Anomali Afeksi

Anomali Afeksi

Oleh:  yuzuru  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
910Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Terkadang takdir sering mengajak bercanda. Nadia Oktaviani Sanjaya hanyalah gadis biasa yang menyimpan luka sehingga dia lupa cara membuka pintu hati dan hidup bagai si kayu lapuk. Di satu sisi, Davin Mahesa Gautama, seorang kapten voli terkenal di sekolahnya, tiba-tiba memaksa masuk ke dalam hati Nadia. Pertanyaannya, untuk tujuan apa Davin memaksa masuk? Bahkan Nadia sendiri belum bisa menemukan jawabannya. Akankah takdir yang mempersatukan mereka? Atau ... takdir juga akan memisahkan keduanya? **** Written by Yuzuru.

Lihat lebih banyak
Anomali Afeksi Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
5 Bab
Mentari dan Kayu Lapuk
“Menurut kamu, apa makna menjadi manusia?” Margaret tiba-tiba saja melempar sebuah pertanyaan serius kepadaku. Aku mengernyit sembari menatap Margaret dengan penuh selidik.   “Kamu istirahat harus banget bahas yang berat?” tanyaku, langsung menunjukkan sikap tidak terima ketika jadwal santai di jam istirahat begini diganggu.   “Jawab dulu.” Kalau sudah begini, aku paham betul. Mau tidak mau, Margaret harus kujawab.   “Jadi manusia … itu berarti kita akan menderita,” kataku, lantas mengetuk meja di hadapan beberapa kali. “Hidup di dunia itu … menyedihkan, ya?”   Bagiku, hal paling menyebalkan di dunia ini adalah sendu dan pilu. Namun, ada satu hal lain yang membuat aku ingin menghentikan waktu agar tidak lagi berjalan adalah ketika harmoni dalam kehidupan telah hilang.   Barangkali semesta sering tertawa di atas lara yang kuderita. Barangkali pula, burung-burung tengah bernyanyi r
Baca selengkapnya
Terus Berusaha
Serupa bagaimana takdir yang tidak dapat ditebak akan pergi ke mana, aku juga tidak bisa menebak Davin. Ke mana langkah yang akan dia ambil, apa tindakan selanjutnya, maupun apa isi pikiran lelaki populer satu itu. Aku tidak pernah bisa tahu maupun menebak hal begitu karena aku bukan seorang cenayang, lho. Sejujurnya, kupikir perkataan Davin kapan lalu hanyalah sebuah senda gurau belaka. Namun, aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan benar-benar datang kembali kepadaku. Aku jadi bertanya-tanya; mengapa aku? Lihatlah bagaimana kami sangat kontras dan berkontradiksi. Sudah seperti dua kutub magnet yang tidak seharusnya saling menarik. Davin kutub positif, aku kutub negatif. Lantas, mengapa kutub positif sepertinya berusaha menarikku? “Hai, Nadia, sekarang sudah mau kasih nomor WA-nya belum?” Lihat, ‘kan? Aku masih tidak mafhum. Sejak di hari awal Davin mengajakku berkenalan, dia sud
Baca selengkapnya
Anomali
Hidupku sangat berubah ketika Davin memilih mendekat, bahkan berniat untuk bergabung. Biasanya, aku selalu sendiri di setiap waktu. Bahkan di hari Sabtu, saat beberapa individu saling berkencan, aku justru berdiam di rumah untuk menonton. Sayangnya, kehidupan tenangku di hari Sabtu harus berakhir karena Davin secara tiba-tiba muncul di depan rumah sambil berucap kepada ibuku, “Tante, apa saya boleh mengajak Nadia berjalan-jalan?” “Memangnya ingin ke mana, Nak Davin?” Ibuku menyahuti. “Cuma mau berkeliling Kota Jakarta dan kalau Nadia ingin ke mana, saya bersedia menemani, Tante.” Oh, hei, tunggu. Tidak adakah yang berniat bertanya soal pendapatku? Sebab, seseorang yang akan diajak nantinya adalah AKU, lho. AKU. “Vin, ngapain sih kok tiba-tiba ngajak jalan?” Kesal, aku langsung bertanya tanpa basa-basi. “Ng
Baca selengkapnya
Aral Gendala
Menurutku, beberapa orang di dunia ini sangatlah tidak penting dan tidak punya pekerjaan. Sebab, mereka saling berlomba untuk menjadi orang nomor satu saat ada gossip tersebar bak lonceng yang berdenting. Untuk kali ini, aku adalah korbannya. Sejak aku tiba di sekolah ini, pemandangan yang kulihat adalah siswa-siswi saling berbisik sambil melihat ke arahku. Mereka bergiliran melirikku seolah aku ini binatang menjijikkan yang pantas untuk mereka hina dalam diam. “Kalian tau nggak, sih, Nadia itu ternyata cewek penggoda banget,” ucap salah seorang cewek yang mengomando obrolan tentangku. “Kenapa gitu?” “Iya! Soalnya dia genit dan godain Davin melulu. Nggak nyangka ternyata dia murahan, ya.” Oh, hei, sejak kapan kesimpulan itu kalian berikan kepadaku? Sejak kapan pula, aku menggoda Davin? Justru dia yang terus-menerus datang kepadaku! 
Baca selengkapnya
Usaha Rekonsiliasi
Sudah TIGA HARI lamanya, aku dan Davin tidak saling bertegur sapa. Tidak juga saling bertukar obrolan melalui sosial media. Alasannya? Aku mengacuhkan dia! Bahkan, semua kontak Davin telah aku blokir. Aku sudah benar-benar tidak peduli. Mendengar namanya pun, aku tidak sudi. “Nadia, Nadia, kamu nggak mau ambil tindakan ke mereka yang masih ngomongin kamu kah? Mereka sudah keterlaluan, lho.” Indira, si kawan sebangku, baru saja berbisik; atau sebenarnya mencoba memengaruhi. Yah, para kampret itu masih membicarakanku soal menjadi bahan taruhan Davin and the gang. Kalau boleh berkata jujur, aku tidak terlalu peduli tentang mereka yang membicarakanku. Aku hanya kecewa terhadap Davin karena ternyata dia tidak sedewasa itu. “Ah, enggak mau. Biarin aja. Nanti juga capek sendiri,” jawabku, mencoba acuh tak acuh pada sekitar. “Kamu seriusan mau diem aja? Nggak sakit hati memangny
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status