Istri Muda

Istri Muda

By:ย ย Diganti Mawaddahย ย Completed
Language:ย Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
15 ratings
56Chapters
22.0Kviews
Read
Add to library

Share:ย ย 

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

_Terinspirasi dari kisah nyata_ Elang terpaksa menikah lagi demi untuk melunasi utang ibunya. Huri Hamasah si Mahasiswi cantik yang menjadi istri keduanya. Apakah Elang mampu menjalani peran sebagai suami yang memiliki dua istri? Ataukah ia harus melepas satu diantaranya? Langsung baca yuk. Jangan lupa berlangganan dan klik bintang limanya. Terima kasih

View More
Istri Muda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Raden Arya Radians
ko harus pake koin lgi aku dh tamat bacanya tp ketika mau baca lgi ko ke kunci lgi ya,,.........
2021-10-03 21:10:17
2
user avatar
Raden Arya Radians
hahahaha alhasil semua prediksi nya tepat bahwa Jaelani adalah orang suruhan huri hahahahaha bagus itu sangat menakjubkan sangat halus sekali good job ..................................................................
2021-08-26 20:34:31
1
user avatar
Raden Arya Radians
di tunggu extra prat nya teh hahaha sesuai prediksi aq pasti jdi bersama SMA elang teh huri nya...............๏ธ...๏ธ...๏ธ
2021-08-25 17:34:11
2
user avatar
Raden Arya Radians
hemmm kasian ce klo dh gini tp ini yg terbaik unk teh huri dan anak" nya
2021-08-24 14:31:26
2
user avatar
Raden Arya Radians
asyik teh huri mau nikah hehehe tp kasian juga Ama bang elang hahahhaa,
2021-08-23 06:36:32
1
user avatar
Raden Arya Radians
asyik semua terbukti makan tuh bang elang sok ganteng ce di kasih istri baik dan Sholehah kaya huri di sia-siain sekarang istri pertama nya berhianat hahahaha puas bnget DECH
2021-08-20 18:22:47
1
user avatar
Marsity Maskum
keren bgt...... slalu ditggu updatex ya
2021-08-18 18:06:21
1
user avatar
Raden Arya Radians
hahahahaha emang enak tuh bang elang di tolak lagi m teh huri hahahhaa puas bnget gw ketawa
2021-08-17 19:32:48
1
user avatar
Bee โ™ก
KEREN BGT CERITANYA.........
2021-08-16 16:22:58
1
user avatar
Raden Arya Radians
yeaaah keegoisan seorang ibu kalah sama cinta Anak menantunya ....................................
2021-08-16 07:59:42
1
user avatar
Raden Arya Radians
berjuang unk cinta huri semangat bang elang hahaha seru kisahnya ampir sama Kya kehidupan KK gw
2021-08-15 07:59:04
1
user avatar
Nannys0903
Suka. Next dong Kak.
2021-08-14 00:38:10
1
user avatar
Raden Arya Radians
yaaaaa juri datang seng DECH ...............
2021-08-13 12:01:21
2
user avatar
D_Van
Yessss Ada Huri
2021-08-09 21:34:19
1
user avatar
D_Van
YESSSS ada Siwi .........
2021-08-09 21:33:03
1
56 Chapters
1. Utang Ibu
 “Bu … darimana kita mendapatkan uang sebanyak ini? Dan … uangnya Ibu pakai untuk beli apa? Perabotan rumah Ibu biasa aja. Semua Elang yang belikan. Emas juga Ibu hanya pakai satu cincin dan itu pun Elang yang beli saat lebaran dua tahun lalu. Terus ini? Lima puluh lima juta uangnya Ibu pakai untuk apa?” lelaki berusia tiga puluh tahun itu terduduk pasrah di kursi ruang tamu ibunya. Secarik kertas tagihan berada di tangannya. Tagihan yang dia tidak tahu kapan ibunya meminjam dan ke mana larinya uang itu.  “Lang, Ibu’kan kreditin barang-barang sama tetangga kanan kiri. Awal-awal bayarnya pada benar. Jadi, Ibu pinjam ke Bu Rima, karena cepat cairnya. Kalau pinjam ke bank, Ibu harus pakai jaminan. Eh, malah orang yang kredit ke Ibu bayarnya pada susah. Ada yang kabur, ada yang ngeles mulu. Gak  bisa ditagih pokoknya. Jadi, Ibu juga kredit macet bayarnya ke Bu Rima” jawab Bu Latifah tanpa berani menatap wajah anak l
Read more
2. Jujur pada istri pertama
