My Husband's Secret

My Husband's Secret

By:  HENY PU  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
42 ratings
117Chapters
25.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menikah karena kesepakatan? Itulah yang dijalani Aldric Andrian dan Fathimah. Aldric hanya butuh keturunan, tapi siapa sangka dia malah jatuh dalam pesona Fathimah. Gadis sederhana yang mengikat Aldric dengan kasih sayang. Takdir, begitu Fathimah menyebutnya. Dia tidak menyangka jika laki-laki lumpuh yang menjadi suaminya. Laki-laki kaku dan dingin, yang berubah menjadi manja. Laki-laki penuh rahasia. Romantisme sesaat yang mereka berdua jalani. Nyatanya, telah menghadirkan ikatan kuat di antara mereka. Status Aldric yang tidak di ketahui Fathimah, membuatnya seringkali dalam bahaya. Pernikahan yang akan menyeret Fathimah dalam pusaran permainan tingkat tinggi. Dalam ketidaktahuannya, dia adalah tumbal dalam kesepakatan antar ketua mafia di masa lalu.

View More
My Husband's Secret Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
rizky novitasari
Ceritanya bagus kak.. Walaupun Ian punya kekurangan tp otaknya jenius sekali. Ditunggu kelanjutannya yaa kak
2022-06-29 20:17:49
2
user avatar
Sunny Zylven
Amzing! Next Thor!!!!
2022-02-07 03:49:23
1
user avatar
Natalia Bee Prasetya
Bagus banget ini Kak Pur. Kebiasaan buka bab random. Klo ketemu bagus keep. Layak dikeep.
2022-02-03 14:52:35
1
user avatar
Ar_key
karya keren tentang sosok mafia yang lumpuh. Semoga istrinya dapat menerima segala kekurangan darinya. Meskipun awal pernikahan yang kurang bagus.
2022-01-28 23:05:48
1
user avatar
Mia Prahartina
halo mba Heny, kok sudah lama gak up ? rating bintang sudah 10 loh
2021-11-28 09:32:34
1
user avatar
Hareudang
Fafa di oper sana sini sm laki2. di tiduri sm yg BKN suaminya padahal fafa org yg pake hijab. kayak gmna gitu rasanya org berhijab di grayangi laki2 sana sini
2021-10-22 17:21:07
1
user avatar
HENY PU
Halo kakak semua, terima kasih sudah meluangkan waktu dan koin untuk membaca kisah Aldric Andrian dan Fathimah binti Ruslan. Silakan tinggalkan jejak di coment ya ....
2021-09-17 12:34:49
0
user avatar
song kim
kasian bgt fafa
2021-08-29 18:39:51
3
default avatar
miabidan
pada saat penyusup 1, dokter cris yg masuk atau si sander sih ?
2021-08-28 18:11:39
1
user avatar
Theresia Rini S
kisah yang nggak biasa. sebuah dark romance yang memiliki pilihan kata cerdas! good work!
2021-08-18 14:24:25
1
user avatar
Kymo
Bagus kakk,
2021-08-12 19:45:35
1
user avatar
Asri Rahayu
takdir tak bisa ditolak, kak, lanjut ya thor, i like
2021-08-12 10:18:06
1
user avatar
Jun
cerita bagus, semangat, Kak.
