Terjerat Hasrat

Terjerat Hasrat

By:  Frank R  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.2
48 ratings
47Chapters
203.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ketika hasrat akan perempuan tak pernah tercukupi dengan seorang perempuan saja, Arya Wibisana, arsitek berumur 35 tahun, bertualang dengan banyak perempuan meski ia sudah memiliki istri yang manis bernama Vina Anisa. Seorang istri yang merelakan dirinya menjadi bagian dari petualangan cinta lelaki yang dicintainya. Petualangan yang kadang melibatkan perannya agar tak menghalangi langkah Arya. Vina merelakan suaminya untuk bercinta DENGAN PEREMPUAN LAIN TAPI TIDAK MEMBAGI CINTANYA. Mungkinkah hal tersebut dilakukan, atau jangan-jangan, keputusan Vina akan menjadi awalan dari sebuah malapetaka?

View More
Terjerat Hasrat Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Riska 18
dsni critanya 2 perawan. tp yg lebih pantas d blg perawan kok lebih mengarah ke nita soalx ada darah perawannya. beda dgn cecil. cuma sempit doang
2022-11-24 23:08:20
0
user avatar
-heztieprast-
ending nya kurang greget, arya bgtu jg kan krna istri nya yg nyuruh2
2021-12-05 23:23:05
1
user avatar
Ali Usman Pohan
baru bab 2 udah coin
2021-11-16 18:27:03
1
user avatar
Anies
lanjut terus thor...
2021-10-24 01:32:48
1
user avatar
Dewa Amour
Salut buat yang nulis. Pengalaman anda luar biasa Om..
2021-09-23 13:14:02
4
default avatar
leojadid99
kapan lagi
2021-09-14 22:30:38
0
user avatar
Widhy Poetri
di tunggu up nya ka...
2021-09-12 21:00:29
2
user avatar
Widhy Poetri
up nya kangan lama2 ka,
2021-09-12 13:16:36
2
user avatar
Fen Kong
sangat menarik
2021-09-10 21:54:20
0
user avatar
May Sumarna
untuk pembelajaran hidup sangat bagus mau tau mereka berakhir seperti gimana terutama vina
2021-09-10 06:58:26
1
user avatar
Angel
knp ndk update update nihh.. keburu lupa dan keburu bosan dgn critax
2021-09-05 15:15:17
3
user avatar
Haji Komarudin
ceritanya ok..
2021-08-31 22:46:56
1
user avatar
Ali Rabani
mantap, tp lama updatenya
2021-08-30 08:43:58
0
user avatar
joyvand
jadi panas ...
2021-08-28 14:04:15
0
user avatar
Suliani Sue
terbaik....................
2021-08-14 15:13:02
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
47 Chapters
1. Tertarik
Sedan hitam berjalan pelan memasuki halaman sebuah rumah yang tampak asri. Tidak terlalu besar, tetapi terlihat mewah. Seorang lelaki tampan turun dari mobil itu. Dialah Arya Wibisana, seorang arsitek berumur tiga puluh lima tahun. Langkah-langkah kakinya yang panjang menapaki ruangan yang tampak sunyi. Tak seorang pun terlihat di sana. Arya membawa langkahnya menuju kamar tidurnya. Tubuhnya terasa lelah setelah seharian bekerja di kantor. Selain bekerja pada sebuah konsultan arsitektur besar, Arya juga memiliki sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang yang sama, arsitektur. Dia menjalankan perusahaannya di sebuah studio yang terletak di sebelah rumahnya. Sepulang dari kantor, Arya biasanya mampir ke studionya. Memeriksa pekerjaan yang dilakukan para karyawannya. Memang dia tidak seharian berada di studionya. Para karyawannya bisa diandalkan untuk menangani berbagai pekerjaan desain rumah tinggal atau gedung-gedung kecil lainnya. Begitulah kese
Read more
2. Mengerti
Sejak sebelum menikah, Arya telah berterus terang tentang kondisinya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Vina bisa memahami dan menerima keadaan Arya. Hanya saja Vina mengajukan syarat agar Arya tidak akan pernah memadu dirinya. Arya boleh suka dengan perempuan lain, tetapi tidak sampai terlibat hubungan cinta. Boleh berhubungan intim dengan perempuan lain asal jangan main perempuan nakal dan terus terang dengan Vina. Sejauh ini, Arya pernah beberapa kali tergoda dengan perempuan lain, tetapi belum sampai ke hubungan intim, hanya sebatas jalan bareng lalu berlanjut ke ciuman dan rabaan. Vina sangat mengerti keadaan Arya. Dia tidak memiliki hasrat sebesar yang dimiliki suaminya. Namun, Vina sudah berusaha keras untuk memuaskannya. Kadang, Arya begitu bernafsu sehingga dia menyetubuhi Vina berkali-kali dalam sehari semalam. Sebagai istri yang baik, Vina selalu menuruti kemauan suaminya agar bisa terpuaskan. Tak jarang, Vina terlalu lelah meladeni kemauan suami
Read more
3. Berbagi
Arya semakin meninggi. Vina mengerti kalau Arya sudah ingin masuk ke tahap selanjutnya. Dia berinisiatif terlentang di kasur lalu Arya mengangkangi perut Vina. Tangan Vina perlahan menarik milik Arya lalu diletakkannya benda itu di celah antara dua payudara montoknya. Kedua tangan Vina mendorong kedua belah payudaranya, menjepit milik Arya lalu mengurut benda itu dengan kedua belah payudara montoknya. Payudara Vina yang sangat sensitif ikut merasakan sensasi luar biasa saat mengurut benda itu. Sensasi itu membuat selangkangan Vina berdenyut-denyut seolah kontak dengan payudaranya. Arya yang semakin bernafsu ikut bergerak maju mundur menggesekkan miliknya di jepitan payudara Vina. Gerakan Arya semakin cepat dan itu membuat Vina menggelinjang kenikmatan. Kedutan di selangkangannya semakin menjadi-jadi. Desahan-desahan nafsu meluncur dari mulutnya yang membuat Arya semakin bernafsu. Arya merasakan gejolak yang mendesak. "Sayang, aku hampir sampai," bisik Arya di
