TERTIPU CINTAMU

TERTIPU CINTAMU

Oleh:  Meng Shue  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Waktu aku masih duduk di bangku kuliah S1. Aku memiliki seorang kekasih yang bernama Pras. Dia sangat baik dan penyayang. Pras sangat menghargaiku sebagai seorang gadis yang masih suci. Tidak sedikit pun dia menyentuh area-area terlarang dari tubuhku. Dia begitu menjaga diriku dari jahatnya 'Nafsu'. Awalnya aku tidak mempermasalahkan semua itu sepanjang tiga tahun perjalanan cinta kami. Semua baik-baik saja. Namun, tidak untuk selanjutnya, saat teman Pras yang bernama Kevin pindah kuliah di fakultas yang sama dengan kami. Awalnya pertemanan kami baik-baik saja, sampai saat Kevin dengan beraninya menciumku dan melakukan hal selayaknya sepasang kekasih.

Lihat lebih banyak
TERTIPU CINTAMU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
16 Bab
MELEPAS TAMBATAN HATI
"Happy anniversary yang ketiga, Sayang."      Ucapan selamat dari Pras terdengar seperti petir di telingaku.Sembilu menyayat hati, membuat hatiku gamang. Hancur berkeping-keping.Haruskah aku tersenyum atau bahkan menangis? Entahlah, semua membuatku semakin tak berdaya.      Sungguh aku merasa diriku terlihat hina di depannya. Di saat kekasihku menyiapkan semua kejutan ini, aku malah menyiapkan batu untuk menyakiti hatinya. Sungguh kejam diriku.      Belum hilang rasa haru yang menyesakkan hati, Pras kembali memberi kejutan baru.Pria itu merogoh sakunya dan memberikan selembar kertas dan sebuah kunci mobil. Dengan ukiran nama yang indah di sana, HONDA. “I-ini apa lagi, Pras?” tanyaku dengan suara bergetar menahan tangis. Aku sudah tidak bisa menahan luapan hati."Kenapa, Sayang? Apa ada yang salah? Bukannya ini yang kamu mimpikan selama ini?" tanya Pras dengan senyum
Baca selengkapnya
KEHORMATAN YANG TERENGGUT
      Kevin adalah sahabat Pras yang paling dekat. Namun,  beberapa kali ia menyatakan cinta kepadaku. Dan hari itu saat aku tengah berjalan menuju ruang laboratorium.Tiba-tiba sebuah tangan menarikku cepat, lalu membawaku ke dalam gudang yang ada di kampus tempatku mengenyam ilmu. Seketika mataku melotot saat dia mendekap dan mencium bibirku hangat. Bagaikan ada sebuah setrum yang menjalar santai menyusuri setiap lekuk tubuhku.     Pria itu terus melumat bibirku tanpa memberi jeda, sedangkan tangan kanannya meremas-remas kedua aset milikku dengan gemas. Dan sungguh aku menikmatinya.Beberapa menit kemudian, ciumannya mulai mengendur, dan menyisakan diriku yang masih ngos-ngosan. Kutatap wajahnya yang cukup ganteng bagiku saat itu."Maaf, aku lancang menciummu. Tapi sungguh aku mencintaimu, Ning," ucap pria itu. Dia adalah Kevin, sahabat Pras.     Aku tersenyum l
Baca selengkapnya
BUKAN SEMANIS MADU
     Hari pun berganti, waktu berlalu dengan begitu cepatnya. Hubungan gelap antara aku dan Kevin terjalin begitu rapi dan indah. Tanpa Pras ketahui, hingga detik di mana terjadi perubahan pada tubuhku. Di situ aku tau bahwa sirkulasi bulananku telah lama berlalu.Panik. Segera aku mencari tes kehamilan di apotik terdekat."Kevin, tolong temui aku di tempat biasa."      Segera kustarter motor matic kesayangan menuju cafe yang biasa kami kunjungi. Setengah jam kemudian sampai juga di tempat yang kutuju. Kulihat dari jauh Kevin melambaikan tangan. Cepat kuparkirkan motorku kemudian menghampirinya."Hai, Sayang!" Dia meraih tanganku lalu mencium pipi kanan dan kiriku."Santai, Sayang. Coba jelaskan apa yang membuatmu menemuiku secara mendadak gini," ucapnya lagi.Tanpa menjawab pertanyaan darinya, aku merogoh tas dan memberikan benda pipih kecil seperti li
