Korban Perceraian

Korban Perceraian

Oleh:  Rias Ardani  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat
145Bab
12.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ganesa, gadis tomboy yang memiliki saudara kembar yang manis dan pandai bersolek. Di sekolah, dia hanya memiliki satu sahabat, berbeda sekali dengan Gaby yang memiliki banyak teman yang menyukainya. Selain cantik, Gaby merupakan murid cerdas di sekolahnya. Keluarga mereka terbilang baik dan bahagia, sebelum badai itu menghantam dan memporak porandakan keluarga kecil itu. Bagaimana Ganesa dan Gaby menghadapi nya? Yuk simak cerita mereka.

Lihat lebih banyak
Korban Perceraian Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Shinta Noviana
syukaa . .
2022-10-24 17:56:23
0
default avatar
kimwati2004
LUARRR BIASAAAAA
2022-06-01 02:14:31
0
user avatar
Rias Ardani
SELAMAT MEMBACA dan SEMOGA SUKA
2022-05-17 22:32:56
0
user avatar
Rias Ardani
Terimakasih Yenyen, sehat selalu untukmu yang sudah mampir di Novel ini.
2022-05-12 21:15:14
0
user avatar
yenyen
brutal banget ya keluarga ini ....... Tapi pesan moralnya bagus ............
2022-05-12 13:54:34
1
user avatar
Rias Ardani
Ayo dong mampir......
2022-01-31 02:19:56
0
user avatar
Naily L
ceritanya keren, lanjutkan kak. semangat:)
2022-01-07 18:17:07
0
user avatar
fahrul razi
Unik ceritanya, tentang anak kembar yg punya dua ke pribadian yg berbeda....semangat yh
2021-12-01 21:53:50
1
user avatar
Rias Ardani
Tinggalkan jejak dong
2021-11-28 20:35:32
0
145 Bab
Mama Pergi
Korban Perceraian Part1 "Mama mau kemana?" tanya Ganesa, gadis manis berkulit putih, serta berlesung pipi itu pun terheran, menatap koper yang Mama nya bawa. Andin, yang merupakan Ibu dari dua anak kembar, yang kini berumur 16 tahun itu pun menghentikan langkahnya. Andin menatap lekat wajah Ganesa, wanita yang masih mengenakan seragam sekolah itu pun masih diam terpaku di tempat dia berdiri semula. "Mama, mau kemana?" Pertanyaan itu kembali Andin dapatkan, dari kembaran Ganesa, yang bernama Gaby. Andin menatap anaknya bergantian. "Mama akan pergi, kalian hiduplah bersama Papa, dia akan pulang seminggu lagi." "Ma, ini ada apa? Maksud Mama apa?" Ganesa kembali bertanya. Dalam hati, dia mulai merasakan, sesuatu telah terjadi di rumah tangga kedua orang tuanya. "Ganesa, kamu jaga adikmu, ya sayang." Andin berusaha memegang pipi anak sulungnya itu, namun Ganesa mundur dan menghindari sentuhan tangan Mamanya.
Baca selengkapnya
Papa Datang
Korban PerceraianPart2 Andin begitu menikmati kebersamaannya bersama kekasih barunya. Rasid memeluk tubuh ramping itu dari belakang, wanita yang sedari tadi menikmati keindahan sejuknya pegunungan itu pun terkejut dengan pelukan Rasid yang tiba-tiba. Andin tersenyum, dan merasakan detak jantung kekasihnya dengan perasaan yang sulit dia artikan. "Apakah anak-anakmu tidak marah?" bisik Rasid, di telinga Andin. Andin mengulas senyum, namun hatinya teramat nyeri. Mengingat, betapa pilunya wajah kedua putri kembarnya itu.Namun perasaan sakit itu segera dia tepis, Andin yakin, pilihannya sudah sangat tepat. "Mereka akan baik-baik saja! Papanya akan pulang besok, aku tidak perlu khawatir. Lagi pula, mereka bukan anak bayi lagi, mereka sudah tumbuh dewasa." Rasid tersenyum, dan mengeratkan pelukannya. "Terimakasih, sayang! Aku mencintaimu," bisiknya lagi. "Aku juga," sahut Andin. Rasid membawanya ketempa
Baca selengkapnya
Papa Juga Pergi
Korban PerceraianPart3 "Hai cantik, kamu pasti Ganesa," ucap wanita berambut sebahu itu, lalu dia memeluk lengan lelaki yang mereka sebut Papa. "Siapa?" tanya Ganesa dengan tatapan dingin. Hati kecilnya mulai curiga. "Ganesa, dia Maura! Istri baru Papa," jawab Zaki, Papa si gadis kembar. Bagaikan petir di siang hari, rasanya menyambar tepat di hati gadis itu. Remuk dan hancur. Lelaki itu berkata dengan tersenyum. Meskipun dia meragu, namun dia tetap memberanikan diri, membawa Maura, dan memperkenalkan wanita itu pada anak-anaknya. Ganesa berusaha menahan diri dan tetap bersikap tenang, meskipun dia ingin sekali kini mengamuk. "Sejak kapan?" tanya Ganesa dengan mengernyit. "Sini, peluk dulu dong! Kamu jangan seperti wartawan, langsung main wawancara. Memangnya, kamu tidak kangen pada Papa?" tanya Zaki pada Ganesa. "Jangan mau, Kak! Papa penyebab Mama jahat." Ganesa tersentak, mendengar Gaby berteriak.
