Budak Cinta Mrs. CEO

Budak Cinta Mrs. CEO

Oleh:  Vazio Nove Doiz  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
35 Peringkat
53Bab
17.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

21+Awas ketagihan!Hart dipaksa menelan pahitnya kehidupan sejak usia 10 tahun setelah ayahnya yang merupakan pangeran dihukum mati karena tuduhan pengkhianatan. Hart dan ibunya diusir dari istana, nama mereka dihapus dari silsilah dan catatan kerajaan. 18 tahun kemudian, Hart dewasa diculik dan dipaksa menjadi kekasih seorang wanita cantik, kaya dan masih muda. Hal demikian mungkin dianggap sebagai keberuntungan oleh seorang lelaki, tapi tidak demikian bagi Rainer Hart. Liana menyeret Hart ke dalam hidupnya, dipaksa menjalani status sebagai budak. Namun, siapa sangka kalau ternyata budak itu adalah seorang pangeran.Hart menyembunyikan jati diri dan statusnya hingga akhir. Masuk ke dalam kehidupan Veronica rupanya telah ia rencanakan sejak awal, segalanya telah diatur hingga terlihat seperti sebuah kebetulan. Semuanya demi tujuan balas dendam Hart. Lantas bagaimana dengan perasaan mereka? Apakah cinta akan tumbuh di antara keduanya? Lalu apa sebenarnya tujuan Hart?@vazio092

Lihat lebih banyak
Budak Cinta Mrs. CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Hisa NK
waah ganti cover, makin mantaplah tiap babnya bikin hareudang
2022-03-10 11:15:45
2
user avatar
Lucy
Wah keren kak Zio, Semangat
2022-03-10 07:12:54
2
user avatar
Sandi Kabba
semangat terus menulis novel yang berkualitas
2021-08-15 10:32:41
1
user avatar
Aeris Park
next Kak, semangat 💚💚
2021-07-07 00:28:09
1
user avatar
Perindu Surga
panas.. duh 🙈🙈
2021-06-26 21:38:43
1
default avatar
cyprus.kohler
Lanjut Thooor, kutunggu bab selanjutnya <3
2021-06-26 12:08:54
1
user avatar
seorin writernim
wow bab awal bikin meriang. panas.. panas 🙈🙈🙈🙈🙈
2021-06-22 00:46:59
1
user avatar
Queen Moon
next, semangat
2021-06-15 09:09:29
1
user avatar
Hanazawa Easzy
kereeenn. up lagi kak
2021-06-06 11:26:52
1
user avatar
Gallon
Yg cewe lebih 😘😘😘😘😘
2021-05-27 01:29:38
1
user avatar
Rahmama
Lanjut kak, semangat❤
2021-05-23 08:39:38
1
user avatar
Rahmama
Lanjut kak, semangat❤
2021-05-23 08:39:37
1
user avatar
Rahmama
Lanjut kak❤
2021-05-23 08:38:22
1
user avatar
Rahmama
Lanjut kak❤
2021-05-23 08:38:16
0
user avatar
Rahmama
Lanjut kak
2021-05-23 08:38:08
0
  • 1
  • 2
  • 3
53 Bab
Malam Pertama
Hart mulai sadar perlahan membuka mata, tapi pandangannya terhalang selembar kain hitam yang menutup wajahnya. Hart mencoba menggerakkan tangan kiri guna melepaskan kain yang menghalangi, tetapi tak bisa. Pergelangan tangan kirinya terikat pada sebatang tiang kecil, begitu juga dengan tangan kanan pria kidal itu. Bukan hanya tangan, ujung kedua kakinya yang mengangkang juga terikat. Hart yang mulai sadar dengan keadaan dirinya mencoba berteriak. Namun, tindakan itu sia-sia, ada lakban hitam yang melekat erat pada mulutnya mencegah ia melontarkan teriakan. Hart meronta, berusaha melepaskan tubuhnya yang terikat. "Huuustt, tenanglah anak muda," pinta seseorang pria yang menjaganya di ruangan itu. "Hmmm ... hmmm." Hart ingin mengatakan sesuatu. "Tenangkan dulu dirimu! Percayalah kami tidak akan menyakitimu," kata pria penjaga seraya mendekati tubuh Hart yang diikat diatas ranjang mewah. Melihat keadaan tawanannya mulai tenang,
