Once Again

Once Again

Oleh:  Clarissa09  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
22Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Berawal dari perjanjian keluarga di masa lalu, mengharuskan Kyle Al Jerome Willian dan Clarissa Bella Buczer untuk menjalin sebuah hubungan yang tidak pernah didasari oleh cinta. Al yang harus meninggalkan kekasihnya, sedangkan Cla yang harus kehilangan impiannya. Kehidupan pernikahan yang tidak pernah didasari oleh cinta, keromantisan yang ia lihat pada kedua orangtuanya tidak pernah Cla temui dalam pernikahannya bersama Al, pun sebaliknya. Justru yang mereka temui hanyalah masalah dan masalah.

Lihat lebih banyak
Once Again Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
22 Bab
Kembali
Cuaca nampak cerah di luar ruangan. Pada lintasan jalanan Ibukota sebuah mobil sedan biru melaju dengan kencang melintasi pusat kota Jakarta. Di dalam sana sudah ada sepasang mata yang tengah meneliti satu demi satu bangunan yang menjulang tinggi diantara sisi-sisi jalan raya. Matanya yang tajam seolah menyimpan rindu yang sudah lama tertahan. Setelah asyik melihat pemandangan yang ada, ia segera mengalihkan pandangannya pada layar ponsel yang sedang berada dalam genggaman tangannya. Tangannya perlahan mencari playlist lagu kesukaannya.           “Sudah banyak yang berubah ternyata,” ucapnya di dalam mobil.           Perjalanan yang cukup jauh membuatnya sangat kelelahan. Tubuhnya sudah hampir tumbang namun ia tahu bukan saatnya untuk mengeluh sekarang. Rumahnya belum juga terlihat, dan itu berarti ia belum bisa merebahkan tubuhnya dengan manja di atas tempat tidurnya yang nyama
Baca selengkapnya
Rencana Pernikahan
Sinar bulan menerobos masuk lewat lubang-lubang kecil yang ada di dalam kamar Al. Menerpa wajahnya yang tergeletak di bawah balutan selimut berwarna putih bersih. Al menggeliat sambil meluruskan badannya yang terasa begitu kaku sehabis perjalanan jauh tadi pagi. Perlahan ia meraih ponsel yang ada di meja dekat dari tempat tidurnya. Ternyata memang sudah malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam.           Dengan malas Al bangun dan segera menuju kamar mandi untuk kemudian membersihkan diri. Lelah benar-benar membuatnya tertidur dengan sangat pulasnya. Ia bahkan sampai lupa jika malam ini ia sedang ada acara makan malam bersama keluarganya. Setelah memakai baju, Al melangkah menuruni anak tangga satu demi satu. Melihat sekeliling hingga pandangannya terhenti pada sosok yang terlihat sedang menikmati waktu bersama. Ternyata anggota keluarganya sudah duduk santai di ruang tengah, mungkin sedang menunggu dirinya datang.
