My Bastard Uncle

My Bastard Uncle

Oleh:  Intan SR  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
43Bab
7.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah kejadian malam itu, hidup Carissa menjadi hancur. Dia melarikan diri untuk kabur dari Rian. Bertemu dengan keluarga baru, dia bertemu dengan Aaron yang memiliki masa lalu yang sama-sama suram. Keduanya dekat kemudian mencoba untuk berdamai dengan masa lalu masing-masing. Namun, di saat itulah Rian datang mengambil kebahagiaan mereka.

Lihat lebih banyak
My Bastard Uncle Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zie Sam
terbaik.........
2023-04-01 14:25:41
0
user avatar
Intan SR
Apakah masih ada yang baca novel ini? Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya ㅅ, ㅅ
2023-01-06 14:35:23
2
default avatar
Yummi
ceritanya bikin penasaran, next nya jangan lama lama ya thor hihi
2022-11-14 06:39:17
1
user avatar
awien@azui
lanjut thor... lama up ya
2021-08-20 01:10:23
2
user avatar
Penalancip
wah.... semangat thor
2021-06-02 23:59:50
1
43 Bab
1. Carissa dan Rumah Barunya
Carissa menundukkan wajahnya, tak mau menatap wajah ibunya lantaran keputusan yang akan mereka buat saat ini. Bagaimana dia akan meninggalkan rumahnya karena rumah yang telah ia tinggali selama lima belas tahun disita oleh pihak bank karena utang ayahnya.Ayahnya yang tak sanggup membayar utang tersebut hanya pasrah dan meminta pengertian pada istri dan anaknya untuk mau tinggal sementara waktu di rumah paman mereka yang termasuk dalam keluarga berada.Berbeda dengan ayahnya, pamannya adalah orang kaya di mana memiliki sebuah toko furniture yang sudah besar dan banyak cabang di Indonesia."Ayah mohon Ris," pinta ayahnya pada Carissa."Tapi Yah, itu artinya Carissa akan meninggalkan rumah ini dan sekolah juga?" tanya Carissa masih dengan mata yang basah. Dia tak ingin meninggalkan sekolahnya juga teman-temannya yang ada di sekolah saat ini."Maafin ayah Nak, nanti ayah pasti akan beli rumah lagi," ka
Baca selengkapnya
2. Paman Rian
Hanya ada tiga orang di rumah besar itu saat ini. Yaitu Carissa, Rian dan pembantu. Karena Rossa sedang pergi berangkat les dan orang tua Carissa pergi bekerja.Carissa yang merasa badannya sangat lengket siang itu memutuskan untuk mandi di dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Jika di rumahnya kamar mandi hanya ada satu dan itu pun ada di luar ruangan. Tapi di rumah Rian kamar mandi ada di dalam kamarnya dengan luas dua kali lipat dibandingkan rumah sebelumnya.Carissa mandi seperti biasa. Tak merasakan ada keanehan ketika ia berada di dalam kamar mandi. Tapi ia terkejut setengah mati ketika melihat Rian sudah duduk di tepi ranjangnya dan melihat ke sekitar kamarnya.Saat itu ia hanya mengenakan handuk yang terlilit di tubuhnya. Membuat Carissa memekik tanpa sadar."Paman ke sini cuma mau ngasih kamu ini, Ris." Rian memberikan baju baru untuk Carissa. Tapi meski bagaimanapun Carissa pasti r
Baca selengkapnya
3. Mendekati Perlahan
Carissa masih merasa sangat asing di sekolah barunya. Dia masuk ke dalam sekolah itu ketika sudah pertengahan semester.Dan hal yang membuat Carissa tak nyaman bukan hanya itu saja, melainkan siswa lain yang nampaknya dari kalangan orang kaya. Mungkin bisa dikatakan jika 90 persen murid di sana adalah anak orang kaya dan sisanya kelas menengah ke bawah.Carissa menghela napasnya ketika duduk di pinggir lapangan basket. Sebelum akhirnya ia terkejut begitu melihat ada bola yang menggelinding ke arahnya."Anak baru! Lempar ke sini!" Carissa menyipitkan matanya, dan melihat Daniel sedang bermain basket dengan teman satu kelasnya.Dia mencoba melemparkan bola basket itu, meskipun lemparannya sangat lemah hingga membuat Daniel harus berjalan beberapa langkah lagi untuk mengambil bola tersebut.Setelah melemparkan bola itu, Carissa kembali ke dalam kelasnya. Dia mendengarkan apa kata
