Suamiku Pangeran Muda

Suamiku Pangeran Muda

By:  Roesaline  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
42 ratings
109Chapters
11.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Menikahlah denganku, Fahim! Itu satu-satunya cara agar kamu bisa ke luar dari negara ini." "Tapi aku tidak punya identitas apapun, Kak Zammil, bagaimana nanti di bandara?" "Pesawat pribadi kerajaan akan menjemput kamu sebagai istriku, Istri Pangeran Muda Tukasha." Buku ini menceritakan kehidupan dan perjuangan TKW Indonesia di negara asing. Impianku untuk pulang ke Indonesia hancur karena Faruq. Demi mendapatkan aku kembali dia tega melepaskan timah panas kepada Muzammil, sahabatnya. Spontan aku pasang badan untuk melindungi cintaku. Timah panas pun menembus dadaku. Faruq yang menyesal mengarahkan sendiri pucuk senjata itu di kepalanya demi hidup abadi bersamaku. Pengorbanan demi cinta sejati itu ada dan nyata.

View More
Suamiku Pangeran Muda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Galuh Arum
keren kak lanjutkan
2022-02-21 22:15:00
1
user avatar
Nina Milanova
Seru ceritanya. Latarnya di negeri orang.
2022-02-21 19:58:40
0
user avatar
lien
kok ceritanya ndak nyambung..siapakah si arjun d reza?
2022-02-19 21:32:31
0
user avatar
ing ling
..... pemuda yang tidak terduga
2022-02-12 16:11:44
0
user avatar
Flobamora_Tuka
Ceritanya gregetin
2022-02-09 14:58:45
0
user avatar
Jasmine
Seru kk... lanjut lagi...penasaran!
2022-01-27 22:40:03
0
user avatar
Naily L
waah karyanya keren-keren semua kak:) semangat:)
2022-01-20 20:31:48
1
user avatar
lien
bagus ceritanya..ndak sabar bab berikutnya
2022-01-19 17:29:56
0
user avatar
Luna Lupin
menarik nihh, lanjut thor ......
2021-12-22 23:47:03
0
user avatar
Dewa Amour
Aku nggak bs bayangin gimana kerasnya hidup di negeri orang. Tapi kalo dinikahin sama pangeran tampan kek gini sih, bisa kita bicarakan dulu hehe ...
2021-12-01 12:01:08
0
user avatar
Fantazia
Keren ceritanya, Thor. Lanjut thor!
2021-10-18 00:15:59
0
user avatar
Asnafa
Semangat Thor, bagus ceritanya!
2021-09-28 18:42:26
0
user avatar
Nadila nana
Hy kak. Semangat ya, aku sudsh mampirr :)
2021-09-27 07:38:50
0
user avatar
Naya Lim
biar bintang yang berbicara
2021-09-25 12:53:37
0
user avatar
Sarifah31
Semangat kakak
2021-09-25 10:51:00
0
  • 1
  • 2
  • 3
109 Chapters
1. Aku Korban Bully
Plag! "Bodoh!" teriaknya geram. Dengan sekuat tenaga tamparan Faruq mendarat di wajahku. Seketika pipiku terasa sakit, panas bak terbakar. Kepala terasa berputar karena pusing. Kebodohan aku, bagaimana aku tanpa berpikir panjang mengibaskan jas itu di depannya. Sontak saja bersin-bersin Faruq semakin parah. "Kamu bukan saja bodoh tapi juga jorok! Bagaimana banyak bulu kucing di jasku? Malah dikibaskan di depanku, otak itu dipakek!" bentaknya. Tangannya yang besar itu mencengkeram dengan kasar pipiku. Sehingga bibirku mengkerucut dan sakit. Kini bukan saja wajahku yang panas dan perih, ditambah cengkeraman Faruq membuat ngilu rahangku. "Kamu sengaja ya?" bisik Faruq sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku terdiam, tidak tahu bagaimana caranya meyakinkan Faruq. Sekilas mataku menangkap Ruby, Sena dan Markamah tertawa puas penuh kelicikan. Tiga orang teman pembantu itu selalu saja ada cara untuk membuat aku dalam masalah. "Maa
Read more
2. Di Sekap Di Gudang Dan Keguguran
 Kepalaku terasa sakit dan berat, mataku sulit sekali kubuka. Samar-samar dari jauh kudengar tangis Iqbal  memanggilku."Umi ...!" teriaknya histeris.Aku berusaha membuka mataku yang masih berat. Dimanakah aku? Udara sangat pengap dan panas. Kuraba bajuku sangat ketat dan tidak nyaman. Gaun pengantin? Aku mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi, dan aku mulai mengingat semuanya.Kakiku penuh luka, darah mulai mengering di sana-sini. Ada bercak darah di gaun putih pernikahan. Aku tidak tahu bagaimana aku mendapatkan luka ini? Dan bagaimana aku tiba-tiba berada di gudang. Ada terpal kotor menutupi tubuhku yang lemah yang kini mulai terasa gatal-gatal.Tangis Iqbal makin jelas terdengar di telingaku. Dan kini mataku pun mulai jelas melihat sekelilingku. Meski kepala masih terasa sakit dan berat, cukup untukku bisa membawa tubuhku bangun dan duduk.Kenapa aku disekap di gudang? Satu-satunya pemegang kunci gudang penyimpanan makanan ini adal
