Tertipu Masa Lalu

Tertipu Masa Lalu

Oleh:  Lia Lintang  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
56 Peringkat
159Bab
9.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Penipu muda bernama Delano, seorang pria cerdas dan kreatif bertekad meraih sukses lewat lukisan-lukisan terkenal karyanya. Ia berteman dengan dua orang preman jalanan, yang suka membuat onar. Bahkan mereka menjadi keluarga dan membangun keluarga sendiri di sebuah bangunan tua yang lama tak berpenghuni. Suatu hari Delano mampu menarik perhatian pelukis ternama yang melegendaris Jeff Hilton dengan bakatnya. Namun pertemuan keduanya justru memicu serangkaian peristiwa yang berhubungan dengan masa lalu Delano yang menjadikannya dendam. Bahkan merengkuh sifat buruknya yang kejam, lebih kreatif dan berkarakter ambisius, Darren. Cover by; pexels// @cottonbro, design by: @lia_lintang08

Lihat lebih banyak
Tertipu Masa Lalu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca novel di bawah ini! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-08 11:00:20
2
user avatar
Rai Seika
Yuk semangat, Kak ^^v
2023-06-03 01:34:15
1
user avatar
F£ow ⚜️
Semangat kak & update lebih banyak lagi, jadi makin seru alur ceritanya
2022-04-28 04:58:26
2
user avatar
rabbit
sip baca juga pemuda yang tidak terduga
2022-02-22 15:41:37
1
user avatar
WarmIceBoy
hai, dapat salam dari Yusenugi~
2022-01-20 13:09:09
2
user avatar
Maya
Mantap gaya penulisannya. Penuh dengan kejutan, bikin pembaca jadi penasaran aj. Semangat updatenya kak, aku selalu nunggu kelanjutannya.
2022-01-18 06:23:58
1
user avatar
wenny
Banyak misteri di beberapa bab, jadi ingin terus baca lanjutannya. semangat updatenya kak
2022-01-18 06:19:37
1
user avatar
Amel
Semangat kak, alur ceritanya seru banget
2022-01-18 06:12:20
1
user avatar
Lia Lintang
Saya berusaha semaksimal mungkin update rutin, jika tidak ada kendala. Terimakasih untuk yang sudi mampir membaca novel ini dan juga memberikan dukungan. Salam hangat untuk semua. Lia Lintang
2021-12-29 19:02:10
1
user avatar
kiki
Dari segi cover menarik. Alur ceritanya selalu buat penasaran. Penguatan karakter antara delano dan daren sangat baik. lanjut kak semakin seru ceritanya, auto masuk rak
2021-12-04 06:01:06
1
user avatar
intania
udah lama ga nemu novel yang menarik seperti ini. penggambaran antara delano dan daren terlihat begitu apik
2021-12-04 05:38:52
1
user avatar
flow
entah kenapa aku kok suka dengan sosok daren. ditunggu upnya kak
2021-12-04 05:30:51
1
user avatar
AL Doank
mantap alurnya
2021-11-28 18:19:55
1
user avatar
Laquisha Bay
Dari segi cover pun sudah menarik. Alurnya apalagi. Aku selalu suka baca karya yang rapi. Sudah masuk rak, siap kulanjut baca. Sehat selalu untuk Author ~
2021-11-21 13:27:10
1
user avatar
Wonder Icy
baguuus kak. Baru baca awal sih, tpi udah penasaran banget sama Delano. lanjuut ahhh semangat terus kaak
2021-11-18 22:31:09
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
159 Bab
Delano yang Malang
BRUK!     Pagi ini lagi-lagi pria kecil itu tersungkur di lantai. Beberapa orang tertawa melihat hal itu, beberapa lainnya mencibirnya dengan kata makian.     Bukan tanpa alasan, tubuhnya memiliki warna kulit yang berbeda. Sawo matang dan putih albino. Inilah yang membuatnya terlihat berbeda.    Siapa yang menyukai warna kulit seperti ini? Tidak ada, bahkan Delano membencinya.    Pemuda kecil itu bangkit, mengepalkan tinju dengan amarah yang meluap-luap.      Delano tidak suka dirinya dihina, apa lagi dipandang rendah oleh orang lain. Karena hal inilah membuat karakter Delano menjadi pemberani.      Plak. Pukulan mendarat di wajah teman-temannya, pukulan marah bercampur sedih menjadi satu.    "Ada yang berkelahi!" para murid mulai berteriak.   
