Rumah Teh Ala Miranda

Rumah Teh Ala Miranda

By:  Charlie Nam  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
14Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rumah teh milik Miranda menjadi populer semenjak kedatangan Ratu Julia, ratu dari Kerajaan Diwnsta. Setelah kedatangan sang ratu, muncul sebuah kasus pembunuhan seorang aktris musikal terkenal, Isabella Falcon, salah satu pelanggan di rumah teh tersebut sebelum insiden terjadi. Para pekerja dan Miranda, mau tidak mau harus mengukapkan siapa pelaku di balik pembunuhan agar reputasi rumah teh ini tidak turun secara drastis.

View More
Rumah Teh Ala Miranda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
charolday
Lanjut thor!!
2021-11-08 19:46:22
0
14 Chapters
Prolog
Seorang wanita tengah duduk santai di dalam kereta kuda yang ia naiki.Ia pergi menuju ke suatu tempat.Wanita itu sedikit mengangkat ke atas dan menoleh ke jendela di sebelahnya. Ia memandangi seluruh pemandangan yang ada di sana.Hari ini, ia akan pergi ke sebuah rumah teh yang sangat terkenal itu. Menurut para pelayan di rumahnya, rumah teh itu bisa dimasukin oleh semua kalangan.Miskin, kaya, orang biasa, orang bangsawan, semua orang dari berbagai latar belakang boleh datang ke sana.Tidak hanya itu saja, teh-teh yang mereka jual sangat enak dan menenangkan.Itulah kenapa semua orang ingin pergi ke sana.Untuk bisa pergi ke sana, lokasi rumah teh itu berada di sebelah pemandian air panas yabg juga terkenal.Yang berarti, lokasinya berada di sekitar pegunungan. Sangat jauh bahkan membutuhkan waktu 4 jam dari kota ke sana.Kereta kuda yang berhias sangat mewah akhirnya tiba di tempat lokasi.Wanita itu turun dib
Read more
Pelanggan Baru dan Pelanggan Tetap
Setelah kedatangan sang ratu secara mengejutkan dan hasilnya sangat memuaskan, rumah teh milik Miranda sangat populer.Bahkan lebih populer daripada restoran mewah di ibukota.Walaupun sangat populer dan banyak orang ingin berkunjung ke sana, tetapi akses untuk pergi ke sana sangat sulit.Sama halnya dengan pemandian air panas yang hanya bisa dikunjungi sesekali saja, rumah teh ini juga dikunjungi sesekali saja.Itulah kenapa pengunjung di rumah teh tersebut tidak serame itu."Boss!!" seru seseorang membuat Miranda yang sibuk baca koran langsung menurunkan begitu ia terpanggil."Persediaan susu sudah mulai habis. Apakah-""Langsung aja beli," balas Miranda, kemudian ia membaca koran lagi."Boss!!""Apa?""Apa bos turuti saja perkataan Ratu kemarin? Kita bisa mendapatkan keuntungan lebih-""Ogah!! Aku tidak mau tema rumah tehku langsung hancur karena banyak pengunjung," balas Miranda menolak mentah-mentah.
