My Ex Boss

My Ex Boss

Oleh:  Yuli F. Riyadi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
51 Peringkat
52Bab
93.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alyra Morena (25 tahun), wanita yang bekerja sebagai staf finansial di sebuah perusahaan multinasional. Dengan kemampuan yang terbatas soal tetek bengek keuangan, membuat dirinya tidak betah bekerja di perusahaan tersebut. Terlebih lagi ia bekerja di bawah tekanan manajernya–Herdy (29 tahun) yang super galak dan menuntut segala kesempurnaan di setiap kerjanya. Beruntungnya, ia bertemu seorang general manager yang selalu menolong bernama Reksa(33 tahun). Dari sini perjalanan cinta gadis yang gemar memasak itu dan sang GM dimulai. Namun, saat cinta tumbuh Reksa malah resign dari perusahaan tanpa Alyra tahu. Di sisi lain, orang tua Alyra berniat menjodohkannya dengan anak teman mereka. Alangkah terkejutnya Lyra ketika tahu siapa yang dijodohkan dengannya itu.

Lihat lebih banyak
My Ex Boss Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
TRD Simulator Game
hahaha..... keren thor critanya, lucu jg si Alyra. simpel & gk bertele-tele alurnya
2024-03-26 10:20:24
1
user avatar
putra broo
trus ceritanya hardy kenapa hilang ingatan si lyranya
2021-08-07 13:51:25
1
user avatar
Maisaroh Maisaroh
suka jalan ceritanya
2021-08-04 15:56:51
2
user avatar
Ruby♡
Plotnya bagus banget thorrr, makin penasaran dengan kelanjutan ceritanya ♡♡♡ Guys jangan lupa mampir di ceritaku berjudul "Hello Ms.Joa!" Genre: Romance, Manipulatif, Mafia, Crime, Mystery. Semoga terhibur ya~~~...
2021-07-31 10:34:39
2
user avatar
Umy Pretty
suka ceritanya
2021-07-30 03:52:50
2
user avatar
Yuli F. Riyadi
Halo Readers My Ex Boss yang budiman. Jangan lupa baca cerita keduaku di GoodNovel dengan judul "My Hottest Man" Yuk dukung dan ramaikan. Salam Sayang.🥰
2021-07-23 08:41:03
0
user avatar
keikonadim
belum bisa move on dari Alyra-Reksa Thor, baca ulang...😂
2021-07-22 14:35:44
1
user avatar
mammy.jihan
ini juga keren
2021-07-20 20:47:11
1
user avatar
Nanoy
bagus ceritanya..
2021-07-15 06:54:27
3
default avatar
dewirahma1707
kereeeennn
2021-07-06 15:49:22
2
user avatar
farhanyazid17
aku mampir lagi, masih tetap seru meski baca ulang 🎉
2021-07-05 19:24:48
2
user avatar
Mimi Papap
seru lucu my ex bos nya
2021-07-02 20:13:17
3
user avatar
Daffin Damara
wow keren sobat ku alur ceritanya
2021-07-01 23:25:16
2
user avatar
petrikoppa
yuhuuu.... baca ulang dong lgi dong gw... meskipun dah tamat. Lucu soalya🤭❤️
2021-06-27 13:44:29
1
user avatar
Maryam Albaar
Lyra pura2 pingsan drpd malu dicium Reksa dpan umum.. sesuatu deh Reksaa... 🤭🤭🤭
2021-06-25 07:39:48
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
52 Bab
1. First Time
Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam. Lampu-lampu sudah mulai dipadamkan. Hanya beberapa meja yang masih tampak terang. Itu artinya, penghuni di dalamnya masih ada. Namun, satu per satu akhirnya ikut padam juga. Kecuali, lampu di dalam sebuah ruangan yang pintunya bertuliskan General Manager.Penghuninya masih tampak sibuk membolak-balik lembar demi lembar kertas kerja yang berada di tangannya. Sesekali mengerutkan kening, menggeleng, dan menggerak-gerakkan bibirnya.Bunyi bel sudah dari tadi terdengar. Itu artinya pergantian sif malam sudah dimulai.Reksa Abimana, masih betah berada di atas kursi putarnya. Seolah ada masalah pelik yang membuatnya belum juga keluar dari ruang kerja. Hingga sebuah ketukan terdengar pun ia tidak merespons. Seorang gadis berpenampilan menarik memasuki ruang kerjanya."Ada apa, Na?" tanya Reksa tanpa menoleh dari fail di hadapannya."Pul
Baca selengkapnya
Tengsin
