Wonderstruck

Wonderstruck

By:  Indah Hanaco  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 ratings
281Chapters
23.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aku sudah tahu apa yang ingin kulakukan dalam hidup ini. Menuntaskan kuliah dan menjadi bankir, sudah menjadi cita-citaku sejak kecil.Hingga aku mengenal Marco yang awalnya kukira cowok berengsek tanpa tatakrama. Siapa yang menduga jika ternyata Marco menyimpan cerita mengejutkan? Cowok ini juga yang membuatku mendatangi tempat dengan berbagai kisah pilu bernama Puan Derana.Marco dan Puan Derana pun mengubah serta membengkokkan cita-citaku dengan drastis. Kover : Adobe Spark Post & Pinterest

View More
Wonderstruck Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
JEMMA JEMIMA
Narasinya cantik banget. Enak banget baca ceritanya, kaya baca buku diary. Good luck author dengan karya lainnya
2023-01-27 01:20:24
0
user avatar
Eneng Susanti
Idenya luar biasa. Ceritanya bagus. Masukin ke pustaka ah
2021-08-29 22:44:05
0
user avatar
naftalenee
Aku suka banget cerita ini aaaaaa😍😍😍😍
2021-04-25 06:57:40
2
user avatar
Indah Hanaco
Halo, kalian. Jangan lupa baca "Wonderstruck" dan masukin perpustakaan, ya. Ceritanya dijamin beda. Meski tokoh-tokohnya tergolong muda, tapi konfliknya adalah hal-hal serius di sekitar kita. Untuk kaum cewek, aku cuma mau bilang. Hati-hati dan selalu waspada.
2021-04-13 13:15:07
9
user avatar
Raifiza27
SEMAKIN KEREN ENGGAK SABAR BACA SELANJUTNYA
2021-04-13 06:04:11
2
user avatar
Theresia Rini S
huhuhu .... langsung hilang percaya diriku. 😭 lanjutkaaaaan komandan!!!
2021-04-02 12:31:16
1
user avatar
Afi
Aku tambahkan perpus dulu ya kakk
2021-03-23 20:34:13
1
user avatar
Afi
Aku tambahkan perpus dulu ya kakk
2021-03-23 20:33:54
1
user avatar
mamat
Kutunggu lanjutannya kakk
2021-03-23 20:25:05
1
user avatar
uday
Udah kubintangin kakk
2021-03-23 20:16:18
1
user avatar
adhi ikromi
Mantap bangats kakk
2021-03-23 20:10:52
1
user avatar
dria
Keren ceritanya nih, semangat Thor
2021-03-23 19:49:29
1
user avatar
Indah Dien
Menarik, aku simpan dulu😍
2021-03-23 19:41:02
1
user avatar
Dian Ayu
Lagi, kak please🙏🙏
2021-03-23 19:35:10
1
user avatar
Yana
Setia menunggu 😭😭
2021-03-23 19:22:33
1
  • 1
  • 2
281 Chapters
Prolog
Namaku Nefertiti Kamelia, biasa disapa Nef. Aku bukan pesohor yang biasa mendapat atensi dari dunia. Aku tak pernah mengunggah video atau membuat status yang viral dan jadi perbincangan di dunia maya. Semua itu bukan diriku.Aku hanya memiliki akun Instagram dengan jumlah pengikut yang sangat minim. Aku bahkan tidak mempunyai akun di Facebook. Intinya, aku cuma gadis biasa yang sedang berkuliah dan tinggal di sebuah kota kecil bernama Pematangsiantar. Pernah dengar? Jika kamu ingin mencicipi makanan enak, datanglah ke sini. Pematangsiantar surganya kuliner lezat. Di sini, kamu akan temukan selai serikaya terlezat di dunia. Apa aku berlebihan? Sama sekali tidak!Akan tetapi, bukan tentang kuliner atau selai serikaya terenak di dunia itu yang ingin kuceritakan kepada kalian. Melainkan hal lain yang menurutku perlu untuk diketahui orang lain. Terutama kaum perempuan di luar sana. Aku bahkan berharap semoga ada hikmah yang bisa dipetik. Karena ternyata ada bagian hidupku y
Read more
Listen to Your Heart [1]
“Hai, Nef! Baru pulang, ya? Kok sesore ini? Biasanya kan kamu hampir nggak pernah kuliah sore,” ucap seseorang.Sapaan basa-basi itu membuat alisku terangkat seketika. Tidak ada orang lain yang dipanggil “Nef” selain aku, Nefertiti Kamelia. Akan tetapi, mengingat siapa pemilik suara, rasanya sangat tak masuk akal jika diriku yang disapa. Karena orang itu bukanlah sosok ramah yang selama ini menjadi teman baikku.“Nef! Dipanggil kok diam aja, sih?” ulang si penanya dengan nada penasaran.Mau tak mau, langkahku melamban dengan mata tertuju ke satu arah. Pada seorang cewek yang sedang duduk di salah satu bangku beton berpayung. Thea, namanya. Sungguh, aku benar-benar tidak yakin jika Thea sedang bicara denganku. Namun karena sekali lagi dia menyerukan namaku, aku pun tahu jika tidak sedang bermimpi.“He-eh, terpaksa. Karena hari ini ada jadwal kuliah yang digeser,” balasku dengan suara tak jelas, antara menjawa
