The Secret Behind The Rose

The Secret Behind The Rose

By:  Cia kamelida  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
34 ratings
13Chapters
1.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pertemuan ini membuat Aina seperti menemukan sebuah jawaban dari masa lalunya. Siapa pria itu? Setiap Aina berusaha mengingatnya Ia akan terbawa kepada suatu hal yang tidak terduga. Apakah Aina akan terus mengingatnya, untuk mengungkapkan rahasia di balik ini, atau ia memilih berhenti saja.

View More
The Secret Behind The Rose Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
CHY 25
keren bgtt penasaran
2023-06-26 01:46:07
1
user avatar
Humairah Samudera
Bintang lima untuk cerita ini. Aku suka. Semangat up ya, Thor?
2021-09-14 12:30:57
2
user avatar
Dhona Aliqhiya
waah keren. semangat terus ya kak. aku suka Aina......
2021-09-13 18:12:27
2
user avatar
Syafridawati
Kisah yang bagus sekali
2021-09-12 12:13:00
1
user avatar
ELERINE
Keren alur ceritanya
2021-09-11 19:57:29
1
user avatar
Nannys0903
Semangat nulisnya
2021-09-10 23:29:24
2
user avatar
Aida Ayu
ceritanya keren kak....
2021-09-10 23:05:10
2
user avatar
nona senja
Bagus banget kakkk
2021-09-10 20:04:25
1
user avatar
Tiarachubbyy
Kereeen banget kaaa
2021-09-10 15:11:22
2
user avatar
A_W
Sudah sampai bab 6 nih, seru banget ceritanya asli... Ayo thor di lanjut, penasaran banget dengan ceritanya, hehe
2021-09-10 14:35:47
2
user avatar
Queen Lovely
Next up Thor ...️
2021-09-09 19:07:42
2
user avatar
mayuunice
penasaran, ayoo up lagi
2021-09-09 11:06:03
3
user avatar
Aisy Luqman
Bagus ceritanya. Setiap tokoh di cerita ini memeiliki karakter yang kuat. Keren keren ......
2021-09-09 09:27:40
2
user avatar
Resky Armitasari
penasaran Aina kenapa... lanjut yah thor...
2021-09-08 10:05:59
1
user avatar
Nezha Hauw
Wow keren ceritanya... lanjut kak
2021-09-03 16:11:01
2
  • 1
  • 2
  • 3
13 Chapters
Para Wajah Lama
Sekali lagi mendongakkan wajahnya di depan cermin besar, menarik napas pelan dan menghembuskannya perlahan. Tas yang sudah bertengger di atas meja belajar, ia ambil dan bergegas turun ke bawah. Anak tangga yang lumayan banyak, membuat ia tak kuasa menahan lapar aroma nasi goreng yang sudah tersaji di atas meja makan.   “Aina! Makanan sudah siap sayang, ayo sarapan,” panggil bu Nilam.   Gadis berusia delapan belas tahun ini bernama Aina Zeira Clarista, anak semata wayang dari pasangan suami istri pak Hilman dan bu Nilam. Terlahir dari keluarga yang sempurna dan berkecukupan, namun seperti yang diketahui Aina adalah anak yang sangat jarang bergaul, dan betah di rumah, lingkungan pertemanan begitu jauh baginya, hari-hari Aina, ia habiskan hanya untuk membaca dan menulis.   “Per
Read more
Pertemuan yang Menanti Jawaban
Napas Aina berlarut pelan. Membuat Aina menyunggingkan senyum kecil di bibirnya. Ia memejamkan matanya beberapa detik. Ia baru ingat, kalau hari ini ia ditugaskan untuk mencatat di kelas. Meski sakit kepalanya masih tidak sepenuhnya hilang. Aina berlari melewati koridor dengan cepat menuju kantor guru, karena tersisa satu menit lagi maka bel akan berbunyi.   Aina mendengus napas kasar, merunduk lelah berlari melewati koridor sepanjang ini. Masih pagi, tapi keringatnya sudah bercucuran kesana kemari. Tepat beberapa langkah dari keberadaannya, Aina seperti mengenali perempuan yang sedang duduk di anak tangga depan kantor.   Aina berlari kecil menghampirinya. "Kamu Dea?" Aina menebak seorang perempuan yang sedang duduk santai di bawah anak tangga ini.
