Rahasia Masa Lalu

Rahasia Masa Lalu

Oleh:  cloverqua  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
22Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Azka menghabiskan waktu lima tahun untuk menemukan jodoh masa kecilnya, Reva. Namun saat bertemu kembali, Azka harus menelan pil pahit bahwa Reva telah melupakannya. Azka melakukan berbagai cara agar Reva bisa kembali mengingatnya. Dia tidak punya pilihan selain membuka rahasia masa lalu Reva yang kelam. Salah satunya, tragedi yang menimpa keluarga Reva hingga membuat gadis itu kehilangan ingatan masa kecilnya.

Lihat lebih banyak
Rahasia Masa Lalu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
S Amien widodo
lanjut kak, keren ceritanya ya
2022-01-08 09:21:37
1
user avatar
Ditarina
uhuy kok bisa ya jadi penasaran yak! tau darimana daah tau2 ditawarin kerjaan hehe. siiplah!
2021-11-28 21:37:50
1
user avatar
Selene21
Pencarian cinta masa lalu selalu menarik untuk diikuti, berikut kejutan2nya. Semangat berkarya kak.
2021-11-28 06:39:03
1
user avatar
Ikabelatrix
Ceritanya menarik & bikin penasaran terusss..
2021-11-26 18:55:30
1
22 Bab
1. Hari Pertama Bekerja
“Nama lengkap kamu Revalia Putri?”Reva mengangguk kaku. Dia terlihat gugup ketika tatapan penuh mengintimidasi ditujukan padanya. Setibanya di Adinata Group, gadis itu langsung menghadap kepala bagian personalia.“Nama saya Delina Maharani, kamu bisa memanggil saya Bu Lina.”“Baik, Bu.”Lina kembali membaca CV milik Reva. Dia bersedekap sambil memicingkan matanya. “Kamu menerima rekomendasi dari siapa?”Reva tersenyum kaku. Dia teringat kembali tawaran pekerjaan yang diberikan oleh salah satu karyawan di Adinata Group.*“Reva, ada tamu!”Reva mengernyitkan dahi setelah mendengar teriakan dari ibunya. Dia sedang menyirami tanaman yang ada di halaman kecil belakang rumah kontrakannya.“Reva!”“Iya, Ma!” Reva bergegas menyelesaikan kegiatannya karena kembali mendengar seruan dari dalam rumah. Sebelum masuk, Reva tid
Baca selengkapnya
2. Tidak Peka
Setelah mendapat arahan dari Tika, sekaligus berkenalan dengan rekan kerja lainnya, Reva melakukan tugas pertamanya sebagai office girl.Sambil membawa cangkir teh dengan nampan, Reva berjalan menuju lift. Dia memandangi sekeliling dan menyadari suasana kantor masih sepi. Belum banyak karyawan yang datang mengingat jam kantor baru dimulai pukul delapan. Mereka yang bekerja sebagai office boy maupun office girl harus datang lebih awal dari karyawan lainnya.Beberapa menit yang lalu, Tika memberikan tugas pertama kepada Reva yang sukses membuatnya tercengang. Belum apa-apa Reva sudah diminta mengantarkan minuman untuk pimpinan tertinggi perusahaan ini. Sebagai karyawan baru, sudah pasti Reva tidak bisa menutupi rasa gugupnya. Terlebih dia sendiri belum begitu mengenal perusahaan tempatnya bekerja ini, termasuk pimpinannya.Untung saja Tika bukan tipe karyawan yang mengutamakan senioritas. Dengan penuh kesabaran, dia memberikan pemahaman dan pengertian kepada Reva
Baca selengkapnya
3. Teguran
Semua orang masih menunggu respon Azka. Mereka penasaran bagaimana reaksi Azka pada karyawan baru yang tidak mengenalinya.“Tentu saja.” Sudut bibir Azka terangkat. “Aku mengenal semua karyawan yang bekerja di perusahaanku.”Ada yang berbeda dari cara Azka menjawab. Sifat arogansi seorang pemimpin tetap ada, tetapi untuk pertama kalinya Azka tersenyum. Semua orang dibuat terkesima dengan senyuman Azka yang jarang mereka lihat selama berada di kantor.Darah Feby serasa mendidih melihat Azka begitu mudah tersenyum pada office girl.“Beliau ini CEO dari Adinata Group, Azka Rahardian Adinata.” Feby menatap tajam ke arah  Reva. “Kamu seharusnya mengenali atasan kamu!”Mendengar perkataan Feby, mata Reva membelalak lebar. Reva menyadari kesalahan yang baru saja dia lakukan.“Maafkan saya, Pak. Maafkan saya.” Reva membungkuk beberapa kali. “Saya sudah bersikap tidak sopan pada B
