Dendam, Cinta, dan Gairah

Dendam, Cinta, dan Gairah

By:  Sinokmput  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 ratings
40Chapters
23.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Meskipun semua ini kesalahanku, aku tetap tidak akan melepaskanmu, Bianca...! SEKUEL CERITA YOU ARE MINE, MARIA Amarah itu membuat Xavier kalap, sehingga membuat wanita yang ditemukannya di samping mayat sahabatnya menjadi sasaran dendamnya. Xavier membawa wanita itu ke dalam perangkapnya, membuat jeratan agar wanita itu tak bisa terlepas. Tapi apa jadinya jika sebuah kebenaran mulai terungkap? Akankah Xavier melepaskan Sang Tawanan?

View More
Dendam, Cinta, dan Gairah Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Tika
hayu di lanjut dong cerita Xavier nya
2022-12-30 22:31:17
0
user avatar
Julee
keren.....♡♡♡♡♡
2022-03-09 05:45:24
0
default avatar
Visitor
Hayooo lanjut lagii!! Baca ini sambil senyum2! ......
2021-12-25 11:59:37
0
user avatar
Ursa Mayor
Keren-keren, Kak. Lanjutkan
2021-09-24 20:32:58
0
user avatar
Mystique
Like like like like, oke banget kakak ...
2021-09-20 14:28:51
0
user avatar
Candle Light
kasian Biancanya, Xaviernya keras kepala.. bagus banget alur ceritanya, bikin penasaran.. ditunggu kelanjutannya kak...
2021-09-20 01:48:13
0
user avatar
Rein_Angg
Kejam amat Xavier. Kesel...!!!!
2021-09-19 20:48:30
0
user avatar
Mini Yuet
Bagus Nok. Kasihan Bianca ya?
2021-09-19 20:00:43
0
user avatar
Tris Rahmawati
...........................
2021-09-19 19:04:50
0
user avatar
Asya Ns
Impressif kak... Fighting.. keren thor -Salam dari author Anila
2021-09-14 18:47:01
0
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya bagus dan menarik enak dibaca kak .....................
2021-09-14 17:05:05
0
default avatar
Tri Nur
Cerita yang sangat menarik. Lanjut kak...
2021-09-13 12:14:21
0
user avatar
Cacak Endik
Wah ini tulisan yang menarik baru awal baca sudah disuguhi adegan yang menegangkan. Di awal bab sudah ada konflik menarik dan sangat rekomendasi untuk di masukkan rak sebaga bacaan wajib salam dari MR. D
2021-09-12 17:45:07
0
user avatar
Olivia Yoyet
Seru, euy. Lanjut ...
2021-09-12 15:45:25
0
user avatar
Racie4s
Seru, ada aksi ama intriknya juga.
2021-09-12 14:42:22
0
  • 1
  • 2
40 Chapters
1. Prolog
Plak... Tamparan keras itu mendarat sempurna di pipi Bianca. Wanita berusia 25 tahun itu menatap tidak percaya pada ayahnya. Matanya tampak berkaca-kaca dengan bibir kelu yang tidak mampu berucap. "Mau tak mau, kau harus menikah dengan Reymond besok. Ayah tak menerima penolakan, Ayah tidak mau menanggung malu karena ulah kakakmu!" bentak Ayah Bianca dengan mata melotot sempurna. Lelaki paruh baya yang memiliki postur tubuh berisi meskipun sudah termakan usia itu tampak berkacak pinggang dengan marah. "Tapi, Ayah, ini semua salah Levi, kenapa harus aku yang menanggungnya?" tanya Bianca dengan mata memerah menahan tangisannya. Wanita itu duduk bersimpuh di lantai, mendongak iba pada sang ayah--seolah sikapnya ingin dikasihani. "Ayah tak mau dengar, persiapkan dirimu untuk besok!" Namun, ayahnya benar-benar keras kepala. Setelah berkata seperti itu, ayah Bianca langsung keluar sambil membanting pintu kamar Bianca. Dia tak peduli dengan apa yang dirasakan oleh Bianca saat ini. Yang te
Read more
2. Jebakan
*** 5 jam sebelum kejadian Bianca tertembak***"Kau yakin, dia teman bisnisnya?" tanya James yang saat ini mengawasi orang yang duduk di seberang mejanya."Ya, saya sudah menyelidikinya. Kita harus segera bertindak, dia kemungkinan tahu semuanya soal orang itu." Alexander menjawabnya dengan penuh keyakinan."Bagaimana menurutmu?" James menoleh ke arah sampingnya. Melihat sahabatnya yang sedang menghisap sebuah rokok di tangannya dengan santai. Raut wajahnya terlihat tenang, tapi James yakin, jika di dalam hati Xavier sedang bergejolak menahan rasa untuk tidak segera menerkam mangsanya."Lalu apa rencanamu, Alex?" tanya Xavier dengan tenang, namun sorot matanya tajam, seolah mampu membuat orang yang diajaknya berbicara itu terbelah dengan mudah."Kita harus mengikutinya, Tuan." Alexander menjawabnya dengan kepala sedikit menunduk."Kenapa harus?" tanya Xavier mengangkat salah satu alisnya."Karena kesempatan tak datang dua kali, dan sa
Read more
