Air Mata Rani

Air Mata Rani

Oleh:  Nafasal  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
16Bab
3.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Meskipun kehadiranku di dunia ini tak pernah diharapkan oleh ibuku sendiri, tapi aku selalu berdo'a. Suatu saat nanti, ibu akan memelukku dengan erat dan memanggil namaku dengan penuh kasih sayang.”Rani seorang gadis yang malang, selama hidupnya ia belum pernah mendapatkan kasih sayang ibunya. Perjuangannya untuk mendapat pengakuan sang ibunda tak selalu berjalan dengan mulus.Saat beranjak dewasa, ia mulai dihadapkan pilihan yang sulit. Memilih cinta dari dua sosok pria yang mendambanya.“Jika memang harus memilih, bolehkah aku memilih untuk pergi dari kehidupan kalian berdua?” ~Rani~Bagaimana kisah selanjutnya? Siapa yang akhirnya bisa bersanding dengan Rani? Baskara atau Andra? Akankah sang ibunda membuka hati untuk Rani?

Lihat lebih banyak
Air Mata Rani Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
NaynaKim
nangis deh jadinya aku ......
2021-06-29 19:19:56
0
user avatar
Sinokmput
Rani, hidup akan terus berjalan, jalani takdirnya dan jangan pantang menyerah 🤧🤧 hiks sedih amat thor ceritanya
2021-06-06 10:32:23
1
user avatar
Rein_Angg
Kalau aku jadi Rani, aku nangis gulung-gulung di pinggir jalan 😩
2021-06-05 17:18:17
1
user avatar
Rindu Pelangi
Ranii .... Kasihan sekali hidupmu .... Cerita yang bagus kak😊 next up ...
2021-06-02 16:36:15
1
default avatar
Tri Nur
Semangat kak, ceritanya bagus 😍
2021-06-02 13:29:41
1
user avatar
Syala Yaya
Novel ini kayaknya bakal bawa banyak bawang. Semangat terus Thor
2021-06-01 09:48:25
1
user avatar
Linanda Anggen
Kereeeenn mantappp 😍👍🏻
2021-05-18 09:16:42
1
16 Bab
Kabar Kehamilan
Jakarta, 23 OktoberLiana tampak berlari untuk menemui suaminya yang sedang berdiri di ruang tengah, wanita itu merasa sangat senang karena akhirnya ia dipromosikan menjadi manager di perusahaannya.“Sayang, akhirnya aku sekarang naik jabatan,” ucapnya seraya mencoba mengatur napasnya yang masih terengah-engah.Gion yang merupakan suami Liana, segera merentangkan tangan dan mendekap tubuh sang istri. “Selamat ya, sayang. Akhirnya impian yang selama ini kamu idam-idamkan sekarang menjadi kenyataan.” Sebuah kecupan mendarat di kening Liana.“Aku bangga padamu,” imbuh Gion dengan mengembangkan senyum. Liana membalas pelukan sang suami, ia melingkarkan kedua tangannya di punggung suaminya.Kerja kerasku akhirnya membuahkan hasil, aku mendapatkan posisi yang
Baca selengkapnya
Kehamilan Yang Tidak Diinginkan
Sesampainya di rumah Gion segera mengantar Liana masuk ke dalam kamar.“Papi ... Mami nggak kenapa-kenapa, 'kan?” tanya Vino sambil berlari menuju pada kedua orang tuanya. Gion hanya menganggukkan kepala ke arah Vino, tanda bahwa nanti saja dilanjutkan bicaranya. Vino yang memang termasuk anak cerdas langsung mengerti isyarat yang diberikan Papinya.Anak kecil itu mengangguk seraya memutar tubuhnya dan berjalan lesu ke tempat semula. Vino anak lima tahun yang dipaksa untuk mengerti kondisi orang dewasa, anak seusianya yang masih butuh kasih sayang lebih dari kedua orang tuanya. Harus belajar untuk tidak bergantung pada Mami Papinya. Apalagi dia seorang anak laki-laki. Ya, begitulah cara Gion mendidik anak sulungnya, penuh dengan ketegasan dan sangat disiplin🍁🍁🍁Liana ya
