Tuan Egois Dan Putri Kertas

Tuan Egois Dan Putri Kertas

Oleh:  angeelintang  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
27 Peringkat
103Bab
3.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bian dan Fio berteman selama tiga bulan. Sampai Bian akhirnya meminta Fio untuk menjadi kekasihnya. Kemudian Bian menghilang begitu saja setelah mereka putus. Cinta pertama yang membuat Fio tidak bisa lupa hingga membuat gadis itu mencari keberadaan Bian. Mereka bertemu kembali di saat Bian sudah memiliki kekasih. Rasa bimbang dan juga cinta terus menghantui Fio dan banyak hal yang tidak diketahui Fio tentang Bian. Lalu, bagaimana dengan Bian? "… yang aku tahu putri kertas memiliki seribu harapan yang membuat dia tidak akan pernah menyerah.” -Fabian-

Lihat lebih banyak
Tuan Egois Dan Putri Kertas Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Affad DaffaMage
Memberikan kesan klasik ini di sampulnya ^^
2023-10-26 15:27:00
0
user avatar
Enik Wahyuni
semangat kak, keren, aku suka.
2021-10-30 11:50:23
0
user avatar
Banin SN
Covernya unyu banget sih kakak^^^^
2021-10-30 10:45:46
0
user avatar
Archie Romadhoni
hmm menarik idenya.
2021-10-29 03:13:38
0
user avatar
Aina D
keren banget ceritanya
2021-10-28 17:25:08
0
user avatar
NawankWulan
Semangat selalu buat Fio dan author ... ...️
2021-10-28 17:25:07
0
user avatar
Rhill
Ceritanya bgss bgtt sumpah
2021-10-28 12:02:18
0
user avatar
Humairah Samudera
Bintang Lima untuk Tuan Egois dan Putri Kertas. Aku suka, ceritanya menarik. Apalagi cinta pertama memang berkesan bagiku. Good luck ya Thor?
2021-10-27 13:33:52
0
user avatar
Dewanu
ceritanya menarik, ayo terus dong Thor
2021-10-21 15:04:52
0
user avatar
Reidan
semangaaaatt
2021-10-16 14:34:28
0
user avatar
Pie Mar
It's great story, semangat Thor angee
2021-10-15 06:46:42
0
user avatar
Herolich
Bikin kepikiran ama kelanjutannya ...
2021-10-13 22:45:26
0
user avatar
Iro Magenta
lanjutannya mana ni ....
2021-10-13 20:36:17
0
user avatar
Mawar_Biruku02
baper parah
2021-10-13 10:28:05
0
user avatar
imam Bustomi
Telahhhallluuuu bacanya, kereeennn... Lanjut up thor
2021-10-09 18:42:19
0
  • 1
  • 2
103 Bab
Chapter 1
Surabaya, 2016“Apa yang kamu inginkan sekarang?”Gadis cantik yang tengah memandang ke luar jendela kafe itu menoleh ke samping. Dia menatap kekasih yang sudah menemaninya selama 10 bulan itu dengan sorot sedih. Dia mencengkeram ujung meja dengan erat sampai membuat jari-jarinya memutih. Rahangnya mengerat menahan sesak yang seakan-akan siap meledak kapan saja.“Aku ingin hubungan kita selesai sampai di sini.”Bian melebarkan matanya. Hanya sebentar saja sebelum kemudian dia kembali memasang wajah dingin dan tidak terbaca. Pemuda itu mengambil gelas es kopi susu di depannya dan memilih meminumnya dengan pelan dan terlihat begitu santai di mata Fio.“Apa kamu mendengarku?” Fio menatap Bian dengan tajam.“Ya,” Bian mengangguk. “Mau bagaimana lagi kalau itu yang kamu inginkan?” pemuda itu mengambil tasnya.“Maksud kamu?” mata gadis i
Baca selengkapnya
Chapter 2
“Ada apa dengan matamu?”Fio terus berjalan tanpa mau menoleh ke sampingnya. Rey yang sejak tadi sudah seperti penguntit karena mengikuti Fio kemanapun gadis itu pergi hanya mampu menghela nafasnya lagi dan lagi.“Fi?” Rey menarik tangan Fio.Gadis itu akhirnya mau menatap wajah Rey meskipun hanya dengan tatapan datar. “Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan ketika di rumah tadi? Aku ingin sendiri, kenapa kamu tidak mengerti juga?” Fio menatap Rey dengan tajam.“Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu,” Rey melepaskan tangan Fio.“Setelah ini kita bicara, tapi tolong biarkan aku memilih buku terlebih dahulu, kalau kamu bosan mengikutiku, kamu bisa menunggu di bangku dekat kasir sana,” kata Fio sambil menunjuk bangku yang berada di depan kasir dengan jari telunjuknya.“Oke,” Rey mengangguk.Pemuda itu memutar tubuhnya dan berjalan menuju bangku yang tadi ditunjuk