Baca selengkapnya
Jalan Keluar
Pindah ke Bakisah dengan judul "Gairah Terkutuk". Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus. Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus. Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus. Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus Hiatus Hiatus Hiatus Haiatus
Baca selengkapnya
Namanya Liana
Happy reading, guyss...   "Jadi, perjanjian apa yang dimaksud wanita itu?" tanya Hart, pikiran yang segar kini siap menerima jawaban dari setiap pertanyaannya. "Liana sudah cerita tentang perjanjiannya, ya," cetus Ali. "Owh, jadi namanya Liana," sambung Hart, kini ia tahu nama wanita itu setelah apa yang mereka lalui bersama semalam. Hart kembali teringat saat pertama kali melihat Liana. Kejadian singkat yang berlangsung di klub tempat kerjanya. Waktu itu Hart baru saja tiba, menghampiri atasan yang sedang duduk menunggu, ditemani seorang wanita serta beberapa pengawal. "Jadi ini orangnya," ungkap Liana saat pertama kali melihat sosok Hart. Seorang pengawal mendekati Hart, menyemprotkan cairan seperti parfum tepat di hadapan wajahnya. Sejak saat itu Hart tak lagi ingat apa pun dan tiba-tiba telah terbaring di atas ranjang dengan kondisi tubuh terikat. "Ya ... dia bicara tentang perjanjian, tapi han
Baca selengkapnya
Kopi Selamat Datang
Happy reading, guyss...   Limosin putih perlahan masuk pekarangan rumah, mengalihkan perhatian Hart yang sedang berbincang dengan Ali sambil menikmati kopi dia balkon lantai dua. "Permisi," pamit Ali, ia harus segera turun untuk menyambut Liana. "Akhirnya, dia datang juga," gumam Hart, ia terlihat sudah siap untuk segalanya. "Ali, suruh pelayan menyiapkan satu kamar untukku!" Liana berlalu di hadapan Ali, wanita itu langsung menuju sofa dan membuang tubuhnya di sana. Ali melangkah mendekati ujung sofa di mana Liana duduk, "Anda ingin kamar yang mana, Nona?" tanyanya. "Bekas kamarku. Cepatlah, aku ingin segera istirahat." Liana meregangkan seluruh tubuhnya yang kelelahan. Rumah yang mereka tempati sakarang adalah rumah lama milik almarhum orang tua Liana, terletak cukup jauh dari hiruk-pikuk kota Olympus. Sudah lama Liana tidak berkunjung, bangunan itu ditinggal dan dibiarkan kosong begitu saja. Tem
Baca selengkapnya
Kediaman Veronica
Happy reading, guyss....   Pukul 7 malam, Hart kembali duduk di ruangan tengah setelah mandi dan bersiap, pemuda itu masih mengenakan pakaian yang sama dengan semalam. Lalu Ali tiba, masuk bersama beberapa orang yang membawa koper pakaian. "Kalian lama sekali, aku mulai gatal." Hart langsung beranjak menghampiri mereka. "Tolong antar barang-barang itu ke kamarnya!" pinta Ali pada dua orang yang sebelumnya telah diminta menemaninya untuk mengambil barang-barang Hart di tempat tinggalnya dulu. "Ikut aku." Hart mengambil salah satu koper kecil, sisanya dibawa oleh mereka. Selesai mengganti pakaian, Hart kembali ke ruang tengah, disusul Liana dengan gaun hitam yang sebelumnya telah ia siapkan. Mereka langsung bertolak menuju pusat kota dengan sedan hitam yang biasanya dibawa oleh Ali. Limosin putih yang sebelumnya mengantar Liana telah kembali ke rumah utama keluarga Veronica, rumah yang akan mereka tuju.