Baca selengkapnya
Hari Persalinan
Jakarta, 7 JuliKehamilan Liana sudah memasuki tri semester ketiga, berbagai cara untuk menggugurkan janin di rahimnya pun kerapkali ia lakukan. Tapi Tuhan berkehendak lain, bayi itu masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia bahkan berulang kali mencoba minum obat penggugur kandungan. Namun selalu berhasil digagalkan oleh suami dan Bi Tina.Tidak hanya sampai di situ, pada kehamilan tri semester pertama Liana sengaja memakai korset karena tidak ingin diketahui oleh rekan satu kantornya bahwa Ia tengah hamil. Selain itu juga, agar bisa membuat bayinya tersiksa dan mengalami keguguran. Namun, nyatanya Tuhan mempunyai cara yang indah untuk hambaNya. Bayi itu tetap tumbuh kuat dalam rahimnya. Liana sangat frustrasi dengan kehamilannya, ia benar-benar tidak ingin anak yang berada di rahimnya lahir ke dunia. Begitulah awal k
Baca selengkapnya
Bayi Mungil
Bi Tina dan Gion masih menunggu di depan ruang bersalin, dan tidak lama tampak seorang perawat menghampiri mereka."Tuan, Nyonya Liana sudah sadar. Sekarang akan dipindahkan ke kamar, mari ikuti saya," jelas perawat tersebut seraya membalikkan badan dan berjalan mendahului Gion dan Bi Tina.“Baik, terima kasih,” jawab Gion sambil mengekor di belakang perawat tersebut.Dua perawat yang sudah bersiap di sisi kanan dan kiri mengangguk saat mereka mendapat isyarat untuk mendorong ranjang Liana keluar dari kamar, wanita itu terlihat masih lemas akibat pengaruh obat bius. Gion menyunggingkan sebuah senyuman saat pertama kali masuk ke dalam ruangan tersebut, Ia merasa sangat lega karena istri dan bayinya baik-baik saja. Ia pun segera mengikuti para perawat-perawat itu, tanpa mengucap sepatah kata.Sebuah
Baca selengkapnya
Rani Atmaja
Satu bulan pasca melahirkan, Liana masih saja enggan untuk menggendong atau bahkan sekedar melihat bayi kecilnya. Ia terus menolak untuk berdekatan dengan putri ketiganya. Kebencian Liana benar-benar tidak bisa dinalar, bagaimanapun bayi malang itu adalah anak kandungnya, darah dagingnya sendiri. Tidak sepatutnya ia membenci tanpa alasan seperti itu, begitulah pikir kebanyakan orang yang melihat langsung bagaimana penolakan Liana terhadap keberadaan putrinya. Satu Bulan yang lalu Tiga hari setelah melahirkan Liana sudah boleh pulang. Ia dipapah sang suami untuk istirahat di kamarnya, rasa sakit yang masih Ia rasakan pasca operasi membuat tubuhnya tidak nyaman. “Bayi itu, benar-benar sudah menyusahkanku saja, Mas. Andai saja a
Baca selengkapnya
Teman Baru
Lima tahun kemudian, Rani tumbuh dengan sangat baik. Meskipun Ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya. Namun, peran Bi Tina dalam mengasuh Rani sangatlah berpengaruh. Gadis kecil itu, tumbuh menjadi anak yang pintar dan baik hati.  Rani mewarisi kecantikan Liana, ibunya. Kulit putih, rambut lurus berwarna hitam pekat, mata lebar dikelilingi bulu mata lentik, serta hidung mungil dan mulut tipis berwarna pink alami. Sangat persis dengan foto waktu kecil Liana. Namun sayang, wanita yang sudah melahirkannya itu sama sekali tidak menganggap dirinya. “Bibi, sedang apa? Rani bantu, ya?” suara imut Rani membuat aktivitas Bi Tina terhenti. Wanita itu menoleh pada gadis berkucir dua, sungguh sangat menggemaskan sekali. Bi Tina menekuk ke
