Dear You

Dear You

Oleh:  Drama Hati  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

lewat sebuah proyek di Bali, akhirnya Tania dan Felix kembali bertemu. felix yang tidak bisa melupakan Tania sebagai cinta pertamanya, sedangkan Tania yang benci setengah mati pada Felix karena pria itu selalu menatapnya dengan pandangan berbeda.

Lihat lebih banyak
Dear You Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
20 Bab
Malam Aneh Dengan Pria Aneh
Tania Gue enggak tahu ini dimana. Erang gue dalam hati ketika gue baru saja memicingkan mata pagi ini.Wait! Gue tahu kalau gue di Bali, tapi ini bukan kamar hotel tempat gue menginap. Tempat gue menginap adalah sebuah hotel di pinggir pantai yang debur ombaknya pasti akan sampai ke telinga gue setiap kali gue membuka mata di pagi hari. Tapi di sini, pertama kali yang gue denger ketika membuka mata justru hanya gemericik air yang tenang, seperti lagu nina bobo dan memaksa gue untuk kembali menutup mata.Stop!Gue enggak boleh kembali tidur.Dimana ini, batin gue penuh pertanyaan. Masih berusaha mencoba mengingat namun hasilnya nihil. Semalam gue seperti dihipnotis oleh apapun itu, bahkan gue sama sekali enggak tahu bagaimana ceritanya gue bisa sampai di sini. Sebuah kamar asing dengan wangi lavender.Dengan kepala berat dan masih berdenyut hebat, gue mencoba untuk menegakan tu
Baca selengkapnya
Semua Berawal Dari Sini
Felix Nicholas Prasetya!Hah! Gue pengen ngejadukin kepala gue di tembok aja tiap inget namanya. Bagaimana bisa dengan mudahnya pria itu membuat hidup gue jungkir balik hanya dalam waktu seminggu ini.Shit!Kalau waktu bisa diputar kembali, gue pengen kembali ke satu minggu yang lalu. Dimana tawaran pekerjaan menggiurkan dari bos gue yang terhormat itu bisa gue tolak mentah-mentah. Tapi bagaimana lagi, demi uang! Demi rencana pernikahan yang amat sangat gue idam-idamkan selama ini.“Tania, ada proyek besar di Bali. Kamu bakalan dapat bonus besar jika bersedia saya tugaskan di sana selama lebih kurang dua minggu.”OKe!Tanpa pikir panjang, gue meng-iya-kan tawaran itu. Gue pikir asyik kali ya, bisa kerja sambil liburan. Menikmati deburan ombak tiap hari di pinggir pantai Kuta. Berjemur, travelling, makan-makan, dan sebagainya. Apalagi gue dapet fasiltas kamar hotel bintang lima, gretongan pula dari kantor. Siapa coba yang enggak m
Baca selengkapnya
Ciuman Yang Memabukkan
Felix.Dunia memang sempit.Itu menurut gue. Meskipun tak seluas pulau jawa, namun gue yakin jika Bali punya banyak tempat clubbing, tapi kenapa dari sekian kelab yang gue pilih, gue tetep ketemu sama gadis itu di sini?Tania Larasati.Nama yang sudah nggak asing bagi gue semenjak bertahun-tahun lalu. Ya…meskipun dia enggak ingat sama sekali sama gue. Bahkan mungkin dia baru dengar nama gue sekarang.Gue enggak maksa sih dia inget sama gue, tapi setidaknya perlakukan gue layaknya pria yang lain. Dia selalu memasang muka judes dan ketus sama gue. Entahlah, gue juga enggak tahu apa masalahnya. Padahal gue ganteng, ramah dan selalu berusaha untuk memberi perhatian sama dia. Tapi kenapa dia selalu menjaga jarak?Gue baru saja menenggak soda gue, ketika mata gue berhenti pada sosok Tania yang duduk beberapa meja dari gue. Dia pernah bilang kalau datang ke Bali sendirian, tapi kenapa sekarang dia justru bersama seorang pria? Kelihatan asyik
