Rasa Yang Hilang

Rasa Yang Hilang

By:  Girl_Rain  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
25Chapters
3.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Akibat kesalahan yang diperbuat anak buahnya, Agina akhirnya bertatap muka dengan Agra setelah penghindaran yang dilakukan selama delapan tahun ini tapi untunglah pria itu tidak mengingatnya. Tetapi setelah penyembunyian identitasnya selama ini sebagai Ceo C.A terbongkar karena jebakan yang dibuat Agra. Hal itu memicu rencana keji milik Agra yang ingin menjerat Agina di ikatan pernikahan sebagai tuntutan agar hak lima puluh persen terhadap perusahaan Pratama Group kembali kepadanya, tapi itu sia-sia, Agina bukanlah gadis lugu yang tidak mengetahuinya. Memang benar mereka ditakdirkan bersama, namun itu kembali pada Agra. Apakah pria itu masih membencinya atas kejadian delapan tahun lalu? Atau rintangan yang menjadi penghalang hubungan mereka. Yuk, ikuti kisah cinta Agina dan Agra yang dibumbui scan mengagumkan dan sedikit action yang menegangkan. Salam Manis dari Rain(◕ᴗ◕)

View More
Rasa Yang Hilang Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
25 Chapters
1. Bertemu
Gadis itu melangkah mundur saat hampir menabrak laki-laki di depannya. Salahkan laki-laki itu yang berbalik secara tiba-tiba, membuatnya yang berjalan ke samping hampir tertubruk. Deg! Matanya terbelalak melihat wajah di depannya. Dadanya bergemuruh dengan jantung yang berdetak kencang. Tidak pernah terbayangkan olehnya akan bertemu setelah delapan tahun menghindar. Namun raut datar yang di tunjukkan laki-laki itu membuat kekecewaan yang mendalam terhadap hatinya. 'Dia tidak mengenaliku?' batinnya miris. "Agina." Gadis bernama Agina itu memandang datar orang yang menyerukan namanya. "Ezwar?" Orang itu tampak kikuk, "Kalian bertemu?" Mengusap tekuknya yang terasa dingin akibat tatapan intimidasi yang di berikan Agina. "Kau kenal dia?" Orang yang sadari tadi memperhatikan kini mulai membuka mulut. Tentu, pertanyaan itu di tujukan kepada sekretarisnya. "Eum, itu..." Ezwar tampak ragu untuk menjawab. Ia melirik Agina yang t
Read more
2. Perihal Makanan
Melirik arloji nya sesaat. Sebelum akhirnya menekan remote agar pintunya terbuka. Orang yang sadari tadi mengetuk, menghampirinya. “Makan siang bareng 'yuk?” ajak Safira, satu-satunya pegawai yang berhasil ‘sedikit’ akrab dengan Agina. Jari telunjuk Agina terarah. Mencoba memberi isyarat pada Safira untuk berbalik. Dan gadis itu langsung membalikkan badannya, mengerti. Di sana salah satu anak buah Agina mengenteng kantong kresek di kedua tangannya dan melangkah menuju Nona-nya. “Saya bawakan pesanan anda, Nona.” Agina mengangguk dan menyuruh meletakkannya di atas meja. Kemudian pengawal itu melenggang pergi setelah Agina mengibas tangannya. Safira mendesah kecewa. Lagi-lagi dirinya di tolak. Tapi tidak bisa menyalahkan Agina, karena dari awal memang dirinya yang ingin dekat dengan atasannya itu. “Makan sianglah bersama teman sesama pegawai.” Kalimat untuk ke-sekian kalinya. Terdengar merendahkan memang, seolah-olah pegawai tidak cocok makan si
Read more
3. Ceo C.A
Menekan tombol di telepon agar terhubung dengan orang yang berada di resepsionis. “Suruh nona Safira ke ruangan saya.” Kemudian memindahkan tangannya kembali pada laptop dan mengotak-atik di sana. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya orang di suruh datang pun berada di hadapannya. “Ada yang bisa saya bantu, Nona?” ucap Safira setelah membungkuk sesaat. Agina menyerahkan beberapa berkas setebal se-inci yang langsung diambil oleh Safira. “Minta tanda tangan tuan Agra pada berkas ini. To-long,” berucap datar. Mata Safira berbinar seperti biasa, kalau Agina menyuruhnya mengantar berkas pada tuan Agra. Itu artinya dia bisa menatap langsung wajah Presdir Pratama Group. Kepalanya bahkan antusias mengangguk, “Baik, Nona.” Melenggang keluar. “Seperti biasa, kau disuruh ceo C.A untuk dimintai tanda tangan dariku,” tukas Agra terkesan sinis. Safira menjadi gugup, mendengarnya. “I-iya, Tuan.” Menyerahkan dengan tangan gemetar.
