Ujung Koridor

Ujung Koridor

Oleh:  Asmrhmirr  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
16Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Apa jadinya jika seorang gadis pecicilan tiba-tiba jatuh hati pada seorang laki-laki cuek dan susah ditebak? Ini kisah Airin Alexa, gadis pecicilan yang suka main tenis tiba-tiba jatuh hati pada laki-laki pintar dan cuek yang bernama Alvin Nugraha. Lalu bagaimana jika Airin tau kalau Alvin adalah mantan pacar sahabatnya sendiri? Nantikan kisah serunya hanya di Goodnovel tentunya. Jangan lupa buat tambahin ke rak bukunya. Happy Reading guys :)

Lihat lebih banyak
Ujung Koridor Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
corn leaf
Wah, mantan pacarnya sahabat. Hm, jadi galau. Semangat terus nulisnya kakak.
2021-04-08 11:05:59
1
user avatar
Arizumi
Likeee..😍😍
2021-04-07 18:39:27
1
user avatar
Putri Oktaviani
Sinopsisnya menarik sih, kedua tokoh udh bersahabat sejak SD. biasanya bakalan ada apa2nya.. semangattt nulis
2021-04-03 10:44:14
1
user avatar
Asmrhmirr
yuk baca. Ceritanya seru loh
2021-03-18 12:04:34
1
16 Bab
Bab 1
Airin Alexa adalah anak kedua dari dua bersaudara dan tentunya ia adalah anak bungsu dan sangat dimanja oleh Ayah, Ibu, maupun Abangnya (Bang Arkan). Tapi walaupun Airin anak yang sangat dimanja, Bang Arkan justru sangat sering menggoda dirinya. Setiap ia melewati kamar Airin, pasti ia selalu saja menggedor-gedor pintu kamar Airin hingga sang empunya marah. Bang Arkan itu memang sangat jahil pada Airin. Persahabatan antara Airin dan Diva juga tentu perlu kita soroti. Mengapa tidak? Mereka berdua adalah sahabat sejak SD. Segala sesuatu dilakukan bersama, tidak ada yang terlewat sama sekali. Dan diantara mereka jarang sekali ada perselisihan. Perselisihan mereka hanya seputar barang saja dan tidak pernah sampai 2 hari tidak saling menyapa. Rumah mereka berdua juga tidak jauh, hanya dipisahkan oleh satu rumah saja maka tak heran jika setiap hari Diva selalu menginap dirumahnya Airin. Airin selalu mengajak Diva menginap agar Bang Arkan tidak mengganggunya karna Bang Arkan ti
Baca selengkapnya
Bab 2
Airin menuruni tangga dengan buru-buru sambil fokus berbicara dengan seseorang di balik telepon. Ia tampak sangat bersemangat, wajah Airin berseri-seri. "Yaudah, nanti gue ketemu sama Pak Edo. Makasih yah buat infonya," ucap Airin sambil terus fokus menenteng tas miliknya. Setelah obrolan Airin selesai, buru-buru ia segera berlari ke ruang makan untuk sekedar menc*um pipi orang tuanya dan segera berangkat kesekolah. Orang tua Airin tidak terkejut, karna memang setiap pagi Airin selalu seperti ini. Ia tidak suka sarapan, tapi ia tidak pernah lupa membawa bekal dari rumah. Entahlah, ia sangat malas sarapan dirumah. Hari ini Airin pergi diantar oleh supir yakni Pak Yanto. Biasanya Airin akan berangkat bersama Abang nya itu tapi hari ini Airin di tinggal. Mungkin ia ada urusan mendadak di sekolah. Setelah menempuh waktu 15 menit akhirnya Airin tiba di sekolah tapi ia tidak langsung menuju kelasnya ia buru-buru keruang olahraga untuk bertem
Baca selengkapnya
Bab 3
Hari ini Airin tampak sangat bersemangat. Buru-buru segera menemui Pak Edo di ruangannya untuk bertanya perihal lomba yang akan diadakan. Airin melirik Diva yang tengah asik membaca buku.  Airin tidak mau pergi sendiri, "Diva cantik." rayu Airin sambil menyenggol lengan Diva."Kenapa?" tanya Diva ketus sambil terus fokus membaca."Boleh minta tolong gak? Gue pengen ketemu sama Pak Edo tapi males jalan sendiri. Temenin gue yah, Plisssss!!!" mohon Airin sambil menatap Diva ala-ala puppy eyes. Diva menghela nafas panjang, "Lo ganggu aja tau gak. Gue lagi fokus nih. Yaudah deh, ayo buru." Diva bangkit dari kursi dan segera menarik lengan Airin agar jalannya cepat. "Yeyy, makasihhh sayang," ucap Airin sambil tertawa dan Diva hanya memutar bola matanya malas. Airin memang terkadang sangat menjengkelkan, ia selalu saja mengganggu momen belajar Diva. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke ruangan Pak Edo. Saat Airin