Baca selengkapnya
Kembalikan Dia
Setelah berhasil mengurus surat pindah sekolah, akhirnya mereka meninggalkan tempat itu.  Tepat di depan pintu gerbang, Delano kembali menoleh menatap gedung kelasnya dengan raut wajah sendu. Bangunan tua berderet namun masih tampak berkelas. Bangunan penuh dengan kenangan dan juga meninggalkan bekas luka di benak bocah kecil bernama Delano Dia hanya bisa pasrah. Tidak ada yang menginginkan keberadaannya di tempat itu. Mengingat kejadian sebelumnya, seketika membuat Delano memantapkan diri untuk pergi. Delano berjalan sambil menggenggam tangan sang ibu menuju mobilnya yang tua dan usang. Bahkan lebih pantas disebut sebagai rongsokan berjalan oleh netra yang menangkap keberadaannya.  Sesampainya di dalam mobil, keduanya saling bertatapan mata. Delano menatap lekat sang ibu dengan rasa bersalah. Sementara sang ibu menatap sendu raut wajah Delano yang masih terliha
Baca selengkapnya
Berkawan Dengan Begundal
Kesedihan yang dirasakan Delano benar-benar kesedihan yang tak berujung. Pikirannya kalut. Dalam rasa pilu yang menyayat jiwanya begitu dalam, Delano terus berlari di bawah guyuran hujan lebat.   Netranya menemukan sebuah truk angkutan barang yang sedang berhenti di ujung jalan. Dengan sekuat tenaga, kakinya yang mungil terus memanjat dan diam lalu bernaung di dalam bak bagian belakang truk.   "Ibu ... kau bahkan belum membawaku ke air mancur pusat kota," lirih Delano dalam tangisnya.   Ia berusaha menahan isakan tangisnya, saat mengetahui sang sopir naik dan mulai melajukan truk pengangkut barang tersebut.    Delano duduk meringkuk di bak bagian belakang truk, sementara sebelah tangannya merogoh gambar potret kebersamaan dengan sang ibu yang selalu ia simpan di jaket yang ia kenakan. Dan sekarang, potret itu akan menjadi kenangan sekaligus pengingat luka baginya.   Entah be
Baca selengkapnya
Pencopet Kecil
Delano masih diam. Berusaha mencerna dua orang yang baru saja ia kenal dan kini telah menjadi bagian keluarganya.   "Jika aku menolak keinginan mereka, aku tinggal di mana?" Batin Delano, pikirannya melayang, menerawang ke segala arah adalah segala kemungkinan yang mulai bermunculan di benaknya.  
Baca selengkapnya
Lukisan Robek
Delano tidak menunggu para sahabatnya membuka dompet hasil mereka mencopet di jalanan. Melainkan memilih menyendiri di dalam kamar. Berbaring nyalang, menatap langit-langit kamar adalah caranya untuk berusaha berdamai dengan amarah. Meski sebenarnya justru mengingatkannya dengan masa lalunya. *** Waktu berjalan begitu cepat, Delano kini mulai terbiasa dengan rutinitas sehari-hari. Ia bahkan ikut mahir juga seperti dua sahabatnya. Bahkan Delano menjalani semua seolah tidak memiliki beban. 