Read more
Kipas Emas
Seperti biasa, rumah teh Miranda masih sepi, bahkan yang sering berkunjung adalah Tuan Brooke.Maklum, rumahnya dekat dengan rumah teh maupun pemandian air panas.Megan yang sibuk bersih-bersih, Marco yangs sedang sibuk dengan tanaman miliki Miranda, dan Miranda hanya membaca koran di pagi hari."Hmmm.... Kenapa berita hari ini tidak menarik sih?" ucapnya sambil menikmati tehnya."Memangnya berita apa yang dimuat oleh koran?" tanya Megan penasaran."Biasa... Politik," jawabnya, kemudian ia menutup korannya.Bersamaan itu, seorang pemuda datang menghampiri mereka berdua. "Selamat pagi.""Bagaimana dengan ujianmu, Derren?" tanya Miranda kepada pemuda bernama Derren.Derren menghela nafas panjang. " Berjalan lancar. Hasilnya akan diumumkan minggu depan."Derren berjalan menuju ruang belakang dan tidak lama ia keluar dengan se
Read more
Putri Dari Count
Berita pembunuhan Isabella Falcon tersebar begitu cepat. Aktris teater yang sedang naik daun tiba-tiba dibunuh di taman kota.Sampai sekarang belum menemukan siapa pelaku sebenarnya dan rumah teh milik Miranda masih terlihat normal saja.Kini, Derren sedang berhadapan dengan putri seorang count yang banyak tingkahnya."Teh ini enak, tidak?""Semuanya enak kok, nona," balasnya dengan pasrah."Eh... Tapi apa tidak terlalu pahit, ya..."Uhh... Rasanya aku ingin hantam tubuh dia secara langsung batinnya menahan emosinya.Sabar... Sabar... Derren anak baik... Anak pintar..."Nona... Bagaimana kalau saya rekomendasikan Teh Rooibos. Manis menyegarkan dan tidak mengandung kafein."Tiba-tiba Miranda meletakan minuman itu kepada putri bangsawan tersebut.Putri bangsawan itu memandang cangkir teh tersebut dengan lama. " Kalau tidak enak, bagaimana?" tanyanya lagi."Saya menjamin kalau teh buatan saya sangat enak. Moho
Read more
Jendral Demian Wood, Pahlawan dari Utara
"Sejak kapan bisnis ini dibuka?" tanya seorang gadis imut kepada Miranda."Hampir setahun yang lalu, nona," balas Miranda dengan tenang."Wow... Masih muda tapi perkembangan bisnismu begitu pesat, ya...""Tidak juga... Lagipula setiap hari pengunjung yang datang sekitar 3-5 orang. Belum termasuk untuk hari libur lainnya.""Kalau begitu... Bisakah kamu menceritakan-""Sayang... Ini bukan waktunya untuk bekerja. Ingat, kita sedang liburan," ujar pemuda di depannya yang diketahui adalah pacarnya."Tapi aku penasaran sekali..." Miranda hanya diam seribu bahasa."Maaf kalau pertanyaan saya lancang, tapi apakah nona adalah jurnalis?" tanya Miranda berusaha hati-hati."Oh! Benar aku adalah jurnalis. Darimana kamu bisa tau?"Tentu saja... Pacarmu menjelaskan profesimu dengan jelas batin Miranda."Anda kerja di perusahaan apa, nona?""Daily Week's," seketika Miranda dibuat terkejut."Oh! Aku sering membaca ko
Read more
Keinginan Menjadi Penulis
"Laura?!""Kakak?! kenapa kakak bisa ada di sini?" tanya Laura penasaran dengan kehadiran kakaknya.Demian menghela nafas panjang. "Aku dan rekan-rekanku sedang dalam perjalanan pulang. Kamu sendiri?""Aku sedang menulis novel sambil menikmati teh buatan Miranda.""Kamu menulis novel lagi?!" seru Demian kepada adiknya. Dilihat dari nada bicaranya, sepertinya Demian tidak menyukai aktivitas Laura."Memang kenapa kalau aku menulis buku? Itu bukan suatu kriminal, kakak.""Tapi...""Ah sudahlah... Aku males berdebat sama kakak. Miranda, ini uangnya. Aku pulang dulu."Laura segera meninggalkan area secepatnya dan Miranda hanya bisa diam sambil menyaksikan perkelahian 'kecil' antar saudara."Tampaknya kamu tidak menyukai kegiatan adikmu, Jendral Wood."Demian hanya menghela nafas pasrah. "Begitulah..."