Read more
Listen to Your Heart [2]
Yang paling mencolok, Thea tidak sungkan menyindir hingga menghina orang yang dianggap tak selevel dengannya. Entah siapa yang memberi hak pada Thea untuk bersikap seperti itu. Aku adalah salah satu korbannya. Makanya tadi aku kaget saat dia menyapaku dengan gaya ramah yang sama sekali tak cocok dengan gadis itu.Thea pernah menghinaku dengan kata-kata “cewek berselera rendah” setelah dia tahu bahwa aku suka berbelanja di toko loak. Gadis itu selalu punya kosakata untuk menghina orang lain. “Keterampilan” yang kadang membuatku takjub.“Kamu tinggal di kos-kosan sekeren ini tapi malah hobi belanja di pasar loak. Ck ck ck, seleramu bikin aku merinding.” Itu salah satu hinaan yang pernah dilemparkan Thea ke wajahku. Biasanya, dia masih menambahkan dengan beberapa kalimat lainnya.Aku terganggu, tentu saja. Namun aku memilih untuk berpura-pura tuli, mengabaikan semua kata-kata pedas yang tak pantas itu. Toh, Thea mustahil berubah.
Read more
Joyride [1]
Aku terbangun oleh dering ponsel, meluluhlantakkan tidur lelapku dengan kejam. Masih dengan mata setengah terpejam, tangan kananku bergerak pelan untuk menjangkau benda yang sudah mengganggu itu. Tanpa sengaja, gerakan yang tidak terkoordinasi dengan baik itu malah membuat ponselku terlempar ke lantai.Aku menggerutu pelan seraya memaksakan diri untuk membuka mata dan turun dari ranjang. Gawaiku masih bersuara kencang saat aku berhasil meraih benda itu. Untung saja telepon genggamku tidak rusak. Sambil mengerjap beberapa kali, aku membaca nama kakakku yang tertera di layar ponsel. Nike.Kalau boleh jujur, aku sangat ingin mengabaikan panggilan itu karena rasa kantukku masih memberati mata. Akan tetapi, aku tak bisa melakukannya. Karena kakakku itu takkan berhenti hingga berhasil mendengar suaraku. Nike memiliki kegigihan yang kadang membuatku merasa jengkel.“Kenapa Kakak nelepon jam setengah lima pagi, sih? Ini waktunya tidur untuk manusia normal,”
Read more
Joyride [2]
“Eh, tapi ini serius.” Lita mendadak berdiri dan memerhatikanku lebih saksama. “Gaun ini pasti mahal. Tapi yang jelas, bukan selera Thea. Dia kan ... apa ya?” Kening Lita dihiasi garis samar. “Hmmm ... Thea suka penampilan yang lebih dramatis. Lebih menarik perhatian.”“Alias heboh,” imbuhku. Aku berputar sekali lagi, memerhatikan efek dari pakaian yang kukenakan karena gerakan itu. “Terlepas dari sikapnya yang nyebelin, Thea memang pantas punya banyak fans. Cantik dan bergaya. Apa boleh buat, kita cuma bisa iri,” gurauku.“Tapi aku masih bingung lho, Nef! Kenapa Thea mendadak baik sama kamu, ya?” Lita kembali pada topik penuh misteri itu. Aku pun bertanya-tanya sejak kemarin dan belum menemukan jawaban yang bisa memuaskan hati.“Kamu kira aku tau jawabannya?” Aku mengangkat bahu. Tanganku mulai membuka ritsleting gaun. “Kayaknya soal itu akan jadi misteri besar, Ta! Kamu p
Read more
Linger [1]
Marco Narayana adalah cowok yang duduk di semester tiga fakultas hukum. Menurut desas-desus, cowok itu sempat kuliah di fakultas ilmu pengetahuan budaya hingga tiga semester. Lalu, mendadak Marco meninggalkan bangku kuliah, menganggur selama satu semester sebelum menjadi mahasiswa baru di fakultas hukum. Entah apa penyebabnya.“Mungkin karena Marco baru ketemu passion-nya setelah buang-buang waktu kuliah di fakultas ilmu budaya.” Itu salah satu gurauan yang pernah kudengar. Tentunya dibisikkan di belakang Marco dan teman-temannya.Marco gampang dikenali karena beberapa hal. Yang paling mencolok, kehadiran tiga sahabatnya sejak SMA yang selalu berada di sekitar cowok itu. Levi, Yuma, dan Cliff. Kecuali Levi, yang lain adalah mahasiswa fakultas hukum. Sementara Levi menimba ilmu di fakultas ekonomi. Jika Marco masih semester tiga, teman-temannya sudah duduk di semester tujuh.  Marco adalah cowok yang tergolong pendiam dan hemat kata, cuk