Hari ini, Reksa makan siang di kantin perusahaaan yang terletak di samping gedung kantor. Entahlah, ada suatu dorongan tertentu yang membawanya ke mari. Tadinya, ia akan makan siang di luar. Namun, berhubung jam makan siang hampir habis, ia pun memutuskan pergi ke tempat yang lebih dekat saja. Dan seperti dugaannya, menu di kantin juga lumayan enak. Ia memilih duduk sendiri di salah satu bangku kantin. Menikmati makan siangnya dengan santai. Hingga sebuah desisan terdengar."Pstt... Pstt..."Reksa menghentikan kegiatan makannya, mencari dari mana asal bunyi yang sangat mengganggunya itu. Ternyata itu berasal dari belakang meja makannya. Lyra pelakunya. Gadis itu ada di sini. Reksa menggerakkan dagunya seolah bertanya ada apa. Gadis itu kemudian berjalan menunduk, memindahkan piring makannya ke meja Reksa, lalu duduk di hadapan laki-laki itu. "Hai," sapa Lyra lantas duduk tanpa segan sedikit pun. Reksa ter
Baca selengkapnya
Reksa Abimana
Di tempat duduknya, Lyra masih tidak tenang dengan kejadian makan siang tadi.  Sesekali ia memijat keningnya sendiri. Baru sebulan di sini, tetapi suasana tak nyaman sering menyerang. Semakin menambah tingkat rasa ketidakbetahannya di kantor ini. Lyra menarik napas berat. "Habis makan siang kok muka lo kusut gitu sih, Lyr?" Lyra mendongak, Mita rekan kerja di kubikel sebelah melongok. Lyra melirik wanita berponi itu. Mita lumayan lama kerja di sini. Dia pasti tahu perihal GM bertampang bule itu."Mit, lo tau tampang GM kita?" tanya Lyra."Sure. Siapa sih yang nggak tau si ganteng itu." Matanya Mita berbinar."What?" Bukan itu jawaban yang Lyra mau. "Kenapa? Apa lo  ketemu Pak Reksa?"Lyra tak menjawab, ia memutar-mutar bola mata. "Sebaiknya lo nggak usah liat,  ntar lo jatuh cinta." 'Idih? Hellow? Gue udah liat, dan biasa aja tuh'. Lyra membatin. Yang ada dia malah tengs
Baca selengkapnya
Kena Semprot
Tubuh Lyra menggeliat di atas tempat tidur. Rasa-rasanya puas sekali ia tidur malam ini. Pelan ia memicingkan mata, mengangkat badan, lalu merenggangkan otot-otot yang terasa pegal. "Lyra! Bangun!"Teriakan ciri khas Alfa, abangnya dari dapur terdengar. Lyra langsung menengok jam dinding. Tahu artinya apa jika abangnya sudah berteriak sekeras itu. "Gawat."Buru-buru ia turun dari tempat tidur, menyambar handuk, dan masuk kamar mandi. Bisa dipastikan hari ini ia akan terlambat. Lima belas menit kemudian, Lyra sudah bersiap pergi bekerja. Namun sialnya, ia sudah ditinggal  Alfa. Ia semakin telat.Lyra buru-buru keluar rumah,  bersamaan dengan itu ponselnya berbunyi. "Udah bangun belum sih?" Suara Alfa di sana bertanya."Kenapa  lu ninggalin gue sih bang ?!" Lyra bergegas menuju jalan besar."Sorry, gue juga telat.""Nggak usah telpon! Bikin kesal aja!"Lyra mematikan po
Baca selengkapnya
Lembur
Pukul setengah enam sore,  Herdy keluar dari ruangannya. Kantor tampak lengang. Para karyawan sudah pulang lebih dulu. Ia melihat ke arah meja di mana Lyra berada. Wanita itu masih ada di sana. Ia melangkah mendekatinya. Lyra terlihat sibuk dengan keyboard dan layar komputernya. "Apa belum selesai juga?" tanya Herdy. Wanita itu  bergeming, tak peduli dengan kehadiran Herdy. Lelaki  itu menghela napas. "Apa kamu lembur?" tanya Herdy lagi.Lyra menatap sekilas. "Iya, Pak,"  jawabnya lalu kembali ke layar di hadapannya. "Apa perlu bantuan?"Tangan Lyra berhenti mengetik sejenak. Ada apa? Tidak biasanya bos kampret itu menawarkan bantuan. "Tidak perlu, Pak.""Kamu tak perlu lembur kalau capek.""Lalu keesokan paginya Bapak akan memarahi saya begitu?"Herdy menelan saliva. Sebegitu horornya ia di mata wanita itu? Tapi kinerja staf satu ini memang jauh dari kata puas menurutnya. 