Read more
4. Peluang atau Jebakan?
Arya memandang dirinya di depan cermin. Sudah rapi. Dengan kemeja lengan pendek bermotif kotak-kotak dan celana jin, penampilannya tampak kasual. Begitulah penampilannya saat pergi ke kantor. Atasannya tidak pernah keberatan dengan penampilannya. Arya membalikkan tubuhnya. Dicangkingnya tas kerjanya ke ruang tengah lalu dia menuju ruang makan untuk sarapan. Setiap pagi Arya biasa pergi kerja pukul tujuh pagi sementara Vina biasanya berangkat lebih telat karena jam kantornya memang sedikit lebih siang. Seperti biasa, Vina menyiapkan sarapan pagi buat Arya lalu menemaninya sarapan pagi. Setelah Arya berangkat kerja, barulah Vina berganti pakaian dan bersiap pergi ke kantornya. Mereka berdua sudah biasa seperti itu. Berangkat kerja masing-masing dengan mobil masing-masing. Setelah Arya berangkat, Vina bersiap untuk mandi. Tanpa sadar, dia memikirkan apa yang bakal terjadi antara suaminya dan sahabatnya pagi ini. Dia bertanya-tanya apakah Vera bisa menggoda Arya.
Read more
5. Berani
Untuk beberapa saat, mereka berdua saling pandang. Suasana yang agak canggung sampai nada dering berbunyi dari ponsel Vera. Vera melihat sekilas nama pemanggil di ponselnya. "Maaf, Kak. Aku angkat telepon dulu," ujar Vera. "Istrimu nelepon," katanya lagi sambil meninggalkan kamar. Diam-diam, Arya bereusaha keras mencuri dengar. Namun, dia tidak bisa menebak dengan jelas apa yang dibicarakan istrinya dengan Vera. Sekilas Arya mendengar Vera mengatakan bahwa Arya sudah sampai sekitar lima belas menit lalu. "Aku pinjam dulu suamimu, ya," seru Vera mengakhiri obrolan singkatnya dengan Vina diikuti senyum penuh makna. Arya sempat menoleh ke arah Vera ketika dia mengatakan itu. "Vina ngomong apa sama kamu tadi?" tanya Arya ketika Vera senyum-senyum masuk ke kamar. "Biasalah, nanya apa suaminya sudah sampai ke mari," jawab Vera. "Terus kenapa kamu bilang pinjam suaminya?" Vera tidak menjawab melainkan hanya tertawa kecil. Arya tersenyum melih
Read more
6. Sang Sutradara
Seuntai senyum manis tampak menghias wajah sang perempuan. Meskipun demikian, itu tak membuat tubuh Arya berkurang ketegangannya. Rasa malu, bersalah, berkhianat, dan takut bercampur baur menjadi satu di pikirannya. Dia merasa seakan dirinya adalah seorang maling yang terpergok sedang menjarah barang curiannya. Dengan santai, perempuan itu melangkah mendekati Vera yang terbaring dengan tubuh telanjang. Dikecupnya pipi Vera diiringi senyum manisnya. Vera hanya membalas senyum perempuan itu tanpa mampu berbuat lebih banyak. Tak urung perasaannya berkecamuk karena perempuan itu mendapatinya sedang terlentang telanjang bulat dan di selangkangannya ada suami perempuan itu yang juga telanjang bulat sedang mengerjainya. Sesaat kemudian, perempuan itu bergeser ke arah Arya. Tanpa melepas senyumnya, dia kecup pipi Arya dengan lembut. Arya tetap mematung tanpa tahu harus berbuat apa. Pipinya serasa keras kaku menerima kecupan perempuan itu. "Teruskan aja permainan kali
Read more
7. Berbagi
Vina sudah terbiasa mendapatkan sensasi itu karena begitulah kebiasaan Arya. Sesaat kemudian Arya pun mengalami ejakulasi. Dipeluknya erat tubuh Vina dan ditekannya miliknya dalam-dalam ke rongga kewanitaan Vina. Mereka berpelukan erat menuntaskan sensasi klimaks yang baru saja mereka capai. Deru napas mereka mulai mereda. Perlahan, Arya mencabut miliknya dari kewanitaan Vina. Arya bergeser ke arah Vera yang sudah terlentang bersiap menerima serangan Arya. Hal yang pertama Arya lakukan adalah mencium bibir Vera. Ciuman itu saling balas dengan panasnya. Milik Arya seperti biasanya masih tegang meski baru saja mengalami ejakulasi. Di tengah cumbuan panas itu, milik Arya semakin tegang mencapai puncaknya. Arya berpindah menempatkan dirinya di antara selangkangan Vera. Dipegangnya miliknya sendiri dan diarahkannya ke pusat sensitif Vera. Gesekan-gesekan milik Arya bermain di muara milik Vera yang basah. Vera mulai menggelinjang kegelian bercampur nikmat.