Baca selengkapnya
Di Bully
Korban PerceraianPart4 Bullying di sekolah pun mulai mereka terima, kebencian yang Naura tanamkan di hati teman-temannya, begitu dalam kepada si Kembar, yang bahkan juga menjadi korban kegagalan orang tuanya. Danur berlari ke ruang kelas Ganesa.  "Nesa," teriak Danur, dengan napas tersenggal, dia berusaha mengatur laju napasnya. Semua menoleh ke arah lelaki berwajah blasteran itu.  "Gaby, dia di bully di dalam kelas," ucapnya. Ganesa menghempas sobekan foto di tangannya. Dia pun langsung berlari kencang, tanpa perduli dengan teriakan kawan-kawannya yang mentertawakannya. Ganesa berhenti tepat di depan ruang kelas Gaby. Adiknya yang malang itu, masih menggendong tas di kedua bahunya. Rambut hitam panjangnya yang semula terikat dengan rapi, kini terurai berantakan. Di atas kepalanya, di penuhi telur busuk dan juga tepung putih yang merebak mewarnai rambut. Gaby terisak, sambil menyeka air matanya. Bajunya te
Baca selengkapnya
Sakit
Korban Perceraian Part5 Ganesa tercenung di depan jendela kamarnya, terkadang, dia sesekali melirik jam dinding yang ada di dalam kamar kecil miliknya. Akankah yang di katakan Ibunya itu sungguh-sungguh. Bahwa Gaby, akan di bawa pergi. Ganesa menggeleng, berharap prasangka nya salah. Ganesa masih meyakini, Ibu nya hanya emosi sesaat, dia tidak akan tega memisahkan Gaby dan Ganesa. Namun, lagi-lagi masalah tega mengusik hati Ganesa. Meninggalkan mereka berdua saja Ibunya tega, apalagi memisahkan mereka, itu hal mudah bagi Ibunya. Hati Ganesa mencelos, bulir bening menemani hari nya yang menyakitkan. Entah kenapa, rasanya dia semakin berkecil hati, meskipun Ganesa selalu berusaha kuat.  "Mengapa mereka seakan menghindariku? Apa salahku sebagai anak? Mengapa aku di lahirkan, jika hanya untuk di sia-siakan." Batin Ganesa terus bergejolak, ada rasa sakit yang tidak mampu dia ucapkan.  Bahkan air mata sekalipun, ti
Baca selengkapnya
Terusir
Ketika Mama dan Papa PergiPart6Ganesa menatap daun pintu, dirasa sudah aman, dia pun perlahan melepas jarum inpus yang tertancap di tangannya."Nesa, apa yang kamu lakukan?" tanya Nuna."Shutt ...." Ganesa memberi isyarat diam. "Kita harus keluar, aku nggak mau berhadapan dengan Dokter itu lagi.""Taa-pi." Nuna kebingungan. Dia berniat menahan Ganesa, namun dia takut menyinggung hati sahabatnya itu.Nuna berpikir, mungkin Ganesa tidak ingin merepotkannya, padahal dia sama sekali tidak keberatan menolong Ganesa. Ganesa mengajak Nuna keluar ruangan dengan hati-hati. Mereka melangkah dengan tenang, seperti orang-orang lainnya yang berlalu lalang, di koridor rumah sakit.Hingga sampai di parkiran, kedua gadis itu bergegas meninggalkan halaman rumah sakit.Ganesa dan Nuna menaiki taksi online, yang sudah di pesan Nuna.Nuna menatap Ganesa sesaat. "Ehem, Nesa, tadi kenapa mengaku yatim piatu?" Nuna bertanya dengan p
Baca selengkapnya
Perpisahan
Korban Perceraian Part7 "Tolong, tolong beri saya waktu," pinta Ganesa, dengan wajah mengiba. Luka dihatinya kian menganga, bahkan dia tidak tahu lagi bagaimana cara mengobatinya. Laki-laki suruhan Maura itu mendengkus, sembari membuang ludah di samping Ganesa. Lelaki itu berkacak pinggang, sembil menunjuk-nunjuk wajah Ganesa. "Kamu pikir kita lagi bernegoisasi? Aku ini disuruh untuk mengusir kamu dari tempat ini, kamu paham nggak sih!" bentaknya. Suara kasar itu mengundang Rohmah tetangga Ganesa untuk keluar. Rohmah yang baru pulang dari kebunnya itu pun bergegas menuju pekarangan rumahnya, mencari asal suara orang ribut yang mengganggu telinganya. Rohmah amat terkejut, melihat Ganesa yang menangis, sembil duduk di tanah. Sedangkan beberapa tetangga lainnya, hanya melihat kejadian itu di balik jendela, tanpa ada niatan untuk mendekat. "Ganesa, ini ada apa sayang?" tanya Rohmah, s
