubuhnya menyentuh benda empuk nan lembut. Aroma hutan pinus bercampur rokok seketika merasuki indra penciumannya. Mencoba membuka kelopak matanya yang berat, Mey mendapati sosok Ran menjulang tinggi di hadapannya. “Ke ... kenapa kamu di sini?” Suara Mey terbata dan lemah, selemah tubuhnya yang enggan bergerak barang satu sent pun. Entah kenapa gestur tubuh Ran memberikan alarm tanda bahaya baginya. “Ini kamarku.” Suara Ran berat dan serak.Perkataan Ran menyadarkan otaknya yang buntu bahwa ini memang bukan kamarnya. Namun, belum sempat Mey beranjak, Ran yang sudah sepenuhnya kehilangan kendali mendekat dan berada di atas Mey dengan memangku kedua tangannya.“Apa yang kau lakukan? To ... tolong jangan lakukan ini padaku ... ” Mey mulai ketakutan saat wajah Ran mulai mendekat dengan tatapan mata yang tidak lepas dari wajahnya.Permohonan Mey tidak memengaruhi Ran sama sekali. Matanya justru tertuju pada bibir merah Mey yang malah membangk
Baca selengkapnya
Bab 1. Randy Sagara
Malam ini Ran berada di bar Emperor Hotel, hotel yang didirikannya bersama tiga orang sahabatnya Dion, Romi, dan Ariel. Setelah berhasil melaksanakan event Dekka Corp, perusahaan multinasional yang mengambil tempat di hotelnya, malam ini diadakan syukuran sekaligus pemberian reward kepada semua team yang sudah membantu kesuksesan event tersebut.Emperor Hotel baru sembilan bulan diresmikan.Namun, berkat promosi yang luar biasa dari team marketingnya, Emperor mulai berkembang pesat dan diperhitungkan di berbagai kalangan. Mereka berempat mau tak mau harus terjun langsung mulai dari awal hingga akhir terutama saat ada event-event besar demi menghindari komplain.Ran kembali menghisap rokok dan menghembuskannya perlahan. Berharap penat dalam benaknya terhempas bersama kepulan asap rokoknya. Ingatannya berputar saat minggu lalu team salesnya menyodorkan list client yang akan menggunakan hotelnya sebagai lokasi acara. Salah satunya adalah seorang pejabat yang akan melaksana
Baca selengkapnya
Bab 2. Meylinda Hanna
Mey senang bukan main saat Emperor Hotel mengundangnya bersama team dari Madiya Group tempatnya bekerja untuk mengikuti acara syukuran makan malam sebagai reward atas keberhasilan mereka. Betapa tidak, kerja sama akan berlanjut beberapa bulan ke depan dengan agenda berbagai meeting dan exhibition yang mengambil lokasi di Emperor Hotel dengan Madiya Group sebagai event organizernya. Tinggal enam bulan lagi, genap dua tahun Mey bekerja di sana yang itu artinya dia akan sign contract sebagai karyawan tetap. Selain bonus dan gaji yang diterima lebih besar, jenjang kariernya juga lebih terbuka lebar. Dan keberhasilannya bersama Emperor Hotel dalam acara kemarin tentu akan memberikan poin plus untuk perkembangan kariernya. Mey dan teman kantornya sudah berdandan dan menyiapkan gaun andalan mereka agar tampil proper dalam acara perayaan tersebut. Mereka ingin menikmati perayaan malam ini hitung-hitung membayar waktu dan tenaga mereka yang sudah terkuras. Bagaimana
Baca selengkapnya
Bab 3. Hari Yang Buruk
