The Magic of Love

The Magic of Love

By:  Indah N.A  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
8Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Apa yang terjadi ketika kau tak menyukai seseorang tapi selalu menyatakan cinta pada orang itu? Rumor bahwa Irene sudah ditolak selama 10 tahun. Ia adalah gadis yang tak suka bertingkah manis pada siapapun. Namun setiap ia bertemu Aron, pria populer di sekolah, Irene tiba-tiba bersikap manis di depannya. Meski ia membenci Aron, namun setiap hari ia menyatakan cinta padanya. Meski Aron selalu kasar padanya. Sebuah kalung yang ia pakai selama 10 tahun mengendalikan Irene sehingga ia bersikap manis dan bahkan menyatakan cinta pada Aron. Meski saat ia ingin melepas kalung itu namun kalung itu akan tetap berada di lehernya. Namun ia tak tahu ketika ia berhasil terlepas dari sihir, masalah baru menghampirinya.

View More
The Magic of Love Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Lia Auliya
ceritanya next kak
2021-05-08 13:44:29
2
8 Chapters
Part 1
Pletak!Kotak makan siang yang kusodorkan ke Aron seketika jatuh dibantingnya. Kari ayam dan beberapa sayuran yang kubuat untuknya itu kini berserakan di lantai. Para siswa yang berlalu lalang di depan kelas tentunya memandangi kami dengan tatapan heran.
Read more
Part 2
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Gina sambil berbisik pelan. Dia adalah teman sebangku ku yang super menyebalkan. Sekeras apapun aku jujur padanya dia juga takkan tahu apa yang sebenarnya kukatakan. Namun malah menciptakan rumor permanen yang kuanggap seperti sebuah kesialan. Jika ditanya siapa yang menyebarkan rumor palsu bahwa aku menyukai Aron selama sepuluh tahun. Maka orang itu adalah Gina. Gadis cantik berambut panjang namun sangat polos.“Aku baik-baik saja,” balasku santai. Jika karena ditolak aku tak merasa buruk akan hal itu. Tapi jika soal dipermalukan di hadapan banyak orang aku sangat marah. Tunggu saja pembalasanku.“Huhu, aku gak tahan lagi. Aku tahu kamu nggak baik-baik saja. Tapi kamu berusaha untuk tidak membuatku khawatir. Kamu memang sangat baik,” katanya dengan nada seperti sedang menangis. Entah dia benar-benar nangis atau hanya dibuat-buat. Dia memang seperti itu, ratu drama yang buruk.“Aku nggak bohong kok!” aku berusaha meyakin
Read more
Part 3
Aku berusaha keras menahan rasa kantukku selama Pak Umar menjelaskan materi pelajaran sejarah. Namun mataku terpejam sekian kalinya, kepalaku terjatuh tanpa sadar. Lalu terduduk sambil menopang dagu.Pak umar hendak membagikan kelompok setelah menjelaskan materi. Aku bersikap tak peduli. Satu harapanku agar tak sekelompok dengan Arojn ataupun Viona. Karena itu akan sangat membosankan bagiku.“Kelompok satu adalah Viona, Aron, dan...” pak Umar menggoyangkan jarinya lalu menatap telitih setiap siswa yang memperhatikannya kecuali aku. Matanya terhenti menatapku.“IRENE!”“Hah?” aku terbangun dari rasa kantukku dan terlihat bingung. Terbayangkan betapa melelahkan hariku ini. Apakah hidupku tak lepas dari asupan drama setiap hari?“Irene! Kamu terlihat tak fokus. Aku pasangkan kamu dengan orang yang rajin dan pintar agar kamu bisa fokus seperti mereka. Jika kamu tak terbukti bekerja maka bapak takkan beri kamu n
Read more
Part 4
Cuaca dingin pagi ini membuatku menyembunyikan jemariku dibalik lengan panjang jaketku. Para siswa memasuki sekolah sebelum bel jam mata pelajaran pertama berbunyi.Aku mengecek jam dan sekitar lima menit lagi gerbang akan ditutup.Tiba-tiba saja ingatanku beralih pada peraturan sekolah ini. Bahwa siswa yang tak mengenakan dasi saat berada di sekolah akan dikenakan hukuman.Tampak dari gerbang yang jaraknya hanya 10 meter dari tempatku berdiri. Seorang pengawas berdiri dengan kayu rotan tipis di tangannya. Dan jantungku berdegup kencang tak karuan melihatnya. Karena kini aku benar-benar lupa untuk memakai dasi.Seorang gadis pendek dan juga berambut pendek sepertinya bernasib sama sepertiku berdiri di dekat gerbang. Kuputuskan untuk menghampirinya.“Apa kamu juga tak pakai dasi?” tanyaku memulai percakapan.“Iya,” jawabnya dengan suara lembut.Sebuah mobil berhenti di depan gerbang yang mudah ditebak siapa yang akan turun dari mobil itu.
