Mimpi Cinderella

Mimpi Cinderella

By:  Cincin_dalin  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 ratings
43Chapters
5.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Akibat salah masuk kamar, mahkota berharga Kinara Ailani pun terenggut. Sialnya, laki-laki itu adalah Mahendra, bosnya di kantor. Kinara tak berani untuk menuntut karena status sosial mereka. Bahkan dia berniat melupakan kejadian itu dan menghindari Mahendra Namun, kejadian demi kejadian malah semakin mendekatkannya dengan Mahendra. Apakah akhirnya Kinara mendapatkan keadilan, ataukah terpaksa menunggu cinta sejatinya?

View More
Mimpi Cinderella Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Affandi
Semangat up thorr💪
2021-07-10 13:51:49
1
user avatar
haniyahhputri
CERITANYA MENARIK IHH SUKAA!!
2021-07-10 13:27:38
1
user avatar
Ithanajla
semangat kak... ceritanya seru....
2021-07-10 13:20:11
1
user avatar
RahmaDika
Aku nyampe sini, bca ah seru kyny
2021-07-10 13:11:08
1
user avatar
Vin Shine
ceritanya lucu. semangat thorrrrrrrrr 💪💪💪💪
2021-06-20 12:31:55
1
user avatar
Taurus Di
aku ngikutin loh thor. semangat upnya yaaaa
2021-06-13 21:54:25
1
user avatar
Taurus Di
Ayooo up lagiii gemessss
2021-06-12 13:59:17
1
user avatar
Ithanajla
bagus Kaka ceritanya
2021-06-12 10:05:20
1
user avatar
Unie
Semangat Thor... Ditunggu up ny
2021-06-12 08:41:56
1
user avatar
Vanda Anastasia Adam
Semangat terus untuk karyanya Thor 🤗🌹
2021-06-12 08:17:17
1
user avatar
Taurus Di
Salah masuk kamar xixixix
2021-06-12 08:07:17
1
user avatar
Rani Hermansyah
Semangat ya buay author biar sukses
2021-06-11 23:40:04
1
user avatar
Rini Ermaya
Aku suka. Aku suka 😍
2021-06-11 22:13:01
1
43 Chapters
Dia Telah Merenggutnya
Pipiku terasa menghangat dan aku terjaga karenanya. Sinar matahari yang menerobos masuk terasa menyilaukan dan membuat mata ini refleks mengerjap. Ternyata hari sudah pagi dan aku jadi bingung karena melihat kamar yang berbeda dengan yang kudapatkan kemarin sore. Cepat-cepat aku bangun dan baru sadar jika di balik selimut tebal ini badanku polos tanpa sehelai benang pun. Ealah! Kok bisa begini? Apa yang terjadi padaku? Pertanyaanku dengan segera terjawab saat detik berikutnya bagian bawah tubuhku terasa nyeri. Rasa curiga membuatku menyingkap selimut dan bercak merah yang tercetak di sprei membuat mulutku menganga. Duh Gusti ... bagaimana ini? Yang kukhawatirkan telah terjadi. Sesuatu yang selalu kujaga semenjak kecil telah hilang. Siapa yang telah merenggutnya? Apakah pemilik kamar ini? Kenapa aku bisa berada di sini? Apa aku salah masuk kamar? Ini kamar siapa? Mengabaikan ribuan tanya di hati, kukum
Read more
Grogi
 Mobil travel yang kutumpangi terus melaju meninggalkan kota Bandung, tempat dimana mahkotaku terenggut. Meninggalkan pesta perayaan hari jadi perusahaan yang kelima di sebuah kawasan wisata di sana. Rencana bersenang-senang tinggal dalam angan karena kejadian nahas itu.Aku tak bisa menyalahkan Pak Mahendra. Semua ini terjadi karena keteledoranku. Jika saja aku tak salah melihat nomor kamar mungkin ceritanya akan berbeda.Aku mendesah lirih. Dalam hati mengutuk orang yang telah membubuhkan sesuatu ke dalam minuman itu. Sebenarnya obat apa yang telah dicampurkan ke dalam minuman itu hingga gairah dalam tubuhku terasa meletup-letup tak tertahankan. Itulah sebabnya aku tak menolak waktu disentuh oleh Pak Mahendra. Sial! Kenapa aku mengingatnya lagi? Sudut mataku kembali menghangat, air mata pun telah siap meluncur. Cepat-cepat kususut dengan tissue di tangan, karena tak ingin para penumpang berpikiran aneh tentangku. 
Read more
Berhenti atau Kabur?
