Gemintang

Gemintang

By:  nunanyajeno  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 ratings
45Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Johnny, Satya, Keenan dan Sena adalah 4 single parent yang membesarkan anak-anak mereka. Dibalik sosok mereka sebagai pria dengan karir mengesankan, keempatnya adalah sosok ayah yang dapat diandalkan. Bagi Elenio, Revian, Narthana, Arusha dan Jivan para Ayah mereka adalah hero dalam kehidupan remaja yang tengah dijalani. Namun kehidupan selalu ada masalahnya bukan? Tak hanya para Ayah, anak-anak remaja itu pun akan menghadapi peliknya dinamika hidup. Sanggupkah kesembilan lelaki itu menghadapi semuanya? Akankah para ayah berhasil menjadi susunan pola bintang yang akan selalu menyinari anak-anak mereka?

View More
Gemintang Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
icher
Bab pertamanya aja udah keren, auto masukin ke rak nih.
2021-11-18 17:51:05
1
user avatar
Mystique
yuk yang mau pada daftar jadi calon istrinya para duda keren buat list ......
2021-11-06 15:01:43
1
user avatar
Lolitta
Ditunggu bab selanjutnya thor..
2021-11-06 12:59:18
1
user avatar
Rein_Angg
Pilihlah aku jadi nyonyamu wahai para Abang..... Keren Thor! Cerita yang unik. Lanjuuuut
2021-11-05 18:10:19
1
user avatar
Mini Yuet
Kayak apa yang para duren itu? Bayangin jadinya
2021-11-05 12:44:52
1
user avatar
Dean Han
Bagus banget ceritanya, semangat thor
2021-11-05 12:06:54
1
user avatar
Ganjar Wibawa
...............
2021-11-05 12:06:40
0
user avatar
hyo
Baru baca sekilas, ceritanya menarik bgttt. Semangat author-nim!
2021-11-05 11:36:50
1
user avatar
Lolitta
Gokil banget nih ceritanya, ditunggu bab selanjutnya thor
2021-11-05 10:48:03
1
user avatar
Oot
Wowwwww, congrats Kak Dinar untuk novel barunya. Semangat lanjutttt, xixixixi.
2021-11-05 10:35:46
1
default avatar
Tri Nur
Kerennn, semangat lanjut up kak ...
2021-11-05 10:14:08
1
user avatar
Cucu Suliani
Semangat kakak, buat novel barunya.
2021-11-05 09:53:25
1
45 Chapters
Bab 1
        Sadajiwa baru dibuka setengah jam lalu, tepat pukul 08.00. Namun para pelanggan sudah menumpuk, ada yang untuk dibawa untuk dinikmati menuju perjalanan ke kantor, ada pula yang menikmati di tempat karena pekerjaan mereka bisa dilakukan dari mana saja selama memiliki laptop dan jaringan internet.        Sadajiwa, satu dari sekian kedai kopi yang sukses menancapkan taringnya di Indonesia, kedai ini dikembangkan oleh Trisatya Sadajiwa sejak 6 tahun lalu.        Satya, biasa pemiliknya disapa. Kala itu keluar dari tempatnya bekerja, dan dengan penuh keyakinan memulai usaha barunya. Tadinya, Sadajiwa hanya memiliki 1 kedai yang terletak di kawasan Kemang dan lalu bertahun-tahun berlalu, Satya berhasil memperluas cabangnya hingga ke beberapa kota besar di Indonesia.        Cabang-cabang di Jakarta, ia kelola dengan pengawasannya sendiri namun untuk diluar Jakarta, ia percayakan
Read more
Bab 2
        Narthana sampai di rumah ketika jam menunjukkan pukul 18.00, seperti biasa suasana rumahnya sepi. Rumah ini hanya berisi ia, papanya dan beberapa ART.“Mau makan malam, Mas? Bibi sudah masak tumis kangkung sama ayam goreng kesukaannya Mas,” ujar Darsinah, ART yang paling senior disini.            Bahkan dia sudah bekerja dengan keluarga Sadajiwa sejak Satya masih kecil hingga sekarang ia memiliki Narthana. Bisa dibilang Bi Darsinah adalah saksi hidup Satya.“Nanti aja deh, Bi. Saya mau ke kamar dulu,” Narthana tersenyum kecil.“Kalau ada apa-apa, panggil Bibi aja ya, Mas,”“Makasih,” Narthana berlalu menuju kamarnya yang terletak di lantai 2.            Kamar bernuansa moka ini sengaja didesain oleh Satya, khusus sebagai hadiah k