Read more
3. Pertemuan Pertama Dengan Muzammil
Faruq shock, ternyata dia menginginkan bayi itu. Tapi aku tidak berdaya, bagaimana aku bisa tidak menyadari kalau ada pertumbuhan mahluk mungil di rahimku. Betapapun aku menyesalinya, nasi sudah menjadi bubur."Bagaimana mungkin kamu tidak tahu kalau hamil, Fahim? Atau jangan-jangan memang kamu sengaja ingin menggugurkannya karena kamu tidak menginginkan bayi itu?" tuduh Faruq memekik menangis."Apakah aku sekejam itu? Bagaimana mungkin aku membunuh darah dagingku sendiri? Meskipun aku tidak menginginkan bayi itu, meskipun aku benci sama kamu, aku jijik sama kamu tapi aku bukan manusia kejam yang bisa membunuh anakku sendiri!" teriakku emosi tepat di depan wajahnya.Seolah ingin melepaskan gejolak hatiku yang lama kutahan. Tak perduli kekejaman apalagi yang bakal kuterima, pasti rasanya tak sesakit kehilangan bayiku."Beraninya kamu bicara seperti itu kepadaku! Dasar wanita gila, bodoh!  Wanita pembangkang, bukannya minta maaf, malah ngelunjak!" teri
Read more
4. Nafsu Yang Melukai
Aku lebih suka tidur di kamar Iqbal. Tanpa sepengetahuan Tuan Hussein dan nyonya aku sering menyelinap tidur di kamar Iqbal. Bila mereka mengetahuinya, aku pasti dimarahi bahkan dihukum karena tidur di sana. Mereka merasa aku tidak sederajat dengan Iqbal sehingga tidak boleh tidur seranjang dengan anakku sendiri. Tidur di kamar Iqbal adalah salah satu cara agar aku bisa selamat dari nafsu Faruq.  Malam ini aku masih sakit, aku yakin Faruq tidak akan memaksaku bercinta. Maka itu aku tidur di kamarku sendiri. Terdengar dia membuka pintu kamarku yang sebenarnya sudah aku kunci. Tapi dia memegang kunci duplikatnya. Dia sudah melakukan ini hampir setiap malam. Nafsu sexnya terlalu tinggi, mungkin pengaruh dari makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Aku pura-pura tidur saat dia mendekatiku. Seluruh badanku yang dilukai dengan cambuk itu pun belum sembuh. Aku sengaja tidak menutupinya dengan selimut karena sentuhan selimut menyakiti lukaku. Aku melirik
Read more
5. Aku Harus Membela Diriku Sendiri
Aku harus memasak untuk makan siang majikan dan semua pembantu. Ada lima pembantu wanita, tiga sopir dan lima penjaga rumah dan bagian taman.Mereka selalu mengerjai aku dengan memberikan pekerjaan mereka. Hampir semua pekerjaan berat diberikan kepadaku. Tapi kalau Iqbal atau Faruq sedang di rumah, mereka tidak berani menyuruhku bahkan sangat menghormatiku."Fahim, habis memasak jemur baju terus seterika!" perintah Ruby berlagak bos."Tapi sebelumnya sapu dan pel kamar ku dulu, soalnya ada pecahan gelas." sahut Sena.Tanpa membantah aku menuruti apa kata mereka. Tapi sebelumnya aku menyiapkan makan siang buat nyonya. Aku dengan sabar berdiri di dekatnya agar kalau dia membutuhkan sesuatu  tidak kesulitan.Nyonya hampir selesai makan, tiba-tiba Tuan Hussein datang."Sekalian siapkan makan buatku, Fahim!" pinta Tuan Hussein."Baik, Tuan." kataku dengan patuh.Aku berjalan ke dapur mengambilkan lagi sayur yang hangat. Aku mel
Read more
6. Pertama Kalinya Faruq Membelaku
Suara di lantai bawah mulai gaduh, kemarahan tuan dan nyonya sangat jelas terdengar. "Fahim, turun kau!" teriak nyonya kemudian. Aku dan Iqbal saling berpandangan, ada perasaan khawatir. "Umi turun dulu, Iqbal!" pamitku kepada Iqbal. "Aku ikut, Umi! Aku tidak mau Umi kena masalah. Aku takut mereka mengerjai Umi lagi!" ujar Iqbal. "Tidak perlu takut sayang, selama kita  benar dan jujur, Allah pasti menolong kita," kataku menenangkannya, padahal hatiku sendiri ragu. "Tapi Umi ...."  katanya terpotong. '"Sudahlah kamu siapkan alat sekolah kamu dan segera turun untuk sarapan ya!" kataku kemudian berjalan meninggalkan Iqbal. Aku lihat di bawah sudah berkumpul semua pembantu sedang di sidang oleh majikan laki dan perempuan, juga Faruq. Saat aku berjalan turun tangga semua mata tertuju kepadaku.Aku jadi salah tingkah dan tidak tahu harus bagaimana? "Sini kamu, cepat!" bentak nyonya kepadaku. "Baik Nyo