Ran mengerjapkan mata sambil memulihkan kesadarannya. Dia mengingat kembali kejadian yang berputar di kepalanya bagaikan rol film lama yang bergerak perlahan. Ran mencoba bangkit dari posisinya yang tengkurap dan mendapati dirinya serta kamar yang ditempatinya dalam kondisi yang tidak bisa dibilang baik. Ran mengamati pantulan tubuhnya yang tinggi dan tegap di depan cermin. Air masih menetes membasahi pipinya yang dipenuhi jambang. Tatapan matanya yang biasanya tegas kini berubah redup. Satu fakta yang didapatnya tadi pagi begitu menghantamnya. Di umurnya yang ke tiga puluh tahun, dia menyandang status sebagai bajingan brengsek karena sudah merusak seorang gadis yang notabene adalah anak dari sahabat mamanya. Semalam, Ran melihat Mey duduk dengan kepala menyandar pada pilar di depan rest room. Saat pelayan bar mendekat dan bertanya ingin menawarkan bantuan, Ran mengambil alih dan membimbing Mey yang sempoyongan menuju mobilnya.“Dia biar say
Baca selengkapnya
Bab 4. Terpuruk
Mey terduduk di lantai sembari memeluk lutut. Air matanya luruh bersama guyuran shower di atasnya. Dia tidak ingat persis mengapa bisa berakhir di ranjang Ran. Tapi, satu hal yang pasti adalah dirinya sudah tak lagi utuh. Setelah lelah menangis dan kedinginan, dia bangun dan menatap bayangannya di cermin dan mendapati sosok yang menyedihkan. Dengan rambut berantakan dan mata sembab serta beberapa tanda di tubuhnya, dia merasa jijik pada diri sendiri. Sekuat apa pun dia menggosok hingga tubuhnya sakit, bekas itu masih ada. Mey tidak tahu mana yang lebih mendominasi, sakit pada beberapa bagian tubuhnya atau sakit pada hatinya.Bersyukur tidak ada orang di rumah. Kemarin, Mama dan papanya pergi ke Bandung selama dua hari menghadiri pernikahan kerabat. Mey merasa kotor, malu, takut, dan juga marah pada dirinya sendiri. Dia juga marah pada keadaan dan juga pada Randy, hingga berteriak histeris meratapi nasib buruknya.Teringat kembali dengan keja
Baca selengkapnya
Bab 5. Takdir
Hari ini, Ran tiba di Jakarta setelah perjalanan bisnisnya selama satu bulan. Selama itu pula, dia selalu menerima laporan dari Riko asistennya untuk memantau kegiatan Meylinda. Menurut informasi yang didapat Riko dari orang Madiya, Mey masih bekerja seperti biasa. Tidak ada perubahan signifikan yang berarti. Namun, Ran tidak bisa untuk tidak gundah, entah kenapa firasatnya mengatakan semuanya tidak baik-baik saja. Bagaimana keadaan Mey yang sesungguhnya?Dari bandara, Ran langsung menuju hotel mengingat tiga puluh menit lagi meeting bersama Madiya akan dilaksanakan. Mey harusnya ikut serta karena mereka terlibat project bersama. Jadi, Ran ingin memastikan secara langsung keadaan perempuan itu.“Lancar Ran roadshownya? Rajin amat udah langsung ngantor, Dion aja kagak ikutan meeting,” kata Romi saat mereka bertemu di loby.“Aman kok.. yukk,” Ran mengacungkan jempolnya dan menepuk pelan bahu Romi sambil menuju ruangannya. Ran duduk di ku
Baca selengkapnya
Bab 6. Pertemuan Keluarga
Dilihatnya perutnya yang masih rata. Seminggu lalu dia mencoba testpack saat tamu bulanannya tak kunjung datang. Mey menangis sejadi-jadinya saat melihat hasilnya. Garis Dua. Mengapa takdir seolah mempermainkannya? Apa masih tidak cukup dia kehilangan mahkotanya, kini dia harus mengandung janin yang tidak diinginkannya? Kehadiran janin itu pula yang memaksanya untuk menerima tanggung jawab Ran dalam bentuk pernikahan.Teringat pembicaraannya dengan sang mama tempo hari setelah sekian lama menyimpan semuanya sendiri.“Ma ... Mey ha ... mil …” katanya sambil berderai air mata. Tentu saja, mamanya kaget luar biasa. Dia mengenal persis seperti apa pergaulan Mey dan sulit rasanya mempercayai fakta yang kini dikemukakan putrinya.“Kenapa bisa Mey? Jadi kamu sama Ivan?” belum sempat mamanya menyelesaikan kalimatnya, Mey menggeleng sambil terus menangis.Air matai Mey jatuh tanpa diminta, dia bercerita dengan terbata, sementara mamanya men