Elang pulang ke rumah dengan pikiran kalut. Diparkirkannya motor di depan kontrakan, tanpa bertegur sapa dengan tetangga lainnya. Biasanya, sebelum masuk ke rumah, Elang pasti berbincang sejenak atau bertegur sapa dengan tetangga kanan dan kiri yang kebetulan berada di depan rumah mereka. Kiya melihat wajah suaminya yang muram begitu menginjakkan kaki di dalam rumah, langsung menyambut suaminya dengan senyuman hangat.  “Ada apa, Sayang? Kenapa wajahnya cemberut? Capek ya?” sapa Kiya sembari mencium punggung tangan suaminya. Wanita itu menerima tas ransel dari tangan suaminya, lalu menggantungnya di tempat biasa. Lelaki itu langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa bicara apapun. Kiya resah, hingga menghela napas berat beberapa kali. Sigap siapkannya minuman dan juga makan sore untuk suaminya. Suara keran air berhenti, begitu juga bilasan di dalam sana. Elang keluar hanya mengenakan handuk saja yang menutupi sebagian tubuhnya hingga pinggang.&nbs
Read more
3. Hari Pernikahan
 Hari sabtu ditentukan oleh Bu Rima, sebagai hari bahagia putri semata wayangnya. Huri, gadis cantik berusia dua puluh tahun itu sudah siap dinikahkan dengan Elang Herlambang;pria yang sudah beristri. Bukan hanya sebagian, tetapi semua tamu yang hadir pada acara akad pernikahan itu tentu bertanya-tanya, kenapa gadis cantik, muda, kaya, dan pintar, lebih memilih suami orang sebagai pendamping hidupnya. Bukan Bu Rima namanya, jika dia harus cepak-caoek menjelaskan sebuah alasan yang menyangkut kebahagiaan sang putri. Kebaya putih sudah dikenakan Huri Hamasah dengan sangat anggun. Make up flawless sudah menyulap wajahnya yang memang sudah cantik, menjadi semakin cantik. Di depan cermin yang kanan kirinya dihiasi lampu besar, Huri memhat dirinya dengan takjub dan juga sedikit ragu. Bu Rima masuk ke dalam kamar anak gadisnya, lalu tersenyum begitu hangat. “Calon suamimu sudah tiba. Pak Penghulu juga sudah siap untuk menikahkan. Ayo, kamu turun bersama
Read more
4. Malam Pengantin
Huri berbaring di ranjang besar itu dengan membentangkan tangannya. Indera penciumannya masih terpukau dengan aroma aneka bunga yang menambah suasana malam semakin sahdu. Suara gemericik air di dalam kamar mandi membuat Juri menoleh ke arah sana. Gadis itu tersenyum malu, hingga pipinya terasa menghangat.Apakah malam ini saatnya? Hampir semua teman di kelasnya mengatakan jangan gugup untuk malam pertama, tetapi tetap saja dirinya merasa sangat canggung.CklekPintu kamar mandi terbuka. Sontak Huri bangun dan langsung duduk sambil melirik malu-malu pada suaminya yang sudah berpakaian. Piyama yang sudah disiapkannya di dalam sana, dikenakan sangat pas di tubuh suaminya.Sayang sekali, guyonan teman di kampus yang mengatakan bahwa suaminya nanti akan keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk, adalah tidak benar. Itu hanya ada di adegan novel yang dituliskan oleh para pencipta adegan dengan tingkat kehaluaan yang hakiki. Huri malah
Read more
5. Anu apa sih?
Huri tergelak melihat wajah pucat pasi suaminya. Bagaikan sedang berhadapan dengan malaikat maut. Yah ... bisa dibilang seperti itu. Menikah dengan Huri, seperti mengantarkan nyawanya ke liang lahat. Sambil merasa kengerian, Elang juga merasa terpesona dengan tawa gadis itu. Segar dan tidak dibuat-buat."Abang gak usah takut," ujarnya setelah tawa itu reda."Kalau semua pria yang melamar kamu mati, apalagi saya yang langsung menikahi kamu," sahut Elang dengan jakun naik turun."Justru itu, makanya Mama gak mau Abang lamar Huri, tapi langsung dinikahkan. Manusia dan jin, masih lebih cerdas manusia, Bang." Bulu tangan dan tengkuk Elang berdiri seketika. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan keadaan sekitar kamar yang terasa sedikit horor. Ditambah lagi gerimis halus mulai turun. Suasana begitu mencekam bagi Elang."Oh ... begitu, trus? Berarti saya lolos dari maut?" tanya Elang dengan polosnya. Tawa Huri kembali pecah dan
Read more
6. Suara Hati Kiyara
Namanya Kiyara, berusia dua puluh tujuh tahun. Pekerjaan sehari-harinya hanya mengurus rumah dan suami. Kemampuan istimewa lainnya tidak ada, selain memasak di dapur. Kiyara yang hanya mengenyam pendidikan sampai SLTA tidak diijinkan oleh suaminya;Elang untuk bekerja di pabrik atau sekedar menjaga toko. Semua itu dilakukan agar keduanya segera diberi momongan.Tak ada yang begitu istimewa dari kehidupan rumah tangganya, selain suami yang sangat menyayangi dan bersabar atas dirinya yang banyak sekali kekurangan. Yah ... walau beberapa kali ada tawaran untuk mengikuti lomba memasak di media sosial atau di lingkup ibu-ibu PKK, tetapi Kiya tidak pernah meresponnya. Duduk di rumah menonton TV layar datar besar, sambil sesekali berbincang dengan para tetangga adalah hobinya untuk mengusir penat.Namun di satu hari, semua berubah. Tepatnya di hari ini, suaminya telah menikah lagi dengan wanita yang bisa dibilang hampir sempurna. Mungkin memang tidak ada cela pada
