Hello Tunangan (Indonesia)

Hello Tunangan (Indonesia)

Oleh:  RedSnow  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
46 Peringkat
31Bab
14.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

[Warning, mengandung kebaperan tingkat dewa, pernah publish di Dreame pada Agustus 2020] Barbela Manda, nama kerennya Arbela, nama guyonnya Barbel. Datang dari Yogyakarta dengan sepucuk surat wasiat dari Almarhum sang Ayah sebelum meninggalkan dirinya sendiri. “Carilah keluarga Algibran di Jakarta. Sampaikan nama Ayah dan tinggal lah dengan mereka, belajarlah di sana dan bahagia.” Membuat Arbel dengan berat hati meninggalkan sanak saudara dan kerabat di Yogya untuk pergi berpetualang di Jakarta. Ares Algibran, cowok ber IQ hampir 200 yang saat ini sedang menempuh pendidikan kedokteran, mengikuti jejak Ayah, Ibu serta leluhur keluarganya. Keluarga dokter paling terkenal di Indonesia, pemilik Rumah Sakit bergengsi di Jakarta, keluarga Algibran. Pintar, tampan, kaya, atletis dan lain-lain. Dalam kata lain, Ares adalah definisi sempurna. Hanya satu kelemahannya, sikap arogan dan dingin yang gak ketulungan. Membosankan dan cuma tahu bagaimana menghabiskan waktu untuk belajar. Serta kelakuan kakunya yang tidak bisa mengungkapkan perasaan sebenarnya. Gawatnya, Arbela malah jatuh cinta pada pandangan pertama. “Saya boleh panggil kamu mas?” “Ga.” “Saya boleh berangkat bareng?” “Ga.” “Mau saya buatin teh?” “Hmm.” Bagaimana jika mereka di haruskan bertunangan karena perjanjian masa lalu dan wasiat Ayah Arbela? “Saya mau kamu pura-pura gak kenal saya di kampus, dan jangan pernah kasih tahu siapa-siapa kalau kamu tinggal di rumah saya, apa lagi ngaku-ngaku kamu tunangan saya.” Bagaimana jika Ares yang menentang dan bersikap bodo amat kepada Arbel malah berbuat ‘kesalahan’ yang mengharuskannya bertanggung jawab? “Satu tahun. Buat saya jatuh cinta sama kamu dalam waktu satu tahun. Kalau bisa, saya akan lanjutkan pertunangan ini ke jenjang yang lebih serius.” Ares yang sadis dan Arbel yang Masokis. Bisakah Arbel memenangkan cinta Ares dan mendapatkan pertanggung jawaban yang semestinya?

Lihat lebih banyak
Hello Tunangan (Indonesia) Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Vie Junaeni
Vie hadir... suka...
2021-04-27 19:56:59
1
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-16 09:09:40
2
user avatar
Indri Antika
nexttttt akakkkk, semangat
2021-03-12 12:35:37
2
default avatar
Pembacabiasa
lanjuuuuut
2021-03-12 12:33:09
0
user avatar
Aya
ayo kak next, semangat ya
2021-03-10 11:02:00
0
user avatar
Rinia
kakak, Rinia datang! semangat!!!
2021-03-06 20:09:14
0
user avatar
Nady
ini keren banget sih ceritanya!😭
2021-03-05 19:52:15
0
user avatar
Indah
Jogja ya. Cintaku dong😂 Semangat yokk
2021-03-05 13:59:55
0
user avatar
DIHNU
Jangan gantungin pembaca ih.
2021-03-05 03:05:24
0
user avatar
Ailana Misha
I can't wait for the next chapter kak... semangat👍
2021-03-05 00:26:00
0
user avatar
Pida golan
Alur cerita yang sangat menarik, semmgat buat kelanjutannya kak🥰
2021-03-04 17:07:47
0
user avatar
Aryani
please lanjut dong kaka
2021-03-03 23:22:51
0
default avatar
Pembacabiasa
Lanjut terus kaaaak, semangat ya, terlanjur suka Ares nih huhu
2021-03-03 22:20:12
0
user avatar
Crearuna
hei barbel 😄😄😄
2021-03-03 22:00:12
0
user avatar
Vera Farhan
lanjut ya💪
2021-03-03 12:46:28
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
31 Bab
1. PROLOG
Barbela Manda, nama kerennya Arbela, nama guyonnya Barbel.Datang dari Yogyakarta dengan sepucuk surat wasiat dari Almarhum sang Ayah sebelum meninggalkan dirinya sendiri.“Carilah keluarga Algibran di Jakarta. Sampaikan nama Ayah dan tinggal lah dengan mereka, belajarlah di sana dan bahagia.”Membuat Arbel dengan berat hati meninggalkan sanak saudara dan kerabat di Yogya untuk pergi berpetualang di Jakarta.Ares Algibran, cowok ber IQ hampir 200 yang saat ini sedang menempuh pendidikan kedokteran, mengikuti jejak Ayah, Ibu serta leluhur keluarganya. Keluarga dokter paling terkenal di Indonesia, pemilik Rumah Sakit bergengsi di Jakarta, keluarga Algibran.Pintar, tampan, kaya, atletis dan lain-lain. Dalam kata lain, Ares adalah definisi sempurna.Hanya satu kelemahannya, sikap arogan dan dingin yang gak ketulungan. Membosankan dan cum
