Secret Agent Maddox

Secret Agent Maddox

By:  Theresia Rini S  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
10 ratings
110Chapters
11.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kisah pilu tentang menemukan saudara kandung yang telah terpisah selama beberapa dekade. Sang adik menjadi detektif, sementara kakaknya adalah pembunuh bayaran. Apa yang akan Joe lakukan, jika adik yang selama ini ia cari adalah target yang harus ia bunuh? Xander Maddox, detektif pembakang yang selalu memiliki pemikiran gila dan melanggar aturan kepolisian Las Vegas. Terlibat dalam tugas berbahaya dan jatuh cinta pada saksi pembunuhan yang menyimpan begitu banyak rahasia, Foxire Dawson. Maddox juga harus berhadapan dengan organisasi mafia serta diburu oleh kaki tangan mereka, Joe Black. Fakta berikutnya cukup menguncang, karena pembunuh bayaran itu adalah kakak kandungnya sendiri, sekaligus bekas kekasih Foxire Dawson. Akankah Maddox bisa menerima Foxy dengan masa lalu kelamnya? Atau cinta mereka harus tersingkir karena mengalah demi Joe Black? Xander Maddox, detektif yang menjadi secret agent paling ditakuti, harus berjuang di antara cinta segitiga dan konspirasi kotor dunia politik juga kejahatan internasional! "Aku mengingatmu, Mad. Bayi yang pernah kubanggakan menjadi saudara lelaki. Jika kini aku harus mundur demi kebahagiaanmu, jangan halangi. Karena demi mencari dirimu, aku berusaha untuk tetap hidup!” "Brengsek! Jangan selalu berkorban demi aku, Joe!"

View More
Secret Agent Maddox Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Mamen Gonzales
nice story
2023-09-06 19:47:36
0
user avatar
Ricky Rick
Ceritanya bagus .. karakter yang dibuat cukup baik & dalam. Semakin menegangkan serta membuat penasaran akan kelanjutan ceritanya
2023-06-04 02:17:40
0
user avatar
Duha Asror
hai kak ayo dong sambung lagi ceritanya bikin penasaran
2022-08-03 05:59:45
0
user avatar
rolik_kurniawan
author, ditunggu kelanjutannya ya....
2022-02-06 00:51:06
0
user avatar
RR Maesa
penasaran...
2021-10-02 15:52:46
1
user avatar
DRoss
Hai, Mak Tere. ... Suka sama karakter² kaya Maddox
2021-09-27 22:21:48
1
user avatar
Honey Lemon
baper sama karakter Maddox wkwk
2021-09-24 12:04:20
1
user avatar
HENY PU
Xander Maddox, detektif impian
2021-09-17 13:59:04
1
user avatar
Theresia Rini S
Hai hai semuanya .... Bagi yang menyukai kisah Maddox, bantu dong dengan meninggalkan komentar di kolom ini. Apresiasi kalian membangkitkan semangatku! cheers T.R Sue
2021-09-13 10:44:10
1
user avatar
Duha Asror
mantap nih akhirnya ketemu juga
2022-01-27 22:42:53
0
110 Chapters
Chapter 1. Life at Las Vegas
Kantor polisi yang ada di pusat hiruk pikuk Las Vegas tampak hilir mudik perwira dan mobil patroli. Penuh dengan corak warna kriminalitas yang beragam, kesibukan para penegak hukum di tempat tersebut nyaris tak pernah berhenti. Menjelang siang, sosok perwira gagah dengan rambut hitam dan wajah keras tampak berjalan dengan ayunan kaki ringan. Tidak mempedulikan sekitar, pria dengan pancaran sinar tajam tersebut meneguk gelas kertas kopinya. Topi khas detektif Sherlock Holmes yang menjadi legenda selalu bertengger di kepala pria itu. Xander Maddox, detektif yang terkenal dengan sikap acuh dan penyendiri tersebut tiba di kantor menjelang pukul sepuluh. Hampir sebagian besar rekan kerjanya tidak menyukai pria tersebut. Selain karena kasar dan acuh, Maddox juga selalu menolak bekerja sama dalam tim. Akan tetapi Tim Muller, kaptennya, selalu mengandalkan dan menyukai Maddox. Pria itu menjadi satu-satunya manusia yang bisa mengendalikan detektif pembangkang tersebut. “Pagi!” sapa Tim pad
Read more
Chapter 2. Place To Feel Human
Tim membalik sosis panggang dan steaknya seraya berdendang mengikuti alunan musik dari tape. Pesta barbekyu kecil-kecilan yang diselenggarakan oleh keluarganya selalu berlangsung setiap akhir pekan jika ada waktu senggang. Pamela, istrinya, tak lama keluar dan menggotong sebuah cooler boks minuman bersama April, putri sulung mereka. “Kau yakin ini tidak terlalu banyak?” tanya istrinya dengan napas terengah. Tim menggelengkan kepala. “Dia akan datang dan tidak mungkin melewatkan steak wagyu ini!” tukas Tim tanpa ragu. “Jika Maddox tidak muncul sore ini, aku bersumpah akan mendiamkan dia selama sebulan penuh!” April terdengar mulai mengeluarkan ancaman yang selalu berhasil membuat Maddox melemah. Di halaman belakang Tim yang tidak terlalu besar, tapi sangat rindang dan nyaman tersebut, mereka menghabiskan banyak waktu berkualitas. April adalah putri sulung Tim yang sangat dekat dengan Maddox. Sedangkan Apple, putri keduanya, merupakan senjata Tim untuk meluluhkan pria pembakang t