Read more
Mimpi Buruk
“Iya gak papa,” ujarnya dan berlalu pergi.Aina terus melihati langkah orang tersebut, seperti seumuran dengan mereka, tapi ia tidak mengenakan seragam, apakah dia guru baru? Aina menerka-nerka orang yang ia tabrak itu.“Ai, ayo! Kamu kenapa masih bengong di situ,” kejut Dea dan membuyarkan apa yang Aina pikirkan.Aina bangkit dan mereka pun melangkah cepat menuju kelas, lagi ketika Aina menoleh ke belakang, pria tersebut sudah tidak ada, langkahnya begitu cepat sekali padahal tidak sampai semenit Aina menoleh ke arah Dea di depannya, ia sudah menghilang bak kecepatan cahaya. Lagi-lagi kepala Aina kembali nyeri.Pikiran Aina langsung linglung, bukankah ditolong seseorang itu biasa saja, tapi kenapa Aina begitu dihantui rasa penasaran, pertanyaan s
Read more
Luka Lama
Aina terdiam, sebenarnya ia ingin menceritakannya, tapi ia takut jika Dea menjauhinya, apalagi melihat kejadian hari ini di luar akal sehatnya. “Aku tadi cuma mimpi buruk aja Dea, gak kenapa-kenapa kok,” ujar Aina. Rasa penasaran Dea, membuat Aina merasa kalau Dea begitu peduli dengannya, Dea yang duduk manis langsung di pegang Aina pundaknya, bentuk ucapan betapa berterima kasihnya ia karena Dea telah mau berteman dengannya.  Lagi-lagi Aina tidak mampu menahan air matanya, sakit di masa lalu, masih terasa jika ia mengingatnya, perlakukan teman-temannya rupanya menggerogoti kenyamanan Aina selama ini. Sudah ada Dea yang mau berteman dengannya, tetap saja Aina terus di hantui rasa takut jika Dea akan ikut meninggalkannya. Dengan cepat ia mengusap air mata ini, takut jika Dea melihatnya seperti ini sekarang.
Read more
Memori Sebuah Album
“Gak papa kok sayang, mungkin bunda hanya kelelahan saja,” sahut bu Nilam. “Ya udah bunda mau melanjutkan membersihkan ruangan bawah tanah dulu,” lanjut bu Nilam yang diangguk Aina, dan ia pun ikut menyusul untuk membantu. Karena dirasa tidak terjadi apa-apa dengan Aina, bu Nilam pun kembali melanjutkan bersih-bersih ke ruangan bawah tanah dibantu oleh Aina sendiri. Sebenarnya ia cukup lelah tapi mengingat tiga hari lagi ruangan ini akan di jadikan tempat penyimpanan bibit bunga mawarnya, apalagi ruangan ini sangat berdebu sekali, tentu sangat tidak nyaman jika dilihat. Sebenarnya bu Nilam bisa saja menyuruh orang untuk membersihkannya, tapi bu Nilam terlalu tidak biasa pekerjaan rumah yang menurutnya masih bisa ia kerjakan tapi malah meminta bantuan orang lain. B
Read more
Sebuah Tanda Tanya
Pintu kamar ini seakan menjauh dari tempatnya, begitu jauh hingga mata manusia normal pun tak akan bisa mendapatinya. Aina semakin heran, kenapa benda-benda di sekitarnya mengecil dan berpindah tempat, gorden yang terbuka lebar langsung menampakan pohon besar di depan rumahnya. Aina semakin takut, ia seakan terbawa untuk melihat lebih jelas keadaan pohon tersebut.Aina beranjak dari tempat duduknya, ia genggam buku deary tersebut dalam lima jarinya, lalu ia buka pintu keluar dari balkon kamarnya, Aina melihat pohon besar di depan rumahnya lebih dekat dan lebih fokus, Begitu lebat dan hijau menggelap."Anak-anak kecil tertawa terbahak-bahak sambil menikmati main kelereng di bawah pohon besar, terlihat beberapa bapak-bapak duduk santai, mengobrol lelahnya pekerjaan mereka masing-masing, di antara mereka terlihat gadis kecil yang tak di perbolehkan bergabung, ia sendirian, berkali-kali ia memaksa pria paruh baya ini pulang, namun pria ini tetap fokus dengan obrolannya, ga
Read more
Cerita Mulai Terbuka