Baca selengkapnya
Kenangan Rani
Tujuh belas tahun kemudian, Rani telah beranjak remaja. Kini Rani sudah duduk di bangku SMA. Ia tumbuh menjadi gadis yang pintar dan cantik, tetapi itu semua sama sekali tidak berpengaruh untuk Maminya. Kebencian Liana yang tidak beralasan kepadanya masih tetap sama seperti tujuh belas tahun yang lalu, saat ia hadir dalam rahim Maminya. Wanita itu masih belum menerima kehadiran anak kandungnya sendiri, sikap tidak acuhnya pun seperti sudah menjadi makanan sehari-hari untuk putri bungsunya. Bibi Tina dengan tulus selalu mengingatkan Rani untuk selalu patuh dan tidak membantah kepada kedua orang tuanya, Bi Tina juga selalu mendukung setiap aktifitas yang dilakukannya. Meskipun Rani besar tanpa kasih sayang dari ibu kandungnya, tetapi ia bisa tumbuh menjadi anak yang baik dan pintar. Walaupun sedikit tertutup, tapi hatinya se
Baca selengkapnya
Aki Tidak Apa-Apa
 “Bi ... Bibi ...,” panggil Liana yang sekarang sudah berada di dapur. Rani yang memang kamarnya berada tidak jauh dari dapur, segera keluar untuk menemui maminya. Liana tampak kaget karena Rani yang datang, Ia hanya melirik pada anak bungsunya. Raut wajah wanita itu terlihat tidak senang Rani mendekatinya. “Bi Tina sedang belanja, Mi!” terang Rani seraya menundukkan kepala tidak berani menatap wajah orang yang telah melahirkannya, sedangkan maminya hanya mendengkus pelan. Ia bahkan lupa telah menyuruh Bi Tina untuk pergi berbelanja ke pasar siang itu. Wanita yang masih terlihat cantik di usianya itu segera melangkah keluar dapur tanpa berniat m
Baca selengkapnya
Persiapan Olimpiade
“Lega rasanya, bisa melewati hari senin di jam pertama dan jam kedua,” gumam Mita seraya menyandarkan tubuhnya di kursi stainless-nya. “Bu Diana hari ini benar-benar killer, ya. Itu si Romi sampe ampun-ampun karena hukuman yang diberikan kepadanya,” celetuk Mita dengan kekehan khasnya. Namun, yang diajak bicara malah melamun tak mengindahkan ucapannya.“Ran, kok malah bengong. Denger aku ngomong nggak, sih?!” protes Mita kesal karena sahabatnya tidak memedulikannya.“Eh ... Maaf, Mit. Kamu tadi ngomong apa?” Rani yang tersadar begitu gelagapan dan tersenyum simpul.“Tuh, bener kamu nglamun. Kamu lagi ada masalah?” tanya Mita seraya memegang tangannya.“Enggak ... Nggak ada masalah kok, Mit,” kilah Rani yang mencoba kembali ceria. “Kamu tadi ngomong apa, cob
Baca selengkapnya
Air Mata Rani
Suasana makan malam di keluarga Atmaja beberapa hari ini sedikit berbeda karena kehadiran Vino, kakak pertama Rani yang sedang libur semester itu mampu mencairkan suasana yang setiap malam terkesan dingin dan canggung.“Ran, kenapa makannya dikit banget?” tanya Vino heran. Ia kemudian mengambil sop ayam yang dicampur dengan beberapa sayur menyehatkan dan ikan salmon yang dipanggang untuk diletakkan di piring Rani.“Kak, ini terlalu banyak!” protes Rani dengan mata membulat.“Kamu sedang masa pertumbuhan, Ran. Jadi, kamu harus makan yang banyak!” balas Vino seraya tersenyum, lalu kembali fokus pada makanan di piringnya.Gion yang melihat kedekatan kedua putra putrinya mengulas senyum bahagia, sungguh pemandangan yang sangat langka. Mengingat keluarga mereka yang tidak bisa seharmonis dulu karena sik
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status