Baca selengkapnya
2. Hello Jakarta
“Carilah keluarga Algibran di Jakarta. Sampaikan nama Ayah dan tinggal lah dengan mereka, belajarlah di sana dan bahagia.”      “Dek, keretanya wis sampe.”     Aku mengerjapkan mataku, menguap sebentar dan meregangkan tubuhku. Cahaya tajam dari jendela kereta terasa menusuk-nusuk mataku, ku usap mataku dan ku tengok sekitarku. Di sampingku ada seorang ibu-ibu yang sedang membereskan barang bawaan di bagasi atas kursi.     Eh? Ibu ini siapa ya?     Aku di mana ya? “Kamu yang bener di sana ya, Nduk. Jangan lupain yang Bibi sama Bapakmu ajarin di sini.”“Kamu beneran harus pergi toh, Bel? Sedih aku.”“Inget yo, Bel! Lanang-lanang di Jakarta tuh jahat kaya di sinetron! Tunggu aku pasti nyusul kamu ke sana yo, Bel.”     Tiba-tiba kilas ingatan perpisaha
Baca selengkapnya
3. The Algibrans
TING TONG    “Ekhem ekhem.” Aku berdeham pelan, merapikan rambutku dan menepuk-nepuk rokku yang sepertinya kusut. Sudah dua kali ku tekan tombol bel rumah ini, tapi sama sekali belum ada tanda-tanda balasan dari dalam.    Hihi, setelah insiden tadi aku masih termenung di stasiun, mengingat pria super tampan tadi yang sukses membuat jantungku berdegup kencang. Tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 2. Dengan panik aku mecari jalan keluar yang ternyata salah dan memutari jalan di stasiun untuk sampai di terminal terdekat.    Di depanku sudah ada sebuah pintu dengan gantungan kayu yang bertuliskan A1/08.    Iya! Saat ini aku sudah sampai di depan rumah Algibran. Rumah yang terlihat sangat mewah dari luar. Bukan hanya rumah ini saja, tapi seluruh rumah di komplek ini terlihat sangat mewah. Bahkan saat ak
Baca selengkapnya
4. Ares Algibran
Nama: Ares Algibran.Usia: 21 tahunPekerjaan: Mahasiswa Universitas AdiwarnaJurusan: Kedokteran, tahun ke 3.Kelebihan: Jenius, tampan, badan proporsionalKekurangan: Sikap macam kulkas dan setan     Aku menaruh pulpenku di samping diary yang baru saja ku tuliskan hal-hal yang ku tahu tentang Ares setelah 3 hari tinggal di sini.    Singkatnya, Ares itu buruk.    Sudah 3 hari sejak Tante dan Om Algibran (Karena tidak mungkin lagi ku panggil Nyonya dan Tuan, serta ada kemungkinan Ares akan membunuhku jika mereka ku panggil Mama dan Papa, maka aku memutuskan memanggil mereka Om dan Tante) menjelaskan tentang perjanjian yang dia dan Ayah buat.    Sebelum Ayah menin
Baca selengkapnya
5. Gentle
"Jarak 1 meter."    Arbel cemberut, memundurkan kakinya beberapa langkah, menjauhkan dirinya dari Ares yang sedang berjalan di depannya sambil melihat pemandangan kota Jakarta.    Mereka sedang berjalan menuju stasiun MRT terdekat, tadi Ares ngotot ingin naik kereta saat Ayahnya menyuruh untuk mengantar Arbel menggunakan mobil."Aku nanti kumpul sama teman-teman. Jadi pulang bisa nebeng dan dia bisa pulang sendiri."    Sebenarnya Arbel tidak masalah, toh katanya jarak dari rumah ke kampus pun tidak terlalu jauh, yang buat Arbel mencebik sebal adalah kata-kata terakhir Ares yang hanya bisa di dengar olehnya."Biar bisa pulang pergi sendiri dan gak ngerepotin."    Arbel cemberut saat mengingat perkataan Ares. Sungguh tidak adil dia bertemu dengan Ares saat melihatnya melakukan pekerjaan suci dan dengan senyum lembut menenangkan terhadap orang sakit. Kan Arbel jadi jatuh hati duluan
Baca selengkapnya
6. Mabuk
  Malam sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Di luar sedang hujan lebat dan suara petir bersambar terdengar sejak tadi. Beruntung rumah Algibran semi-kedap suara, membuat Arbel yang biasanya gugup ketika hujan kini bisa tertidur nyaman dengan penghangat ruangan dan selimut yang nyaman.  Laras dan Rangga malam ini tidak akan pulang karena memiliki shift malam di Rumah Sakit, menyisakan Arbel, Aya dan Andre di rumah untuk makan malam bertiga.  Tadi sore pun Ares tidak pulang karena ada acara makan malam di luar dengan teman-teman. Arbel sebenarnya ingin menunggu Ares sampai pulang, tapi Arbel tidak tahu nomor telpon Ares untuk menanyakan kapan kira-kira akan pulang, itu juga belum tentu Ares akan memberi tahunya, atau bahkan mungkin akan langsung memblokir nomornya. Jadi Arbel langsung pergi tidur karena kejadian-kejadian kemarin cukup melelahkan baginya.    Cklek.  Pintu rumah terbuka, menampakan Ares yang memegangi kepalan