Baca selengkapnya
4. Gosip Hangat
Lina mengalihkan perhatian pada karyawan yang lain. “Kalian boleh kembali bekerja. Jangan lupa untuk mengawasi dan mengajari junior kalian ini. Kesalahan sepele yang dilakukan salah satu karyawan bisa mencoreng semuanya. Mengerti?”“Mengerti, Bu!”Begitu Lina meninggalkan pantri, Tika dan karyawan lainnya menghela napas lega. Tak terkecuali Reva yang langsung terduduk lemas di kursinya.“Kamu baik-baik saja?” tanya Tika sedikit khawatir ketika mendapati wajah Reva sedikit pucat.Reva mengangguk. Dia menerima segelas air minum yang diberikan karyawan lainnya.“Terima kasih,” ucap Reva tulus. Dia merasa bersyukur. Rekan kerjanya selain Tika tidak seperti yang dia bayangkan. Sebagai junior, dia mendapat sambutan yang cukup baik. Awalnya, mereka sedikit heran dengan bergabungnya Reva sebagai office girl yang baru. Namun, secara perlahan interaksi mereka mulai mencair. Mereka tidak lagi kaku seperti pagi t
Baca selengkapnya
5. Kecerobohan Reva
“Pak ... Pak Azka?”Mata Reva membulat sempurna. Bibirnya bergetar saat memanggil sosok pria yang duduk di depannya. Yang menjadi pusat perhatian Reva adalah wajah Azka yang basah karena terkena semburan air minumnya.Tak ada respon yang keluar dari Azka. Dia masih mematung di tempat dengan mata berkedip-kedip. Sepertinya cukup kaget dengan hadiah air gratis yang baru saja diberikan Reva padanya.Sret!Reva berdiri dari kursi lalu berulang kali membungkukkan badan kepada Azka sambil merapalkan kata-kata maaf.“Maaf, Pak. Saya benar-benar tidak sengaja,” ucap Reva penuh penyesalan. Dia menggigit bibir bawahnya karena tak mendapatkan tanggapan apapun dari Azka. Tanpa menengok ke belakang, tangan Reva menyambar kain yang ada di atas meja pantri, lalu berinisiatif mengusap wajah basah Azka dengan kain tersebut.“YA AMPUN!” Reva memekik histeris ketika menyadari kain yang dia ambil untuk mengusap wajah
Baca selengkapnya
6. Kecelakaan Kecil
Melihat wajah syok Reva, bibir Azka berkedut menahan tawa.“Tenang saja. Ini bukan hukuman yang berat.” Azka melangkah maju mendekati Reva. Gadis itu justru melangkah mundur sampai tubuhnya terhimpit pada meja dapur.Reva bisa merasakan hawa panas di sekitarnya saat wajah Azka sangat dekat dengan wajahnya.“Terserah waktunya kapan. Tapi—” Bibir Azka melengkung sempurna, “—aku ingin mencicipi bekal makan siang buatanmu.”“Maaf?”“Itu hukumanmu.” Azka terkekeh pelan melihat wajah kebingungan Reva. “Aku ingin kamu membuat bekal makan siang untukku.”Belum sempat Reva bertanya, Azka sudah berjalan ke arah pintu. Pria itu bersiap keluar meninggalkan pantri.“Tidak harus besok. Kamu bebas menyerahkan bekal makan siang itu kapan saja,” lanjut Azka sebelum menghilang dari balik pintu pantri.Reva masih berdiri mematung di tempatnya, dengan t
Baca selengkapnya
7. Azka Marah Besar
