Ambivalensi CEO

Ambivalensi CEO

Oleh:  MA Marayna  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
10 Peringkat
12Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menabrak seseorang di hari spesialnya, tentu bukan kesengajaan, bahkan jika akhirnya ia dipaksa untuk menjadi bagian hari spesial itu tentu ia akan menolaknya. Balas dendam dengan menikahi? Mungkin adalah cara Izzan Madava menghukum Mawar Anindita yang telah menghilangkan nyawa kekasihnya, tepat saat janji suci akan mempersatukan. Tersiksa tentu saja Mawar alami, untuk menebus kesalahannya. Hingga seiring berjalannya waktu, CEO dari perusahaan Buana Dama itu merasakan ambivalensi. Ambivalensi itu, seperti mencintai dan membenci pada orang yang sama. Apakah bisa Mawar merasakan cinta sejati, jika dinikahi Izzan yang hanya bermotif balas dendam? Dan apa bisa, ambivalensi dari seorang CEO itu hilang karena cinta sesungguhnya?

Lihat lebih banyak
Ambivalensi CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
MA Marayna
...️......️......️
2023-10-16 20:43:30
0
user avatar
MA Marayna
...️...️...️............
2022-11-14 13:14:53
0
user avatar
MA Marayna
...️............
2022-09-26 21:38:50
0
user avatar
MA Marayna
Happy Reading......
2022-02-16 18:19:13
0
user avatar
Ei Rin
Antara cinta dan benci, seruu banget... Bagaimana Izzan mengolah perasaannya yaa... bikin penasaran nehh kisah nya..
2021-10-03 11:43:54
1
user avatar
Pena Air
Keren banget kak, suka sama critanya.
2021-10-03 11:11:53
1
user avatar
Eneng Susanti
Ambivalensi, menarik sekali
2021-09-17 00:28:53
1
user avatar
Candle Light
seruuu, bagus banget, semangaat updatenya kak......
2021-09-16 22:46:22
1
user avatar
Kom Komala
semangat kak. mampir juga ya
2021-09-16 21:25:22
1
user avatar
Warieh Dewii
wah ceritanya keren Thor, suka bgt.. seru.. semangat update Thor ......
2021-09-09 21:04:19
1
12 Bab
Bab 1 : Rasa Sakit yang Merugikan
Plak!  Satu tamparan ia layangkan pada seorang laki-laki yang telah menghancurkan perasaannya, menghancurkan kepercayaan yang sudah ia bangun dalam hubungan ini.  “Dasar bajingan! Gak tau malu!” Ia terus memukul-mukul dada cowok itu. Lelaki itu terduduk, ia bersimpuh di kaki gadis yang telah ia sakiti. “A-ku minta maaf Mawar, aku khilaf.” Gadis yang tadi menampar si lelaki itu, enggan di sentuh bahkan di kaki sekalipun.  Laki-laki itu tak tinggal diam, ia meraih kembali kaki si gadis dan memeluknya untuk mendapatkan pengampunan.  Gadis bernama Mawar itu berusaha menahan tangis dalam dirinya, tapi tetap saja air mata berhasil membobol pertahanan yang ia bangun. “Aku gak pernah masalah, kamu gak kabarin aku gara-gara game. Sama sekali gak keberatan ....” Lagi, ia memukul lelaki yang
Baca selengkapnya
Bab 2 : Kehilangan
“Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa pasien.” Pria setengah baya dengan jas putihnya menunduk, mengabarkan berita duka pada keluarga pasien. Langsung saja seorang wanita yang telah menjaga putrinya sejak bayi itu jatuh pingsan, tangisan pun menggema di lorong gelap. “Nggak! Vilia cuma pingsan, Dokter!” Lelaki yang mengenakan jas pun menyangkal perkataan sang dokter, ia mendekatkan wajahnya pada dokter seakan mengancam karena sudah mengabarkan kebohongan. “Anda dengar ya, Vilia itu perempuan kuat, dia tidak mungkin pergi secepat ini!” Mata lelaki itu berkilat marah, ia pun langsung mendorong bahu dokter lalu menerobos masuk ke dalam ruangan. Sejenak ia terpaku, ketika wajah sang kekasih begitu pucat. Meski tau apa yang dikatakan dokter adalah kebenaran, tapi hatinya begitu mendamba keajaiban yang membuat calon istrinya itu bangun meski hanya beberapa detik. Ia i
Baca selengkapnya
Bab 3 : Lelaki yang Diselimuti Emosi