Baca selengkapnya
Perayaan Perpisahan
Korban PerceraianPart8 "Nak Ganesa, Ibu tahu kamu anak yang kuat dan hebat. Ibu, para Guru dan semua murid di Sekolah ini, bangga sama kamu sayang."  Retno berkata sambil terisak, hatinya perih, kala memeluk tubuh gadis tomboy ini yang bergetar hebat. Namun tidak ada terdengar isakan tangis darinya. Retno mengurai pelukan, semua mata tertuju pada Ganesa. "Dalam hidup ini, seperih apapun keadaannya, berjanjilah, bahwa Ganesa akan terus semangat dan sukses kedepannya nanti."  Ganesa tersenyum getir. "Ibu jangan khawatir." Hanya itu yang dia katakan. "Berjanjilah, Nak!" pinta Retno penuh harap. "Insya Allah! Apapun yang terjadi, Ganesa berpasrah pada Si Pemilik Kehidupan." Naura memandangi Ganesa tanpa iba, api dendam masih membara dihatinya. Meskipun tidak sebesar dulu lagi. Namun begitu dalam tertanam di hatinya, bahwa Ganesa dan seluruh keluarganya, adalah orang yang bersalah di retaknya r
Baca selengkapnya
Kamu Dimana?
Korban PerceraianPart9 "Hamil," gumam Andin. Wanita itu menatap lekat alat test kehamilan di tangannya. Garis merah dua itu, berhasil membuat Andin gusar. "Bagaimana hasilnya?" tanya Rasid, lelaki yang masih berstatus suami wanita lain itu bertanya dengan penasaran. Andin berdiri di muara pintu kamar mandi. Kemudian dia menyodorkan hasil testpack itu, kepada Rasid. "Apa? Hamil," pekik Rasid. "Kenapa kamu begitu terlihat syok? Apa ada yang salah?" tanya Andin, wanita itu mulai merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Hanya menatap lekat wajah sang kekasih saja, dia sudah merasakan sesuatu yang tidak beres. "Gugurkan saja! Aku tidak menginginkan anak ini," kata Rasid, sembari melempar asal, benda pipih itu. "Mas, apa maksud kamu?" teriak Andin. "Ini darah daging kamu, Mas. Aku nggak mungkin menggugurkannya, kamu harus tanggung jawab." Rasid menatap Andin dengan tatapan remeh."Tanggung jawab bagaimana? Bukankah k
Baca selengkapnya
Niat Jahat
Korban PerceraianBab10 Andin merasa telah menjadi Ibu yang gagal. Bahkan, kini buah hatinya tidak tahu ada dimana. Sejauh kaki melangkah, Andin tetap tidak menemukan jejak Ganesa sama sekali. Bahkan menghubungi nomor Zaki pun, sudah tidak bisa lagi. Entah bagaimana, sepertinya nomor Andin, masuk dalam daftar tolak otomatis di ponsel Zaki. Andin terpaku dengan kegagalannya sebagai seorang Ibu. Sedangkan di rumahnya, Rasid begitu bahagia. Bagaimana tidak, dengan leluasa, dia meneguk madu muda, yang ditinggalkan Ibunya begitu saja.  Bagi Rasid, Gaby cantik dan mempesona, juga menggairahkan. Bodoh, jika dia memberinya makan, namun tidak bisa meneguk madu manisnya. Apalagi, Rasid bukan Ayah kandungnya. Hanya pacar Ibunya, yang diberi kesempatan, untuk menikmati anaknya juga. Rasid sangat terbuai, dan ketagihan, dengan rasa manis yang dia isap dari gadis muda, yang kini tanpa sadar, sudah kehilangan kehormatannya.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status