  "Nara! Kenapa lari-lari?" Teguran dari arah belakang yang tiba-tiba sangat mengejutkanku. Itu suara Pak Seno. Untung saja jantungku tidak copot. Baru dalam suasana tegang-tegangnya malah ada yang tiba-tiba memanggil.  Aku berbalik dan mendapati laki-laki separuh baya yang berpenampilan klimis itu sedang berjalan mendekat.Aku harus ngomong apa ya? Masa harus bilang kalau barusan ketemu hantu eh, maksudnya, barusan aku grogi karena dilihatin sama Pak Mahendra? "Em-enggak apa-apa, kok, Pak," jawabku gugup. Kami berjalan bersisian sekarang. "Nggak apa-apa tapi muka udah kaya dikejar setan aja," gerutunya."Nggak, kok, Pak. Nggak ada setan. Ini kan pagi," timpalku.Pak Seno malah terbahak mendengar jawabanku. "Mukamu pucet terus lari-lari gitu, emang siapa yang ngejar kamu, sih? Makanya bapak kira dikejar setan.""Nggak, Pak. Nara cuma takut kesiangan aja. Banyak berkas yang belum
Read more
Dia Ingat Atau Tidak?
 Terpaksa kuhentikan langkah. Ingin kabur tetapi takut jika dia terus keluar dan mengejarku. Bisa-bisa aku dipecat dari pekerjaan kalau tertangkap. "Bapak manggil saya?" tanyaku sambil memegangi dada yang berdetak lima puluh kali lebih cepat dari biasanya.Aku menengok ke kanan kiri, tak ada siapa pun. Di seberang lorong banyak orang tetapi tak ada yang berdiri atau berjalan. Masing-masing sibuk di kubikelnya. "Tolong tutup pintunya!" titahnya tanpa menjawab pertanyaanku.Ealah ... jadi dia manggil aku tuh cuma mau disuruh nutupin pintu doang? Alamak! Aku udah kegeeran tadi. Kirain dia inget sama aku. Huh! Dasar Bos Ganteng! Pelan-pelan kututup pintu kayu bercat cokelat tua tersebut. Sebelum pintu menutup sempurna, kusempatkan melirik ke arahnya. Pak Mahendra duduk dan menulis sesuatu di buku yang ada di mejanya. Wajahnya terlihat semakin tampan dengan ekspresi datar dan serius seperti itu. Duh Gusti ...
Read more
Sial! Ternyata Cuma Mimpi!
  Tak terasa sebulan telah berlalu dari kejadian terkutuk itu. Kutatap cemas kalender yang tergantung di dinding kontrakan. Kalender yang bergambar aktor-aktor tampan Korea dan tulisan toko baju tempat kerjaku dulu.Bukan ... aku bukan lagi mencemaskan Lee Min Ho atau aktor bermata sipit yang lainnya. Aku lagi deg-deg ser sambil memelototi angka-angka yang ada di sana. Biasanya tanggal segini tamu bulananku sudah datang. Kenapa sekarang belum, ya? Jangan-jangan ....Oh, tidaaak! Jangan sampai itu terjadi! Membayangkan perutku akan semakin membesar dan semua orang akan menatap sinis membuatku bergidik ngeri. Mau ditaruh di mana mukaku? Apa iya aku harus pakai topeng ke mana-mana? Gimana kalau aku dikira tukang ondel-ondel yang suka mengamen dari pintu ke pintu? Terus nanti anak-anak kecil pada ngikutin dan nyorakin aku? Haish! Benar-benar merepotkan! Pelan-pelan kuusap perut yang
Read more
Galau
Paginya aku bangun kesiangan. Gara-gara semalam bermimpi tentang Pak Mahendra. Setelah terbangun jadi susah untuk kembali tidur padahal baru jam dua malam. Entah jam berapa aku tertidur lagi, rasanya baru saja terpejam tetapi hari sudah beranjak pagi. Aku berangkat dengan tergesa-gesa. Hanya mampir di tukang dagang depan pabrik untuk membeli sarapan dan langsung kubawa masuk ke kantor. Biarlah nanti makannya di dalam saja. Ketika melewati ruangan Pak Mahendra, aku tak tahan untuk tak menolehkan kepala. Kebetulan tirai di jendelanya terbuka. Jadi aku bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam. Apa yang terlihat disana membuat mata ini terbelalak.Krak! Ada yang patah di dalam sini. Hatiku. Organ tubuhku yang satu itu terpotek-potek, hancur berkeping-keping. Rasanya terlalu mustahil untuk disatukan lagi.Di depan mata, Lidya sedang bergelayut manja di bahu Pak Mahendra. Sementara laki-laki tampan itu tersenyum ceria.
Read more
Mati Aku!
