Catch Me If You Can

Catch Me If You Can

Oleh:  Psychopath Tender  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
42 Peringkat
71Bab
4.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Melihat sudut pandang detektif dalam novel misteri, agaknya sudah umum kita ketahui. Akan tetapi, bagaimana jika kita melihat dari sudut pandang sang pembunuh? Apa kau juga percaya dengan arwah yang balas dendam? "Meski melihatku menderita di ujung ambang kematian, tampaknya mereka tidak akan berhenti sampai aku benar-benar mati ...." Dia adalah George Owens, pria yang semasa mudanya bekerja pada pihak kepolisian Selatan. Menjadi seorang detektif adalah impiannya di masa remaja. Bersama Smith Hegner dan juga Niels Johansen, George melakukan pekerjaannya dengan baik dan cepat. Namun, siapa sangka, di balik pekerjaannya yang selalu berurusan dengan para penjahat ulung tersebut. Nyatanya ada fakta yang dia sembunyikan rapat-rapat. Lantas, bagaimana dengan akhir hidupnya? Apakah semua dosa yang pernah dia lakukan di masa lalu akan menimbulkan sebuah karma yang justru membuatnya lebih memilih mati daripada hidup bersama dengan berbagai kenangan buruk? Inilah kisah seorang pembunuh berantai yang juga merangkap sebagai detektif swasta di kepolisian bagian Selatan. Sang psikopat ulung, George Owens.

Lihat lebih banyak
Catch Me If You Can Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Cathalea
Hai, kak. Salam kenal. Mampir ke Red Shoes Murderer juga, ya. Aku tulis kisah pembunuhan, dg dua sudut pandang. Detektif dan pembunuh. Membayangkan jadi psyko mmg sesuatu banget ...
2021-09-03 22:04:48
1
user avatar
Kyna
gila ini benar-benar beda dari yang lain! baru kali ini nemu cerita kek ginian. langsung masukin ke rak wajib banget! keren semangat kak. no tipu-tipu.
2021-07-11 21:35:20
0
user avatar
Pentol comel
Sebenarnya jiwaku bukan baca cerita-cerita seperti ini. Tapi ini ceritanya bikin penasaran terus 😳😳😳😳. Banyak teka-teki yg bikin nebak-nebak mana gak pernah benar, keren🔥🔥🔥🔥
2021-06-12 10:11:45
0
user avatar
Rosenorchid
Wajib baca ini ya gaes, keren banget
2021-06-12 09:08:59
0
user avatar
Putri Oktaviani
Wuihhh kacau sih, ide ceritanya sangat menarik ditambah diksi yg ringan. Mantapp, lanjutkan up nya thorrrr🥰🥰🤟🤟
2021-06-12 09:07:36
0
user avatar
Asy'arie
Auto masuk rak dong novel sekeren ini 😍
2021-06-12 08:51:49
0
user avatar
Granger
Nama tokohnya unik unik suerr 😭👍
2021-06-12 08:22:22
0
user avatar
Pinnacullata
Wah pastinya seru, diksinya juga oke banget
2021-06-12 08:01:11
0
user avatar
Pinnacullata
Wah pastinya seru , diksinya juga oke bgt
2021-06-12 08:00:26
1
user avatar
Vieneze
Suspensenya terasa. Masuk favorit
2021-06-12 07:48:22
0
user avatar
Dewi Atika
Salah satu genre novel favorit nih tentang kriminal. Ditunggu next updatenya yaa thor
2021-06-12 07:36:17
0
user avatar
ICETEA
Waduuuu aku jadi pro sama penjahatnya deh dari pada detektifnya karena walopun jahat tapiii.. Keren, pinter pulaaaa waduu gimana ini 😭😭
2021-06-12 07:26:53
0
user avatar
Oryza_Sativa
Bikin dag dig dug bacanya, lanjutkan Kak.
2021-06-12 07:21:28
0
user avatar
athena_vivian
Cool story, tegang2 deg2an.....lanjuttttt, Thoorrr
2021-06-12 06:18:26
0
user avatar
Ken Andra
Bagus kak..bikin tegang...suka bgt
2021-06-12 06:16:52
0
  • 1
  • 2
  • 3
71 Bab
Prolog
Satu minggu yang lalu...."George Owens, pelaku pembunuhan keji dari 23 warga sipil tak berdosa, dengan ini dinyatakan bersalah. Atas kejahatan yang telah dilakukannya, pengadilan menjatuhkannya hukuman pancung sebagai eksekusi kematiannya."~~~~~    George Owens, mantan detektif yang masuk penjara ketika berusia 63 tahun. Didakwa atas tuduhan pembunuhan karena telah meledakkan sebuah bangunan dan menewaskan banyak orang tak bersalah.    "Ho ... jadi itu kau? Ck, ck, ck. Hei, Pak Tua. Hiduplah dengan benar." Seorang sipir yang berdiri di depan sel sambil membaca sebuah koran mengawasi pria tua di balik sel yang ia jaga.    George mendesis.    Masih terngiang jelas dalam benak pria itu, suara berat hakim saat membacakan surat keputusan dari pengadilan atas kejahatan yang telah dilakukannya. Semua masih terngiang jelas, seolah hakim bernama Simmons sengaja memutar kenangan buruk dalam hidupnya.