“Mawar Anindita, permisi.” Kembali suara itu terdengar oleh Mawar yang masih menutupi wajah dengan selimut. Melihat pergerakan dari tangan yang semakin mengeratkan tarikan, lelaki itu mengerti bahwa orang yang terbaring itu ketakutan. “Saya bukan orang jahat,” ucapnya berhasil membuat gadis yang berbaring itu menurunkan selimutnya. Mata cokelat dengan bulu mata yang lentik menyapa pandangan laki-laki yang tadi terus menyebutkan nama. Tidak bisa dihindarkan, tatapan itu menghanyutkan mata si gadis yang terpesona dengan mata si laki-laki. Semakin ia tatap, mata si laki-laki ternyata begitu menakutkan. Ia pun memilih mengalihkannya dengan cepat. “Kamu, siapa?” tanyanya tak melihat ke arah laki-laki itu. Lelaki itu menunjukkan senyum liciknya tanpa sepengetahuan Mawar. Ia mengulurkan tangan, membuat Mawar menoleh. “Perkenalkan, Izzan Madava. Owner sekaligus CEO Perusahaan Buana Dama.” Mawar langsung menyipitkan mata mendengar nama perusahaan. Meski ragu, perlahan tangan gadis itu m
Baca selengkapnya
Bab 4 : Izin Menyatukan Hati yang Tak Satu
 “Dengan siapa?” Lelaki paruh baya dengan syal kusam melekat di leher, menjadi ciri bahwa lelaki itu tidak sehat.  Sudah Mawar tebak, jika ayahnya akan mempertanyakan izinnya menikah.  “Mawar, Ayah tahu kalo Danesh menghamili perempuan lain dan sudah menikah. Jadi, siapa lelaki yang begitu cepat menaklukkan hati kamu?” Kembali Wira—ayah dari Mawar itu memperjelas pertanyaan yang belum terjawab.  Mawar menghela napasnya, ia sebenarnya ingin berbohong tapi tidak punya bahan untuk kebohongannya. Lagipula, ia butuh wali untuk menikah, bukan? “Loh, kok gak dijawab-jawab? Nah, ini nih. Sudah, tidak apa-apa. Kamu bisa mendapatkan yang lebih dari Danesh,” ucapnya menyangka bahwa izin yang ia pinta ini hanya untuk memperlihatkan pada Danesh bawa ia juga bahagia.  Nyatanya, bukan itu.  Mawar mengambil tangan Wira yang begitu kasar, sebuah tangan yang telah bekerja keras untuk memberi kelu
Baca selengkapnya
Bab 5 : Sentuhan Berakhir, Hukuman terjadi.
Satu jangkauan lagi ...  Ceklek.  Suara langkah kaki mendekat, sedangkan dua insan yang hampir saling menempelkan bibir itu masih terpaku dan belum saling menjauh.  “Oalah, kalo misalnya gak tahan mending langsung ke hotel saja daripada di kamar mandi. Ganggu, ya.” Dengan santainya, seorang wanita dengan lipstik merah darah itu berbicara lebih tepatnya berkomentar.  “Ekhem ... Ekhem.” Izzan langsung mendorong tubuh Mawar, ia pun berdehem.  Mawar juga langsung merapikan rambut dan lipstik yang tercoreng pada pipinya. Wanita yang sedang mencuci tangan di sebelah mereka pun, terkekeh pelan.  Izzan masih menghadap tembok tak mau melihat ke arah suara yang sudah membuat pikirannya waras kembali.  “Ya, sebenarnya lanjut saja tidak apa-apa. Lumayan tontonan gratis. Haha ... Haha ...,” ucapnya kemudian tertawa di akhir kalimatnya, membuat Izzan dongkol dan Mawar menelan
Baca selengkapnya
Bab 6 : Api yang Melembutkan
Lelaki dengan jas abunya tengah berdiri di hadapan para stafnya. Seharusnya memang pekerjaan mereka selesai, namun lelaki yang berstatus sebagai owner sekaligus CEO memilih membuat lembur para staf sampai pukul 12 malam, dengan embel-embel bonus yang langsung dibayar tunai keesokan harinya.  Meski lelah, tapi para staf itu memilih mengambil bonus yang dijanjikan, sebab Izzan Madava selalu memberikan bonus dengan nilai yang tinggi.  “Baik, terima kasih atas penjelasannya. Pendapat saya, tidak ada salahnya menaikkan harga tapi ingat harus diimbangi dengan kualitas yang terbaik juga. Jadi, saya harap Anda meninjaunya kembali,” ucapnya pada salah satu manajer.  “Baik, Tuan.” Manajer itu menganggukkan kepalanya.  “Oke, lanjut.” Ia kembali duduk, bertepatan dengan berdirinya seorang wanita yang akan memberikan laporannya tentang perusahaan.  Drtt ... Drtt ...  Handphone di meja membua