Baca selengkapnya
4. Bukan Hari Ini
Beberapa minggu Carissa tinggal di rumah Rian. Dia masih terasa asing di sana. Bahkan perlakuan baik dari Rian terkadang membuatnya risih. Seperti ketika makan malam beberapa hari yang lalu. Ketika Rossa hendak meraih ayam panggang yang ada di dekatnya. Secara halus ayam itu malah diberikan pada Carissa di depan matanya sendiri. Carissa benar-benar tidak enak. Apalagi ketika melihat raut Rossa berubah menjadi masam. Pasti dia kecewa pada ayahnya. Carissa benar-benar tak mau membuat Rossa tak nyaman. Dan menganggap Carissa merebut ayahnya darinya. "Perhatian banget sama Carissa," sindir Rossa. "Kamu kan udah tiap hari makan ayam. Memang kamu gak bosan?" tanya Rian. "Ayah gak tau memangnya, kalau ayam itu kesukaan Ocha?!" Karena merasa tak enak. Akhirnya Carissa mengembalikan ayam itu ke dalam tempatnya lagi. Tapi sudah
Baca selengkapnya
5. Cemburu
Rossa rupanya tidak pergi ke tempat les. Dia hanya pergi ke rumah Daniel tanpa sepengetahuan ayahnya."Kak Daniel!" panggil Rosa ketika melihat Daniel keluar dari rumahnya.Rosa menghampiri lelaki yang menatapnya dengan wajah penuh tanya tersebut."Kenapa?""Kakak mau ke mana?" tanya Rosa. Berharap dia akan diajak pergi oleh Daniel."Main basket," jawab Daniel dingin."Aku ikut!"Daniel melirik jam di tangannya. "Bukankah kamu seharusnya pergi les?" tanyanya yang seakan sudah tahu jadwal harian Rosa."Aku bolos hari ini. Oh ya, aku mau minta kakak buat jadi guru les aku, kira-kira mau gak?" Rosa bertanya. Menjadikan Daniel guru les adalah salah satu hal yang bisa membuatnya dekat secara wajar dan alami."Tapi bayaranku gak murah.""Bisa diatur," sahut Rosa cepat-cepat. Lalu membiarkan Daniel pergi dengan sepeda moto
Baca selengkapnya
6. Perang Dingin Dimulai
"KALIAN MAU PACARAN ATAU BELAJAR SIH?!" sentak Rossa membuat Daniel dan Carissa menoleh. Terkejut. Carissa berdiri diikuti oleh Daniel yang menatap kedua wajahnya secara bergantian. "Tadi aku sampai bela-belain buat ke rumah Kak Daniel, buat minta jadi guru les privatku. Tapi kakak nolak, dan sekarang tiba-tiba malah di sini, ngajar sepupuku sendiri." Rosa menangis, sudah menahan kesal dia juga menahan rasa cemburunya. Sudah lama dia berada di ambang pintu tanpa disadari oleh kedua orang itu. Tapi lama-kelamaan malahan pemandangan tersebut membuat Rossa patah hati. "Karena ini yang nyuruh ayah kamu," jawab Daniel santai. Ia tak menunjukan kepanikan atau apapun, karena dia merasa jika dirinya benar. "Oh gitu? Kakak lebih suka sama cewek yang baru kakak kenal, dibanding sama aku yang sudah lama suka sama kakak!" Kalimat itu meluncur begitu saja, antara malu dan
Baca selengkapnya
7. Rubah Berbulu Kelinci