"Cowok siapa, Ai?" tanya Dea heran melihat ke arah yang di tunjuk Aina tidak ada seseorang yang dimaksud. "Tadi cowok itu disana, kenapa bisa cepat sekali perginya," batin Aina. Aina langsung beranjak pergi, mengejar pria bertopi itu, sedangkan Dea memilih tinggal dan fokus mendengarkan wanita berkacamata itu berbicara. Aina berjalan menyusuri panjangnya koridor sekolah ini, begitu sepi karena memang seluruh murid berada di Aula. Aina terus mencari, tapi tidak ia temukan pria bertopi hitam itu, dilihatnya sekelilingnya, tidak ada siapapun, hanya ada beberapa siswi yang pergi ke toilet satu, dua orang. Aina berlanjut menuju arah perpustakaan, yang mana jaraknya ke Aula lumayan jauh. Di mana perpustakaan ini berada di samping ruangan bekas barang-barang kantor yang sudah tidak terpakai lagi. Saat Aina memperhatikan perpustakaan itu, yang jauh beberapa langkah darinya, entah kenapa Aina merasa begitu yakin kalau pria itu ada di sana, tap
Read more
Di balik Noda Merah
Mereka semua mengagungkannya, karena ada hidup yang harus mereka tanggung, dan memaksa mereka untuk masuk ke tempat seperti ini. "Hari ini saya yang akan menghandle kalian, apakah kalian sudah membawa berkas yang saya minta?" ujar pria berbadan kekar ini. "Saya sudah pak," sahut pria bertubuh tinggi ini. Saat pria kekar ini menengok ke sekitarnya, matanya yang begitu tajam, telinganya yang begitu peka, merasakan ada sesuatu yang ganjal di ruangan ini. Ia berjalan ke arah pria yang tampak mendengus, membuatnya merasa ada yang begitu aneh. Ia menutupi wajahnya dengan menundukan erat di atas lututnya yang sengaja ia tekukkan, membekap dirinya dalam kedua tangannya erat. Pria kekar ini mencoba memperhatikan lebih dekat dalam kegelapan ini,  cahaya di ruangan ini begitu samar, lampu menyala hanya berada di ujung pintu masuk. Ia berjalan lebih pasti, lalu menghidupkan senter kecil di tangannya, tak lupa yang lain ikut bangkit karena rasa penasa
Read more
Aku Tidak Menyayangimu
"Unce?" ujar Aina yang begitu terkejutnya. "Kamu sedang apa? Apa yang kamu lihat?" ujar Devi yang membuat Aina langsung bingung harus jawab apa. "Itu, Aina tadi melihat-lihat suasana malam di langit, begitu indahnya," ujar Aina berusaha tetap tenang. "Sudah malam, cepat tidur ya, nanti mata panda lho," gurau Devi dan berlalu pergi. ****** Ini benar-benar melelahkan, bisa-bisanya sudah hampir satu jam berlalu Aina masih tidak bisa tidur, dan sekarang jam dinding sudah menunjukan pukul empat pagi.  "Mending aku sholat," pikir Aina ia pun bangkit. Suara adzan telah berkumandang, Aina pun berjalan ke arah tempat berwudhu, yang tak jauh dari dapur, sungguh! Saat membukakan pintu ke arah tempat berwudhu, Jantung Aina seketika kontraksi melihat tempat ini sekarang, kenapa tempat perwudhuan ini begitu kotor sekali, layaknya sudah tak terurus lagi. Tampak serak serak dedaunan berjatuhan mengotori lantai tempat ini, lantai y
Read more
Langkah Pelan Namun Pasti
"Aina bangun! Bangun! Kamu kenapa?" Nilam menggoyang-goyangkan bahu anaknya ini.Kini ia jadi sorotan orang banyak, dengan rambut yang benar-benar berantakan. Aina yang terbangun terus memperhatikan di sekitarnya, menggaruk-garuk lehernya, menyentuhnya, dan terus merabanya."Apa yang terjadi?" batin Aina.Semua orang berbisik memperhatikannya, Nilam yang benar-benar kalut, menarik tangan Aina dan membawanya ke kamar.Aina yang bingung terus memperhatikan di sekelilingnya, dengan tatapannya yang begitu kosong. "Aina! Kamu kenapa? Kenapa kamu teriak-teriak tidak jelas, hah!" ucap Nilam heran melihat sikap Aina yang begitu aneh."Bunda, Aina dimana?" sahut Aina."Dimana? Kamu di tempat uncemu," sahut Nilam yang begitu panik."Gak! Ini gak mungkin! Arghhhh," Aina memukul-mukul kepalanya, dan menangis tak karuan.Nilam yang bingung langsung mencoba menenangkan anaknya ini, dan langsung memeluknya. Ia pun meminta maaf ka
Read more
DMCA.com Protection Status