Baca selengkapnya
Bab 4
Airin pulang kerumah dengan perasaan kecewa. Ia membuka pintu rumah dengan wajah muram, tidak seperti biasanya. Arkan yang tengah asik menonton Tv segera melirik wajah Airin. Ia tau kalau saat ini suasana hati Airin buruk dan ia tidak ingin mencari masalah. "Dah makan?" tanya Arkan basa-basi. Airin hanya menjawabnya dengan menggeleng lalu ia segera duduk di sofa samping Arkan dan mulai mengacak-acak rambutnya sendiri. "Gimana sayang? Kamu lolos apa nggak?" tanya Ibunya tiba-tiba. Airin tidak menjawab, ia memilih untuk diam dan segera bangkit untuk menuju kamarnya. "Tadi Arkan dapet info dari Diva kalau katanya Airin gak lolos masuk turnamen mah. Makanya mukanya masam gitu." ucap Arkan pada Ibunya. Ibunya hanya menatap punggung Airin yang sedang menaiki tangga itu menuju kamarnya. "Airin pasti kecewa banget, kamu jangan gangguin dia yah. Awas aja. Minggir dulu sana, mamah pengen nonton suara hati istri." Mamahnya buru-buru menggeser bad
Baca selengkapnya
Bah 5
Alvin pun bangkit dari kursinya, ia menatap Diva lekat-lekat lalu setelah itu mengalihkan pandangannya pada Airin. Tatapan Alvin terlihat sangat beda pada keduanya. Ketika Alvin menatap Diva ia benar-benar menatapnya lekat-lekat tapi berbeda dengan Airin, ia hanya dilirik saja lalu mengedarkan pandangannya ketempat lain. Mungkinkah Diva dan Alvin ada hubungan spesial???"Gausah banyak omong. Cepet ajarin gue tenis." ucap Alvin datar. Sontak Diva mendengar nya dengan tidak percaya. Alvin mau latihan teniss??? Kenapa?"Kan ada Rian. Kenapa harus minta tolong sama Airin?" sahut Diva cepat. Airin buru-buru menyenggol lengan Diva. "Bukan urusan lo." jawab Alvin santai. Alvin langsung beralih dan menjauh, ia membuka jaketnya dan menyisakan kaus putih yang menutupi bagian dada bidangnya. Airin pun dengan segera melepaskan tasnya dan cardigan miliknya lalu membuntuti Alvin di arah belakang. Airin tampak sangat bahagia karna sedekat ini dengan Alvin. 
Baca selengkapnya
Bab 6
"Mau ngomongin apa?" tanya pria itu. Diva terdiam cukup lama. Pria ini tidak berubah, ia selalu saja mendesak seseorang. Sedangkan Diva? Ia tentu bingung harus menjawab apa. Bagaimana bisa ia mengatakan tujuan aslinya mengajaknya bertemu "Gue mau bahas soal Airin!" sahut Diva setelah terdiam cukup lama. Pria itu tidak menjawab, ia bingung harus menjawab apa. "Kenapa harus bahas dia? Dan lagian lo bisa langsung ngomong disini aja kan?" pria itu bingung, kenapa Diva mau membicarakan hal yang menurutnya tidak penting. "Gue ga bisa. Gue ada urusan!" tolak Diva cepat,"Kalau lo mau, lo langsung datang aja nanti. Gua tunggu lo disana." tambah Diva. Diva tidak ingin mendengar penolakan dan dengan cepat ia berlalu dan meninggalkan kelas itu lalu menyusul Airin di kantin. Diva yakin Airin belum selesai dengan kegiatan sarapannya itu.Saat melihat Airin yang tengah asik makan ia menggelengkan kepalanya, tingkah Airin memang terbilang seperti anak TK ya
Baca selengkapnya
Bab 7