Read more
7. Apakah Aku Cemburu?
Kubuka mataku, ternyata aku tertidur di kamarku dan Iqbal menemaniku. Aku merasakan sakit yang teramat sangat di jemariku. Aku mengingat semuanya, ini karena sabetan cambuk dari Tuan Hussein. Punggung tanganku merah kehitaman, dan sepertinya bekas diolesi krem.Bila aku mengingat kejadian pagi itu rasanya tercekam bagai menghadapai algojo. Dan seketika dadaku terasa sesak bernafas, ngeri sekali rasanya. Aku jadi membayangkan bagaimana dengan TKW Indonesia yang sedang menghadapi hukuman pancung? Dia membela diri karena diperkosa majikan.Kalau akhirnya TKW itu tidak sengaja membunuhnya untuk membela diri, apa itu salah? Kenapa justru dia harus menghadapi hukum pancung sebagai pelengkap penderitaannya?Komplotan Ruby tidak berani menyakitiku, apalagi untuk menyentuh tubuhku. Tapi kalau dengan fitnah seperti ini, akan lebih membahayakan diriku. Aku bisa saja kena hukuman potong tangan kalau saja Faruq dan Iqbal tidak menolongku.Aku menatap anakku Iqbal yang
Read more
8. Tuan Muda Faruq Ta'aruf
Hari ini kebetulan hari Minggu, acara Ta'aruf sudah dipersiapkan dengan matang. Ada tiga mobil yang ikut mengantar ke rumah calon mempelai wanita."Faruq, aku yakin kamu pasti tertarik dengan calon pengantinmu, dia cantik sekali," kata wanita paruh baya yang tak lain adalah adik abinya. "Tante, kok belum-belum bilang calon pengantin wanita sih, emangnya aku setuju? Kan baru ta'aruf belum juga melihat orangnya," jawab Faruq sambil tertawa renyah."Tapi dia seperti bidadari, kamu pasti terpukau melihatnya. Selain cantik, dia cerdas dan kaya," kata Tante Umamah."Yah, kita lihat saja nanti!" jawab Faruq tegas.Aku hanya mengintip kegiatan mereka dari lantai atas. Aku melihat Iqbal yang mengenakan setelan jas mewah sangat tampan. Membuat aku begitu bangga menjadi uminya.Faruq mengenakan jas setelan sama dengan jas Iqbal. Dia tak kalah ganteng, saat mereka duduk berdampingan seperti pinang dibelah dua. Aku hanya menatapnya dari atas. Kelua
Read more
9. Faruq Cemburu Buta
Aku menunggu dengan cemas, dan mondar-mandir di dekat jendela kamarku. Sebentar-sebentar aku melongok ke luar jendela sambil melihat kalau-kalau rombongan mobil ta'aruf itu datang. Terasa begitu lama, benar ternyata menunggu itu sangat melelahkan.Tiga jam lebih akhirnya rombongan itu datang. Aku begitu penasaran dengan hasil pertemuan itu. Acara ta'aruf saja yang ikut sekian banyak orang sih, beda dengan Indonesia. Baru kalau acara lamaran melibatkan banyak orang.Aku mengintip dari jendela, mereka turun dari mobil menuju ke rumah. Wajah mereka berseri-seri semua. Aku keluar kamar dan mengintai dari balkon."Kubilang apa? Faruq pasti akan terpana melihat kecantikannya. Dia bukan saja cantik wajahnya, tapi cerdas," ujar tante Umamah."Dia juga pandai menari dan bernyanyi." sahut adik nyonya, Hanifah."Kamu beruntung sekali, Kak Faruq, selera kamu berkelas sekali," sahut Ihsan menimpali."Memang mata kakak masih waras, tau?" jawab Faruq terta
Read more
10. Orang-orang Usil
Aku tidak bisa terus berbaring sekalipun badanku demam. Aku harus membantu Iqbal menyiapkan keperluan sekolah juga sarapannya. Mereka berkumpul di meja makan. Makan pagi ini sangat ramai karena semua tamu masih belum pulang.Aku melirik Ikhsan yang dengan nakal matanya berkedip-kedip menggodaku. Aku menunduk takut dan risih, Iqbal bergegas meraih tanganku seolah dia menyadari ketakutanku. Jemari mungil nya meremas tanganku sambil menatap lembut dan mengangguk tersenyum membuat sejuk hatiku."Hei kamu Fahim kan? Kalau Faruq tertarik sama kamu, itu berarti karena  kamu cantik," gumam Umamah."Jadi penasaran juga," Ikhsan menimpali."Buka dong!" sela Sholikin sambil tangannya meraih cadar yang menutupi wajahku.Spontan tanganku menangkisnya. Semua mata terbelalak kaget. Mereka merasa aku terlalu berani dan tidak sopan kepada tamu. Kalau saja Faruq melihat semua ini pasti akan terjadi baku hantam lagi.Faruq masih berkemas di kamarnya, demi
Read more
DMCA.com Protection Status