Read more
Bab 3
         Mobil yang dikendarai Jivan sampai di kediaman keluarga Naratama tepat pukul 19.00, suasana halaman utama sudah ramai dengan mobil yang hilir mudik menurunkan para tamu.         Sosok Jana langsung menyambut Jivan, kala anak itu turun dari mobilnya. Disebelahnya, terlihat Deva yang malam ini tampak gagah dengan setelan tuxedonya.“Padahal Mama nggak usah tunggu disini, kasihan tamu yang lain ditinggal,”“Nggak apa-apa kok, kan anak kesayangan Mama mau datang,” Jana merangkul Jivan.“Gimana kabar Papamu, Van? Padahal Om berharap dia datang,” ujar Deva, membimbing anak sambungnya dan istrinya untuk masuk, menuju taman belakang.“Maaf ya, Om. Papa nggak bisa datang, bentrok sama kerjaan soalnya,”“Om paham, by the way welcome to Adara’s party. Enjoy ya,” Deva tersenyum dan meninggalkan Jivan juga Jana, lelaki tersebut la
Read more
Bab 4
       Suasana di mobil mendadak dingin, berbagai perasaan berkecamuk di dalam diri Johnny. Pertanyaan Revian barusan begitu menohoknya, sebuah tanya yang sudah lama berputar di pikirannya. Ia ingin kembali pada Jilaine, namun alasan apa yang akan membuat istrinya mau kembali? batin Johnny.“Rev, harusnya kamu nggak tanya itu,” Elenio berusaha menetralkan suasana.“Nggak apa-apa, Nio. Adikmu pasti udah lama pengen nanya ini,”“Maaf kalau pertanyaanku mengejutkan, Pa,” Revian menunduk.“Nggak apa-apa. Rev, kamu tahu kan? Alasan Papa berpisah sama Mama itu, bukan alasan yang sederhana. Cukup prinsipil, Papa rasa terus bersama dengan Mama malah bikin hubungan kami tambah buruk dan pada akhirnya akan berdampak sama kalian. Lagipula, kamu masih sering ketemu Mama, kan? Kita rutin makan malam sebulan sekali,”            Rev
Read more
Bab 5
“Papa mana, El?” Narthana menghampiri Elia yang tengah berjaga di kasir,         Biasanya kalau tak ada les sehabis sekolah, Narthana akan mengunjungi Sadajiwa, entah sekadar untuk bertemu dengan papanya lalu pulang bersama atau mengerjakan tugas dengan Revian, Dafandra & Naren.“Papanya Mas lagi ke supplier, baru setengah jam lalu berangkat,”“Oh, gitu ya,”“Mas mau saya buatin sesuatu?” tawar Elia.        Meski Elia 4 tahun lebih tua dari Narthana, perempuan itu selalu memanggilnya dengan sebutan Mas, dengan niat menghargai lelaki itu sebagai anak dari bosnya. Elia pun membiarkan Narthana memanggilnya dengan nama semata, tanpa embel-embel apapun.“Bikinin aku teh raspberi kalau gitu, sama tiramisu,”“Baik, Mas,”         Narthana memilih tempat&
Read more
Bab 6
      Satu minggu berlalu, akhirnya rombongan ayah dan anak akhirnya sampai di Bandara Komodo setelah 2 jam terbang, mereka sampai tepat pukul 1 siang. Cuaca cukup panas karena matahari tengah bersemangat memancarkan sinarnya, mereka sampai setengah berlari memasuki bandara dan tak lupa sunglasses yang bertengger di wajah mereka.      Ketika menunggu koper keluar dari konveyor, netra Narthana menjelajahi isi bandara yang tidak terlalu ramai. Tiba-tiba ia melihat sesuatu, ada sosok perempuan yang amat dikenalinya—Elia. Gadis itu sepertinya juga baru mendarat, namun ia sudah mendapatkan kopernya.       Disampingnya ada seorang laki-laki yang tengah mendorong troli yang berisi barang-barang dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya merangkul pundak Elia. Meski kini gadis itu memakai masker dan hoodie, namun Narthana masih bisa mengenalinya.“Kak? Lihat apa sih? Kok k
