Pengantin Samudera

Pengantin Samudera

Oleh:  Ami Pradana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
43Bab
7.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sena adalah pria muda berusia 22 tahun yang pernah tenggelam di laut pulau Limun saat berusia 10 tahun, pulau kecil yang berhadapan dengan samudera Hindia. Laut itu di bawah penguasaan Sang Ratu Segara makhluk mistis yang di percaya warga sekitar. Irawati ibu Sena harus melakukan perjanjian Gaib agar Sena putranya kembali selamat dengan syarat saat Sena dewasa ia harus kembali sebagai pengantin untuk Sang Ratu Segara. Irawati berusaha sekuat tenaga menjauhkan Sena dari lautan setelah itu, ia bahkan menyuruh paranormal untuk menghapuskan ingatan anaknya tentang kisahnya selama tenggelam dan juga menutup Indera ke enam Sena. Akankah saat dewasa Sena bisa lepas dari perjanjian dengan Ratu Segara? Seperti apa perjuangan Sena menghadapi semua gangguan mistis?

Lihat lebih banyak
Pengantin Samudera Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
mzay
dari semua karya kak ami semuanya bagus. menghibur
2024-03-10 18:03:38
0
user avatar
Zhu Phi
Rumah Kosong di Dusun Angker sudah update lagi ya. Kali ini sampai tamat. Ikuti terus perjalanan Clara.
2022-12-05 00:15:41
0
user avatar
Shiddiq Mart
kisahnya di filmkan bagus nih...
2022-08-23 10:21:40
1
user avatar
Nica Aulia
cerita yng bagus...serasa terhanyut dlm alurnya
2022-04-27 19:31:21
1
user avatar
DaisyLia
Baca bab pertama langsung ngenes...
2021-08-12 23:10:33
2
43 Bab
1 : Kutukan Wanita Tua
“Apa yang sebenarnya di lakukan oleh wanita tua itu? Mungkinkah ia gila?” guman Irawati setelah seminggu ini mengamati wanita tua yang setiap sore selalu mengantar sesaji ke pinggir pantai. Sebuah sesaji dari daun pisang yang ia bentuk persegi dengan berbagai lauk yang sama seperti yang ia makan hari ini. Wanita tua berbalut jarik dengan kebaya encimya yang lusuh. Setelah ia melarung sesajinya ke bibir pantai ia akan selalu berteriak sesuka hati. Kadang ia menangis meraung, kadang juga mengumpat sosok nan jauh di samudra. “Apa yang sebenarnya wanita tua itu lakukan?” Hal itulah yang selalu membuat Irawati penasaran dan tak pernah absen ke pantai saat sore hari semenjak kedatangannya ke pulau kecil di ujung Samudra. Irawati adalah seorang ibu dua anak yang terkena babyblus dan hampir melukai bayinya sendiri yang berusia enam bulan. Suaminya harus memindahkannya dari kota menuju tempat yang damai seperti di pulai kecil tempat ia pindah dinas kerja. Irawati sekarang d
Baca selengkapnya
2 : Teror Bik Sum
Irawati tidur ditemani oleh Sekar dan kedua anaknya. Ada sebuah kasur lantai yang biasa mereka pakai saat Irawati ingin tidur bersama mereka. Suaminya jarang pulang dan mental Irawati tidak baik-baik saja sejak terkena baby blues, itulah mengapa sering kali Sekar menemaninya tidur. Tengah malam mereka semua tertidur, hanya Irawati yang masih terjaga. Ia masih menggigil ketakutan, tatapan Bik Sum padanya dan bagaimana ombak menarik tubuh renta itu ke tengah laut masih terus menghantuinya. Ia menyapu tatapan ke sekeliling ruangan, entah kenapa ia merasa terus di awasi. Ia menggeser tubuhnya lebih dekat ke arah Sena anaknya. Ia mengatup matanya dengan erat, berbagai doa keluar dari bibirnya hingga ia tertidur pulas tanpa di sadari. Tik.. tik.. tik..Ada tetesan air membasahi kening Irawati, ia menatap ke atas. Di atap langit-langit rumahnya ia melihat Bik Sum tengah menempel pada plafon, rambut panjangnya yang didominasi warna putih menjuntai ke bawah. Tetesa
Baca selengkapnya
3 : Cara Bik Sum Kehilangan Anaknya