Read more
4. Terjebak
Bunyi notifikasi tiba-tiba terdengar. Ezwar membuka aplikasi bergambar telepon dengan warna hijau dan mengecek pesan suara yang ternyata dari tuan Agra.‘Wakilkan aku di meeting hari ini, atau minta bantuan Ceo C.A untuk memimpin meeting. Suaraku sedang tidak bagus hari ini.’ Begitulah isi klip suara yang terdengar.Ezwar mengerutkan kening. Suara tuan Agra memang terdengar serak dan berat lebih dari biasanya. “Mungkin lagi batuk,” gumamnya.Ezwar memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Langkahnya terhenti dengan mata langsung melotot melihat beberapa tumpukan kertas setinggi 1 meter. Ah, ia ingat sekarang. Kemarin tuan seenak jidatnya itu mengatakan akan menyerahkan beberapa berkas padanya.“Sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain menyerahkan masalah rapat pada Agina.” Menghela napas seolah itu adalah solusi terbaik, padahal dalam hatinya bersorak gembira.Segera saja Ezwar menuju ruang Agina.
Read more
5. Tentang Agina
Mendengar suara tapak sepatu yang beradu dengan lantai. Agina yang setengah jalan menaiki tangga, langsung turun ke bawah.“Oh, kau rupanya,” tukasnya. Agina menghampiri dan ikut duduk di sofa. “Stok akal kehabisan lagi?”Erwin itu mendengus. Wajar sih Agina berkata begitu, dirinya pulang langsung duduk di sofa ruang tamu dan memeluk bantal dengan senyum-senyum gak jelas di wajah tampannya. Tapi gak perlu bilang stok akal kehabisan segala, itu secara tidak langsung menyindirnya sudah gila.“Kau, sudah makan?” tanya Agina dan itu malah menambah binar di raut sahabatnya.“Sudah tadi, dengan wanitaku” Agina tidak terkejut atau terlonjak mendengarnya. Hal itu biasa baginya. Memangnya siapa lagi yang bisa membuat temannya ini menjadi tidak waras. “Oh, ya. Ku dengar Agra mengajakmu menikah.Agina memijit pelipisnya, “Dia benar-benar benci pada wanita setelah kejadian itu. Dan menganggap aku wani
Read more
6. Steven William
Agina melepaskan helm dari kepalanya dan menggusar rambutnya sampai teruntai bergelombang di pinggangnya. Kemudian turun dari motor baru yang langsung tersedia dengan hanya mengucapkan beberapa kata. Bahkan pakaian kini yang tadinya kotor kini berganti.“Apa ini sikap yang harus diikuti oleh para bawahan, yaitu datang ke perusahaan saat sudah waktunya makan siang.”Agina memutar bola matanya jengah dan berbalik, menatap orang yang sedang menaikkan sebelah alisnya dengan senyum kemenangan yang terukir. “Sejak kapan Anda peduli dengan waktu saya, tuan Agra Pratama.”Agra menghendikkan bahunya dan tersenyum miring.Alis Agina menukik, entah dari mana firasat aneh muncul dalam dirinya. Dia bersidikap dan memandang lelaki itu curiga. “Apa Anda merencanakan sesuatu?”“Apa maksudmu?” Agra tertawa pelan menutupi kegugupannya. Sial, kenapa reaksinya seperti telah tertangkap basah. Kalau begini, rencananya tida
Read more
7. Kelakuan
“Kau sudah menyelidiki identitas orang yang mengirim mereka.” Agina menatap serius lelaki yang sedang mengotak-atik laptopnya. Menyandarkan tubuhnya di sofa serta mengambil bantal sofa yang langsung didekapnya. “Pengendara motor yang tadi pagi ‘kan?” Agina mengangguk. “Johan pelakunya. Dia menyewa orang untuk membunuhmu,” ucapnya seraya memasukkan cemilan ke mulutnya. Agina menghela napas. Dia ikut mengemil dengan raut serius. “Nathan. Apa sudah waktunya memberi pelajaran pada orang itu?” tanyanya pada lelaki yang memerhatikannya.  Nathan menghendikkan bahunya. “Seharusnya dari dulu kau melakukannya agar si tua bangka itu sadar, tapi ya... Aku tau kau takut Johan mempergunakan jasa tubuh Olivia seperti boneka ‘kan?” Lagi-lagi gadis berumur 23 tahun itu menghela napas kasar. “Dia sudah cukup menderita selama ini. Jika aku menarik semua aset keluarga Dreandara, maka tidak akan kata cahaya lagi di hidupnya.” Agina tersenyum pedih. Maafkan ak