Baca selengkapnya
HIDUP BARU
     Pasca melahirkan anak pertamaku,  aku bingung harus dengan apa membayar biaya persalinan.  Kutatap wajah emak yang sayu, beliau balik menatapku penuh iba. Sejenak kemudian aku menangis dalam dekapan tubuh emak yang mulai renta. Tangannya mengusap pundakku lembut, menghangatkan."Mak, jual saja TV yang ada di kontrakan!" ucapku seraya mengurai pelukan, menatap wajah Emak pilu."Mana cukup uangnya buat bayar bu bidan." Emak menatapku penuh arti."Semoga saja cukup, Mak." Ku usap air mata di pipi dan melangkah menuju kamar mandi.      Ingatanku melayang ke masa lalu di mana kedua orangtuaku ingin menjodohkan diriku."Nduk, Bapak sama emakmu sepakat untuk menjodohkanmu dengan anak Pak Dahlan."Aku terkejut mendengar pernyataan bapak yang tiba-tiba."Tapi, Pak. Nining kan udah besar, Nining ndak mau sama orang yang belum Nining kenal," jawabku seraya bangkit hendak me
Baca selengkapnya
DIA KEMBALI
       Waktu pun berlalu, hampir satu tahun aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Namun, sekarang berbeda, aku tidak lagi menganggur, aku telah bekerja di salah satu swalayan terbesar di kotaku. Lumayan, selain bisa untuk membeli susu untuk Rossy, aku juga bisa terhibur oleh kesibukkanku."Ning, tidak kerja, Nduk?" tanya emak padaku."Ndak, Mak. Nining ambil cuti pengen ngajak Rossy jalan-jalan." Aku mengemasi barangku dalam tas, begitupun perlengkapan milik anakku, Rossy."Perginya dengan siapa, Nduk?" tanya emak penasaran."Tesa, Mak. Temen kerja.""Yo wis, yang penting hati-hati di sana, jaga Rossy dengan baik," ucap emak sebelum berlalu.     Usai mengemasi barang-barang, aku menuju teras, menunggu Tesa menjemputku. Tak lama berselang sebuah mobil berwarna hijau berhenti tepat di depan rumah, seorang wanita cantik melambaikan tangan padaku."Ning, ayok buruan! Keburu macet," teriaknya sembari me
Baca selengkapnya
KESEMPATAN KEDUA
     Sesaat kemudian, kulihat Kevin berjalan keluar mengikuti orang yang telah memanggilnya. Tentunya masih dengan keadaan setengah telanjang. Tak tau dia pergi ke mana, aku pun segera membersihkan diri dan memakai kembali baju yang tadi kukenakan.      Kulihat di luar, kosong, tidak ada seorang pun di sana. Apakah Kevin menemui mamanya? Atau? Pikiranku terus berkelana hingga sebuah panggilan ditujukan padaku. "Ning, sini, Nduk! Bapak mu mau bicara," panggil Emak seraya melambaikan tangan.      Aku pun gegas menuju ruang keluarga, tapi seketika langkahku terhenti mana kala kudengar suara desahan dari kamar tamu. Segera kutajamkan pendengaranku pada daun pintu. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menarik daun telingaku. "A--aaww!" Emak menjewerku seraya manggut-manggut. "Bagus ya! Siapa yang ngajarin?" tanya Emak dengan tangan masih menjewerku. "Lepas, Mak! Sakit," pin
Baca selengkapnya
Desahan Di Kamar Tamu