Baca selengkapnya
Bab 7. Nelangsa
Meylinda POVKubanting pintu kamarku menahan amarah dalam dada. Aku muak dengan pertemuan ini. Aku benci berada dalam situasi menyakitkan ini. Segera, kulepas dress yang melekat di tubuhku dan menggantinya dengan kaos rumahan, entah kenapa aku jadi membenci warna hijau. Setelah malam naas itu, aku melihatnya lagi. Dia duduk di depanku bersama kedua orang tuanya. Jarak kami begitu dekat hanya dibatasi sebuah meja. Udara di sekelilingku mendadak hilang. Dadaku sesak menahan segala rasa. Aku ingin berteriak di depannya, menampar, dan melayangkan pukulanku berkali-kali. Sayangnya, itu hanya ada dalam ekspektasiku. Kenyataannya, aku malah menyambut kedatangannya. Menerima pernikahan yang ditawarkannya. Aku bagaikan pesakitan yang tidak punya pilihan. Kini, statusku berubah menjadi wanita malang yang menyedihkan. Aku keluar dari pekerjaanku. Padahal, tinggal menunggu hitungan bulan aku akan sign contract sebagai karyawan tetap. Tapi, dengan j
Baca selengkapnya
Bab 8. Persiapan
“Hahh? Serius lu Ran?” tanya Dion“Gilaa ... gercep juga lu,” kata Ariel tak mau kalah“Yang mantan model waktu ketemu di resto itu bukan?” Tak ketinggalan Romi ikut berkomentar saat Ran mengutarakan niatnya untuk melaksanakan acara pernikahan di Emperor Hotel. Tiga minggu lagi, siapa yang tidak gempar? Ran yang selama ini mereka kenal selalu sendiri dan gila kerja, tiba-tiba ingin menikah? Saat itu, Romi yang sedang dinner dengan sang istri, pernah tanpa sengaja berpapasan dengan Ran yang mengajak seorang gadis di restoran. Itu pun hanya sekali dan saat bertemu Ran sedikit pun tidak berniat mengenalkan siapa gerangan yang digandengnya. Dari sang istri yang menekuni dunia modeling, Romi mengetahui kalau gadis tersebut juga sempat terjun di dunia modeling hanya saja sudah vakum. Namun ,ketika Romi bertanya lebih jauh, Ran selalu menutup rapat kisah kasihnya. Di antara mereka bertiga hanya Ran dan Ariel yang masih single. Sementara Dion d
Baca selengkapnya
Bab 9. Babak Baru
Mey menatap penampilannya yang sempurna tanpa cela. Kini dia sudah mengenakan gaun pengantin yang mengambil konsep International untuk digunakan saat resepsi.Dia melihat cincin yang melingkar pada jari manis tangannya. Hari ini dia sudah resmi berubah status menjadi seorang istri. Dia menghela nafasnya panjang, hatinya gamang. Apakah keputusannya menikah dengan Ran sudah tepat? Namun, kenapa hanya ada keraguan di hatinya? Saat ini, dia berada di salah satu kamar Hotel Emperor yang digunakan sebagai ruang ganti. Bunyi pintu di belakangnya membuyarkan lamunannya. Sang mama tercinta masuk menatap Mey dengan tatapan takjub bercampur haru.“Anak mama hari ini cantik sekali. Bagaimana perasaan kamu nak?” Ditatapnya sang putri dengan penuh kasih sayang. Melihat kesungguhan hati keluarga Ran dalam menyiapkan segala keperluan pernikahan yang tanpa sedikit pun campur tangan Mey, membuatnya tak enak hati. Ran dan keluarganya begitu sabar menghadapi Mey yang a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status