Baca selengkapnya
01. His Hobby
    Terkenal sudah genius sejak kecil, George Owens memandangi piagam serta piala penghargaan yang sudah ia peroleh sejak berumur tujuh tahun.     Kebanyakan dari penghargaan yang telah ia dapatkan itu berasal dari keikutsertaannya dalam lomba-lomba ilmu pengetahuan dan juga berbagai acara debat seminar yang dilakukan di berbagai tempat di kota tempat tinggalnya berada.     "Oh, minggu depan ada pertandingan baseball." George bergumam seraya melihat jadwal kegiatannya di kalender.     Jadwalnya memang padat, tapi George selalu meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan di sekolahnya.     Belum lagi dengan banyaknya kemenangan yang ia peroleh dalam turnamen olahraga yang sering dilaksanakan di sekolah. George juga aktif dalam organisasi penting yang ada di sekolah.     Dan hampir semua kegiatan yang ia lakukan, George selalu terdepan karena mendapat amanat langsung dari guru-gurunya. Me
Baca selengkapnya
02. His Words
    Jika anak-anak Elementary School senang dengan karakter pahlawan seperti Superman, Spiderman atau tokoh-tokoh berkekuatan super dari Marvel, maka George berbeda. Dia tak seperti anak-anak lain yang senang menjadi sosok yang tak mempunyai kelemahan.     "Apa bagusnya pahlawan yang menggunakan pakaian ketat? Memangnya mereka bintang film dewasa?" Salah satu komentar George yang mempertanyakan kesukaan teman-temannya. Saat itu anak-anak sedang berkumpul membahas perilisan film Legacy Man : Super Spider.     Sebuah film yang menunjukkan aktor berkostum Spiderman dan Superman yang bersatu melawan anti-hero berkekuatan luar biasa.     "Kau belum menontonnya, George? Aksi dua pahlawan super abad ini benar-benar luar biasa!" sahut Nick, anak berkawat gigi yang selalu tertarik dengan hal baru.     George merotasikan mata dan melewati perkumpulan anak-anak lelaki di kelasnya tanpa minat. Dia bukan golongan a
Baca selengkapnya
03. His Emotions
    Takkan ada yang menyangka jika anak laki-laki yang begitu terkenal kegeniusannya selama berstatus bersekolah di Geraldine 2 Elementary School kelak akan menjadi seorang pembunuh berantai yang kejam.     Dia hanya anak laki-laki biasa, tidak memiliki kekuatan super dan bisa terbang. Dia hanya berwajah tampan, berasal dari keluarga yang kaya dan diberkahi otak yang cepat menerima pelajaran.     Meski tak pandai berkomunikasi dengan orang lain, George adalah anak yang pandai mengeluarkan pendapat yang bisa mengubah pandangan seseorang. Dia adalah anak yang seperti itu.     Sosok yang pendiam, namun begitu mengeluarkan kata-kata, maka semua mata akan tertuju padanya.     "Oh, George! Selamat pagi! Tidak diantar lagi hari ini?"     Eddy, seorang penjaga gerbang menyapa George begitu putra pasangan Owens memasuki halaman sekolah. Anak itu menyunggingkan senyum tipis yang sudah menjadi c
Baca selengkapnya
04. His Lovely Games
    Betapa pentingnya pengawasan terhadap seorang anak, orang tua yang tak bisa melihat langsung pertumbuhan anaknya kelak akan merasakan sebuah penyesalan yang tertinggal di hati. Mereka tak lagi bisa mengulang saat-saat terindah bersama anak mereka.     Salah satu dari sekian banyak orang tua yang akan menyesali hal itu adalah Joly dan Erick Owens.     Mereka yang terlalu sibuk bekerja pun memberikan seluruh pengawasan anaknya kepada para pengasuh. Mereka sibuk mengejar duniawi, berpikir itu untuk masa depan sang anak, tapi mereka membuat seorang anak merasa kesepian karena kerap ditinggal orang tuanya pergi bekerja.     Anak itu George Owens. Akibat tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tua, di masa remaja ia berubah menjadi pembunuh berantai, bergabung ke kepolisian dengan tujuan tak baik, dan berakhir hukuman mati setelah meledakkan sebuah laboratorium dan menewaskan banyak orang.