Feby tidak menjawab panggilan Naufal. Dia justru menggeram tertahan dan menatap kesal pada Azka yang begitu memperhatikan Reva. Pikiran Feby terlalu dipenuhi kemarahan terhadap Reva, sampai tidak menyadari Azka sudah berjalan menghampirinya.“Di mana sopan santun kamu, Feby?!”Feby terkesiap kaget mendengar bentakan Azka.“Kamu seharusnya mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk ke ruangan saya!”Tubuh Feby membeku. Dia terkejut melihat ekspresi marah Azka sedikit berbeda dari biasanya. Jauh lebih menyeramkan.“Sa-Saya minta maaf, Pak.”Azka berdecak kesal. “Minta maaf sama Reva. Kamu sudah membuat keningnya terluka.”“Apa?!” Nada bicara Feby meninggi. Dia tidak terima disuruh minta maaf pada Reva. Spontan saja, Feby melempar tatapan tajam menusuknya kepada Reva.Rupanya Reva menyadari tatapan mata Feby. Dia langsung menunduk ketakutan.“Pak Azka, ini salah
Baca selengkapnya
8. Makan Siang Di Rooftop
“Lina, kamu tidak penasaran?”Lina menoleh dan sedikit bingung dengan pertanyaan Naufal. “Maksud kamu apa? Aku tidak mengerti.”“Hubungan antara Pak Azka sama Reva. Asal kamu tahu, sebelumnya Pak Azka yang menyuruhku datang ke rumah Reva dan menawarkan pekerjaan sebagai office girl padanya,” ungkap Naufal. “Sejak saat itu, aku benar-benar penasaran dengan hubungan mereka.”Lina terkejut atas pengakuan Naufal. “Sejujurnya, aku juga penasaran. Tapi, aku tidak mau ikut campur. Itu urusan Pak Azka,” sahutnya. Lina terdiam sejenak, lalu tertawa.“Daripada memikirkan hubungan Pak Azka dan Reva, aku lebih penasaran bagaimana ekspresi Feby saat meminta maaf pada Reva.” Tawa Lina semakin keras. “Pasti lucu sekali.”Naufal tidak habis pikir interaksi Lina dan Feby seperti kucing dan anjing. Setiap kali bertemu pasti ada saja pertengkaran yang melibatkan mereka.
Baca selengkapnya
9. Panggil Aku Mas Azka
Terlalu larut dalam pekerjaannya, Azka tidak sadar bahwa sekarang sudah waktunya jam pulang kantor. Dia sempat melirik sekilas jam digital di atas meja, kemudian mematikan layar komputer. Azka berdiri sambil mengambil jas formalnya yang tersampir di kursi.Ketika Azka sedang memakai jas, pintu ruangannya terbuka.“Anda mau pulang sekarang, Pak?”Azka hanya menjawab dengan anggukan pelan. Melihat wajah lelahnya, Naufal enggan bertanya lebih lanjut. Dia langsung memberi jalan pada Azka dan mengikutinya dari belakang.Suasana kantor sudah mulai sepi. Hanya tersisa petugas keamanan yang masih berkeliling, juga beberapa karyawan yang terpaksa lembur karena pekerjaan mereka.TING!Tepat saat pintu lift terbuka, Azka dikejutkan dengan keberadaan Reva yang masih mengenakan seragam office girl. Gadis itu terlihat membawa nampan dengan beberapa cup mie instan di atasnya.Reva spontan membungkuk begitu melihat Azka d
Baca selengkapnya
10. Janji Masa Kecil
Begitu Azka memberitahu Aris, dia sudah memperkirakan reaksi adiknya tersebut. Mata Aris membelalak, disusul mulutnya yang menganga lebar.“Kamu ... sudah menemukannya?” tanya Aris tak percaya.Azka mengangguk. “Sudah beberapa hari dia bekerja di perusahaan kita sebagai office girl,” lanjutnya.“Benarkah?” Aris berteriak kaget. “Kakak, kenapa kamu tidak memberitahu kalau sudah menemukan keberadaan Kak Reva?”Azka hanya menanggapi dengan cengiran khasnya.“Kamu curang, Kak! Aku juga sangat merindukan Kak Reva,” protes Aris kecewa.Menanggapi reaksi adiknya, Azka hanya tersenyum tipis. Sorot matanya perlahan berubah sendu. “Meski kamu bertemu dengannya, dia tidak akan mengenalimu.”“Apa maksudmu?” Aris bertanya karena tidak mengerti ucapan Azka.Kepala Azka tertunduk. “Dia ... tidak mengenaliku. Ris.”Dahi Aris mengernyit heran.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status