2021-08-11 21:50:28
1
user avatar
whome
Good story', belum bisa tebak nih endingnya. semangat dong up nya ya
2021-08-10 15:52:50
1
user avatar
Ervin Warda
ceritanya seru, jadi penasaran sama kelanjutannya. semangat nulisnya, kakak
2021-07-29 19:01:08
1
  • 1
  • 2
  • 3
117 Chapters
1. Kecelakaan
Sebuah bangunan megah dengan high safety di ibu kota, yang setingkat dengan Istana Presiden. Adakah yang seperti itu? Tentu ada. Seperti itulah gambaran kediaman Andrian, yang luas dan asri dengan arsitektur bergaya Victory. Arsitektur yang sarat makna: tangguh, angkuh, dan berkelas sekaligus. Kediaman yang lebih tepat disebut sebagai mansion. Seperti itulah penampakan dari luar, mansion Andrian.   Hal itu, tidak berlaku untuk bagian dalam mansion. Setiap ruangan luas dan hanya diisi beberapa perabotan, itu pun terletak di sudut ruangan. Terlihat sangat minimalis dan modern. Mansion selalu lenggang, seolah-olah tidak berpenghuni. Mansion sebesar ini, hanya di tempati oleh seorang Andrian saja. Sedangkan sehari-hari Andrian lebih banyak menghabiskan waktu di kamar utama.   Kamar utama sangat luas, bahkan bisa disebut rumah dalam rumah. Bagaimana tidak! luasnya saja 20mx25m. Kamar ini berfungsi
Read more
2. Mencari Informasi
Rusdi dan Tini tidak menyadari, jika percakapan malam ini turut didengar Ian. Saat ini Ian sedang tersenyum puas di atas ranjang. Ian sendiri tidak menyangka jika dia mengajukan syarat konyol itu. Tapi tidak apa-apalah. Ian tersenyum menyeringai.***Kota KediriKeesokan hari, selepas sholat subuh di masjid yang ada di komplek rumah sakit. Fafa berdiam diri sejenak, memperhatikan perawat yang mulai lalu lalang membagikan peralatan mandi pasien. Fafa bangkit dan bersegera melangkah kembali ke ruang inap San.Drettt dretttPonsel Fafa bergetar. 'Paklik Di!' seru Fafa dalam hati. Fafa langsung berhenti, kemudian bersandar di tiang yang ada di lorong rumah sakit. Segera saja menggeser tombol gagang telpon warna hijau "Assalamu'alaykum, Paklik," sapa Fafa."Wa alaykumusalam, Fa," jawab Rusdi."Bagaimana Paklik?" tanya Fafa sedikit tidak tenang."Alhamdulillah, Fa. Untuk biaya San sudah ada tinggal kirim saja
Read more
3. Memberi Kabar
'Apakah aku sudah mulai tertarik padanya!' batin Ian. Tidak semudah itu! aku harus memastikan seperti apa dia. Senyum seujung bibir langsung tampak di wajah Ian. Bukan senyum yang bisa melelehkan hati, lebih tepatnya senyum menyeringai. Ian menoleh dan mendapati Rusdi sedang menatapnya. Entah bagaimana reaksi Rusdi mengetahui dia mencari informasi tentang Fafa."Sudah?" tanya Ian singkat."Sudah, Mas Ian. Berkas yang kemarin, dan paket sudah datang. Semua sudah siap di lab," jelas Rusdi. "Hhmm," dehem Ian sembari melajukan kursi roda secara otomatis mendekati pintu lab. Sebelum memutar handle pintu, Ian menoleh pada Rusdi."Paman, nanti siang tidak usah ke sini. Waktu makan malam saja!" perintah Ian."Siap Mas Ian. Paman undur diri." Rusdi langsung keluar dari kamar utama. Seperti itulah Ian jika sudah mulai aktifitasnya di dalam lab. Dia bahkan pernah berhari-hari tidak keluar kamar untuk menyelesaikan eksperimennya.
