Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA

Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA

By:  Dwi Fitriani  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
16 ratings
75Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kisah ini menceritakan tentang dua manusia yang berbeda karakter dan pemikiran. Diandra yang selalu mementingkan perasaannya dan mengetepikan logikanya. Seringkali Diandra terbawa perasaan dalam menghadapi situasi apapun. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Revan yang lebih memilih untuk mengedepankan logikanya dan menepikan perasaannya. Menurut Revan logika lebih berperan untuk menggapai kesuksesan.

View More
Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Cadburry♥
Bagusss kak seruu!! semangat ya upnya!! ToT <3
2022-03-30 20:45:49
1
user avatar
Roesaline
ceritanya keren banget Kak semangat Up ya
2022-03-08 19:23:35
1
user avatar
Galuh Arum
lanjut Thor keren
2022-03-08 13:27:10
1
user avatar
Siti Auliya
Menarik ceritanya, lanjut
2022-03-07 17:13:53
1
user avatar
Melodearose
Ihhhh ini hubungan Revan sama Diandra lucu banget>< Bikin gemes setiap baca interaksi mereka TT Semangat terus lanjutin ceritanya kak. Ini bagus dan manis huhu semangatttt
2022-03-07 12:20:30
1
user avatar
Gadis Cantik
Alurnya bikin melehoy ... bagus kak
2022-03-03 09:35:45
1
user avatar
Aisy Me
hei kak azra datang, baca novel keren ini
2022-03-02 15:54:46
1
user avatar
Luna Lupin
menarik nih up lagi thor ......
2022-02-17 08:16:25
1
user avatar
Galuh Arum
next Kaka keren sekali
2022-02-17 08:02:01
1
user avatar
Megumi
mantap kak... suka ceritanya... semangat ya...
2022-02-17 08:00:03
1
user avatar
Rai Seika
Mampir nih Kak Dwi, semangat ya
2022-02-17 07:28:05
1
user avatar
De Edward
Aku masuk banger nih ke ceritanya. Keren kaaak
2021-08-01 19:34:43
1
user avatar
Ervin Warda
ceritanya seru. semangat nulisnya, kakak
2021-08-01 16:12:38
1
user avatar
atriaskhaer
tulisannya rapi, enak dibaca, semangat yaa
2021-08-01 14:43:09
1
user avatar
Queen yu
Bagus banget cerita, sorry baru satu bab. Semangat ya kakak...
2021-08-01 14:20:15
1
  • 1
  • 2
75 Chapters
Prolog
Revan mengejar Diandra yang lari darinya. Namun, Diandra terus saja bergelut dengan kesedihannya itu. Perasaannya seketika hancur saat mengetahui latar belakang Revan yang nyatanya adalah seorang CEO di suatu perusahaan milik pak Surya yang merupakan sahabat dari papanya itu. Sejak lama mereka saling mengenal satu sama lain, mereka terpisah sejak berhasil menamatkan pendidikan Sekolah Dasar. Sejak saat itu Diandra dan Revan tidak pernah saling bertemu, apalagi untuk saling menyapa. Saat itu tekhnologi belum terlalu canggih bahkan mereka baru memegang ponsel saat duduk di bangku SMP.          Revan mengejar Diandra dengan kecepatan tinggi, sebagai seorang atlet lari, tentu saja mudah baginya untuk menyaingi langkah wanita sudah berada jauh darinya. Diandra berusaha mempercepat langkahnya meskipun akhirnya Revan berhasil menangkapnya dan menggenggam erat pengekangan tangannya. Diandra berusaha menepis genggaman Revan. Namun, genggaman itu terlalu e
Read more
Bertemu Klien
Diandra meninggalkan Revan sendirian di dalam mobil, dia segera membawa berkas-berkas yang telah di persiapkan untuk meeting. Diandra melangkah dengan anggun membuat Revan tak bisa berpaling dan memaksakan diri untuk menghampirinya di tempat meeting. Revan melangkah pelan dan berusaha melawan rasa sakit di pahanya. Semua orang meperhatikan cara jalan Revan kala itu, seperti orang yang sedang menderita wasir. Revan terus melangkah dan mencoba menepis rasa malunya. “Tuh pria tampan, tapi jalannya kayak orang wasir ya?” ledek salah satu perempuan remaja yang sedang nongkrong di meja nomor tujuh, satu-satunya meja VIP di lantai bawah gadis itu adalah seorang anak pengusaha, dia memilki seorang kakak perempuan. Namun, karena tidak akur dengan kakak perempuannya, gadis remaja itu selalu menghabiskan waktunya bersama teman-teman. Dia menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.       Mendengar perkataan remaja itu membuat Revan men