Read more
7. Morning Kiss
"Kenapa Mama menatapku seperti itu?" Bu Latifah dan Bu Rima saling menoleh, lalu tersenyum di balik bibir mereka. Alis gadis itu mengerut. Huri merasa ada yang aneh dengan tatapan kedua ibu yang sudah duduk bersiap di meja makan.Huri menarik kursi untuknya, lalu satu kursi lagi di sampingnya untuk Elang yang belum turun dari lantai dua. Rambutnya yang masih basah, digulung dengan handuk kecil. Wajahnya segar dan aroma sampo dan sabun juga sangat segar ditangkap oleh penciuman."Mana Elang?" tanya Bu Latifah pada menantunya."Ada di atas, Bu. Lagi bersiap mau ke toko. Sebentar lagi turun," sahut Huri sambil menyesap tehnya."Loh, kenapa ke toko? Kalian'kan pengantin baru, kenapa tidak di rumah saja memadu kasih, atau saling berbincang?" tanya Bu Latifah pada Huri. Gadis itu tertawa kecil, lalu menoleh ke belakang, saat mendengar langkah kaki suaminya mendekat."Di sini, Bang." Huri menepuk
Read more
8. Mandiin Burung
"Bang." Huri mengayunkan lima jarinya di depan wajah Elang. Lelaki itu tersentak kaget, lalu mengalihkan pandangan."Ada apa?" tanyanya, lalu senyuman lebar menggoda mengembang di bibir Huri."Apa sedang membayangkan sesuatu? Saya minta cium mungkin? Ha ha ha ... Kalung saya sudah terlepas, kenapa Abang masih bengong? Ayo, katanya harus buru-buru kerja." Huri tertawa renyah, lalu dengan mudahnya berdiri lebih dahulu dari suaminya. Tangannya terulur untuk membantu Elang berdiri, namun sayang, lelaki itu memilih bangun sendiri dengan wajah merah padam menahan malu.Aku menikahi gadis atau jin sih? Kenapa dia bisa tahu bayangan apa yang ada di kepalaku? Elang bergumam dengan bulu tangan yang tiba-tiba meremang."Ini tasnya." Huri berhasil mengambil ransel suaminya. Elang menerima barangnya dengan canggung, lalu membuka resleting di dalamnya. Lelaki itu berjalan ke depan kamar mandi, lalu membuka keranjang pak
Read more
9. Tuduhan Kiya
 “Abang pasti sudah meniduri Huri?” Kiya masih terisak pedih. Ia memunggungi Elang. Sama sekali enggan untuk melihat wajah suaminya. Hatinya sudah terlanjut terbakar api cemburu. “Itu tidak benar.”  “Oh ya? Mana ada laki-laki yang bisa menahan godaan wanita cantik dan seksi di depannya. Halal pula. Jangan berbohong, Bang,” sergah Kiya masih dengan suaranya yang bergetar. Elang tidak mengeluarkan suara. Ia tahu istrinya pasti saat ini merasakan api cemburu yang membara dan juga sakit hati yang amat dalam. Tangan Elang terulur untuk meraih ujung rambut Kiya, membawanya ke hidungnya. Elang sangat suka aroma sampo yang dipakai oleh istrinya.  “Kamu tuh harus tahu, Kiya—bahwa tidak ada wanita yang lebih cantik, lebih seksi, dan lebih menggoda dari kamu. Saat bersamanya saja, Abang selalu merasa bersalah pada kamu.” Terde
Read more
10. Kekecewaan Huri
 Elang menarik ujung bibirnya dengan ringan, membentuk senyuman samar, sekaligus tragis. Ia tidak ingin mengingat apapun dari masa lalu Kiya yang kelam. Cukup untuk menjadi rahasia mereka berdua saja. Bahkan Ibunya saja tidak mengetahui cukup baik perihal kehidupan Kiya sebelum bertemu dengannya. Elang menatap istrinya tanpa kata-kata. Pandangannya sekilas memang terasa sedang  emosi, tetapi Elang berusaha mengontrol dirinya. Ia tidak boleh marah pada Kiya. Karena di posisi saat ini, Kiyalah yang paling terluka dan itu karena dirinya dan juga ibunya.Kiya yang merasa suaminya sedang marah, hanya bisa diam sambil mengepalkan tangannya. Jarang sekali amarah Elang tersulut seperti ini dan dia belum pernah sama sekali dibentak oleh suaminya. Namun baru sehari saja di rumah Huri, Kiya hampir tidak mengenali suaminya. Ia memalingkan wajah, malas bertatapan dengan Elang.“Aku sudah sering mengingatkanmu, Kiya, jangan pernah singgung masa
Read more
DMCA.com Protection Status