Read more
Part 5
“Gina mana?” tanya Anna seorang siswa yang duduk di depanku sedang memasukkan buku ke dalam tasnya. Aku sedang sibuk memainkan ponsel milikku. Hanya bermain game dengan serius.“Di kantin,” jawabku singkat.“Kok kamu tumben gak sama Gina?” tanya Anna lagi. Aku pun menyimpan ponselku di saku bajuku.“Biasalah! Gina kalau sudah punya pacar, jadi aku ditinggalin,” pekikku dengan nada mengeluh. Anna hanya menertawaiku.“Ya sudah, mau ikut nggak?” ajaknya.“Ke kantin?” tanyaku dengan polos.“Ke toilet,” jawabnya ketus.“Ah nggak mau! Ngapain aku ke toilet. Memangnya aku mau ngapain ke toilet,” bantahku. Tampaknya Anna menatapku geram. “Ke kantin Irene! Nih anak bego banget,” katanya kesal sambil menarik lenganku. Lucu melihatnya seperti itu. Aku hanya tertawa sepanjang perjalanan.****Setiba di kantin, aku menunggu lama Anna yang sedang mengantri. Sedangkan aku memegangi mangkuk bakso berusaha menyei
Read more
Part 6
Terjadi lagi!Sihir kalung ini membuatku berjalan tanpa sadar mengambil payung yang terselip di dekat meja belajarku. Seperti biasa aku hanya pasrah.“Apa ini?” batinku heran. Memang sedang hujan deras di luar. Air hujan yang telah membasahi pepohonan dan tanaman serta bunga yang ada di halaman luas rumah mewah ini.Aku memoyongkan bibirku dan agak kesel membayangkan Aron datang di saat hujan deras seperti ini.“Aku ingin di kamar saja,” keluhku. Namun, aku malah menuruni puluhan anak tangga lalu melangkah keluar pintu besar rumah ini dengan payung di tanganku.Sebuah mobil putih berhenti di hadapanku. Aku membuka payung itu lalu menghampiri mobil itu.Siapa lagi kalau bukan Aron yang aku payungi. Aku bukan bodyguardnya tapi selalu setia saja kalung ini mengendalikanku.Bodohnya lagi. A
Read more
Part 7
Mata Irene tertuju pada foto terletak yang di atas meja disamping tempat tidur Aron. Melihat foto itu, tiba-tiba terlintas dipikirannya tentang masa kecilnya.Itu adalah foto Irene kecil yang sedang berdiri di depan Aron. Mereka dulunya sangat dekat. Entah mengapa Irene bisa lupa alasan Aron bertindak kasar dan sering kali mengabaikannya padahal kala itu mereka layaknya seorang sahabat dan sulit dipisahkan. Aron bahkan selalu menjaga Irene setiap waktu.Pertanyaan yang hingga saat ini belum juga ia temukan jawabannya.Mengapa Aron tiba-tiba membenciku?.Namun, hal yang membuat Irene terkejut lagi karena ia masih menyimpan foto itu.Irene mengambil foto itu yang terletak diatas meja. Dan mengamati fotonya.“Aku cantik juga yah,”Selembar foto kecil yang melekat di belakang bingkai foto terjatuh di depan kakinya. Lalu berjongkok dan awalnya melihat foto itu tak membuatnya merasa ada hal aneh. Hanya foto Aron yang masih kecil
Read more
Part 8
“Baiklah anak-anak, sampai disini dulu materi yang bapak berikan. Jangan lupa tugas yang bapak kasih dikerjakan dan dikumpul tepat waktu minggu depan,” kan Pak Herman setelah mendengar suara bel istirahat berbunyi.Irene yang fokusnya teralihkan pada seorang gadis yang duduk di bawah pohon rindang.Pandangannya tak lepas dari arah jendela hingga Pak Herman meninggalkan kelas.Ia berlari menghampiri gadis itu tak lain adalah Naura yang sedang memegang sesuatu namun ketika Irene menghampirinya. Naura segera menyembunyikannya.“Apa yang kau lakukan?”“Irene? Aku hanya menonton teman kelasku bermain bola,” tak heran Naura sedang mengenakan seragam olahraga. Irene Pun mengamati Dion yang mahir bermain basket.
Read more
DMCA.com Protection Status