Wake Up!

Wake Up!

Oleh:  Queen Yoo  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
11 Peringkat
3Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Novel ini menceritakan tentang tujuh siswa dari Airlangga High School yang ingin menyelamatkan sistem pendidikan di Indonesia yang sudah tertinggal sejak 138 tahun yang lalu. Vaneyza Arasyta, Willy Rafardhan, Ulyn Feanada, Adinda Carissa, Elvano Alvian, Yovieno Stevaga, dan Abian Fairel adalah ketujuh siswa yang akan melakukan apapun, agar semua tujuan mereka tercapai.

Lihat lebih banyak
Wake Up! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Pena Merah
Semangat berkarya kak ☺️
2021-06-16 20:35:59
0
user avatar
CriyeleZah
Semangat thor❤️
2021-06-15 18:54:59
1
user avatar
Senja Kelabu
Kereeeen kak ceritanya.....
2021-06-14 12:22:02
1
user avatar
Virdiya
Ih aku suka nih cerita yang kaya gini😍
2021-06-14 11:54:23
1
user avatar
Saffanaini
Ughh manjiw banget kak ceritanya😍
2021-06-14 10:43:11
1
user avatar
Nona_Es
Keren sekali😍
2021-06-14 10:10:41
1
user avatar
Noona R
Kerenn ceritanya😍
2021-06-13 13:22:31
1
user avatar
Susan S
Manttapu djiwa. Lanjut thorr
2021-06-13 12:40:27
1
user avatar
Anila
Jalan cerita yang unik, harus baca sih ini!
2021-06-13 11:51:13
1
user avatar
Nhu Sorenda
Beuhh ada lagi cerita yang baguss
2021-06-13 12:13:18
1
user avatar
E.Yuliwardani
Kerennn mantab
2021-06-16 14:07:13
1
3 Bab
Prolog
Selama dua tahun bersekolah di Airlangga High School, bukan tidak mungkin kalau Neyza berkeinginan untuk bisa berada di kelas para kesayangan para guru. Kelas 12A, kelas terakhir yang bisa dijadikan tujuan setelah dua tahun terjebak di kelas 10F dan 11G. Kelas yang selalu dianggap remeh oleh kebanyakan guru, karena berasal dari buangan siswa-siswi pilihan dari kelas atas. Tangan Neyza meraih knop pintu ruang kelas 12A. Di dalam sana, 19 anak lain sudah duduk di masing-masing bangkunya.  "Selamat datang Vaneyza Arasyta, biar saya pasangkan name tag ini untuk kamu." Suara Pak Budi terasa berat di dengarnya. Ia hanya bisa mengangguk dengan rasa lega bercampur senang, karena berhasil memenuhi impiannya sebelum benar-benar lulus dari sekolah asrama terbaik di Kota Surabaya ini. "Silakan duduk di belakang sana, karena hanya kursi itu yang tersisa." Neyza mengangguk, lalu melangkah
Baca selengkapnya
Kertas Buram
Seluruh pandangan satu kelas tiba-tiba berpusat pada bangku paling belakang pojokan. Sosok siswi dengan rambut kuncir kuda itu masih tetap berani menatap Pak Budi dengan keberanian yang dimilikinya. Pak Budi diam di tempatnya, sementara Neyza masih belum juga melanjutkan kalimatnya. "Pendidikan di Indonesia, belum juga bisa berkembang karena semua tokohnya. Mulai dari siswa sendiri, masyarakat, pemerintah, dan yang paling penting adalah guru." Ulyn berbicara tanpa bangkit dari tempat duduknya. "Bapak nggak bisa menyalahkan siswa, seolah nggak ada faktor lain yang lebih berpengaruh." Neyza menolehkan wajahnya ke arah Ulyn yang duduk di sebelahnya. Ia mengembangkan senyum, cukup merasa senang karena Ulyn menguatkan argumennya. "Kalian benar. Tetapi kedisiplinan siswa juga penting sebagai upaya kecil untuk membangun pendidikan yang layak." Neyza mengangguk dengan tenang, baru setela
Baca selengkapnya
Keadilan
"Ibu sendiri, bahkan malu telah bela kamu di lapangan bola tadi." Bu Asti menahan kepalanya yang terasa memberat dengan kedua tangannya. Sosok Willy Rafardhan, hanya bisa terus berpasrah pada guru pembimbing itu setiap kali kena masalah di sekolah, entah bersalah atau menjadi korban. Bu Asti mencoba membuka matanya untuk menatap lurus-lurus ke arah Willy yang tidak peduli dengan ucapannya. Siswa laki-laki itu, justru membuang muka seolah tidak ada siapapun yang sedang berbicara dengannya. "Willy, Ibu lagi bicara sama kamu!" Willy menarik wajah tegak menatap Bu Asti, meski sebenarnya bosan hampir setiap hari masuk ke ruang bimbingan ini. "Iya, Bu. Saya juga mendengarkan Ibu daritadi. Ibu pikir saya ngapain aja satu jam duduk di kursi ini?" Bu Asti menghela napasnya dengan cukup panjang. "Sikapmu seperti itu salah, Willy! Saya tahu persis, bagaimana kamu yang selalu mudah terpancing emosi apalagi ini h
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status