Read more
Ceoku Sedang Sakit
Diandra histeris, secara tiba-tiba dia memeluk pria yang berjalan bersamanya itu. Seketika Aditya terkejut saat melihat respon bahagia dari gadis cantik itu. Namun, rasanya nyaman saat di peluk oleh gadis cantik itu. Rasanya enggan untuk melepaskan pelukan darinya. Seketika Diandra tersadar dan segera melepaskan pelukannya, tak lupa gadis itu meminta maaf karena merasa sangat bahagia ketika mendapat pertolongan dari pria itu.Aditya hanya tersenyum melihat wajahnya yang cengegesan pertanda bahwa gadis itu salah tingkah kepadanya. Aditya membalasnya dengan senyuman. “Uppss, maafkan aku dokter Aditya.” ucap Diandra seraya melepaskan pelukannya dengan cepat. Diandra sangat malu kepada pria yang hanya tersenyum menatapnya. “Aku terlalu bahagia karena dokter Aditya mau membantuku.” sambung Diandra. “Sudahlah, Diandra. Kamu tidak perlu minta maaf, aku tidak marah.” sahut Aditya tersenyum. “Selanjutnya, kamu mau kemana?” tanya dokter Aditya kepadanya. “Aku mau ke
Read more
Menggantikan Tugas Ceo
Diandra bergegas masuk ke ruangan pribadi Revan. Seketika Diandra kaget karena ada seroang wanita paruh baya yang duduk di kursi tamu yang tak jauh letaknya dari meja kerja Revan. Wanita itu menatap tajam kepada Diandra, seketika gadis itu hanya menunduk hormat kepadanya. Meskipun Diandra tidak mengenal wanita itu, tapi dia tetap saja menghormati seseorang yang lebih tua darinya. Wanita itu beranjak dari duduknya dan menghampiri Diandra. Sementara Diandra hanya bergeming seraya menelan saliva. “Mana Revan?” tanya wanita itu dengan tegas.  “Hm ... Maaf nyonya, sekarang saya sedang menggantikan tugas Pak Revan, karena sekarang dia terbaring di rumah sakit, tiba-tiba saja tadi Pak Revan pingsan di dalam mobil.” sahut Diandra dengan sopan, gadis itu tak ingin memperlihatkan ketakutannya.  “Apa? Sekarang dia di mana?” tanya wanita paruh baya itu dengan ekspresi wajah yang menunjukkan rasa cemas yang berlebihan terhadap Revan. Semula Diandra terdiam, dan
Read more
Masih Adakah Cinta?
Archand mengernyitkan kedua alisnya dan mencoba mencari arti dari pernyataan gadis yang berada di depannya itu. Archand hanya menunggu sampai gadis itu membuka pertanyaan untuknya. Tak lama kemudian gadis itu melontarkan pertanyaan kepadanya dan Archand pun di buat kaget dengan pertanyaan gadis cantik itu. “Sebenarnya sebatas apa hubunganmu dengan Florensia?” tanya Diandra. “What? Kenapa jadi bahas dia sih? Ayolah, Dinadra. Kita bahas yang lain saja, tolong jangan bahas dia, aku tidak ingin membahas tentangnya.” Archand berusaha membujuknya agar berhenti mempertanyakan tentang hubungannya dengan Florensia. “Tapi aku pengen tahu, Archand! Tolong jawab pertanyaan aku dengan jujur, sebelum aku pacaran sama kamu, kamu memliki hubungan kan sama dia? Lantas, kenapa kamu tidak cerita sebelumnya?” tegas Diandra, gadis itu mulai terlihat emosi karena pertanyaannya tak kunjung mendapatkan jawaban dari mantan kekasihnya itu. “Oke, aku akan jawab pernyataan dari
Read more
Maafkan Aku
Archand dan Diandra memasuki lorong rumah sakit, saat Archand sibuk menelusuri koridor rumah sakit, gadis itu menghentikan langkahnya ke meja perawat. Dia bertanya di manakah Revan di rawat? Archand segera menghentikan pencariannya dan menghampiri gadis yang sedang berdiri di meja perawat. Setelah mendapatkan informasi dari perawat Archand dan Diandra melangkah menuju ruang VIP yang berada sepuluh langkah dari tempat mereka berdiri. Kamar nomor dua setelah meja perawat, gadis itu segera membuka kamar VIP yang berada paling ujung dari meja perawat. “Selamat sore, Revan.” sapa Diandra yang masih berdiri di depan pintu. “Ya, selamat sore, Diandra. Silahkan masuk, jangan hanya berdiri di sana! Kamu bersama siapa di luar?” tanya Revan kesal, karena dari jauh Revan sudah melihat keberadaan Archand adik semata wayangnya. Revan merasa cemburu dengan keberadaan pria itu. “Baiklah, Revan.” sahut Diandra seraya menundukkan kepalanya, gadis itu masukan ke kamarnya dan la