Baca selengkapnya
Bab 7 : Keriuhan H-1 Pernikahan
Lelaki yang masih menggunakan jas abunya itu membantu mendorong brankar yang dibawa para suster. Ia masih menepuk-nepuk pipi perempuan yang terbaring lemah. “Mohon, tunggu di luar saja.” Perawat rumah sakit itu menghentikan si lelaki yang ingin masuk, ke dalam ruang pemeriksaan.  Tiba-tiba, Izzan memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia menjangkau tembok kemudian duduk di kursi tunggu.  Gemetar pun dirasakan Izzan, semua itu terjadi karena traumanya kembali. Ya, dua traumanya terjadi dalam waktu yang berdekatan. Pertama, api yang hampir membakarnya ketika kecil, akibat kelalaian pengasuhnya. Kedua, menunggu kecemasan hilang di rumah sakit.  Mungkin, itu juga yang membuat si lelaki bersikap manis seakan melupakan balas dendamnya. Merasa sesuatu yang berbeda, Izzan langsung pergi dari depan ruang UGD. Membasuh wajah, seketika ia m
Baca selengkapnya
Bab 8 : Memilih Bertahan
“Kamu, pikir aku mau ikut?” tanyanya dengan bibir melengkung bukan karena senyuman tapi ketidakpercayaan pada lawan bicaranya.  Lelaki itu menghela napas. “Mawar, aku yakin kamu menerima pinangan CEO itu bukan karena cinta, ya kan?” Pertanyaan yang tepat sasaran.  “Jangan sok tahu, ya.” Mawar jengkel, ia muak dengan mata menghanyutkan laki-laki itu.  “Aku tahu ...,” ucapnya pelan langsung membuat Mawar mendelik.  Melihat wajah gadis yang dicintainya sedikit berbeda, Izzan meraih tangan Mawar dan menggenggamnya.  “Jadi, aku mohon jangan pernah korbankan hidup kamu hanya untuk menikah dengan seorang laki-laki yang tidak kamu cintai.”  “Apa yang kamu tahu?” Takut jika lelaki ini mengetahui sebuah rahasia dan tentunya ia akan mempertanyakan pada calon suaminya.  “Mawar, aku tahu kalo kamu terpaksa kan menikah dengannya?” Matanya masih sama, begitu memikat. 
Baca selengkapnya
Bab 9 : First Kiss Mawar
Deg.  Jantungnya bergemuruh ketika laki-laki itu mengucapkan kalimat yang membawanya pada satu hubungan. Dia, lelaki yang sudah mengambil tanggung jawab dari Ayahnya. Sungguh, meski ini hanya sebuah motif balas dendam  tapi sudah membuatnya merasakan getaran aneh.  Bukan cinta! Pengantin perempuan menggeleng, karena cinta sepertinya tidak akan tumbuh jika setiap hal yang dilakukan si lelaki itu hanya untuk menyakiti.  “Mbak, senyumnya.” Suara fotografer membuat Mawar melengkungkan senyum terbaik yang ia punya meski tidak didukung oleh hati.  Izzan sudah menikahi Mawar, gadis yang menjadi penyebab hilangnya nyawa sang calon istri. Kini mereka tengah diarahkan beberapa pose oleh fotografer yang di sewa.    Selesai dengan itu, tiba saatnya bersalaman dengan para tamu undangan. Satu persatu pegawai kantor dan teman-temannya yang datang sekaligus bekerja sebagai wedding organizer pun me
Baca selengkapnya
Bab 10 : Setelah Malam Pertama
Bulu mata yang begitu lentik menambah paras cantik seorang perempuan yang masih tertidur. Hingga, sinar mentari yang masuk melalui jendela kaca yang tertutup gorden itu membangunkannya.   Perlahan matanya membuka, langit putih dengan lampu indah membuatnya langsung membulat seketika.  Langsung ia menengok ke kanan dan kiri. Tempat tidur? Selimut putih? Tangan perempuan itu perlahan membuka selimut yang membalut tubuhnya. “Jangan-jangan?” Ia khawatir, mengingat bahwa kemarin adalah pesta pernikahannya dengan CEO Buana Dama.  “Huh, syukurlah aman.” Bernapas lega ketika semua pakaian ganti yang semalam ia pakai itu masih utuh di badannya.  Meski masih ingin bergulung dalam selimut, Mawar menurunkan kakinya dari atas ranjang  hotel.  Tok ... Tok ...  Baru saja kaki gadis itu menginjak lantai, suara ketukan membuat dia diam terlebih dahulu.  Matanya menyipi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status