Baca selengkapnya
Chapter 3
Fio meletakkan ponselnya ke atas meja belajarnya dengan asal. “Bodoh! Rasa penasaranmu hanya akan membuatmu banyak berharap dan sakit di waktu yang sama, Fi!” dia berbicara sendiri.Jarinya membolak-balik halaman novel yang sedang di bacanya. Bahkan dia tidak bisa mencerna semua kalimat yang sudah John Green sajikan dengan baik di novel itu. Fio mendorong tubuhnya ke belakang sehingga punggungnya bisa bersandar dengan nyaman. Helaan napas terdengar lolos begitu saja dari mulutnya.Tangannya mengusap wajahnya yang terasa lengket karena efek belum mandi. Fio menggigit bibirnya dengan tangan yang sudah hampir meraih kembali ponselnya. Sebelum tangannya berhasil menyentuh layar ponselnya, Fio kembali menariknya dengan cepat sambil menggelengkan kepalanya. Dia berdiri dan berkacak pinggang. Gadis itu berjalan kesana-kemari sambil menimbang-nimbang apa yang akan dia lakukan selanjutnya.“Masa bodoh! Aku harus mencobanya, kan?”Fio kemudi
Baca selengkapnya
Chapter 4
“Fio?”Gadis cantik yang sedang berdiri dengan satu tangan memegang tali tas selempangnya itu menatap Rey dengan tatapan penuh harapannya. “Apa kamu tahu kemana Bian? Tolong bantu aku, Rey!” tanpa berbasa-basi Fio bertanya dan memohon.Rey berjalan mendekat dan meraih pergelangan tangan Fio. Dia membawa Fio pergi dari lapangan basket sekolahnya.“Lepaskan aku, Rey!” Fio menarik tangannya.Gagal. Rey lebih kuat dari dirinya. Fio menghela nafasnya dalam dan berjalan dengan malas mengikuti kemana Rey pergi.“Kita bicara di tempat lain,” kata Rey tegas.“Sudah! Lepaskan aku! Aku hanya minta bantuanmu, kalau kamu tidak bisa bilang saja!” Fio setengah berteriak.“Di lapangan banyak orang, apa kamu tidak bisa lihat?” Rey melepaskan tangan Fio begitu mereka sampai di koridor kelas yang sepi.Fio menatap Rey dengan wajah memerah. “Aku tidak peduli! Aku kesini
Baca selengkapnya
Chapter 5
Fio menatap bangunan rumah sederhana di depannya dengan wajah tenang. Gadis itu melangkah menuju gerbang rumah yang tidak terlalu tinggi. Matanya kemudian mencari-cari bel yang mungkin bisa dirinya gunakan untuk membuat di empunya rumah tahu bahwa ada tamu di luar. “Cari siapa dek?” Fio terlonjak kaget. Dia kemudian memutar tubuhnya dan menatap seorang ibu yang membawa tas belanja berisi banyak sayuran. Fio tersenyum kaku dan menganggukkan kepalanya sebagai bentuk kesopanan. “Maaf, apa benar ini rumahnya Fabian, bu?” Fio bertanya dengan senyuman yang sudah terpasang lebar di bibirnya. “Benar, ini rumahnya Fabian, adek siapa ya?” ibu itu berjalan pelan dan membuka pagar rumah. “Ibunya Bian?” batin Fio. “Saya Fio bu, temannya Bian,” jawab Fio sopan. “Oh saya Ningsih, ibunya Bian.” “Benar kan!” Fio bersorak dalam hati.  “Ayo masuk dulu dek,” ajak Ningsih sambil berjalan lebih dulu masuk ke ha
Baca selengkapnya
Chapter 6
Surabaya, 2015“Kita mampir ke Yellow Burger dulu, yuk?” Nola terlihat memandang ke arah teman-temannya satu per satu yang tergabung dengan nama grup tari Dream Machine.“Pasti ada promo kalau ratu Nola sudah bersabda,” sahut Alvin cepat.“Iya, ada promo,” Nola tertawa.Fio baru saja selesai latihan menari dengan teman-temannya. Dia memutuskan untuk ikut karena kebetulan letak restoran tersebut se arah dengan jalan pulang ke rumahnya. Fio datang lebih dulu dari teman-temannya yang lain.“Mereka belum kelihatan juga,” Fio bergumam dengan kepala yang sudah celingukan ke arah parkiran.Tidak lama berselang, nafas lega lolos begitu saja dari mulutnya begitu melihat teman-temannya. Nola dan Nessa menghampirinya sedangkan Alvin dan Rafa berjalan menuju meja kosong yang terletak di pojok belakang, tepat di samping jendela.Fio tersenyum lebar k
Baca selengkapnya
Chapter 7
