PERNIKAHAN DUSTA

PERNIKAHAN DUSTA

Oleh:  Reinee  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8
4 Peringkat
26Bab
15.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pesan whatsapp di ponsel suaminya saat malam pertama mereka, menguak rahasia tujuan sesungguhnya Geo menikahi Alma. Geo yang bekerja di perusahaan milik ayah Alma dan memiliki karir yang cemerlang rupanya termakan oleh bujuk rayu ibunya untuk menguasai harta atasannya itu. Sementara di sisi lain, kekasih Geo yang bernama Cindy tidak terima dengan keputusan lelaki itu memutuskan hubungan mereka untuk menikah dengan wanita lain. Akankah pernikahan mereka kandas di tengah jalan dengan adanya sosok Adrian di sisinya ataukah Alma akan memaafkan Geo?

Lihat lebih banyak
PERNIKAHAN DUSTA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Indri saputra
baaaguusss ...
2022-11-05 04:34:48
0
user avatar
rabbit
hebat pemuda yang tidak terduga
2022-02-23 23:21:28
0
user avatar
yanti yanti
Menarik ............
2021-11-06 22:42:07
0
user avatar
Sulastri Lubis
keren bab ny tdk banyak, utk ceritanya niru sinetron indosiar bgt, semangat author,,,,
2021-09-09 01:27:10
0
26 Bab
PESAN WA MISTERIUS
[Selamat menikmati malam pertama, Ge. Semoga istrimu sehebat aku kemarin malam.] Tulis seseorang di aplikasi perpesanan, ponsel milik seorang lelaki yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suamiku itu.  Aku baru menjalani prosesi menegangkan pernikahan sakralku dengan Geo beberapa jam yang lalu. Bahkan tadi sempat kulihat dia menitikkan air mata saat mencium tangan orang tua kami. Kupikir dia pasti sangat bahagia dengan pernikahan ini walaupun kami tidak pernah mengalami masa pacaran. Seperti kebahagiaanku yang tak terkira saat akhirnya papa, beberapa minggu yang lalu, mengatakan akan menikahkanku dengan salah satu staf terbaik di perusahaannya. Namanya Geonino, dia adalah staf dengan karir paling cemerlang yang sangat dipercaya papa hingga di usianya yang terbilang masih muda sudah dipercaya memegang jabatan Manager di perusahaan papa. Aku memang tidak men
Baca selengkapnya
MENUNDA MOMONGAN?
Pagi ini dengan wajah penuh semangat aku menggandeng Geo ke meja makan, dimana papa dan mama sudah menunggu kami disana untuk sarapan bersama. "Selamat pagi, pengantin baru," sapa mama menggoda kami. Kulihat wajah suami tampanku bersemu merah. Lalu berjalan beberapa langkah ke depan untuk menarik kursi makan untukku duduk.  "Sayang," katanya, sambil memberiku kode tangan untuk duduk. Sekarang ganti aku yang tersipu.  "Terima kasih, Sayang," ucapku malu-malu, membuat papa dan mama ikut mengulum senyum mereka.  "Yuk, kita sarapan dulu!" ajak mama.  Setelah papa mengajak kami berdoa sebelum sarapan, aku segera melayani sarapan pertama suamiku dengan antusias, sementara Mama mengambilkan makanan untuk papa. Aku ingin dia bangga memiliki istri aku, walaupun kami belum mengenal cukup dekat. "Oya,
Baca selengkapnya
SANG ADIK ANGKAT