Baca selengkapnya
Manusia Itu Lagi
Tania.“Tania!” Sebuah suara mengagetkan gue yang lagi sibuk dengan kerta-kertas di meja. Ada banyak sekali pekerjaan yang belum rampung hari ini dan gue harus segera menyelesaikannya agar tidak terpancang lembur.Gue mendongak, dan mendapati wanita ular, ralat! Maksud gue Jessi tengah berdiri dengan pandangan menyebalkannya kearah gue.“Iya?” gue mencoba tersenyum semanis mungkin, meskipun gue tau senyum gue nggak bakalan dia balas.Gue enggak tau masalahnya apa, namun semenjak gue datang, dia sudah memperlihatkan mimik wajah tidak sukanya sama gue. Awalnya gue mengira jika Jessi memang memiliki tampang dan karakter antagonis seperti itu, tapi nyatanya dia bisa bersikap baik dan pengertian pada orang lain.“Lukisan yang kamu bilang mau dikirim dari Ubud mana?” dia berjalan ke meja gue sambil bersidekap. Tak ada senyum sama sekali di wajahnya—as usual!“Lukisan?” Dengan tergesa gue raih k
Baca selengkapnya
Perpisahan
Felix.Gue hampir saja meninggalkan meja kerja untuk pulang ke rumah, ketika pintu ruangan gue berderit perlahan lalu menyembul wajah Tania dari balik sana. Wajahnya dingin seperti biasa, dan tanpa senyum sedikitpun. Khas Tania jika bertatap muka sama gue.“Ada apa Tania?” gue kembali duduk. Menggeser kursi gue untuk lebih mendekat ke meja.Sedangkan dia tampak tenang. Berjalan pelan kearah gue.“Gue mau pamitan.” Jawabnya datar ketika kami saling berhadapan. Akh, dia juga tidak ada inisiatif untuk sekedar duduk dan basa-basi sebentar sama gue. “Udah hampir tiga minggu gue di sini, dan pekerjaan gue udah selesai.”Gue tercenung beberapa saat. Gue lupa kalau pekerjaan dia sudah rampung, dengan baik pula. gue rasa gue bakal kehilangan semangat gue dalam bekerja kalau dia enggak ada. Meskipun terdengar lucu, gue sering menatap dia diam-diam dari balik kaca jendela ruang kerja gue yang terhubung dengan meja kerjanya.
Baca selengkapnya
Sahabat Lama
2 bulan kemudian.“Tania……!” seseorang berlari-lari kecil ke arah gue dengan senyumannya yang terbuka lebar.Gue membalas senyuman itu lantas melambai kecil dan langsung memeluknya dengan erat ketika ia sampai di depan gue.Namanya Rani, sahabat gue sewaktu SMA. Dulu waktu sekolah, kami sahabat dekat, sebangku lagi. Namun sewaktu kuliah, kami berpisah. Dia mengikuti mamanya ke Surabaya sedangkan gue masih betah-betah aja tinggal di Jakarta.“Enggak nyangka ya, delapan tahun kita enggak ketemu.” Komentar gue ketika kita sudah duduk di bangku kami masing-masing.Seorang waiters datang membawa sebuah buku menu. Karena tak ingin diinterupsi terlalu lama, akhirnya kami memilih langsung memesan. Virgin mojito buat gue, dan stroberi punch untuk Rani.“Lo tambah cantik aja sih Nia?” Rani tertawa ke arah gue. Tawa yang sama dengan delapan tahun lalu, bedanya kini Rani terlihat lebih dewasa dan lebih a
Baca selengkapnya
We Meet Again!