Surabaya, 2015Fio dan teman-temannya berdiri membentuk lingkaran, saling bergandengan tangan dan menundukkan kepala mereka. Berdoa adalah salah satu cara supaya mereka tetap bisa mengontrol segala rasa tegang yang melanda tiada ampun. Apalagi waktu yang tersisa sebelum tampil hanya tinggal sepuluh menit lagi. Setelah itu mereka melakukan high five untuk semakin meningkatkan kepercayaan diri dan juga semangat dalam diri mereka masing-masing.Fio dan teman-temannya memasuki lapangan basket ketika nama grup mereka, Dream Machine dipanggil oleh pembawa acara. Suara riuh penonton yang bertepuk tangan dan menyorakkan nama grup mereka menggema dan membuat hormon adrenalin di dalam tubuh Fio seketika melonjak naik dengan cepat.Mereka kemudian mengambil posisi awal sebelum tarian mereka dimulai. Saat musik terdengar di telinga mereka, Fio dan teman-temannya bergerak mengikuti irama lagu. Setiap beat dalam lagu
Baca selengkapnya
Chapter 8
Bibirnya tersenyum tertahan kala sebuah kalimat yang baru saja di tulisnya. Semua idenya datang dari kalimat seorang siswi yang cukup populer di sekolahnya. Dia duduk di bangku sebelah kanan Fio.Kenapa hatimu terluka?Kenapa senyummu menghilang?Kenapa sendu bergelayut di matamu?Mawar tidak pernah berniat menyakitiDia hanya sedang melindungi dirinya sendiriFio segera menutup buku catatannya dan mengantongi pena yang dibawanya. Pesanannya sudah datang. Fio tersenyum lebar kala bau bakso tercium di hidungnya. Sangat menggugah selera dan seketika perutnya semakin terasa lapar. Fio segera memakan makan siangnya seorang diri. Nadya masih saja sibuk dengan Dio sampai Fio lupa bahwa sekarang jarak di antara mereka berdua memang sudah sangat terasa.Sepulang sekolah, Fio berjalan seorang diri di sebuah toko buku yang terletak di jalan yang searah dengan jalan pulang ke rumahnya. Toko buku yang
Baca selengkapnya
Chapter 9
Fio bergegas pergi ke dalam kamarnya dan menatap layar ponsel yang disana terdapat nomor serta nama Bian. Fio menggigit bibirnya. Matanya sesekali melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Gadis itu menggenggam ponselnya dengan kerutan di dahinya.“Apa aku nanti akan terlihat sangat agresif?” Fio menggigit bibir bawahnya.Sambil merapal doa di dalam hatinya, Fio kemudian kembali menatap layar ponsel yang ada di genggaman tangannya.“Hai, ini aku Fio.” Hanya itu yang Fio sanggup kirimkan untuk Bian.Gadis itu terdengar menghembuskan nafas dalam. Fio segera meletakkan ponselnya ke atas meja belajar. Fio mengulang satu kalimat sebanyak tiga kali tapi tetap saja dirinya tidak berhasil membuat dirinya sendiri paham dengan materi yang sedang dipelajarinya.Fio menyandarkan punggungnya ke belakang. Matanya melirik ke arah ponsel yang sampai lima belas menit berlalu sama sekali belum ada respon dari pemuda y
Baca selengkapnya
Chapter 10
“Sudah jadi satu,” Fio tersenyum menatap kertas yang sudah berubah menjadi burung kecil.Fio meletakkan kertas-kertas yang masih berada di dalam kemasan. Dia menggeser sedikit kertas-kertas tersebut dan menarik mangkuk yang berisi nasi dan juga soto. Fio sekarang sudah terbiasa makan siang seorang diri sejak Nadya lebih sibuk bersama dengan Dio.Netra Fio mulai menatap sekitarnya yang nampak ramai. Mereka kebanyakan bergerombol. Sedangkan Fio hanya seorang diri dengan kertas yang sudah berubah bentuk menjadi seekor burung kecil. Fio menertawakan dirinya sendiri yang ternyata benar-benar seperti kehilangan sosok teman dekat di hidupnya.Fio sesekali masih mengedarkan pandangannya ke sekitarnya dan secara tidak sengaja bertemu pandang dengan Rey. Nama pemuda yang sangat populer di SMA Nusantara. Seorang pebasket yang selalu menjadi andalan sekolahnya. Fio berhenti mengunyah kala Rey masih menatapnya dalam diam. Pipi Fio nampak menggembung karena nasi s
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status