3. Duka
Duka mendalam bukan hanya dirasakan oleh keluarga James. Xavier sendiri merasa sangat kehilangan karena kematian sahabatnya. Lelaki itu hanya diam mengamati proses pemakaman yang begitu khidmat.Jaccob berjalan mendekat ke arah anaknya. Dia menepuk pundak anaknya, menyampaikan dengan isyarat jika dirinya ikut berduka dengan hal ini. Sedangkan Maria tak kuasa untuk tidak memeluk anak pertamanya. Wanita yang sudah berumur itu jelas masih terlihat cantik. Matanya terlihat sembab karena menangis. Maria juga merasa kehilangan, apalagi Maria sudah mengenal James sejak Xavier duduk di bangku Junior High School. James adalah salah satu sahabat Xavier yang selalu ada untuk Xavier."Jangan berlarut dalam kesedihan, jaga dirimu baik-baik. Mommy akan pulang sekarang." kata Maria."Thanks, Mom." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Xavier. Dia bahkan mengabaikan ketika kedua orang tuanya beranjak pergi dari sana.Satu-persatu orang yang ada di sana membubarkan dir
Read more
4. Musuh dalam Selimut
"Dad," sapa Xavier begitu dia sampai di ruang tamu. Dia menoleh ke sana ke mari, mencari keberadaan ibunya. "Di mana Mom?" tanya Xavier."Mommy sedang ada di rumah. Raylin baru saja pulang." jawab Jacob.Xavier mengangguk-anggukan kepalanya. Dia duduk di depan ayahnya, menunggu hal apa yang akan disampaikan oleh ayahnya."Jujur pada Dad, Xavier. Apa kau berurusan dengan Constantin?" tanya Jacob menatap anaknya dengan tajam."Dia mengusik wilayahku lebih dulu, Dad," jawab Xavier dengan santai."Apa kematian James ada hubungannya dengan ini?" tanya Jacob kembali.Xavier tak menjawab, tapi dari sorot mata yang dilihat oleh Jacob, dia yakin jika tebakannya memang benar. Hal ini membuat Jacob menghela nafas pelan, tubuhnya langsung menyandar ke sofa."Seharusnya kau hanya perlu meneruskan usaha Daddy, kenapa kau harus berurusan dengan barang terkutuk seperti itu? Daddy yakin, jika mommy tahu hal ini dia akan marah padamu." Jacob memberi pu
Read more
5. Pertemuan
Lampu yang remang dengan musik yang begitu keras menyambutnya ketika dia masuk ke dalam. Xavier mengedarkan pandangannya mencari sosok yang dikenalnya. Tiba-tiba Noah mendekat dan membisikkan sesuatu padanya, tangan Noah terulur menunjuk tempat paling pojok ruangan bar ini.Xavier mengangguk, dia berjalan melewati lautan manusia yang sedang asyik berjoget. Banyak tatapan liar dari para wanita penghibur, tapi Xavier mengabaikan mereka.Salah satu wanita tiba-tiba menghadang jalannya, berpose menggoda sambil mengelus sensual dada Xavier. "Tuan, aku bisa menemanimu malam ini."Tapi Xavier hanya terkekeh, dia mencekal tangan wanita itu lalu mendorongnya. Xavier terlihat acuh meskipun wanita tadi nampak mengumpat padanya."Kau bersenang-senang?" tanya Xavier ketika sampai di
Read more
6. Kunjungan Raylin
Hari masih pagi, tapi suara berisik itu benar-benar mengganggu tidur Xavier. Dengan malas dia terpaksa membuka matanya, bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.Ketika dia membuka pintunya, suara teriakan nyaring langsung memenuhi indra pendengarannya. Seorang wanita cantik dengan mata coklat, bergaya sangat anggun itu langsung memeluknya. Xavier hanya bisa pasrah ketika adiknya itu mulai bermanja-manja padanya."Kau benar mengganggu tidurku, Raylin." keluh Xavier."Oh, ayolah. Sudah 6 bulan kita tak bertemu, tapi kau tetap saja menyebalkan. Aku menunggumu di depan pintu sejak tadi," ucap Raylin merajuk."Kau bisa langsung masuk ke kamar, kenapa harus di depan pintu?" tanya Xavier dengan alis berkerut.Seda