Read more
Chapter 3. Bad Lawyer
“Hubungi beberapa saksi dan laporkan padaku segera! Jika aku bilang segera, itu berarti tidak lebih dari satu jam mendatang, Claire!” tegas Foxire dengan suara dingin. Sekretarisnya Claire mengangguk dan tidak membuang waktu lagi, berlalu dari ruang kantor pengacara Foxire Dawson. Wanita yang berusia tiga puluh tahun itu merupakan seorang pengacara yang sedang menanjak karirnya semenjak berhasil memenangkan kasus keracunan limbah pabrik dua tahun lalu. Foxire Dawson atau akrab dipanggil dengan Foxy terkenal sebagai wanita yang tegas dan ketus. Segala cara ia tempuh untuk memenangkan sebuah kasus. Meski demikian, Foxy selalu bermain rapi dan tidak ada yang bisa mengungkap trik kejinya dalam mendapatkan informasi atau memutar balikkan fakta. Wanita berambut pirang keemasan dengan wajah cantik seperti perempuan Yunani ini memiliki mata hijau terang. Wajahnya sangat menawan dan mempesona para lelaki. Sayangnya, Foxy adalah wanita misterius yang sulit dimengerti. Sebagai keponakan dar
Read more
Chapter 4. True Punisher
Telepon itu ditutup oleh Tim dengan setengah dibanting. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. Mark Parker, Sherriff yang menjadi kepala polisi di Las Vegas, barusan menelepon untuk menegaskan kembali supaya dirinya segera mengontrol Maddox. Masih tergiang di telinganya mengenai sepak terjang Maddox yang membuat Jimmy babak belur. “Sudah kukatakan padamu, Tim! Maddox harus membenahi tingkah lakunya atau dia keluar dari kesatuan kita!” teriak Mark murka. Jimmy merupakan salah satu pebisnis yang berada dalam daftar istimewanya. Mark tidak bisa berbuat apa-apa karena kepala imigrasi dan wali kota Las Vegas berada di pihak bajingan tua tersebut. Entah berapa nilai suap yang Jimmy berikan, tapi yang pasti Mark memilih untuk tidak terlibat. Keharusannya untuk memenuhi perintah pejabat negara adalah salah satu hal yang tidak tertulis di dalam job description-nya, namun wajib dan mutlak dilakukan. Jimmy selama ini kebal hukum bukan tanpa alasan. Akan tetapi Maddox mengobrak abrik kasino
Read more
Chapter 5. Dirty Politic
Dengan lincah Jean mengetik laporan dari tiap polisi dan detektif yang baru menyerahkan kasus yang sudah selesai. Wanita itu berperan cukup penting dalam departemen kepolisian yang Tim pimpin. Selain memasukkan setiap dokumen dan arsip, Jean juga sangat mahir dalam melacak lokasi dan bisa meretas jaringan rahasia. Untunglah manusia seperti Jean bekerja di bidang hukum. Jika seseorang menemukan bakatnya untuk menggunakan dalam kejahatan, mungkin banyak pihak yang akan mengalami kerugian. Maddox muncul dan meletakkan setumpuk dokumen Jimmy di mejanya. “Case closed?” tanya Jean dengan wajah mengernyit. Kacamatanya membuat Jean semakin menarik. Meski lelaki bukan orientasi seksnya, namun banyak pria yang ingin mengajaknya berkencan. “Terpaksa case closed! Aku menyesal tidak membunuhnya!” sahut Maddox geram. Pria itu menyambar gelas cappuccino yang ada di atas meja dan sementara meneguk serta tolak pinggang, matanya menatapa ke arah layar televisi yang tertempel di dinding kantor Je
Read more
Chapter 06. Past of Silence
Takdir manusia seperti benang yang terentang tak terputus kecuali oleh kematian. Seperti sebuah sulur-sulur tipis yang teratur, meskipun milyaran benang yang ada mengarah pada ribuan kemungkinan bersinggungan dengan untaian yang lain. Anehnya, di antara serba kemungkinan tersebut terkadang muncul sesuatu yang dibutuhkan. Misteri dari sebuah kebetulan dan pertemuan memang tidak bisa dipecahkan oleh siapa pun juga. Pagi itu Jean sedang membenahi sebuah file imigran yang Tim ingin dapatkan statistiknya. Berdasarkan bantahan Maddox yang mengatakan jika Jimmy sudah sangat keterlaluan, Tim menjadi terusik dan bermaksud menyelidiki lebih jauh. Laporan imigran gelap yang pernah tertangkap mereka telisik lebih mendalam dan Tim mengandalkan Jean untuk mengakses jaringan departemen imigrasi secara diam-diam, untuk mendapatkan data rahasia mereka. Sejauh ini, Tim mendapatkan informasi jika Jimmy bukanlah nama asli dari pria tersebut. James Arthur Ficher adalah nama asli si tua brengsek ters