Baca selengkapnya
Pangeran Tak Berwajah
    Aku Clarissa Bella Buczer, seringnya dipanggil Cla. Seorang mahasiswi semester satu jurusan seni di Universitas William Grup. Aku adalah tipe orang yang sangat ceria. Menyukai kebebasan dan tidak pernah suka dipaksa dalam hal apapun itu. Impianku adalah menjadi seorang seniman terkenal di dunia. Semua orang akan tahu namaku. Suatu hari nanti aku akan menjadi terkenal. Itulah impianku sejak kecil hingga sekarang.           Rumahku adalah studio pangkas rambut. Lebih tepatnya ayahku membuka jasa potong rambut bagi pria, wanita tidak termasuk. Dengan menggunakan trik tradisional yang turun temurun dari keluarga Ayah. Itulah sepintas pengetahuanku soal bisnis kecil-kecilan milik Ayah. Selain itu Ayah juga menjual ramuan minyak rambut di internet. Ramuan yang tentu saja ia racik sendiri. Ayah adalah orang yang sangat baik. Sering kali ia melakukan potong rambut secara gratis. Makanya kami tetap saja miskin me
Baca selengkapnya
Harapan
Martin mengerucutkan bibirnya saat sang istri memotong pembicaraannya. Ada raut kekecewaan di wajah Martin, seolah tidak terima dengan pernyataan Lestari tentang ayahnya dan juga William.           “Sudahlah Ayah, tak usah berbicara hal yang tidak-tidak. Lebih baik Ayah pikirin jalan keluar untuk hutang piutang Ayah yang banyak itu,” jelas Lestari lagi tanpa sedikitpun terkecoh dengan raut wajah suaminya yang sudah berubah warna.           “Ayah tidak mengada-ngada kok Bu. Ini semua memang benar adanya. Ibu menuduh Ayah berbohong?” Kini Martin beralih menatap kedua anaknya secara bergantian, berusaha meyakinkan Cla dan juga Caesar. “Dulu kakekmu adalah asisten pribadi dan juga sahabat dekat dari Ceo William Ains-Sofft Grup yang sebelumnya. Jadi bisa dikatakan jika kakek Buczer adalah salah satu orang penting di dalam perusahaan yang terkenal itu.”   &nb
Baca selengkapnya
Kampus
Seperti biasa, kampus selalu ribut dan ramai dengan mahasiswa maupun mahasiswi yang ada. Cla yang baru saja tiba, segera berjalan melewati koridor kampus sambil membawa buku gambar kesayangannya dan juga tidak lupa susu pisang yang selalu stay dengannya setiap pagi. Dengan langkah riang ia menghampiri ketiga temannya yang tengah duduk di depan kelas.           “Berita terbaru hari ini adalah Al telah resmi kembali setelah 10 tahun menetap di Paris,” ucap Jessi dengan antusias.           “Iya. Kemarin aku juga lihat beritanya di TV dan ternyata dia sangat tampan dari dugaanku selama ini,” Famita ikut menambahkan.           Jessi melotot ke arah Famita dan bertanya mengenai informasi terkini tentang Al.           “Asal kamu tahu saja Jes, Al termasuk dalam 10 besar di trending
Baca selengkapnya
Semburan Air
“Ehem, haus nih.” Jessi segera menyeruput air dingin miliknya setelah mendengar ocehan dari Cla perihal pangeran tak berwajah yang ia miliki. Bukan karena Jessi benar-benar haus. Ia hanya sedang muak saja mendengar kata-kata Cla barusan, terlebih saat Cla membandingkan Pangerannya dengan Tuan Muda Al. “Dan kalian tahu... Tuan Muda Al yang kalian puja-puji itu tidak ada apa-apanya jika disandingkan dengan pangeran tak berwajah milikku ini.” Cla berkata dengan senyum mengembang di wajahnya. Tangannya yang mungil kini meraih buku gambar miliknya lantas memeluk buku itu dengan erat seakan-akan sedang memeluk pangeran yang ia kagumi selama ini. Namun kesenangan itu hanya berlangsung sebentar saja, sebab kini wajahnya yang dihiasi senyum indah harus pudar berantakan setelah Jessi berhasil menyemburkan air yang sedang berada di dalam mulut ke wajah Cla hingga basah kuyup dengan sempurna. “Ow oh, Cla aku nggak se-“          “J
Baca selengkapnya
Panggilan Telepon
