KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU

KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU

Oleh:  Inti Nur  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
23Bab
33.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aku menemukan sesuatu yang janggal di ponsel suamiku. Sebuah pesan romantis dari seseorang perempuan muda. Apa kurangku selama ini Mas, kenapa masih tega berkhianat di belakangku. Jika itu maumu, akan Aku ikuti permainanmu Mas. Mari kita lihat siapa yang akan menyesal. Aku atau kamu?

Lihat lebih banyak
KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
23 Bab
Karangan Bunga
*happy reading*  "Dek, tolong siapin baju Mas batik yang warna coklat," ucap Mas Aris."Loh, hari apa ini, kenapa pakai baju batik Mas?" tanyaku pura-pura tidak tau."Iya dek, lagi ada acara dikantor," ucap Mas Aris sambil berlalu kekamar mandi.____"Dek, nanti Mas pulang agak telat kayaknya." ucap Mas Aris sambil menikmati sarapannya."Oohhh iya mas, gapapa kalo acaranya memang penting."Aku tau Mas Aris sedang berbohong, dia akan pergi keacara wisuda pacarnya. Lucu bukan seorang pria beristri memiliki pacar, pernikahan yang baru berumur satu tahun dia sudah berkhianat. Entahlah, kurang apalagi rumah tangga ini, namanya penyakit selingkuh memang sulit diobati.Aku baru mengetahui perselingkuhannya 3 bulan terakhir ini waktu tidak sengaja melihat chat mesra diponselnya. Saat itu juga langsung kusadap WA Mas Aris, aku
Baca selengkapnya
Bersembunyi
Happy Reading --  Aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara orang sedang marah marah, sepertinya itu Kak Rudi fikirku. Aku melirik jam dinding di tembok, jarum jam menunjukkan angka 2, cukup lama ternyata aku terlelap.  Aku bergegas keluar dari kamar tidur, kulihat diruang keluarga ada Ayah, Ibu, Kak Rudi, dan Kak Mala istrinya. Setelah melihatku keluar Ibu segera berjalan kearahku dan menahanku untuk tetap dikamar saja.  "Ayo masuk nak, dikamar saja" ujar ibu sambil menuntunku masuk ke kamar lagi.  "Kak Rudi kenapa buk, marah-marah sama siapa?" tanyaku sambil duduk dipinggir ranjang disamping Ibu.  "Tadi suamimu nelfon kakakmu nanyain kamu, katanya kamu ga ada dirumah di telfon, di sms ga dijawab sama sekali."  Ibu berhenti  bicara lalu m
Baca selengkapnya
Pov Aris
Happy Reading --   Aku begitu terkejut dengan karangan bunga dihadapanku. Aku merasa ini seperti mimpi. Bagaimana bisa ada orang yang tau tentang aku dan Widia, apalagi sampai memajang fotoku, sangat kacau kalau Sifa tau apalagi sampai keluarga besarku tau.  --  Tapi di karangan bunga tersebut, tertulis dari istri sah. Berarti? Karangan bunga itu pengirimnya Sifa.  Aku tersentak ketika Widia menarik tanganku, ya semua orang yang ada dikampus memandang kami sambil bersorak sorai, hampir semuanya memegang kamera mengabadikan kejadian ini. Gawat ini, kalo sampe viral.  Aku segera mengajak Widia berlari, melewati begitu banyak kemurunan, yang terus berteriak menyebutk
Baca selengkapnya
Pov Rudi
Pov Rudi         Aku yang sedang bermain-main dengan anakku Azam yang berumur 2 tahun, tiba tiba dikejutkan dengan suara istriku Mala yang berteriak teriak memanggil namaku.    "Mas, Mas Rudi, sini mas, cepetan mas, ada hal yang penting nih!" teriak Mala dari dalam kamar.       Aku yang sedang berada didepan tv segera menuju kamar sambil menggendong Azam.       "Ada apa sih dek, teriak teriak gak jelas kayak dihutan, bikin kaget aja." ucapku ketika berdiri dihadapannya.      "Sini, sini, duduk sini." jawabnya sambil tangannya menepuk kasur. Akupun menurut saja duduk disampingnya sambil memangku Azam.      "Ini lo mas, lihat statusnya Sifa. Dia memgunggah foto karangan bunga." Sambil menunjukkan hpnya kearahk
Baca selengkapnya
Pov Aris
 Happy reading   -- Pagi pagi sekali aku sudah bangun seperti biasanya, menyapu rumah, memasukkan pakaian kotor kedalam mesin cuci, menjemur pakaian. Kemudian memasak untuk diriku sendiri. Untung Sifa selalu menyetok persediaan bahan makanan dikulkas. Aku sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah, karena kami sudah terbiasa melakukan semuanya bersama-sama, saling bagi tugas dan membantu satu sama lain.  Aku memasak nasi goreng dan telor ceplok, masakan termudah. Sarapan sendirian, tidur sendirian. Padahal baru satu hari satu malam, sudah merasa kesepian, bagaimana kalo selamanya, aku bisa gila kayaknya.  Aku benar benar merasa kehilangan Sifa, hidupku terasa hampa, rumah ini serasa kosong tanpanya. 