 Hari itu aku bangun lebih pagi dari biasanya. Semalam aku bisa tidur dengan lelap setelah melihat hasil yang ditampilkan oleh benda pipih yang kubeli di apotek kemarin. Gara-gara benda itu aku memekik kegirangan mirip orang menang lotre. Ah, bukan, lebih mirip kejatuhan bulan sepertinya. Tekadku sudah bulat seperti bola bekel putrinya ibu kontrakan. Mulai hari ini aku akan melupakan Pak Mahendra. Tak ada gunanya lagi berharap padanya setelah melihat kenyataan yang terjadi di depan mata. Dia tak bisa lepas dari Lidya! Mereka sudah mirip kucing garong dan buntutnya, tak bisa dipisahkan. Apalah aku yang hanya seorang Upik Abu bagi dirinya. Kami jauh berbeda bagaikan bumi dan langit. Atau bulan dan matahari. Sangat jauh dan tak mungkin bisa bertemu ataupun disatukan. Mungkin hanya bisa disatukan jika memakai aplikasi. Fotonya maksudku.Kucoba menata hati yang telah porak-poranda diobrak-abrik oleh pesonanya. Sepertinya me
Read more
Siapa yang Mesum?
 Sontak kubuka mata dan menoleh ke asal suara di belakangku. Mata ini langsung melotot waktu melihat siapa yang ada di sana. Pak Mahendra! Dia duduk di atas meja Pak Seno sambil melipat tangan di dada. Matanya menyorot tajam ke arahku, mirip sinar laser yang mampu menembus ke dalam jantung.Ealah! Kukira dia udah masuk ke kandangnya eh ruangannya, nggak tahunya malah ada di sini. Sejak kapan dia nongkrong di meja itu? Ish ... nggak sopan banget, duduk kok di meja! Kok aku nggak nyadar dia ada di belakang, ya? Berarti, dia lihat, dong, waktu aku ngupil tadi. Duh Gusti ... mau ditaruh di mana mukaku? "Hmm!" Dia berdehem waktu melihatku menatapnya. "Maaf, Pak," lirihku, setengah takut dan ragu. Jantungku seakan berhenti berdetak waktu melihatnya bangkit dan berjalan ke arahku. Aduh ... dia mau apa, ya? Apa dia mau menghukumku? Tolong Baim eh Nara, ya Allah! "Kamu tahu in
Read more
Duh Gusti ... Tolong Aku!
 Mau tak mau kuturuti perintah Pak Mahendra. Tangan ini mendadak pegal karenanya. Dalam hati merutuk kesal karena merasa dipermainkan. Sengaja kupasang wajah cemberut waktu menulis. Biar dia tahu jika aku sedang kesal. Jika dia menganggapku sebagai karyawan bar-bar, masa bodoh. Aku tak peduli. Kalau begini caranya, aku tak takut lagi untuk dipecat. Daripada setiap hari makan hati.Mending kalau hati ayam, memang enak itu. Apalagi kalau dimasak barengan goreng kentang dan ditambah petai. Mantap. Auto bayangin makanan, nih. Mendadak lapar jadinya. Laki-laki usil itu berdiri lalu berjalan mondar-mandir mirip setrikaan. Mengawasiku, mungkin takut kabur sebelum tugas selesai. Atau takut aku minta tolong orang lain untuk menulisnya. Aku terkejut waktu mendengarnya mengunci pintu. Kenapa harus dikunci? Dia mau apa? "Kamu capek? tanyanya waktu melihatku menggeleng-gelengkan kepala dan juga mengibas-ngibaskan tanga
Read more
Pembalasan
  Sambil menahan malu, aku pun turun dari tempat tidur itu. Pak Mahendra bangun dan duduk di tepi ranjang. Wajahnya merah padam, pertanda amarah melingkupinya.  Setengah hatiku merasa bersalah karena telah bermain-main dengan tempat tidurnya. Setengahnya lagi, aku merasa senang, berhasil membangunkan seekor gorila eh, maksudku Pak Mahendra.  Awas, jangan dibilangin julukanku untuknya, ya!  "Maaf Pak, saya cuma mau bangunin Bapak," ucapku setenang mungkin.  "Itu namanya bukan bangunin, tapi bikin syok. Memang nggak bisa pakai cara lain, apa? Dasar!" Dia menggerutu dengan raut kesal. "Tadi sudah saya goyang-goyangin bahu Bapak, saya udah tarik-tarik tangannya juga, tapi nggak bangun. Saya nggak punya cara lain, Pak. Masa saya harus ambil air segayung terus guyurin muka Bapak? Kan nggak sopan, ya? Kayak ibu tiri saya kalau bangunin aja." "Kamu udah kayak anak kecil aja, main lompat-lompat. Gimana kalau ran
Read more
DMCA.com Protection Status