Read more
4. Kesepakatan
"Kamu tu Dik! Kakak pulang dulu!" pamit Fafa."Iya Kak, fii Amanillah,""Aamiin.""Kak, jangan lupa nanti operasi San pukul 20:30 WIB," ujar San."Iya ... iya .... Adik bawel!" jawab Fafa jengah. San langsung mendengus mendengar ucapan Fafa."Assalamu'alaykum," lanjut Fafa."Wa alaykumusalam." Fafa langsung keluar dari kamar inap San. Waktu sudah menunjukkan pukul 16:15 WIB. Waktu yang lumayan lama untuk pulang membersihkan rumah sebelum kembali ke rumah sakit selepas isya.Fafa segera menuju ke area parkir sepeda motor. Melajukan pelan sepeda motor tua peninggalan ayahnya. Perjalanan tidak terlalu lama, karena jarak rumah dengan rumah sakit hanya tiga km.Sesampainya di rumah, Fafa langsung membuka semua jendela, menyapu, dan mengepel lantai. Pekerjaan selesai menjelang maghrib. Setelah membersihkan diri, Fafa istirahat sembari membalas chat beberapa pelanggan loundry. Fafa menawarkan, apakah diantar atau diamb
Read more
5. Penjelasan
Ian sendiri sudah tidak tahan untuk tertawa. Akhirnya pecah juga tawa menggelegar. Apa katanya! terima kasih! Ha ha ha benar-benar lucu. Ian tidak menyadari bahwa nama Fafa sudah membuat dia tertawa berulangkali walaupun dengan interaksi yang sangat minim. Bagaimana jadinya jika Fafa benar-benar hadir dihadapannya, sepanjang waktu berinteraksi. Bukankah julukan gila akan semakin melekat pada dia. Sepertinya Fafa adalah oase yang telah lama didamba jiwa Ian.***Kota KediriSekarang ini, tepat dua hari setelah operasi lutut Ikhsan. Hasil operasi sejauh ini bagus dan tidak ada keluhan. Siang ini, Ikhsan di perbolehkan pulang dan kembali lima hari lagi.Fafa menuju ke bagian kasir untuk menyelesaikan semua biaya perawatan. Antrian tidak terlalu banyak, setelah menunggu 20 menit. Semua sudah selesai, segera Fafa menuju ke kamar inap Ikhsan. Dari kejauhan, tampak adiknya duduk di depan kamar inap ngobrol dengan Hisyam."Assalamu'alayku
Read more
6. Kebimbangan
Ian menatap kedua kakinya. Senyuman lagi dan lagi nampak diwajahnya. Sudah 20 tahun terakhir tidak merasakan apapun. Beberapa hari ini merasakan nyeri walaupun samar. Apakah mulai ada tanda-tanda syarafnya bekerja kembali. Hidung Ian mencium aroma tidak sedap. Padahal tadi sore sudah keluar sangat banyak. Ian segera menekan tombol. Tak berapa lama Rusdi datang tergopoh-gopoh.Tok tokPintu langsung terbuka lebar."Mas Ian!" "Paman ...!" Rusdi yang sudah paham, langsung mendekati Ian. Membantu pindah ke ranjang dan langsung melepas popok yang dikenakan. Rusdi membersihkan BAB dan BAK yang tercampur. Sebenarnya sudah ada kursi roda khusus untuk BAB dan BAK. Akan tetapi dengan kondisi Rian yang lumpuh total mulai dari pinggang sampai kaki, tentu saja alat itu kurang efektif digunakan. Jadi tetap menggunakan popok sehari-harinya."Paman kenapa beberapa hari terakhir seperti ini!" keluh Ian."Mas Ian ...," suar
Read more
7. Menjemputmu
"Baiklah, jika begitu. Besok paman akan menjemputmu dan Ikhsan. Fa, apakah kamu tidak ingin bertanya lagi tentang siapa mas Ian itu. Apalagi hari Senin kemarin, paklik kirimkan fotonya!""Nggak Paklik, ada apa?" tanya Fafa balik."Ini mengenai kondisi fisik mas Ian," jawab Rusdi."Oh ..., Fafa kira ada apa Paklik. Bagi Fafa, Paklik merestui pernikahan ini sudah cukup. Kalau untuk masalah fisik, Fafa menerimanya dan tidak ada masalah untuk itu," ucap Fafa yakin. Rusdi langsung terdiam mendengarkan perkataan Fafa. "Halo ..., Paklik ...!" panggil Fafa."I-iya Nduk," jawab Rusdi tergagap."Kenapa Paklik diam! apakah ada masalah lain?" tanya Fafa."Nggak ada. Ya sudah, Paklik tutup ya. Assalamu'alaykum,""Wa alaykumusam, Paklik Di."Rusdi memutuskan panggilannya kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Tini terus memperhatikan suaminya itu. 'Ada apa dengannya, setelah bicara dengan Fafa kenapa termenung begitu,'