Baca selengkapnya
05. He's Just a Lonely Little Boy
    Di saat kedua orang tuanya sedang tidak berada di rumah, atau para babysitter yang disuruh menjaganya tidak ada yang bisa menjaga George. Maka anak laki-laki itu akan bermain seorang diri di halaman belakang rumahnya. Kebetulan, halaman belakang rumah George cukup luas. Mereka juga memiliki kolam renang yang tidak terlalu dalam di sana.     Semua mainan sudah tersedia di halaman belakang, sehingga George bisa tenang bermain meski hanya seorang diri.     Rumah keluarga Owens dikelilingi oleh pagar putih setinggi dua meter. Hal itu untuk mencegah hal buruk terjadi seperti adanya pencuri yang masuk. Tentu adanya pagar itu juga untuk melindungi George di rumah selama orang tuanya tak ada di rumah dan dia hanya ditinggal bersama seorang pengasuh yang baru bekerja selama beberapa bulan di kediaman mereka.     Walau memperkerjakan babysitter, tapi wanita-wanita yang ditugaskan untuk menjaga George itu jarang mengawasi anak
Baca selengkapnya
06. George's Not Going Sleep
    "Hei, tahanan mati. Waktunya makan siang." Seorang tahanan yang mendapat tugas mengantarkan makanan kepada narapidana lain melempar begitu saja nampan berisi makanan ke dalam sel pria bertubuh besar yang pernah memiliki masa-masa penuh kejayaan.     George mendapat tambahan hukuman dan dipindahkan ke sel khusus lagi, setelah dengan sengaja mencoba membunuh seorang pengedar narkoba yang mengatakan sesuatu yang terdengar konyol.     George yang sejak awal hukumannya selalu berada dalam sel khusus, ketika ditempatkan satu sel dengan orang lain membuat pria tua itu langsung bertingkah dan emosi dengan orang yang mencari gara-gara dengannya. Meski kepalanya dipenuhi uban, George masih bisa bergulat dengan lelaki yang lebih muda 40 tahun darinya dan memukulkan asbak rokok ke pelipis pria malang itu berkali-kali.     George dibawa paksa oleh sipir-sipir penjara yang murka melihat sikap pria tua yang hampir mati. George tak
Baca selengkapnya
07. New Friend
    Sambil tersenyum secerah matahari, Sean berkata, "Baik, kita mulai ...."     Sean menyelesaikan ceritanya kurang dari dua tiga menit.     "Tunggu, ini cerita siapa?" George bertanya menyelidik. Sean tertawa melihatnya, baru kali itu dia bertemu anak yang begitu penasaran dengan kisahnya.     "Ini cerita ibunya Nenek dari pihak ayahku, lalu orang tuaku menceritakannya sekali lagi padaku. Sudah lama sekali," jelasnya dengan sabar. "Bisa kita lanjutkan?"     George mengangkat bahu. "Ya, kenapa tidak? Lagipula ceritanya menarik, apa Nenekmu masih hidup?"     "Beliau sudah tiada, jauh ketika aku berusia 3 tahun. Hanya cerita ini saja yang tersisa darinya, pengalaman Nenek buyutku. Di mana Nenek buyutku kehilangan Justin."     Sean kemudian mulai menceritakan pengalaman yang dialami oleh sang nenek buyut. Ketika pertama kali mendengar cerita ini, Sean saja terkejut kar
Baca selengkapnya
08. A Precious Friend To George
    Sean tersenyum lalu berbalik badan. Bersiap meninggalkan halaman rumah George, jika saja tak ada suara yang menginterupsi. "Loh? Kamu teman George, bukan? Mau pergi kemana?"     Sean dan George menoleh bersamaan. "Mama ...." Gumam George pelan.     Pemuda berkulit agak gelap tertawa pelan dan tersenyum manis setelahnya. "Ah, iya, saya teman George," jawabnya sedikit canggung. "Saya mau pulang ke rumah."     Joly menggeleng perlahan. "Kenapa pergi sangat cepat? Ayo, masuk dulu. Kita sarapan sama-sama."     "Ah, tidak!" Sean mengangkat tangan di depan dada, memperlihatkan telapak tangannya kepada keluarga Owens—gestur menolak. "Saya tak bisa ikut sarapan ...."     "Jangan malu-malu. Ayo, masuklah ke dalam."     George melangkah lambat dan meraih tangan Sean, sedikit menariknya agar pemuda itu dapat mengikuti. Joly masuk lebih dulu ke dalam, disusul oleh George dan
Baca selengkapnya
09. The Admiration of George Owens
    George menghabiskan waktu bersama Sean selama berhari-hari sambil bercerita di depan rumah. Kedekatan mereka membuat George menjadi lebih terbuka dengan kedua orang tuanya, dan George tak tertarik lagi bermain dengan rubiknya.     Joly dan Erick begitu bahagia melihat perubahan anak laki-laki mereka. Sean membawa pengaruh yang bagus untuk George.     Sampai suatu hari, George mengatakan sesuatu yang membuat pandangan kedua orang tuanya berubah kepada Sean.     "Mom, biarkan Sean tinggal di sini!" ucap George, anak laki-laki berusia empat tahun kepada ibunya yang sedang melihat grafik saham di tablet mahalnya.     "Tidak bisa, George. Sean bukan siapa-siapa kita." Joly mengetik sesuatu di laptop kemudian kembali meraih tablet berlogo apel.     "Tapi aku menyukainya! Bukankah kalau saling suka, bisa tinggal bersama? Seperti Mom dan Dad!"     Saat itu pulalah, Joly
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status