Saat sore menjelang, persiapan menyambut kedatangan besan pun sudah selesai dilakukan. Dan selepas maghrib, taksi online yang membawa mama dan adik Geo pun tiba. Mama Geo berjalan diapit dengan dua orang wanita cantik. Salah satunya aku mengenalnya sebagai Gemma, adik kandung Geo. Berarti yang satunya, kemungkinan Cindy. Aku, Geo dan mama menyambut mereka di teras depan. Setelah selesai cipika cipiki, mama mengajak kami semua masuk langsung menuju ke meja makan yang sudah penuh dengan hidangan.  Mama menempatkan diri duduk di sebelah kanan papa. Sementara aku di sebelah kiri papa, di ikuti Geo. Mama mertua dan Gemma berjajar di sebelah kanan mama. Sementara Cindy saat sampai di meja makan langsung mendudukkan dirinya di sebelah kiri Geo.  Makan malam kali ini didominasi dengan obrolan khas ibu-ibu antara mamaku dan mama Geo. Papa dan kami para anak-anaknya hanya sesekali menimpali atau
Baca selengkapnya
NOMER PONSEL CINDY
Suatu pagi saat papa dan Geo sudah berangkat ke kantor, sementara mama gagal membujukku untuk ikut ke acara arisan sosialitanya, aku bergegas ke dapur untuk mencari Lastri. Lastri adalah salah satu asisten rumah tangga yang paling muda di rumah kami. Usianya masih beberapa tahun di bawahku. Dengan dia aku terkadang biasa membahas gosip gosip artis yang lagi trending. Karena anaknya yang lucu dan polos hingga seringnya Lastri membuat seisi rumah terhibur dengan setiap tingkahnya.  "Las, sini ikut aku!" kataku sembari menjawil lengannya. Dia segera tergopoh mengikutiku ke kolam renang di belakang rumah.  "Ada apa, Non Alma?" tanyanya setelah kami sampai di kursi pinggir kolam renang.  "Ponsel kamu mana? Pinjem dong," kataku. "Ponsel Lastri, Non?" "Iyee." Lastri segera
Baca selengkapnya
KAMAR GEO ATAU CINDY?
Kamar Gemma terlihat bersih. Selama berada di dalamnya tak kulihat ada kejanggalan disana. Entah apa dia sudah menyembunyikan sesuatu selama tadi dia menyuruhku untuk menunggunya berganti baju atau tidak, aku pun kurang tau.  Perbincanganku dengan Gemma juga cukup normal, layaknya pasangan kakak dan adik ipar yang baru saling akrab. Masih sedikit agak canggung, dan aku pikir itu biasa.  "Ngomong-ngomong, Cindy biasanya pulang jam berapa, Gem?" tanyaku tiba-tiba. "Kak Cindy ya kak?" "Kak Cindy? Oooh kamu panggil Cindy kakak?" Aku sedikit heran. Kupikir Cindy itu adik paling kecil. "Iya Kak, karena Kak Cindy umurnya lebih tua dari aku."  "Oh gitu." Aku pun manggut-manggut.  "Kerja dimana sih? Jam berapa biasanya dia pulang?"  "Kak
Baca selengkapnya
KENAPA HARUS SEKRETARIS?
"Bukannya itu kamar Cindy, Ge?" "Kamarnya Cindy gimana? Kata siapa?" "Kata mama kamu sama Gemma." "Ah, salah kali, Al. Kamar yang mana sih yang dimaksud?" Kuperhatikan wajah Geo nampak sedikit pucat. "Yang pintunya warna merah kan?" tanyaku lagi. "Iya, kan ada dua pintu yang warna merah." "Masa' sih?" Aku mencoba mengingat-ingat. Dan seingatku sepertinya tidak ada lagi pintu warna merah lainnya. Walaupun pintunya memang semuanya hampir mirip, tapi cuma ada satu yang berwarna merah seingatku. "Iyaa, ada lagi satu. Kamu nggak liat pasti," kata Geo berargumen. "Ya udah lah, ngapain juga ribet bahas pintu kamar. Sana cepetan mandi!"  Aku mendorong tubuhnya untuk segera masuk ke kamar mandi, lalu
Baca selengkapnya
KUCING-KUCINGAN