Read more
Black Knight
2 orang memakai zirah baja bewarna gelap memasuki rumah teh milik Miranda.Ini pertama kalinya Black Knight mengunjungi tempat yang adem seperti ini. Dan juga di tengah hutan seperti ini.Derren berinsiatif berjalan mendekati dan menanyakan kepada dua orang tersebut."Kalian ingin pesan apa, tuan-tuan?" ujar Derren dengan senyuman ramahnya.Mereka berdua saling diam satu sama lain dan akhirnya salah satu dari mereka membuka suara."Terserah," balasnya dengan singkat. Derren buru-buru langsung pergi menghampiri tempat Miranda di sana."Mereka berdua benar-benar sangat menakutkan," ucap Derren membisikan sesuatu kepada bosnya."Tetapi kenapa mereka bisa ada di sini? Tumben sekali mereka datang ke tempat sejauh ini.""Ini ada kaitannya dengan monster yang berkeliaran Di sekitar Gunung Pinda," ucap Demian tiba-tiba datang disekitar Miranda dan Derren."Monster?" ucap Mira
Read more
Minta Air Ke Sebelah
"Derren!! Bisa kamu ke sini, tidak?" Derren menoleh ke arah bosnya dan langsung berlari ke arah dia."Ada apa, bos?" tanya Derren dengan antusias."Keran air di tempat kita mati deh... Kamu bisa tolong minta air ke sebelah, tidak?""Sebelah? Maksudnya penginapan di sebelah?" Miranda mengangguk mantap."Baiklah... Aku akan minta ke mereka," jawabnya dan segera ia membawa 2 ember berukuran sedang berjalan menuju ke penginapan di sebelah rumah teh ini."Apakah sudah cukup, nak?" tanya seorang nenek kepada Derren."Sudah cukup kok, Nenek Sani. Terima kasih banyak," ucap Derren berterima kasih kepada nenek tersebut."Lain kali kalau ada waktu luang, bilang bosmu untuk mampir ke sini," kata Nenek Sani kepada Derren."Pasti kok, nek!" saat Derren mengangkat 2 ember berisi air, seorang gadis remaja memasuki dapur dan berjalan menghampiri Nenek Sani."Nenek Sani!! Lihat deh!!
Read more
Cemburu
Miranda memandang dua orang di hadapannya dengan rasa ketakutan. Secara mengejutkan Harry membawa seorang wanita seusia Megan dan kata Derren, Harry sedang berkencan dengan wanita itu.Tetapi yang membuat Miranda semakin terkejut adalah secara gamblangnya Harry menujukkan ke arah wanita itu bahwa dirinya tengah memilih kekasih dan menujukkan Miranda sebagai pacarnya Harry."Kau... Kenapa kamu tega kepadaku?" tanya Nyonya Baum kepada Harry dan pemuda itu hanya bisa menghela nafas saja. " Maaf, Nyonya Braum. Saya sudah mengatakan kalau saya sudah memiliki kekasih sekarang.""Kenapa?!! Kenapa?!!" teriaknya tidak terima. Miranda yang tidak tau apa-apa hanya diam saja perlahan mundur perlahan. Ia tidak ingin ikut urusan asmara orang.Setelah beberapa menit menyelesaikan masalah yang rumit dan tidak terduga, wanita itu akhirnya pulang dengan perasaan sakit hati. Harry menghela nafas panjang dan lega dan menoleh ke arah bos ayahnya itu."Maaf ya... Gara-g
Read more
Masalah Asmara
"Kamu tau banyak dengan kepolisian kerajaan, Derren," balas Megan kepada pemuda itu."Sebenarnya... Pamanku bekerja di sana. Makanya aku tau begituan," jawab Derren."Kalau pernyataan Derren benar, kasus pembunuhan Isabella pasti akan sulit.""Dan juga... Besok lusa, mereka akan ke sini lagi untuk mengecek.""Permisi..." tiba-tiba mereka berempat menoleh ke seorang wanita muda di ujung sana."Oh bukannya si jurnalis itu?" ujar Miranda mengenal sosok wanita itu."Biar aku saja yang ke sana,' ujar Derren dan langsung menghampiri wanita itu."Selamat datang. Mau pesan apa, nona?" tanya Derren kepada wanita itu."Ada kopi, tidak?""K-kopi?" tanya Derren bingung dan melihat ke belakang. " K-kami tidak menjual kopi, nona.""Kalau begitu, ada teh yang rasanya pahit? Kalau ada, aku pesan itu," balas dan Derren segera menuju ke Miranda."Kita punya te
Read more
DMCA.com Protection Status