Sebagian besar warga di pulau ini berprofesi sebagai nelayan. Termasuk Ardi putra satu-satunya dari Bik Sum yang berusia 25 tahun. Sudah hari ke tujuh ia tidak mendapatkan tangkapan apa pun hingga matahari meninggi. Ia gelisah tiap kali melihat wajah sedih Bik Sum yang kecewa pada hasil melautnya. Sudah banyak hutang mereka di warung untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka selama hasil tangkapan ikan sedikit. Hingga hari kedelapan di tengah lautan yang gelap tanpa penerangan rembulan Ardi mengucapkan sebuah permintaan pada samudera. “Berikan aku banyak ikan, dan aku akan memberikanmu jiwaku!” Kilatan menyambar dengan tanpa aba-aba  beberapa kilat tanpa ada suara gemuruh guntur. Laut yang tenang tiba-tiba bergelombang tinggi, mata Ardi melihat banyak ikan mulai berlompatan ke arah jaringannya. “Badai sepertinya akan datang hingga membuat ikan takut dan berlompatan,” gumam Ardi tanpa mengetahui arti dari semua yang ia d
Baca selengkapnya
4 : Operasi Pencarian
Pagi Hari Bik Sum sudah menunggu di bibir pantai, para nelayan sudah menyandarkan kapalnya kecuali satu kapal milik Ardi. Bik Sum mulai berdiri penuh kecemasan, saat matahari mulai meninggi sementara bendera kapal anaknya saja tak terlihat sedikit pun mendekat ke arah pantai. “Masih belum sandar kapal Ardi Bik?” tanya Parto, tetangga Bik Sum yang juga seorang nelayan. Ia sudah pulang dari melaut sejak subuh tadi, kini ia heran tak biasanya Ardi pulang terlambat bahkan hingga siang hari. “Belum, ada apa ya? Semoga ia baik-baik saja,” kata wanita tua itu penuh harap. “Apa semalam kamu tidak menjaring di dekat kapalnya?” tanya Bik Sum lebih lanjut. “Aku sempat berada di sekitar kapalnya, tapi hanya sampai jam 11 malam, aku dan teman-teman lalu menuju ke tempat lain karena di sana kami tak mendapat ikan satu pun.”“Lalu apa Ardi tidak ikut pindah?” “Terakhir kali
Baca selengkapnya
5 : Gangguan
Hari ke lima pencarian Ardi. Beberapa kapal berpencar seperti biasanya, mereka saling mengarahkan cahaya senter ke permukaan laut berharap jenazah Ardi akan mengapung di permukaan. Mereka juga memakai teropong sederhana untuk mencari keberadaan kapal Ardi. Mungkin saja kapal itu kehabisan bahan bakar hingga kapalnya hanya terombang-ambing di tengah lautan luas. “Terasa tidak, sejak Ardi menghilang laut menjadi sunyi dan menyeramkan,” keluh Yoyok. “Iya, karena itu aku mengajakmu ikut naik di kapalku. Aku sekarang bahkan tidak berani melaut sendirian,” jawab Toni. Laut beraroma kematian, itulah yang selalu nelayan keluhkan bahkan hingga nanti hari ke empat puluh hilangnya Ardi. Malam semakin sunyi, kapal lain yang berjauhan satu sama lain membuat rasa sunyi semakin menggelayuti. Bulu kuduk Toni dan Yoyok berdiri, embusan angin bahkan terasa sangat dingin hingga membuat mereka menggigil. “Yo
Baca selengkapnya
6 : Teror Hantu Ardi
Pada hari ke tujuh kepergian Ardi, hanya tersisa tiga kapal nelayan yang masih berani melakukan pencarian. Mereka masih mengarungi lautan di sekitar pulau secara berkelompok dari pagi hingga malam hari. Malam ini salah satu kapal yang berisi Johan Si Preman pulau, Khafid dan Johar melihat penampakan kapal Ardi yang tengah terombang-ambing di tengah laut. Mata mereka berbinar, kapal itu adalah harta karun yang bernilai ratusan juta. Bahkan jika mereka berhasil menemukan mayat Ardi di dalamnya maka mereka juga akan mendapatkan mobil bak sesuai janji Bik Sum. Kapal Johan segera mendekati kapal Ardi yang gelap dan tak terdapat pencahayaan sama sekali. Mereka mengaitkan kedua kapal itu dengan sebuah tali.“Khafid, kamu tetap di kapal! Aku dan Johar akan masuk ke kapal Ardi,” titah Johar pada Khafid. Johar dan Johan segera melompat memasuki kapal Ardi. Angin dingin seolah berembus di tiap permukaan kapal kosong ini, menciptakan suasana men
Baca selengkapnya
7 : Tenggelamnya Sena