Read more
8. Perjalanan
Nun jauh di sana. Di sebuah ruang rahasia. Percakapan paman dan kedua keponakannya juga didengarnya dengan sangat jelas. Senyum tipis menghias wajahnya, turut mendengarkan obrolan itu. Menyeramkan katanya. Dia geleng-geleng mendengarnya. Dasar bocah.Segera laki-laki itu keluar dari ruang rahasia. Menutup kembali pintunya. Mengunci dengan menekan tombol yang ada di bawah terminal listrik yang ada di belakang meja rias. Perlahan dia bergerak mendekati jendela kaca. Menatap taman yang ada di samping kamarnya. Ada begitu banyak hal yang sedang coba ditelaahnya dalam diam, sekarang ini. Siapapun jelas tak bisa menebak bahwa akan banyak keputusan besar penuh kejutan yang dibuatnya beberapa hari ke depan. Malam semakin larut, tapi lihatlah dia, tetap diam ditempat semula. Dingin dan sepi adalah teman dalam diamnya hingga kini.***Keesokan harinya Aktifitas di rumah Fafa sudah dimulai menjelang subuh. Setelah menyelesaikan sholat subuh dan membaca
Read more
9. Mengamatimu
Tampak taman buatan mendiang ibunya. 'Ibu, ayah, Ian akan menikahi perempuan itu. Ian tidak tau, apakah benar atau salah. Ian hanya merasa saat itu harus menikahinya. Ian berharap langkah Ian ini tidak salah. Ian hanya tidak ingin keturunan Andrinof berhenti pada Ian. Ibu, ayah, tolong restui Ian,' kata Ian dalam hati.Kereta api Gajayana telah sampai di Jakarta. Rusdi segera menghubungi Anto-sesuai perintah Ian kemarin sore. Ternyata, Anto sudah ada di parkiran. Segera saja, ketiganya keluar dari area stasiun. Anto terus memperhatikan Fafa, sembari membantu memasukkan koper ke bagasi mobil. 'Jadi, gadis ini calon istrinya Mas Ian. Tidak kusangka ternyata masih sangat muda,' batin Anto.Tidak butuh waktu lama untuk sampai di kediaman Andrian. Jarak tempuh selama 20 menit, karena kondisi jalan yang belum terlalu ramai. Setelah memasuki area kediaman Andrian. Ikhsan berdecak kagum."Kak, ini rumah apa istana?" tanya Ikhsan s
Read more
10. Tentang Dia
"Baiklah sekarang bulik akan bercerita sedikit tentang Mas Ian. Mungkin Fafa mau tanya apa?" "Bulik cerita saja," jawab Fafa."Tuan Muda Aldric Andrian adalah putra tunggal mendiang Tuan Andrinof dan Nyonya Anya. Keluarga Tuan Andrinof mengalami kecelakaan saat Tuan Muda berusia 10 tahun. Tuan dan Nyonya tidak selamat dalam kecelakaan itu, hanya Tuan Muda yang selamat. Maaf, dengan kondisi cacat." Tini diam sejenak, sembari memperhatikan Fafa yang menyimak penjelasan Tini dengan seksama."Setelah kecelakaan itu, Tuan Muda- yang biasa dipanggil Tuan Muda Ian. Beliau menolak dipanggil Tuan Muda, dan menyuruh kami semua memanggilnya dengan Mas Ian. Sejak saat itu, Mas Ian sangat berubah sikap dan perilakunya. Paklik dan Bulikmu ini awalnya juga kaget. Akhirnya, kami memaklumi perubahan itu. Sungguh tidak mudah, menjadi yatim piatu di usia 10 tahun. Apalagi kondisinya saat itu kurang baik." Fafa mengangguk membenarkan perkataan Buliknya itu."Lalu bagaimana sa
Read more
DMCA.com Protection Status