"Aahhh!!" pekik Carissa ketika melihat ada bangkai tikus di dalam lacinya. Dia tak sengaja memegangnya ketika berusaha mengambil buku yang ada di dalam laci.Carissa berusaha membuang bangkai tikus itu sendirian. Dengan menggunakan kertas yang ia robek dari bukunya.Rossa yang melihat dari kejauhan hanya terkekeh geli karena semua itu adalah perbuatannya."Setelah merebut perhatian ayah, sekarang berusaha merebut perhatian dari Daniel," desis Rossa.Sebelumnya …Ketika dia melihat sepupunya yang sedang makan di kantin, dia pun langsung melancarkan serangan.Dia menyuruh Saipudin yang bucin padanya untuk meletakan bangkai tikus di dalam laci Carissa."Dari mana aku dapat bangkainya, Cha?!" tanya Udin dengan frustrasi,"Sama Pak Bon, pasti dia ada," jawab Rossa. "Pokoknya taro aja di laci Carissa."Dan akhirnya dia menuruti perintah d
Baca selengkapnya
8. Malaikat Pelindung Carissa
Rossa semakin membenci Carissa, terlebih ketika mengetahui jika gadis itu nampak semakin dekat dengan Daniel, dan karena itu lah Rossa semakin memusuhinya tak hanya di sekolah tapi juga di rumah.Ibu Carissa sama sekali tidak tahu, karena waktunya selama seharian ia habiskan di tempat kerjanya. Dia hanya tahu jika anaknya itu lebih bahagia dibanding dengan kehidupan sebelumnya."Sekolah kamu lancar kan, Ris?" tanya ibunya ketika malam itu melihat anaknya masih terjaga dan terpekur di meja belajar.Dia berusaha memahami pelajarannya karena tak ingin membuat Daniel susah."Lancar, Bu," jawab Carissa sambil menatap wajah ibunya yang nampak letih tersebut. "Ibu tidur aja, Carissa masih mau belajar.""Hubungan kamu sama Rossa, baik-baik aja kan?" Entah mengapa ibunya tiba-tiba bertanya seperti itu pada Carissa.Tak seperti biasanya juga dia masuk ke dalam kamar anaknya hanya untuk bertan
Baca selengkapnya
9. Tak Ada yang Berpihak Padaku
Daniel mengatakan hal itu bukan tanpa sebab, karena setiap hari dia melihat bagaimana pamannya memperlakukan Carissa sangat aneh dan berlebihan.Dan ia ingin membawa gadis itu pergi dari rumah itu nanti, setelah dia sudah menjadi seseorang yang membuat Carissa bisa hidup dengan nyaman.Seperti waktu itu ketika Daniel datang untuk memberikan les untuk Carissa. Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Rian memperlakukan Carissa bukan seperti layaknya keponakannya sendiri."Permisi," sapa Daniel ketika dia sudah berada di ruang tamu.Carissa yang berada di dapur dan tepat di belakangnya ada Rian, langsung menoleh. Wajah keduanya tegang, Rian gugup sedangkan Carissa takut."Oh, kamu sudah datang rupanya," sahut Rian dengan gugup. Ia tersenyum canggung dan menatap keduanya bergantian."Sana Carissa, jangan buat Daniel menunggu lama," kata Rian. Dia mendorong punggung Carissa pelan.
Baca selengkapnya
10. Pernyataan Cinta yang Menyakitkan
Mau tak mau Carissa pergi dengan Rossa dan Daniel. Daripada pergi dengan pamannya mungkin lebih baik pergi dengan mereka berdua meskipun banyak hal yang menyebalkan selama di perjalanan.Seperti ketika Rossa inginnya duduk di sebelah Daniel. Lalu ia akan berpura-pura ketiduran dengan kepala bersandar di bahunya.Daniel duduk di sebelah Rossa, dan Carissa duduk di depannya.Sesekali Daniel menampakan wajah tak nyamannya ketika Rossa terus menempel padanya seperti tikus yang terkena jebakan lem tikus.Carissa akan memalingkan wajahnya, karena jujur saja dia tidak begitu menyukai dengan sikap Rossa saat ini."Setelah ini kita naik apa?" tanya Daniel pada Carissa."Mungkin naik ojek," jawab Carissa."Aku gak mau kalau naik ojek, kalau kamu mau naik ojek kamu aja sendirian. Aku dan Kak Daniel akan naik taksi," sahut Rossa. Matanya tiba-tiba terbuka sempurna seperti belum
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status