Pernikahan!Biasanya gue selalu merasa iri setiap kali dapat undangan atau datang ke pesta pernikahan. Setiap melihat gelak tawa bahagia dari pasangan pengantin, keluarga dan kolega. Melihat dekorasi-dekorasi yang indah serta cantiknya souvenir-souvenir. Wanita mana yang bisa menahan dirinya untuk tidak mengatakan ‘pengen’ di dalam hati?Namun mungkin kali ini gue nggak bakalan ngiri lagi, justru merasa ikut bahagia ketika sahabat baik gue waktu SMA menikah. Karena satu bulan lagi giliran gue yang akan tampil secantik dan seanggun itu bersama lelaki yang gue cintai.gue memang butuh kesabaran ekstra nungguin Altan ngelamar gue. Kami pacaran lebih dari lima tahun, dan setiap hari gue selalu berharap dia bakalan ngelamar gue. Dan akhirnya tepat di tahun ke lima dia ngajakin gue nikah setelah gue berkali-kali ngasih kode sama dia buat ngelamar. Sama sekali enggak romantic sih, Cuma makan malam biasa di sebuah restoran. Tanpa kejutan bahkan cincinnya pun
Baca selengkapnya
Sosok Yang Kurindukan
Felix.Gue udah ngebayangin dari semalem gimana ekspresi Tania waktu ngelihat gue di acara pernikahan Rangga.Seminggu yang lalu sahabat baik gue waktu SMA itu ngehubungi gue dan minta gue buat jadi pendamping di acara pernikahannya.  meskipun gue memang masih sering ketemu sama Rangga namun gue cukup terkejut mendengar rencananya, sebab pria itu tak pernah membicarakan masalah pernikahan di depan gue. gue pikir, dia sama kayak gue atau bahkan pria modern lain di luar sana, yang beranggapan bahwa pernikahan bukanlah sesuatu yang musti dijadikan kewajiban. Namun ternyata, dia pria yang cukup bertanggung jawab dengan hubungannya, dan gue salut akan hal itu.Semalaman, gue nyaris enggak bisa tidur. Bukan karena pernikahan Rangga, melainkan pengen banget lihat ekspresi Tania waktu ngelihat gue. Rangga memang bilang kalau Rani bakalan mengundang Tania karena ia adalah sahabat baik dari gadis itu.Dan terbukti!Ekspresi terkejut campur salah tingkat
Baca selengkapnya
Tengah Malam dan Mobil yang Mogok
Tania.Lagu dari Giselle—cara melupakanmu mengalun lembut dari dalam mobil hitam yang kini gue tumpangi. Di depan kami, wiper tampak naik turun dengan teratur. Menghalau tetesan hujan yang turun dengan deras di bumi.“Kedinginan ya?” Felix membuka suara. Tangannya terulur menekan tombol AC untuk menurunkan suhu di dalam mobil yang lumayan dingin. karena gue hanya memakai dress out of shoulders, jadi suhu AC ini terlalu menggigit buat gue.“Sayangnya gue enggak bawa selimut.” Dia kembali bercicit yang hanya gue balas dengan lirikan saja.Sejak dalam perjalanan tadi, dia terus mengoceh tentang berbagai hal. Mulai dari hotel di Bali yang mulai beroperasi sampai dengan pernikahan Rangga dan Rani yang begitu mengejutkan. Sedangkan gue sejak tadi hanya menjawab ham-hem saja dan bahkan tak menanggapi sama sekali. Gue pengen segera sampai rumah. Tapi kenapa justru rasanya lama sekali ya?Perjalanan kami mulus-mulus saja membel
Baca selengkapnya
Gadis Yang Mengalihkan Dunia
Felix.Gue menggeliat bangun dan melirik jam yang tergantung di dinding. Pukul sepuluh pagi. Astaga, waktu berjalan cepat sekali padahal satu jam lagi gue mesti datang menemui klien di lantai bawah. Sebenarnya mata gue masih begitu berat karena hampir semalaman gue tidak tidur menunggu mobil derek.Mobil derek tersebut tiba pukul setengah empat pagi, setelah gue berjuang mati-matian menahan kantuk di dalam mobil. Sudah ngantuk, dingin pula karena satu-satunya jas gue udah dibawa pulang Tania.Gue meraba-raba nakas lantas menemukan ponsel gue disana. Gue harap sudah ada pesan masuk dari Tania yang mengatakan bahwa dia sudah sampai rumah dengan selamat. Namun nihil! Selain beberapa SMS spam, gue nggak dapet pesan apapun.Sedikit kecewa, namun gue enggak menyerah. Jika dia enggak kasih kabar gue, setidaknya gue yang bakalan menanyakan keadaannya. Boleh khan?‘Sudah sampai rumah belum?’Terkirim……Dengan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status