              Hari ini pertama kalinya aku meninggalkan anakku Rossy bersama ayah juga neneknya.Rasa khawatir pasti ada, tapi harus kuketepikan semua itu. Aku harus memulai hidup baru, dan memberi kepercayaan untuk suamiku.              Bagaimanapun Kevin adalah ayah biologist anakku Rossy.Usai menghabiskan sarapan bersama mereka, aku pun bersiap-siap untuk bekerja."Mas, Aku pergi kerja dulu, ya?" Aku menjabat tangan suamiku lalu menciumnya dengan takzim.               Kemudian kuhampiri Rossy yang tengah duduk bermain boneka bersama mertua di ruang tengah lalu berpamitan dengannya, "Sayang, Mama pergi kerja dulu, ya? Rossy baik-baik di rumah sama ayah dan nenek. Jangan nakal, ok!"                 Usai berpamitan aku pun berangkat bekerja dengan menaiki mob
Baca selengkapnya
BERCAK MERAH DI SEPREY PUTIHKU
 "Nining ...!"               Aku menoleh ke arah suara yang sangat familiar tersebut.Nampak emak tersenyum seraya merentangkan kedua tangannya.Kuurungkan niatku yang menggebu, mengabaikan rasa penasaran yang besar akan kamar tamuku.Segera berhambur ke pelukan emak yang sudah menungguku dari tadi."Kenapa gak bilang to, Mak kalau mau datang. Kan bisa Nining jemput," ucapku seraya mengendurkan pelukan."Kenapa musti dijemput, kan Emak bisa datang sendiri," sahut Bapak dengan menenteng beberapa plastik berukuran besar."Apalagi itu, Pak." Aku menghampiri Bapak, meraih tangannya lalu menciumnya dengan takzim."Ini ada sedikit oleh-oleh, hasil dari kebun belakang rumah.""Rumah kok sepi, Ning. Kevin sama mertuamu kemana?" timpal Emak setelah menjatuhkan bobotnya di lantai."Entahlah, dari pagi mereka belum kelihatan. Mungkin pergi ke t
Baca selengkapnya
Bercinta di ruang makan
 "Hi, Sayang ...!"              Seketika aku langsung menoleh ke arah suara, kaget.Nampak Tesa berjalan ke arahku sembari memegangi perutnya yang mulai membuncit. Sontak kutarik kembali tangan ini yang siap menjambak rambut lelakiku."Hi, Tes. Kok tumben ke sini, kagak masuk kerja lu?" Tesa menggeleng sambil memamerkan senyuman termanisnya.              Kevin yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya langsung menekan tombol merah dan menyimpan benda pipih berwarna hitam itu ke sakunya."Ha--hai, Tesa. Lama tidak melihatmu. Kamu terlihat cantik hari ini," goda Kevin dengan tatapan tanpa berkedip."Thank,s Vin. Kamu pun nampak gagah dengan menggunakan celana renang itu."             What? Apa-apaan ini. Mereka dengan gamblang saling lempar pujian, tanpa menghiraukan aku yang kegerahan
Baca selengkapnya
TAMU MISTERIUS
 "Lagi ngapain kalian?" tanya mertuaku saat muncul dengan menggunakan kostum, siap mengikuti kelas yoga yang diadakan di komplek ini.              Dia bingung dengan posisi kami saat ini. Yah, kami duduk berpangkuan, sementara junior milik Kevin masih bersarang manja pada organ intimku."Lagi yayang-yayangan, Ma," jawab Kevin seraya menahan hasrat."Ma, tolong bangunin Rossy bentar, Nining keburu berangkat kerja," pinta Kevin kemudian saat mamahnya hendak mendekat.               Mama pun berlalu dengan mulut yang mengerucut, kesal.Saat mertuaku sudah tidak terlihat lagi, dengan cepat Kevin kembali menggoyangkan tubuhnya hingga permainan kami mencapai klimaks.              Di tempat kerja.Hari ini aku memulai kerja tanpa semangat, tidak seperti biasanya.Badanku terasa capek semua.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status