Baca selengkapnya
7. Healing (Kesempatan)
    Tik Tok    Tik Tok     Bunyi jam dinding terdengar menggema di kamarnya, Arbel mengeratkan pegangan pada selimut yang sedang menyelimuti tubuhnya. Keringat mengalir di pelipisnya, kepalanya berputar dan matanya benar-benar berat akibat menangis seperti orang gila.    Dia sudah meminum obat demam yang juga memberikian efek mengantuk pemberian Tante Laras. Dia juga sudah mencoba tertidur, tapi yang muncul di mimpinya malah kenangan buruk yang sudah 4 tahun ini coba dia lupakan.    "Ayah....."    Arbel bergumam gusar, meringkuk di dalam selimutnya.    "Arbel takut yah..." Arbel meringis, mengingat sang Ayah yang ketakutan setengah mati saat kejadian itu terjadi.    Arbel ingat saat Ayahnya menangis, meminta ampun secara diam-diam kepada almarhumah Ibu sambil memandangi fotonya. Sehancur perasaan Arbel karena insiden itu, lebih hancur l
Baca selengkapnya
8. Respect
    Arbel terkikik, kakinya di tendang-tendangkan ke meja didepannya. Pikirannya masih teringat-ingat kejadian di jembatan penyebrangan dua hari yang lalu. Sudah dua hari berlalu sejak saat itu, Ares memang masih menjadi Ares yang seperti biasanya, dingin dan galak. Tapi Ares tidak lagi mencak-mencak tentang pertunangan mereka.    Ah Arbel senang sekali, pipinya sudah sakit karena terlalu sering senyum-senyum sendiri dua hari ini."Aaaaah, hmmmm.."  Gumam Arbel masih dengan tampang yang Ares sebut tampang bego.    Pokoknya saat ini Arbel merasa seperti ABG yang baru pertama kali jatuh cinta!"Bel, Arbel!" Sebuah bisikan terdengar di telinga Arbel, membuatnya menatap orang itu dengan pandangan yang sangat tajam."Apa sih?!" Bentak Arbel padanya."Barbela Manda." Arbel menengok ke arah suara lain yang memanggilnya dari depan.    Ups, ternyata Pak Dosen sudah menatapnya dengan pandangan yan
Baca selengkapnya
9. Berduaan Mati Lampu
"Aduuuuh, maaf ya Arbel jadi harus jagain Ares di rumah."     Laras menarik kopernya keluar rumah, diikuti Rangga yang menenteng tas besar dan Andre yang menggandeng Aya untuk berjalan. Di belakang mereka sudah ada Arbel yang tertawa canggung dan Ares yang menguap ngantuk.    Jam sudah menunjukan pukul 4 sore, Laras bilang dia dan Rangga harus pergi ke press conference yang di adakan oleh Ikatan Dokter Indonesia di Bandung. Dan karena sekarang adalah malam minggu, Andre dan Aya akan ikut dan di titipkan di rumah kerabat mereka di sana kemudian lanjut jalan-jalan di kota Bandung keesokan harinya. "Aaaaaah, gak apa tante. Ares gak ngerepotin kok." Ucap Arbel sambil tersenyum malu-malu. Arbel memang berniat untuk jual mahal setelah kejadian kemarin. Tapi kalau ditinggal berdua saja semalaman kan dia jadi berdebar-debar juga."Iya, kamu yang ngerepotin." Kata Ares sambil menatap malas Arbel, memikirkan entah ap
Baca selengkapnya
10. Yusa dan Rasya
"Yusa! Sini!"Yusa menengadah, memandang seorang gadis cilik yang hanya berbeda dua tahun darinya itu dengan bingung. Tangan mungilnya yang sedang merangkai bunga dan ranting kecil terhenti untuk memberikan perhatian penuh pada gadis tersebut."Nda mau!"Yusa menggeleng, tangannya kembali dengan pelan membengkokan ranting-ranting tersebut agar bisa membuat bentuk bulat sempurna.Kesal, gadis tersebut berjalan ke arah Yusa cilik dengan kecepatan hebat.DUKKaki gadis tersebut mendarat tepat di punggung Yusa, membuat Yusa mengaduh kesakitan."Kak Rasya! Sakiiiiiit...." Yusa cemberut, kemudian matanya mulai berair, sedangkan Rasya hanya berdiri dengan menyilangkan tangan di depan dadanya, wajah kesal yang di penuhi luka seharusnya sudah cukup membuat Yusa takut, tapi sedari tadi Yusa terlihat sangat sibuk sampai tidak mau ikut main dengannya."Eeeeeh, anak ganteng mama kenapaaa?"Yusa mengalihkan pandangan ke arah wanita de
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status