Wajah Al kini berubah menjadi merah padam. Rahangnya pun mengeras, mencoba menahan amarah yang sudah hendak keluar sepenuhnya. Dengan tangan yang sudah mengepal sempurna, ia menatap Cla dengan tatapan tajam yang mematikan. “Ada apa Al?” tanya Reymon yang baru saja datang menghampiri Al. Namun bukannya menjawab pertanyaan temannya, Al malah beranjak pergi, berjalan meninggalkan tempat itu. Reymon, Rouben dan Beni pun mengikuti dari belakang meski mereka bertiga masih penasaran dengan situasi tegang yang baru saja mereka lihat. “Apa katamu? menurutmu karena kau adalah Tuan Muda sang pewaris perusahaan William Ains-Soft Grup dan juga pemilik yayasan kampus ini lantas bisa membuatmu berlaku seenaknya,” teriak Cla sambil mencoba berdiri dari tempatnya sedang terjatuh tadi. “Di rumahku, ibuku juga memanggilku Tuan Putri. Jadi, jangan pernah menganggap remeh orang lain hanya karena kamu punya segalanya.” Langkah kaki yang sudah hendak bergerak pergi seketika
Baca selengkapnya
Hal Memalukan
   “Saya sudah menemukannya Tuan,” ucap Ben lewat panggilan suara yang kini menghubungkannya dengan Al. Ben masih berdiri di depan pagar rumah pangkas rambut martin. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu ia berada di sana. Sebisa mungkin ia mengintip ke dalam rumah namun tempat itu nampak begitu sunyi, tak seperti pangkas rambut kebanyakan yang biasanya ramai dengan pengunjung. Ben pun tidak bisa bertemu dengan sang pemilik rumah terlebih dengan calon tunangan atasannya. Namun meskipun demikian, Ben tetap tidak berani untuk masuk apalagi untuk melangkah lebih jauh lagi. Tugasnya hanya untuk memastikan alamat calon tunangan Al saja. Dan kini tugasnya telah selesai ia kerjakan. “Kalau gitu kirimkan saya alamat lengkapnya, saya akan menuju ke sana sekarang.” “Baiklah” Tuttt tuttt tuttt. Panggilan telepon pun akhirnya telah terputus. Dengan sigap Al mengambil kunci mobilnya dan segera berangkat m
Baca selengkapnya
Pelanggan Baik Hati
“Finish. Bagaimana Pak, apakah anda suka dengan gaya rambut anda saat ini. Ini adalah gaya rambut yang sedang trend di kalangan pesohor tanah air.”           Bodi melihat dirinya di depan cermin, sembari melirik sekilas wajah Martin yang kini sedang berdiri di belakangangnya masih dengan gunting dan sisir yang ada di tangannya. Niatnya menemui Martin untuk urusan pernikahan harus kacau balau karena Martin justru mengira dirinya hendak memangkas rambut. Bodi yang sudah tak bisa menolak terpaksa mengikuti keinginan Martin untuk membuat rambutnya menjadi berbeda dari sebelumnya. Dan jika melihat dirinya di depan cermin saat ini, Bodi setidaknya ikut bersyukur juga. Karena hasil jerih payah lelaki itu ternyata tak sia-sia pada akhirnya. Wajahnya kembali terlihat jauh lebih fress dengan gaya rambut barunya kali ini.           “Benarkah gaya rambut ini sedan
Baca selengkapnya
Janji Masa Lalu  
Martin dengan tergesa-gesa bangkit dari duduknya lalu menghampiri Bodi yang kini sudah menunggunya sedari tadi. Lestari pun mengikutinya dari belakang. Keduanya langsung bergegas setelah Cla menyampaikan pesan yang dititip Bodi kepada kedua orang tuanya. Dengan langkah penuh tanya, mereka berdua menemui Bodi di ruang pangkas rambut yang ada di rumahnya.           Melihat Bodi sedang duduk santai sembari menikmati teh hijau buatan Cla, Martin kemudian ikut duduk di dekatnya. Begitu pula dengan Lestari, istrinya.           Bodi mengawali pembicaraannya dengan seutas senyuman. Martin dan Lestari lantas membalas senyuman itu dan makin penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh lelaki yang kini sedang menatap wajahnya dengan begitu serius.           Dengan pelan Bodi mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat Mart
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status