Read more
8. Serangan
“Begitu ‘ya. Baiklah, aku keluar. Di mana kau sekarang?” Agina mengangguk setelah mendapat jawaban dan mematikan ponsel. Meletakkan ponselnya di meja dan bangkit dari kursi kebesarannya. Ia menyampirkan blazer berwarna mocca di kedua pundaknya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku blazer. Melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan. Namun belum sempat menekan sandi, pintu itu lebih dulu terbuka. “Sean,” ucapnya. “Ah, Nona. Saya ingin memberitahukan kalau orang itu mengorupsi lagi, namun kali ini dengan jumlah lebih besar yaitu sekian. Apa yang harus saya lakukan?” Menyampaikan dengan intonasi cepat. Lelaki bersurai pirang itu menghembuskan napasnya agar kembali tenang. Agina mendekap dadanya dengan lengan kiri, sedangkan siku lengan kanan bertopang serta jari telunjuk yang berada di dagu. Khas gaya berpikirnya. “Kalau begitu, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.” “Pasti akan saya lakukan, Nona,” tegas Sean. Agina balas tersenyum.
Read more
9. Mencoba atau membalikkan keadaan
“Seberapa banyak yang kau dapatkan?” tanya Agra. Ia menegapkan tubuhnya pada sofa saat sekretarisnya menyerahkan berkas padanya. “Informasinya tetap sama seperti sebelumnya,” jawab Ezwar. “Sama? Berarti sebelumnya kau sudah pernah menyelidiki tentang Agina ya.” Agra membacanya. Hembusan napas panjang menandakan ketidakpuasan dari apa yang dibacanya. “Sesedikit ini. Bahkan foto masa kecil serta nama panti asuhannya pun tidak ada.” Nama: Agina Pratama Umur: 23 tahun Pekerjaan: Ceo Makanan kesukaannya pun tidak ada, batinnya. “Pertama kali bertemu Agina, aura kepemimpinan begitu kentara menguar dari dirinya. Agina bahkan mampu mengerjakan tugas dengan sempurna. Jadi tidak ada alasan bagi saya membantah saat Ayah mengatakan dia sebagai Ceo Pratama Group,” terang Ezwar. Sedikit menunjukkan reaksi mendengar orang itu juga dibawa-bawa sekretarisnya. “Paman Ilham juga termasuk rupanya. Entah kenapa aku merasa kita berdua dikhia
Read more
10. Ezwar Hardian
Ezwar menyalip diantara kendaraan lainnya dengan hati-hati serta menjaga jarak aman dari Agina agar dia tidak curiga. Sial. Apa Agina seorang pembalap profesional juga? Bagaimana bisa dia menyalip kendaraan semulus itu padahal membawa motor dengan cepat. Merepotkan, gerutu Ezwar dalam hati. Begitulah, Ezwar. Selain mengikuti Agina, dia juga tidak berhenti ngedumel dalam hati. Bertanya-tanya anak siapa sampai bisa sehebat ini. Tempat yang didatangi Agina langsung menghasilkan kenyitan di dahinya. Ezwar memarkirkan motornya tidak jauh dari sana dan berjalan mengendap-endap. Melihat rumah besar yang dimasuki Agina. “Anggara Material Art” nama itu yang tertulis di papan atas. “Anggara? Marga itu terdengar gak asing.” Mengetuk-ngetuk kepalanya dengan telunjuk, mencoba mengingat-ingat kata itu kembali namun nihil. “Bagus, Agina tidak menutup pintunya,” ucapnya, melihat Agina yang membuka pintu lebar-lebar tapi lupa menutupnya. Dengan berjinjit-jinji
Read more
DMCA.com Protection Status