Read more
Linger [2]
“Dari mana kamu dapat gaun ini?” desak Marco setelah aku termangu beberapa detik.Aku pun kembali mendongak. Di depanku, Marco sedang menatapku. Bukan jenis tatapan ramah yang bersahabat. Melainkan tatapan horor yang menjanjikan hal-hal menakutkan. Kepalaku mendadak kosong.“Hei, kamu kok malah memelototiku, sih?” tukas Marco tak sabar. Tangan kanan cowok itu digerak-gerakkan di depan wajahku. Seolah-olah aku setengah tak sadarkan diri.Kalimatnya membuat bibirku secara otomatis melantunkan makian. Kebiasaan lama yang kadang masih sulit untuk diredam. Efeknya, mata tajam Marco membulat. “Kamu bilang apa? ‘Sialan’?” sentaknya galak.Merasa tak ada gunanya berpura-pura, aku menjawab tegas. “Iya. Ada masalah?” Daguku terangkat, menunjukkan sikap menantang. “Kamu seenaknya mengajukan pertanyaan dengan cara nggak sopan. Nggak pakai basa-basi. Apa itu nggak pantas disebut ‘sialan’? Ha
Read more
Zombie [1]
Ubun-ubunku seakan terbakar. Aku tahu, penghargaan manusia paling idiot tahun ini baru saja kumenangkan. Seharusnya aku tak pernah percaya bahwa cewek seperti Thea bisa berubah manis tanpa alasan jelas. Ular selamanya tetap ular. Bahkan meski neraka menjadi sebeku Antartika di musim dingin.Namun, aku tahu jika tak boleh menampakkan emosi walau saat ini meninju wajah Thea adalah pilihan yang sangat menggiurkan. Aku tak mau harus berakhir di kantor polisi dan terpaksa menginap di penjara karena menganiaya anak orang. Karena itu, aku mati-matian berusaha tetap rasional dan menahan diri. Aku tak boleh melakukan kekerasan.Levi menyergah, “Thea, kenapa jadi begini? Seharusnya nggak perlu sampai heboh gini. Masalahnya juga jadi melebar ke mana-mana. Kalau kamu nggak....”“Lev, nggak usah ikut campur!” tukas Thea dengan nada tegas. “Ini nggak ada kaitannya sama kamu. Ini urusanku dengan Marco dan gadis ini,” ucapnya seraya menunjukk
Read more
Zombie [2]
“Hei, sakit, tau! Lepaskan tanganku!” bentak Thea sambil memelototiku. Dia berbalik untuk menghadap ke arahku.“Kamu kira aku ini pengemis? Aku nggak tertarik menerima sumbangan gaun bekas dari cewek sakit jiwa kayak kamu.” Untuk memberi efek dramatis, sengaja kutarik lengan Thea dengan kencang. Hingga gadis itu kembali mengaduh.Julie “Hei! Jangan....”“Kalau kamu berani maju, aku bakalan mencakar mukamu,” ancamku pada Julie. Lalu, aku menirukan kata-kata cewek itu tadi. “Kamu ada benarnya, Julie. Berkat kamu, aku bisa datang ke hotel sekeren ini dan ngerasain pakai baju yang dipesan khusus. Tapi, aku nggak mau ngetop sendirian. Kalian juga harus ikut terkenal. Senyum ya, ke arah kamera. Tuh, orang-orang sedang merekam kita,” kataku dengan nada manis yang palsu.Setelah kata-kataku tuntas, aku melepaskan cekalan tanganku di lengan Thea. Namun, aku masih belum selesai. Aku maju selangkah dengan t
Read more
Ode to My Family [1]
Tahun ini, usiaku mencapai angka 23. Seharusnya, kuliahku sudah kelar. Akan tetapi, aku sempat menganggur usai menamatkan SMA. Setahun penuh aku mengikuti Mama yang pindah ke Perth setelah menikah untuk yang kedua kalinya dengan pria bernama Eddie Trevor.Ayah tiriku adalah pria bule berkewarganegaraan Australia yang berstatus lajang sebelum menikah dengan Mama. Uncle Eddie, begitu aku memanggilnya, kuanggap sebagai pria baik. Lelaki itu menyambut kehadiranku di rumahnya dengan tangan terbuka.Sayang, aku tidak betah di Perth. Niat untuk melanjutkan pendidikan di kota itu makin pupus seiring berjalannya waktu. Semangatku untuk tinggal dan berkuliah di Perth, kian mengempis saja. Hingga aku pun membuat keputusan drastis untuk kembali ke Indonesia.“Kak, aku nggak betah di sini. Aku pengin pulang ke Siantar,” aduku pada Nike, beberapa tahun silam. Dialah orang pertama yang kuminta opini sebelum bicara dengan Mama.“Kenapa? Padahal, kamu ka
Read more
DMCA.com Protection Status