Baca selengkapnya
Dorongan Mimpi
Hendri yang merasa bersalah, akhirnya memikirkan  banyak hal agar mendapatkan maaf dari Delano. Meskipun Delano sebenarnya telah mengucapkan kalimat 'memafkan' sebelumnya.   Siapa sangka jika ternyata Hendri sangat suka memasak. Sebelum jam makan siang, ia segera menuju dapur dan mulai menyiapkan beberapa menu untuk disantap bersama. Tentu saja bukan tanpa alasan, melainkan ingin mengambil hati sahabatnya kembali setelah melakukan kesalahan.   Di ruangan yang berbeda, Bob masih setia duduk di hadapan Delano yang masih sibuk membuat sketsa berwarna hitam putih dengan kertas gambar  ber
Baca selengkapnya
Kejutan
Waktu berlalu begitu cepat. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Tak terasa ketiga kawanan begundal kini telah tumbuh dewasa. *** Hari itu hujan lebat, ketiganya memutuskan untuk berdiam diri di rumah. Tidak melakukan aktivitas seperti biasa. Hanya berdiam dan bersantai, jarang-jarang mereka bisa seperti itu.   Perawakan mereka tak jauh berbeda dengan saat mereka masih kecil. Hendri masih sama kurusnya, yang membedakan adalah Hendri dewasa memiliki rambut sebahu berwajah dingin. Sementara Bob, adalah kebalikan dari Hendri. Tubuhnya jauh lebih bugar bahkan tiga kali ukuran Hendri. Pipinya masih sama, seperti roti sobek yang ketika ditarik elastis dengan coklat lelehnya. Begitulah panggilan sayang Hendri untuknya yang begitu suka makan.    Dari ketiganya, yang berbeda memanglah Delano. Penampilannya begitu kontras. Terlihat jelas jika di kedua sisi kulit tubuhnya memiliki dua warna yang berbeda. Namun, Delano dewasa
Baca selengkapnya
Wanita Pencuri Hati
Pagi hari pukul 06.00Delano sudah bersiap dengan penampilan menawan. Balutan pakaian formal yang disiapkan kedua sahabatnya, mampu menutupi kekurangan-kekurangan Delano. Sesekali, ia menatap wajahnya di pantulan cermin. Hanya dalam hitungan menit, selanjutnya ia tertunduk dan mengelus kedua punggung tangannya bergantian. Ya, kulitnya masih sama. Memilih warna berbeda, sawo matang dan albino. "Delano, apa kamu sudah siap?" tanya Hendri memastikan di ambang pintu.  Suaranya mengejutkan Delano yang saat itu sedang mematung, memikirkan masa lalu yang kenyataannya tidak bisa lepas dari belenggu hidupnya. "Sudah, aku berangkat sekarang," balas Delano, sambil melangkah menuju lift yang sama. Lift tua yanga masih berfungsi sempurna.Kakinya melangkah lebar memasuki lift, "Kamu mau pergi tanpa kami?" Suara bariton Bob terdengar menggema memenuhi ruangan. Delano menghen
Baca selengkapnya
Membuat Calista Terperangah
Delano bangkit dan perlahan menyandarkan tubuhnya di tembok bagian depan galeri. Ia adalah seorang yang pendedam. Meski begitu ia bukan pria yang mudah menyerah atas keadaan. Pandangan Delano mulai nanar, perutnya yang mulai keroncongan membuat kesadarannya menurun. "Sial, jika saja ini bukan galeri lukisan, aku tidak akan memaksa bertahan di tempat ini," gerutunya. Berdecak kesal. Saat akan mencoba bangkit dan berniat pergi mencari makanan. Delano dikejutkan dengan kedua pasang kaki yang sudah berdiri di hadapannya.  "Delano, makanlah dulu. Kamu pasti lapar," ujar Hendri yang merasa bersalah sambil menyodorkan sebungkus roti. Seharusnya, Hendri dan Bob menyampaikan pada Delano jika sebenarnya lowongan pekerjaan di tempat tersebut hanyalah sebagai petugas kebersihan. Seandainya semua itu terjadi, mungkin Delano tidak akan sekecewa ini. Delano menyambar roti yang diulurkan He
Baca selengkapnya
Kedatangan Jeff Hilton
 Seluruh penghuni terlihat begitu riuh. Mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan yang luar biasa setelah mendapat kabar, jika Jeff Hilton akan datang berkunjung ke galeri. Bahkan ada juga yang berhamburan ke sana kemari. Sementara di sebuah koridor yang lumayan panjang. Delano kembali terlelap dengan kondisi yang acak-acakan. Suara pintu yang terbuka berderit mengagetkan dirinya yang baru saja membuka kelopak matanya. Delano segera bangkit dari tempat duduknya. Ia yang semula berjongkok membersihkan lantai berpindah mendekati lukisan di dinding. Lukisan yang tak sadar ia buat sebagai bentuk protesnya pada Calista. Niat Delano ingin mengacaukan semua lukisan, agar Calista merasa dipermalukan ketika saat pameran berlangsung.  Akan tetapi, keadaan justru membuat siapapun terpana melihat lukisan yang diperbaiki Delano."Delano!
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status