Baca selengkapnya
Titik Terang
    Waktu terasa begitu lama, jarum jam berdetak begitu lambat. Aku sudah tidak sabar untuk segera pulang dan menemui Sifa. Berkali kali kulihat ponselku, tidak ada balasan dari Sifa lagi.--     Kulajukan mobilku dengan penuh semangat menuju rumah. Setelah sampai, aku segera mandi dan berpakaian rapi, rambut klimis pakai koleksi parfum yang wanginya paling disukai Sifa. Udah seperti mau apel pacar saja, aku bercermin sambil senyum senyum sendiri. Tak perlu berlama lama setelah siap langsung berangkat menuju rumah mertua.     'Bismillah' ucapku dalam hati. Tidak lupa aku berdo'a disepanjang jalan, semoga tidak menemui kesialan lagi seperti hari kemarin. Dan semoga dilancarkan juga urusanku hari ini. Semoga kesalahanku masih bisa termaafkan.---POV Sifa  Aku dan Ibu duduk berdua diteras, berbincang bincang s
Baca selengkapnya
Lembaran Baru
    Setelah memastikan Mas Aris keluar dari kamar. Aku memegang kening yang baru saja dicium mas Aris, Aku senyum senyum sendiri mengingatnya. Kenapa hatiku sedikit tersentuh, jika ditanya sayang, ya rasa itu masih ada didalam hatiku. Hubunganku dengan Mas Aris sudah terlalu lama, sejak pacaran hingga menikah, baru kali ini dia berulah, menyakiti hatiku.   Aku yang hendak keluar menuju dapur mengambil air minum, mendengar suara orang yang sedang berbincang bincang di ruang keluarga, ku lihat ada Ibu dan Mas Aris, mereka sedang membicarakan sesuatu. Aku duduk didapur sambil mendengarkan percakapan mereka.    "Bu, maafin Aris ya kalo punya salah selama ini." ucap Mas Aris.    "Iya nak udah Ibu maafin, namanya manusia tidak luput dari kesalahan, yang penting tidak diulangi lagi, daner tidak ada kejadian seperti ini lagi." jawaban Ibu terdengar samar.&n
Baca selengkapnya
Tamu Yang Tak di Undang
        Aku dan Mas Aris duduk berdua saling berhadapan, kini kita sedang berada disebuah cafe.       Kita saling terdiam, sambil menikmati menu yang di pesan. Terdengar alunan lagu yang dinyanyikan diatas panggung, menambah syahdu suasana. Bagaikan anak muda yang sedang jatuh cinta. Gelap, di dalam tanyaMenyembunyikan rahasianyaLetih kehabisan kataDan kita pada akhirnya diam Bunga, di bulan sepiJatuh terdamparTersasar Alasan masih bersamaBukan karena terlanjur lamaTapi rasanya yang masih samaSeperti sejak pertama jumpaDirimu di kala senjaDuduk berdua tanpa suara     Lirik lagu Pamungkas yang berjudul Monolog itu, membuat aku dan Mas Aris benar benar sangat menikmatinya,
Baca selengkapnya
Pulang
        Adzan Subuh terdengar berkumandang, Suara Adzan yang sangat merdu mengisi keheningan pagi yang dingin. Aku segera bangun dari peraduan dan menuju kamar mandi, tak lupa ku bangunkan mas Aris.      "Dek, ayo pulang. Emangnya kamu gak kangen sama rumah?" tanya mas Aris sesudah Shalat Subuh.       "Emmm, kangen sih, tapi masih pingin disini mas." ujarku sambil melipat mukena.        "Mas udah kangen rumah dek, kangen berdua dirumah." ucapnya sambil memandangku lekat.      "Kan Ibu sama Ayahmu masih disini mas, masa kita malah mau pulang. Aneh." Kulihat wajah mas Aris memasang tampang memelas.     "Iya udah, kalo Ayah pulang, kita juga pulang ya." ujarnya pasrah.       "Iya, iya." ucapku sambil  mencubit perutnya. "Ya udah, aku mau ke dapur dulu, bantu ibu masak mas." Akupun segera be
Baca selengkapnya
Masalah
     Langit berwarna ke merah merahan, matahari sudah merangkak ke arah barat. Hari sudah mulai memasuki waktu maghrib, banyak anak kecil yang berlari larian, menuju masjid.     Aku lihat di taman komplek, gerombolan ibu ibu tadi sudah tidak ada, mungkin sudah pulang ke rumahnya. Syukurlah, batinku. Terbebas dari pertanyaan para ibu tadi.         Aku berjalan memasuki pagar, rumah bertingkat dua yang catnya berwarna putih, dihalaman ada kolam ikan beserta air mancur kecil , dan ada beberapa pot bunga.           Mas Aris sedang duduk diruang tv, memakai baju koko dan sarung, saat aku akan menuju dapur.           "Dek, bel
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status