Irawati tak bisa tidur hingga tengah malam, sekeras apa pun usahanya memejamkan mata cerita kengerian kematian anak Bik Sum membuat ia semakin terjaga dalam ketakutan. Irawati selalu merasa sedang ada yang tengah mengawasi dirinya, ia ingin sekali mengarahkan pandangan ke sudut kamar tapi rasa takut membuat ia hanya berani berpaling sementara rasa merinding semakin mengacaukan pikiran dirinya. Ia terus meringkuk dan gemetar, mulutnya tak berhenti berdoa hingga ia tertidur. Di dalam mimpi Irawati tengah berada di sebuah pulau kecil di tengah lautan. Di sana ia sendirian dan ketakutan, hingga sosok wanita tua menghampiri dirinya. “Kamu berikutnya!” Suara serak wanita tua itu begitu menakutkan. Wajahnya yang pucat dan rambut yang terurai basah membuat Irawati menjerit ketakutan. “Buk, bangun buk!” Sekar menggoyangkan tubuh Irawati yang mengigau ketakutan. Tubuh majikan wanitanya itu sudah basah kuyup oleh keringat dingin dan nafa
Baca selengkapnya
8 : Sena Kembali
Irawati bagai di sambar petir, ‘Perjanjian Gaib' adalah hal yang baru ia dengar ditelinganya. Ia gemetar, bahkan kepalanya terasa berputar-putar, ia begitu ketakutan hingga menggigit ujung bibirnya hingga berdarah. “Apa yang harus aku lakukan?” tanya Irawati dengan suara yang parau, sebagai seorang ibu ia akan melakukan apa pun untuk membuat anaknya kembali bahkan meskipun cara itu terlihat gila dan tak masuk akal. “Sena akan dikembalikan dalam keadaan hidup, tapi saat dewasa ia akan di ambil lagi oleh Ratu Segara sebagai Pengantin Samudera,” jawab Lek Harso. Irawati mundur perlahan, wajah putus asa ibu muda itu terlihat jelas, dengan rambut yang acak-acakan karena angin pantai yang terus menyentuh rambutnya membuat ia terlihat seperti wanita gila. “Baiklah,” jawab Irawati setelah melewati gejolak batin. Setidaknya anak yang ia cintai kembali kepadanya dalam keadaan hidup. Ia akan mencari jalan kel
Baca selengkapnya
9 : Pagar Manusia
Irawati mulai membuka mata setelah pingsan selama hampir satu hari penuh. Ia menyapukan pandangan ke sekeliling dan mengenali bahwa ia sekarang sudah terbaring di kamar rumahnya sendiri. “Sena!” Pekik Irawati begitu terbangun. Sekar segera berlari ke kamar majikannya. Ia melihat wajah panik Irawati yang kini sudah berdiri dengan gugup mencari ke setiap sudut keberadaan Sena. “Bu, Sena ada di kamar sebelah. Bidan Desa baru saja pulang setelah memasang infus untuknya,” jawab Sekar menghampiri Irawati. Irawati segera berlari menuju kamar di sebelahnya, di sana ia melihat Sena masih tertidur lelap dengan infus yang berada di tangannya yang kecil. “Terima kasih Tuhan, aku benar-benar sudah membawa ia pulang!” Irawati menyapukan pandangan ke arah telapak kaki Sena sebelah kiri. Ia masih melihat tanda trisula yang membuat tubuhnya gemetaran, dengan sigap ia segera menarik selimut menutupi
Baca selengkapnya
10 : Keinginan Meninggalkan Pulau
“Ayah!” Sena berlari segera memeluk ayahnya yang masih mengenakan handuk. Pelukan tangan kecil itu terasa begitu kencang di pahanya. Ada air hangat yang mulai membasahi pahanya. “Ada apa? Kenapa kamu menangis?” “Kenapa sekarang banyak hantu yang suka jahil sama aku Yah?” tanya Sena sambil terisak. “Dia sudah seperti itu sejak beberapa hari lalu,” jawab Irawati yang sudah terbangun saat putranya Sena berteriak memanggil ‘Ayah!’“Apa sudah di periksakan ke dokter? Biasanya anak menjadi sensitif saat mereka sakit.” “Bidan Desa sudah sempat datang dan memberinya infus,” terang Irawati singkat. Suaminya baru saja pulang setelah sebulan penuh dinas di laut. Ia akan menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya setelah mendapatkan waktu yang pas. Sena tenang dalam dekapan kedua orang tua di sisi kanan dan kiri tidurnya. Bocah itu tertidur p
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status