Baca selengkapnya
Pernyataan Mengejutkan
Ambil napas dulu, hehehe. "Ali, minta perhatian semua orang!" Nyonya Elisa maju beberapa langkah lalu berhenti tiba-tiba, Hart yang masih berdiri di sana menghalangi jalan. Ali segera menarik tubuh Hart, menjauhkan dari hadapan Elisa. hal itu sontak menyadarkan Hart dari lamunan dan segera mengatur kembali posisi berdirinya. Dengan suara yang lantang, Ali mulai menarik perhatian orang-orang, "selamat malam para hadirin sekalian, mohon perhatiannya sebentar. Nyonya Veronica akan menyampaikan beberapa hal untuk kita." Perhatian setiap orang di ruang itu langsung tertuju pada Elisa, wanita berusia 60-an yang masih terlihat bugar. Ia mulai berbicara, diawali dengan ucapan selamat datang, ungkapan terima kasih dan beberapa lelucon basa-basi sebelum akhirnya mengumumkan keberhasilan perusahaan mereka. "Perusahaan keluarga kami akhirnya berhasil menempati posisi kedua sebagai pemegang saham terbesar Altar Group," ungkapnya penuh
Baca selengkapnya
Ditelanjangi
Ceritanya mulai panas nih, happy reading.   "Kau tidak dengar? Aku bilang lepaskan pakaianmu, sampah!" bentak Viana murka. Hart melihat Ali dengan tatapan meminta pertolongan. Jiwanya terguncang hebat, ia benar-benar tidak menyangka jika penghinaan itu akan terjadi padanya. Ini sangat berbeda dengan apa yang disampaikan Ali, berbeda dengan apa yang tertulis dalam berkas yang pernah ia baca. Budak, kata itu tidak tertulis di sana dan tak pernah juga disinggung oleh Ali sebelumnya. "Apa arti semua ini?" Pertanyaan itu terus terlintas di benak Hart. "Hei manusia rendahan! kenapa kau diam saja," geram Viana dengan mata melotot. Sekali lagi, Hart menatap Ali. Pemuda itu seharusnya bisa melawan, berontak dan pergi. Namun, entah kenapa ia tak bisa bergerak, seakan kakinya dirantai, mulutnya dibungkam. Semua karena tekanan seorang Veronica Erviana yang tiba-tiba, auranya yang benar-benar mencekam. Namun, Hart tidak merasa
Baca selengkapnya
Menuntut Jawaban
Happy reading, guyss.   "Kau berani bicara dan bahkan menolak perintahku. Lakukan kataku! Jika tidak ...." "Kenapa jika tidak?" sela seseorang memotong ucapan Viana. "Nona Riana," sapa Ali memberi hormat pada wanita yang datang dari arah belakan Viana. "Kakak?" Viana tampak terkejut saat wanita itu melintas di hadapannya, mengabaikan tegurannya dan berlalu begitu saja. Veronica Meriana, dia adalah kakak dari Viana. Wanita dewasa ini memiliki kecantikan yang berbeda, ia terlihat menarik bukan karena kosmetik tebal yang menempel di wajah, atau perawatan mahal dari klinik kecantikan seperti yang dilakukan Viana. Bahkan wajahnya hampir tidak dihiasi satu pun riasan, tapi kecantikan Viana akan luntur jika ia berdiri di samping kakaknya ini. Riana mampu mencuri perhatian setiap orang di sekitarnya sehingga semua pandangan akan tertuju padanya. Karena itulah terkadang Viana merasa sangat membencinya. Kecantikan Riana
Baca selengkapnya
Dia Budak Cintaku
Happy reading, guyss .... Tatapan itu menuntut sebuah jawaban, jawaban tentang sesuatu yang tidak pernah dijelaskan padanya. Jawaban yang akan menentukan keputusan Hart selanjutnya. "Ali, kenapa kau diam?" tanya Hart mendesak. "Hart, aku sungguh minta maaf tentang itu." "Maaf? jadi maksudmu ...." "Ya, itu benar bahwa sekarang kau adalah budak Liana. Akan tetapi budak Liana memiliki arti yang berbeda dengan budak Viana." Ali berusaha membuat pemuda itu mengerti, tapi ucapannya sulit dipahami Hart. "Budak tetaplah budak. Jika saja kau mengatakannya lebih awal padaku, maka aku bisa pergi hari itu juga dan aku tidak perlu menerima penghinaan Viana malam ini." Hart memutar badannya membelakangi Ali, ia berniat meninggalkan pria itu dan segera keluar dari rumah keluarga Veronica. "Hart, tunggu!" tegas Ali mencegahnya dan berlari kecil ke arah Hart. "Maaf Ali, tapi aku tak sudi menjadi budak wanita itu, aku punya hak untuk memutuskan sebab aku tidak terikat dengan perjanjian apa pun."
Baca selengkapnya
Tamu Hina
Happy rading. "Liana, aku ingin mengatakan satu hal lagi." Wajah Riana terlihat lebih serius, apa yang ingin ia katakan mungkin merupakan sesuatu yang amat penting. Liana yang masih tertunduk malu, kini mulai mengangkat kepalanya untuk menyimak baik-baik apa yang akan dikatakan Riana-tantenya. "Tadi aku membicarakan tentang permintaanmu untuk tinggal di rumah lama itu dengan Oma kamu," ungkap Riana sembari melambai memanggil pelayan. "Soal itu? Ya, beliau melarangku tinggal di sana," keluh Liana. "Hart, kau mau minum apa?" tanya Riana pada pemuda yang telah menarik perhatiannya. "Beri dia secangkir kopi, dia tidak akan menolak," sela Liana menjawab pertanyaan untuk Hart. "Jadi kau sudah tahu minuman kesukaannya." Riana tersenyum merayu. "Tante," rintih Liana dengan wajah cemberut manja. "Hahaha, wajahmu memerah," goda Hart meledek, meskipun tanpa menatap ke arah Liana. "Ini karena aku terlal
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status