Sore harinya Gemma mengirimiku pesan bahwa dia sudah menungguku di Mall tempat kami janjian ketemu.  Meninggalkan Pak Parjo di parkiran, aku segera mencari keberadaan adik iparku itu. Dan akhirnya menemukannya di depan galeri ponsel yang sangat dia inginkan itu. Tapi ternyata dia sendirian, tidak bersama dengan Cindy. "Cindy mana, Gem?" "Nggak bisa datang katanya, Kak. Masih ada kerjaan di kantor." Dahiku berkerut. Lalu segera kuambil ponselku untuk menghubungi Geo. "Ge, kamu bilang Cindy bisa keluar. Kenapa malah kamu kasih kerjaan sih?" cerocosku begitu panggilanku diangkatnya. "Eee eh, sorry Al ... ini Cindy katanya lagi kurang enak badan. Jadi aku biarin pulang aja. Nggak papa kan nanti jalan bareng Cindy nya kapan kapan aja?" "Ya nggak papa sih. Tadi kata Gemma Cindy masi
Baca selengkapnya
KECURIGAAN PAPA
Agak jauh dari rumah mama mertuaku, aku menyuruh Pak Parjo memarkirkan mobil. Aneh, karena harusnya mobil Geo sudah ada disana jika dia tadi mengantarkan Cindy pulang. Tapi sampai hampir dua jam kami berada di salah satu sudut jalan sambil memperhatikan rumah itu, tidak ada nampak mobil suamiku itu datang. Atau mungkin tadi Geo hanya mengantar Cindy sampai depan rumah dan langsung pulang? "Pak," panggilku ke Pak Parjo. "Ya, Non?" "Kita pulang," kataku sambil membenarkan posisi dudukku di jok belakang. "Baik."  Dan benar saja, saat mobil kami memasuki halaman rumah, aku melihat mobil Geo sudah terparkir rapi di garasi. Dan saat aku beranjak masuk, bertiga Mama, Papa, dan Geo sudah menungguku di ruang tengah. "Sayang, dari mana saja sih kok jam segini baru pulang?" tanya Geo bangkit menyambut ke
Baca selengkapnya
FOTO GEO DI AKUN SOSMED
Di dalam mobil yang membawa kami ke kantor pagi ini, Geo lebih banyak diam. Bahasa tubuhnya menandakan kegelisahan. Entah apa yang membuatnya seperti itu. "Ge, kenapa sih?" tanyaku penasaran. "Apa?" Dia nampak sedikit kaget. Sepertinya tadi dia sedang memikirkan sesuatu hingga kaget saat kutanyai. "Kok kayak orang nggak tenang gitu, kenapa?" desakku.  "Nggak papa. Perasaan kamu aja, Al." "Jangan-jangan kamu sakit ya, Ge?" Aku memiringkan tubuhku untuk memegang dahinya. "Nggak panas," gumamku. "Memang nggak sakit. Kamu aja yang terlalu perasa. Aku nggak papa kok." Dan kami pun kembali terdiam hingga mobil akhirnya terparkir di pelataran kantor.  Aku berjalan mengikuti langkah Geo yang sedikit tergesa menuju lobby. Tapi kemudian kami berdua mend
Baca selengkapnya
BANGKIT UNTUK PAPA
Perih hati manyaksikan gambar dua insan yang sangat mesra itu di layar ponselku. Apalagi salah satunya adalah suamiku. Sepertinya mataku mulai panas menahan air mata yang terus mendesak ingin bergulir.  Jadi semua kecurigaanku selama ini benar adanya. Bukan hanya sekedar perasaanku yang terlalu peka. Mereka berdua sebenarnya bukan pasangan kakak dan adik angkat seperti yang diakui oleh Geo dan keluarganya. Tapi, mungkinkah mereka adalah pasangan suami istri? Jika bukan, lalu kenapa mereka harus tinggal dalam satu atap? Aku tak bisa lagi menahan diri. Semuanya harus jelas sekarang. Bukan saatnya lagi aku dan keluargaku dibodohi oleh orang-orang yang tidak tahu diri itu. Saat aku tiba tiba bangkit hendak menuju ke ruangan Geo, Adrian yang sedang berada di meja kerjanya nampak kaget. "Ada apa?" tanyanya cemas. Mungkin saat ini mukaku kelihatan begitu menyeramkan hi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status