Hari ini Airin tampak sangat bersemangat, entah kenapa. Ia bahkan sampai lupa berpamitan pada kedua orangtuanya dan abangnya. "Airin!" teriak Arkan sambil berusaha menarik tangan Airin. "Apa sih bang?" Airin sangat kesal, kenapa sih pagi-pagi abangnya selalu saja mengganggu. Arkan tidak menjawab, ia terdiam cukup lama hingga membuat Airin benar-benar kesal. "Apaan bang? Ish buang-buang waktu Airin aja tau gak?! Kalau mau nyari Diva, noh dirumahnya sono. Airin ga tau." Airin belum mendengar jawaban apapun dari Arkan ia langsung pergi begitu saja dan menuju mobil. "Galak amat sih." ucap Arkan membatin. "Airin mana?" tanya Papahnya yang baru saja selesai sarapan. "Udah berangkat dluan Pah, diantarin sama Pak supir tadi. Yaudah Arkan pamit juga yah, buru-buru mau ke kampus." setelah pamitan Arkan segera menuju ke garasi untuk mengambil motor sportnya dan berangkat ke kampus. Ini merupakan tahun pertama A
Baca selengkapnya
Bab 8
Sedari tadi Airin tidak pernah mengalihkan pandangannya dari wajah Alvin. Pria itu benar-benar tampan. Alvin yang menyadari akan hal itu berbalik arah dan menangkap manik mata Airin. Tatapan mereka bertemu. Tapi Airin langsung memutuskan sambungan matanya. Ia salting. "Lo yakin mau deketin Airin cuma buat Diva cemburu Vin?" tanya Dion. Ia sebenarnya tidak setuju akan hal itu karna itu pasti akan menyakiti hati Airin. "Yah iya, cara itu satu-satunya yang bisa buat Diva cemburu." jawab Alvin santai."Lo gak pikirin perasaan Airin sedikit pun Vin? Lo tau gimana sakitnya dia kalau tau semua ini lo lakuin buat sahabatnya?" Rian mulai berbicara. Ia sangat kesal pada sahabatnya yang satu ini. Demi mendapatkan satu perempuan ia harus menyakiti perasaan perempuan lain."Ya jangan sampai Airin tau lah!" ucap Alvin memperingatkan, "Gabakal terjadi apapun kalau kalian ga ngomong sama dia." tambahnya lagi."Lo gila sih." Rian seperti sudah sangat kesal.
Baca selengkapnya
Bab 9
Hari ini hari yang sangat baik bagi Airin. Ia pulang diantar Alvin, dan juga ia diberi buku novel oleh Alvin. Perempuan mana yang tidak senang coba jika diperlakukan seperti ini. "Yaudah, aku pulang dulu yah." ucap Alvin lembut."Iya,... Kamu... Kamu hati-hati dijalan yah Vin." Alvin hanya mengangguk pelan lalu menurunkan kaca penutup helmnya dan pergi. "Cieee..." "Hah? Bang Arkan? Bang Arkan ngapain disini?" ucap Airin panik. "Kenapa emang? Ini kan rumah gua juga. Tadi lu dianterin siapa?" tanya Arkan pada Airin. Airin langsung mncubit lengan Arkan keras. Arkan selalu saja mengganggu. "Temen Airin. Emang kenapa sih? Bang Arkan kepo deh!" Airin segera masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan ucapan Arkan."Denger dulu ey. Gua ngadu nih." Airin berdecak kesal. Kenapa sih ia selalu saja seenaknya seperti ini. "Apaansi bang ihh?" Airin benar-benar kesal. "Yaudah iya maaf. Masuk dah kamar istir
Baca selengkapnya
Bab 10
Setelah Airin keluar dari kelas, ia memutuskan untuk  duduk di bangku yang berada di lorong korodir. Ia duduk sambil memperhatikan kakinya yang sedari tadi ia goyang-goyangkan. Ia terlihat benar-benar gusar. Ia masih memikirkan Diva, apa tadi ia sudah sangat keterlaluan? Tidak. Ini sudah benar bukan? Airin berhak marah. Kenapa tidak boleh?!"Apa gue udah keterlaluan yah tadi sama Diva? Tapi ini udah bener kan? Gue berhak marah untuk hal ini. Au ah gua pusing!" Airin mengusap wajahnya kasar. Yah walaupun ia kesal tapi tidak seharusnya ia bicara kasar pada Diva toh Diva habis jatuh makanya Alvin nganterin 'kan? Tapi kenapa harus pegangan tangan sihhhh?!"Kamu marah?" suara itu sangat Airin kenal. Suaranya yang berat sudah bisa Airin ketahui kalau itu adalah Alvin. Ia melirik Alvin sekilas lalu mengalihkan tatapannya. "Kamu ngapain kesini?" tanya Airin ketus. "Ya terserah aku dong. Kan ini tempat umum, semua siswa boleh kesini termasuk aku. Maaf
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status