Read more
8. Rutinitas
Arya pamit kepada dua wanita yang barusan ditidurinya setelah menghirup kopi yang tadi disuguhi Vera yang sudah dingin karena ditinggal lama. "Aku ke kantor dulu, ya," ujar Arya kepada keduanya. Dikecupnya kening Vina penuh kasih sayang. Arya juga sempat mencium pipi Vera. Ketiganya tersenyum lalu Arya meninggalkan Vina melanjutkan obrolannya dengan Vera. "Eh ... kamu gak jemput Seno?" tanya Vina yang baru sadar sambil melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul sebelas kurang lima. "Pagi tadi aku sudah bilang Mela, adikku, untuk menjemput Seno dan membawanya ke rumah Ibu," jawab Vera. Arya masuk ke mobilnya untuk mengambil Laser Distance Meter. Alat pengukur jarak itu akan digunakannya mengukur jarak yang dibutuhkanya untuk merancang bangunan Vera yang sudah dijanjikannya tadi. Sesaat kemudian, Arya sudah sibuk mengukur jarak-jarak yang dibutuhkanya di belakang rumah Vera. Setelah selesai, dia masuk ke mobilnya dan ber
Read more
9. Bernyanyi
Nita muncul lagi di ruangan Arya. "Pak, Cecil minta waktu untuk menemui Bapak." "Suruh dia masuk!" jawab Arya. Nita kembali ke luar dari ruangan Arya dan berganti Cecilia yang kini masuk menemui Arya. "Silakan duduk!" kata Arya ketika Cecilia muncul di hadapan Arya. "Apa kabar kamu?" tanya Arya ketika Cecilia sudah duduk di hadapannya. "Baik, Pak," jawab Cecilia agak formal karena dia belum dekat dengan Arya. Selama ini cuma sering berbasa-basi secara sopan ketika ketemu Arya. "Aku dengar kamu bersedia membantu proyekku, ya?" tanya Arya lagi. Meski sudah tahu dari Tomo, tetapi Arya ingin mendapatkan jawaban langsung dari Cecilia. "Betul, Pak. Pak Tomo sudah menyampaikan tawaran Bapak dan saya bersedia. Mungkin saya bisa kerja di studio Bapak sampai sekitar jam sembilan malam setelah pulang dari sini." Cecilia sekalian menanyakan beberapa detail dari pekerjaan yang akan dikerjakannya. Arya menjelaskan secara rinci dan mi
Read more
10. Ketegasan
Sore itu berlalu dengan manis. Inah pamitan pada Arya dan Vina untuk pulang. Dia setiap hari datang jam enam pagi dan pulang sekitar jam lima sore. Jam pulang Inah tergantung pada Vina. Kadang Vina masih minta bantu Inah untuk mengerjakan sesuatu dan membuatnya pulang lebih telat. Kalau Arya ke luar kota, Inah diminta Vina menemaninya di rumah. Tugas Inah bukan hanya sekedar mengurus kebutuhan dan kebersihan di rumah itu. Karena kecerdasan dan keterampilannya, Vina menganggap Inah sebagai orang yang bisa dia andalkan di rumah sebagai asisten pribadinya. Sesekali Vina minta Inah membantunya kalau sedang ada pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Vina melatih Inah untuk bisa mengerjakan sesuatu menggunakan laptop. Setidaknya Inah sudah pandai mengetik dengan komputer jika diminta Vina membantunya mengetik laporan. Di rumah itu, ada kamar yang memang disiapkan khusus buat asisten rumah tangga. Sebuah kamar berukuran sedang dengan perabotan yang memadai. Kamar itu tak s
Read more
DMCA.com Protection Status