Read more
Bab 7
Suggestion Playlist :1. Kali Kedua (Raisa)2. Angel (NCT 127)     Setelah liburan selama 4 hari, mereka kembali ke Jakarta. Di bandara, beberapa dari mereka ternyata sudah dijemput.“Dijemput ehem,” Satya berdeham kala melihat sosok Jilaine dari jauh.     Perempuan itu datang dengan Elenio, sementara disampingnya terdapat sosok Jana & Adara yang ternyata datang untuk menjemput Jivan.“Berisik lo, Sat. Kalau lo ngomong aneh-aneh gue tampol,” Johnny memperingati.“Hai, semua,” Jilaine tersenyum manis sambil mengedarkan pandangannya.“Revian yang minta dijemput, ya? Padahal nggak usah, Jila,” ujar Johnny.“Nggak kok, John. Inisiatifku sendiri, lagian hari ini agendaku juga lagi kosong,”“Oh, gitu. Ya, udah kita pulang,” tangan Johnny memberi kode agar
Read more
Bab 8
“Jila..,” ujar Johnny kala teleponnya tersambung.“Ya? Kenapa, John?”“Kamu tahu dimana tempat bubur yang kata kamu waktu itu enak?”“Oh, iya. Kenapa, John? Kamu lagi sakit? Atau anak-anak?”“Mamaku lagi nggak begitu enak badan, terus tadi kirim pesan ke aku. Katanya minta bubur yang pernah dibawain kamu,”“Gitu, ya. Lumayan jauh kalau dari kantormu, John. Aku kirim via ojek online aja ke Mamamu, ya? Kalau nunggu nanti kamu pulang, takutnya Mamamu keburu nggak mau,”“Bener? Nanti aku transfer uangnya, Jila,”“Nggak usah, kayak ke siapa aja. Nanti aku kirimin, kamu kabari aja Mamamu kalau makanannya sudah dikirim,”“Makasih ya, Jila,”“Sama-sama, John,”      Meski 10 tahun berlalu, sosok Jilaine sepertinya tak tergantikan dalam keluarga Kivandra. Baik untuk Johnny, El
Read more
Bab 9
       Project baru akan segera dimulai, itu tandanya kesibukan Keenan akan meningkat. Dia sibuk memantau konsep setiap divisi agar sesuai dengan kesepakatan awal, apalagi ini melibatkan kerjasama dengan salah satu perusahaan di Singapura.       Semuanya harus tertata dan terstruktur, jika tidak nama Sagara yang akan dipertaruhkan. Kalau sudah begini, maka kertas-kertas file dan komputer yang selalu menyala akan jadi teman setia Keenan.“Pak..,” ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Keenan.“Ya, masuk,” sahutnya.       Ternyata sosok itu Devina—ditangannya terdapat paper bag yang berlabelkan resto ternama.“Kenapa?” netra Keenan sama sekali tidak berpaling dari file.“Ada kiriman makanan dari Arusha, Pak. Katanya dia mau Ayahnya makan tepat waktu,”“Kamu sudah makan?” tanya pria itu dengan nada tegas
Read more
Bab 10
“Ke rumah gue, pada mau nggak?” ajak Revian tiba-tiba saat bubar sekolah.“Dadakan nih?” tanya Naren.“Kayak tahu bulat. Gurih-gurih enyoy,” lanjut Dafandra.“Lo dibayar berapa anjir? Sampe nyanyi begitu,”“Gue nggak bisa, ada latihan nih,” ucap Naren.“Yah, lo mau nggak, Daf?” tanya Revian.“Nggak juga, gue disuruh nganter Mama,”  jawab Dafandra.“Ajakin para bocah aja kalau gitu, Rev,” ucap Narthana.“Oke deh, ayo,” Revian melambaikan tangan kearah Dafandra & Revian lalu merangkul Narthana menuju kelas Jivan & Arusha.        Suasana kelas 11 masih ramai, sepertinya belum ada tanda mereka untuk pulang dalam waktu dekat.“Hai, Kak,” datangnya Revian & Narthana bertepatan dengan Jiandra yang hendak keluar kelas.“Cieee,” Narthana menyodok pi
Read more
DMCA.com Protection Status