Read more
7. Siapa Dia?
"Kenapa kalian diam saja, cepat tolong," teriak Raylin pada penjaga di depan pintu. Sedangkan para penjaga itu tampak kebingungan. Dia tak mungkin menolong wanita itu karena dia tawanan dari tuan mereka. Tapi melihat keseriusan Raylin yang marah, akhirnya dengan terpaksa mereka menolong wanita itu. Raylin berjalan dengan langkah cepat, diikuti seorang penjaga yang menggendong tubuh Bianca. Raylin menyuruh penjaga itu masuk ke kamar tamu, dan meletakkan tubuh Bianca di ranjang. Setelahnya Raylin memanggil dokter untuk datang ke sini. Sedangkan salah satu penjaga yang ada di depan gudang tadi langsung menemui Xavier untuk memberikan laporan. Tentu saja hal ini membuat Xavier sangat marah, dia langsung pergi meninggalkan teman-temannya di ruang kerja untuk menyusul adiknya itu. 
Read more
8. Mencoba Kabur?
"Kakak," ucap Raylin tercekat. Suasana menjadi tegang, di belakang Xavier, Noah dan Scoot baru saja datang. Xavier masih menatap adiknya tanpa berkedip, seolah matanya itu mampu menguliti adiknya. "Hai, Xavier, apa kabar?" William memecah suasana, dia menampilkan senyuman di bibirnya. Dia yang tak mengetahui permasalahannya tak mengerti dengan situasi yang terjadi di depannya. "Aku baik, kau boleh pulang, William." Xavier bahkan tak menatap ke arah William. Noah yang ada di belakang mencoba memberi isyarat pada William. Membuat William akhirnya pamit pada mereka dan beranjak pergi dari sana. "Jangan gegabah, Xavier. Dia adikmu," ucap Scoot memperingati. Tapi Xavier seolah ta
Read more
9. Kekejaman Xavier
"Apa dia mencoba kabur?" tanya Scoot melihat seorang wanita di depannya. "Sepertinya iya," gumam Noah menimpali.  Xavier masih diam menatap tajam Bianca. Melihat bekas darah yang menetes di lantai, Xavier yakin jika wanita itu mencabut paksa selang infusnya. Xavier mendekati Bianca, kakinya menendang tubuh Bianca. Tapi wanita itu sama sekali tak meresponnya. "Dia tak mungkin bangun, bodoh. Dia pingsan." Scoot mencemooh Xavier, dia langsung bergerak menggendong tubuh Bianca dan membawanya kembali ke kamar tamu. Xavier yang melihat itu mendengus, padahal dia ingin menyeret saja wanita itu. Benar-benar merepotkan. Akhirnya dia berjalan mengikuti Scoot, sedangkan Noah memanggil Tia untuk membersihkan lantai yang terkena
Read more
10. Terima Kasih, Raylin
Setelah memastikan tak ada yang melihatnya, Raylin segera mengunci kamar tamu. Dia berbalik, dan betapa terkejutnya dia melihat Bianca yang tergolek lemas di lantai.Raylin segera menghampiri Bianca, mencoba mengguncang tubuh Bianca. "Kau tak apa?" tanya Raylin pelan.Mata Bianca berkedip, dia hanya bisa mengangguk pada Raylin. Dirinya benar- benar sangat lemas. Raylin yang melihat itu membantu Bianca untuk berbaring di ranjang. Meski tampak kesusahan, tapi akhirnya dia berhasil juga."Apa yang sebenarnya kakak lakukan padamu?" gumam Raylin dengan nafas terengah setelah mengangkat Bianca. Melihat luka Bianca yang kembali berdarah, Raylin berinisiatif untuk mengobatinya. Untung saja tadi William meninggalkan beberapa peralatan P3K di kamar ini. 
Read more
DMCA.com Protection Status