Read more
Chapter 07. Detective and Lawyer
“Hal yang paling aku takutkan sepanjang hidupku adalah bertemu dengan keluarga besarku,” cetus Claire dengan putus ada menatap layar ponsel canggihnya. Pesan dari paman Claire yang mengatakan untuk kembali saat thanksgiving membuat wanita itu menciut dan kehilangan semangat. “Seharusnya kau berbahagia karena masih memiliki keluarga!” cetus Foxy tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang ia tanda tangani. “Jadi kau berharap memiliki keluarga? Pamanmu Josh sudah memberimu keluarga bukan?” tanya Claire, seakan tidak terima jika dia berada di posisi yang salah sendirian. “Apa yang dia berikan lebih seperti sebuah lembaga yang membesarkan dan mengantarkan aku menuju kesuksesan. Tidak ada kehangatan atau kedekatan keluarga!” Foxy menekankan tiap kata dengan tajam. Claire mengedikkan bahu dan menerima dokumen yang telah Foxy tanda tangani. “Berarti kau sama kacaunya denganku!” simpul Claire seraya meninggalkan Foxy. Pengacara sukses itu menghela napas pendek dan memejamka
Read more
Chapter 08. We're Not Friends
“Membeli properti? Menyedihkan sekali alasanmu!” Maddox menarik sudut bibirnya, hingga membentuk senyum menjengkelkan. Foxy mendelik dan membanting pintu mustang itu sekuatnya. Belum apa-apa, pria itu sudah menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan. “Hei! Jika mustangku terluka, aku akan menuntutmu!” teriak Maddox seraya mengacungkan jarinya. Wanita itu tidak peduli dan duduk dengan ekspresi mendongkol. Mobil Maddox meninggalkan parkiran gedung kantor Foxy dengan kecepatan sedang. Tanpa ada pembicaraan yang lain, laju mobil terus melewati jalan raya Las Vegas yang cukup padat di siang hari. Foxy tidak tahu tujuan mereka, hingga akhirnya Maddox melewati persimpangan utama di Las Vegas Strip. “Kita mau keluar kota?” tanya si pengacara dengan wajah kebingungan. Maddox tidak menjawab. Ia sibuk mencari rokok yang ada di dashboard mobilnya. Setelah mendapatkan sebungkus nikotin yang ia inginkan, Maddox menyalakan sebatang dan dengan ekspresi lega menghisap dalam-dalam. “Peter memi
Read more
Chapter 09. April and Apple
Begitu melihat Maddox masuk ke ruangan, Jean yang sedang menagih laporan dari Chris segera menghampirinya. “Laporanmu!” tangannya teracung dengan telapak terbuka. “Kau masih belum menyerahkan laporan kasus terakhir!” tagih Jean dengan wajah judes. “Dan Tim menunggumu di kantor, karena sepertinya kau meninggalkan pengacara cantik di tengah gurun!” sambung Jean, setelah Maddox memberikan tumpukan dokumen padanya. Maddox tidak menjawab, namun segera melangkah menuju ke kantor kaptennya. Begitu melihat, Tim segera mengakhiri panggilan dan menutup ponsel buru-buru. “Kau benar-benar tidak bisa diandalkan! Kenapa kau perlakukan Nona Dawson begitu buruk, Mad?!” “Dia menghina dan mencemooh kemampuanku! Dia yang menolak untuk kubantu!” “Lalu kau meninggalkan dia di tengah padang gurun?!” “Padang gurun? Jangan berlebihan, Tim!” “Mr. Muller bukan Tim! Aku bukan rekanmu!” Maddox menatap Tim dengan tidak percaya. “Kau marah meskipun aku benar? Siapa yang keterlaluan sekarang?!” Maddox be
Read more
Chapter 10. He's Ain't Hero
Maddox menelusuri semua bukti dan dokumen yang ada di dalam file dan mempelajari satu persatu. Papan tulis putih telah penuh dengan coretan yang merupakan petunjuk dan peta yang hanya Maddox sendiri mengerti. Tim melihat dari kursinya dan tidak berniat mengganggu. Baginya menemani Maddox hanyalah untuk menghindari kecaman kedua putrinya mengenai perdebatan mereka tadi sore. Wanita tomboi dengan tindikan di bibir dan hidungnya muncul dan membawa tiga gelas kopi untuk kedua rekannya. “Itu yang tidak dilakukan oleh Chris! Semua tercatat dalam otak dungunya, sementara kapasitas otaknya tidak memadai!” Komentar Jean ditanggapi oleh Tim dengan tawa kecil. Tidak sedikit pun Maddox terusik untuk menimpali. Ia terus merangkai semua bukti dengan coretan di papan tulis. Konsentrasinya penuh tertuju pada kasus pembunuhan berantai yang telah menelan korban tujuh wanita muda. “Pembunuh ini benar-benar biadab. Tidak akan ada ampun baginya kali ini!” gumam Maddox ketika melihat foto-foto korban
Read more
DMCA.com Protection Status