Baca selengkapnya
Perkara Bayaran
"Satu ciuman mungkin cukup."Lyra terbelalak. Kakinya menegang. Otaknya langsung merespons dengan memerintahkan reaksi pada beberapa bagian tubuhnya, termasuk jantungnya yang kini berdebar. Saraf pendengarannya terlalu sensitif, hingga bagian otaknya yang disebut talamus, sangat cepat menerima sinyal, lalu diteruskan ke amigdala yang mengeluarkan senyawa glutamat, yaitu zat kimia yang digunakan sel saraf untuk mengirim sinyal rasa takut ke sel lain. Refleks mukanya memucat. Lyra merasa terjebak. Sekali singa tetap saja singa. "Bagaimana, Nona Lyra?" tanya Reksa mencondongkan badannya ke depan mendekati Lyra. "Maaf itu... Anda gila ya, Pak?" Di luar dugaan, Lyra malah membalas pertanyaan bosnya dengan pertanyaan yang membuat Reksa memicingkan mata. Reksa menarik kembali tubuhnya. Menempelkan punggung kesandaran kursi. Senyum jahilnya terukir melihat Lyra yang terus saja menunduk. Dalam keadaan seperti itu pun, Lyra mas
Baca selengkapnya
Hampir saja
Pertama, Lyra  melumuri ikan gurame segar yang sudah dibersihkan  dengan bumbu  jadi yang tadi ia beli. Lalu, ia akan mendiamkannya beberapa saat agar bumbu itu meresap. Kemudian,ia memisahkan beberapa sayuran secukupnya dan bersiap untuk mencucinya. Melihat kesibukan Lyra di dapur, Reksa berinisiatif ingin membantunya."Apa yang bisa kubantu, Nona?" tanyanya melangkah ke dapur. "Bapak bisa me–""Reksa, " potong Reksa cepat."Okeh Rek–" sangat aneh. "Saya tidak biasa, Pak.""Biasakan.""Ini Ba–eh, kamu cuci saja sayuran ini, lalu potong-potong." Lyra menggigit bibir bawahnya. Di pertemuan pertama padahal Lyra dengan mudahnya menyebut 'kamu-kamu' pada lelaki di sampingnya ini. Kenapa sekarang dirasa begitu sulit?"Oke.""Saya akan menanak nasinya dulu." Ia lantas meninggalkan Reksa untuk mencuci beras.*Beberapa menit kemudian.*"Selesai," seru Reksa membuat Lyra menoleh. Sedetik ke
Baca selengkapnya
Kedatangan Mama dan Papa
Herdy keluar dari sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari apartemen milik Reksa, diikuti seorang wanita di belakangnya. "Itu mobil Reksa 'kan?" tanya wanita yang kini sedang berada di samping Herdy.Herdy kontan menoleh, mengikuti arah pandang wanita itu. Iya, itu betul mobil Reksa yang baru keluar dari tower apartemennya. "Eh, sama cewek, siapa ya? Pacarnya? Wah, ada kemajuan si bos," celetuk wanita itu lagi. Mata Herdy kembali menajam ke arah mobil Reksa. Wanita yang ada di samping kemudi Reksa itu... Lyra. Refleks tangannya mengepal. Entah kenapa ia tidak suka melihatnya. "Habis ngapain ya mereka di sana? Wah, Reksa sekali dapat cewek mainnya langsung ke apartemen." Wanita itu terus berkomentar dan tertawa. Mendengarnya membuat telinga Herdy memanas. "Bisa diam nggak kamu, Syilla?!" bentak Herdy. Wanita yang dipanggil Syilla itu segera menghentikan tawanya. "Cepat masuk mobil," perintah Herdy. yang lang
Baca selengkapnya
Bekal Makan Siang
Lyra menatap sebuah tas bekal makanan yang kini sudah ia letakkan di atas meja. Menimang-nimang, apa yang sudah ia lakukan? Pagi tadi sebelum berangkat bekerja, ia menyibukkan diri membuat bekal makan siang juga sarapan pagi. Dan kali ini, ada mama yang membantu.Meskipun ia masih terus tidak habis pikir pada dirinya sendiri, tak ayal dirinya sangat menikmati mengingat wajah Reksa saat lelaki tampan itu dengan lahap memakan hasil masakannya.Hingga kini, dua kotak bekal makanan telah saling bertumpuk di meja kerjanya. Satu untuk dirinya, dan satu untuk GM berparas menawan itu. Bunyi interkom di meja kerja Lyra berdering, membangunkan lamunannya. Ia segera meraih gagang telepon. "Ya, Pak," jawabnya."Ke ruangan saya sekarang." Herdy di sana memerintah."Baik."Ada apa lagi ini? Apa laporan tadi pagi yang ia serahkan salah? Laporannya kemarin yang mengerjakan GM-nya langsung, mana mungkin salah? Lyra mengetuk pintu r
Baca selengkapnya
Perjodohan
Malam ini, gara-gara Alfa yang tidak bisa ikut makan malam,  mood mama jadi kacau. Sepanjang jalan mengomel tak mau berhenti. Lyra sampai bingung karena mama juga selalu bilang ini acara penting. Mama mau bertemu sahabat lama mama katanya. Awalnya, Lyra pikir cuma makan malam bersama keluarganya saja, ternyata mama juga mengundang temannya. Mereka bertiga sudah berada di meja makan yang bisa menampung delapan orang. Meja itu sudah direservasi terlebih dahulu oleh orang bernama ... tadi mama bilang siapa?  Ira kalau tak salah. Wajah mama kembali sumringah, saat tak berapa lama ada seseorang yang menyapanya. Lyra sendiri masih sibuk membuka buku menu bergambar makanan yang kelihatannya lezat-lezat, sambil berpikir bagaimana cara membuat masakan seperti itu? Huh,  dasar tukang masak. "Lyra bangun. Lihat! siapa yang datang. Tante Ira. Kamu masih ingat 'kan?" tanya mama meraih lengan Lyra. Gadis itu refleks berdiri menyambut kedatangan I
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status