Read more
Go Away
Archand menghampiri mantan kekasihnya yang sedang duduk di meja kantin. Archand segera memesan dua mangkok bakso untuk dirinya dan gadis yang berada di depannya. Meksipun Diandra sempat menolak, tapi Archand tetap tak ingin mendengar penolakan dari gadis cantik yang sedang duduk di depannya. Gadis itu meminta kembali ke lantai empat untuk menemui sahabatnya sekaligus atasannya.  “Kok kamu buru-buru sih, Di? Aku lagi mau makan loh, temani kenapa sih? Sok sibuk banget sih jadi mantan.” gumam Archand dengan wajahnya yang terlihat santai saat menyebutkan kata  mantan terhadap gadis cantik itu. Seketika gadis itu menatap nanar kepadanya.  “Jangan panggil aku, mantan!” tegas Diandra dan berusaha menatap ke arah lain, dia berusaha menyembunyikan rasa bahagianya ketika mendengarkan perkataan Archand kala itu, karena di antara mereka masih saling mencintai. Namun, harus terpisah dikarenakan suatu alasan, yaitu: Florensia. Diandra memutuskan Archand dem
Read more
Jangan Bahas Masa Lalu
Archand memengang kedua sisi pundaknya dan mencoba menenangkan mantan kekasihnya itu. Gadis itu hanya diam saja dan menatapnya dengan nanar, dia sendiri bingung untuk memberikan tanggapan tehadap pria yang di depannya itu. Apakah dia harus bahagia atau harus marah kepada pria itu? Di sisi lain, gadis itu juga merasa bahagia saat mengetahui jika Archand masih susah melupakannya. Tapi Diandra mencoba menutupi kegembiraannya itu. “Diandra, dengarkan aku!” tegas Archand. “Apa? Mau bahas tentang masa lalu lagi? Kamu nyebelin deh, katanya minta temenin makan sebentar aja. Yang ada kamu malah mengulur waktu buat lama-lama sama aku, mau kamu tu apa?” tanya Diandra geram. “Mau aku cuma satu, Diandra.” sahut Archand yang menatap gadis itu lebih dekat lagi, gadis itu sedikit takut melihat respon mantan kekasihnya itu, yang sedang berdiri di depannya dan menatap lekat sehingga memusnahkan jarak di antara mereka. “Aku cuma ingin balikan sama kamu, apakah kamu mau?” tanya
Read more
Curi Pandang
Archand dan Diandra masuk bersamaan di ruang VIP, saat itu Diandra hanya menunduk ketika Revan menatap tajam kepadanya. Diandra tak berani menatap pria dingin itu karena dia takut jika Revan akan memarahinya dan mengancam untuk memecatnya dari kantor. Ketika Archand menyadari respon sang kakak, dengan cepat Archand menarik Diandra untuk di tengah-tengah antara dirinya dan sang mama. Archand sengaja memancing emosi sang kakak, ketika nanti sang kakak sudah terpancing emosi dia akan bersedia untuk membela mantan kekasihnya itu. Lagipula Archand tak yakin jika Revan berani bersuara di depan sang mama, karena selama ini mereka selalu menunduk kepada mamanya. “Awas saja kalau sampai kakak berani memarahi Diandra karena hal sepele, aku gak akan segan-segan melawan kakak, demi membela Diandra. Seenaknya saja memperlakukan mantan kekasihku seperti budak.” Archand bermonolog, dia membalas tatapan Revan.  Archand berdehem dan memberanikan dirinya untuk bertanya tentang ap
Read more
Bertemu Mantan
Archand menghentikan mobil di halaman rumah Diandra, suara mobil Archand terdengar hingga ke kamar Florensia. Gadis itu keluar mengintip di balik jendela ruang depan, seketika dia menyeringai pertanda bahwa dia tidak menyukai hal tersebut. Florensia mengumpat, dia sangat marah jika sang kakak kembali dekat dengan pria idolanya itu. Florensia menjatuhkan tubuh rampingnya ke sofa empuk dan menyenderkan kepalanya untuk menunggu sang kakak masuk. Beberapa saat Florensia tertidur karena lama menunggu sang kakak. Saat selesai berbincang Archand kembali menyalakan mobilnya, lalu kembali menuju jalan pulang. Diandra melihat laju mobil Archand dari kejauhan, dia khawatir jika Archand berubah pikiran untuk ngebut, perlahan bayangan Archand segera menghilang dari pandangannya. Diandra melangkah masuk menuju pintu rumah, seketika dia tersenyum saat melihat Florensia tertidur. Gadis itu duduk di samping sang adik, dia membelai lembut kepada gadis kecilnya itu seraya berkata maafkan kakak
Read more
DMCA.com Protection Status