Dilamar CEO Kejam

Dilamar CEO Kejam

By:  Chocotics  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings
30Chapters
3.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Saya datang ke sini karena ingin melamar Celindia, Anak Om Rio." What the-- Celindia Putri Pratama, Gadis berumur 21 tahun yang baru saja melakukan wisuda itu terkejut karena kedatangan seseorang yang tiba-tiba. Pria itu datang untuk dirinya, melamar Celin. Dengan berkilah bahwa itu adalah salah satu permintaan Nenek Pria itu, akhirnya Celin menerima lamaran itu. Bukan hanya itu saja sebenarnya alasan Celin untuk menerima Pria yang tidak Ia kenal, Papa dan Mamanya juga memaksa Celin untuk menerima lamaran Pria itu. "Aku ... menikah dengan cowok itu? Yang bener aja." Bagimana kisah Mereka nanti? Bagaimana kehidupan kedua manusia yang sifatnya sangat bertolak belakang itu? Celindia si gadis bar-bar dan cerewet, sedangkan Keindra si pria dingin tak tersentuh. Akankah kebahagiaan menanti mereka saat satu persatu masa lalu kelam Keindra terungkap? Apakah Celindia memilih untuk bertahan? Atau mengikuti kata orang tuanya? Ikuti terus kisah Celindia dan Keindra di novel 'Dilamar CEO Kejam'

View More
Dilamar CEO Kejam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Keynan7127
Melipir di mari, gas alon-alon
2022-04-18 07:33:52
2
user avatar
Rosee
lanjut kak hehe
2022-01-25 22:03:43
2
user avatar
Aeris Park
ceritanya seru, semangat Kak ... (⌒▽⌒)
2022-01-25 20:20:58
3
30 Chapters
Chapter 1 : Celindia
Celindia Putri Pratama, Anak kedua dari pasangan bernama Algantario Algres Pratama dan Kalana Riana Pratama. Memiliki saudara kandung, kakaknya yang bernama Algestrio Putra Pratama.    Celindia baru saja melakukan wisuda sarjana satu nya minggu kemarin, Ia sekarang menjadi pelayan di kafè yang cukup terkenal. Rio--Ayahnya pernah menyarankan gadis itu untuk bekerja bersama kakaknya di perusahaan Rio, tapi Celin menolak.    Ia berkata bahwa Ia tidak cocok dengan bisnis, lagi pula, Ia lebih suka bekerja yang ke sana kemari. Katanya lebih menyenangkan dari pada harus duduk di kantor dan bertatapan dengan kertas-kertas berwarna putih, Rio dan Kalana--Ibunya Celin hanya mengikuti saja perkataan anak kedua mereka itu.    "Celin," panggilan itu membuat sang pemilik nama menoleh.    "Kenapa Anjani?"    "Tolong gantiin gue di sini bentar ya, gue kebelet nih." ucap
Read more
Chapter 2 : Tamu
"Celin pulang!" teriak Celindia saat memasuki rumahnya yang cukup besar.    "Berisik!" Celindia mengalihkan pandangannya ke arah ruang keluarga.    Ia mengerutkan keningnya. "Abang? Kok udah pulang?"    Alges--sang kakak dari Celindia mendelik ke arahnya.    "Enggak seneng abang pulang?" tanya nya dengan sinis kepada Celindia yang sudah duduk dengan posisi kaki menyilang di sampingnya.    "Astaghfirullah, soudzon mulu sama adek sendiri. Heran deh."    Alges mengangkat bahu acuh lalu kembali menonton.    Celindia melemparkan pandangannya. "Mama sama Papa mana, bang?"    "Papa diruang kerja, mama didapur." Celindia mengangguk lalu menyomot camilan yang berada di pelukan Alges.    Alges melotot lalu menjauhkan toples dari adiknya yang rakus. 
Read more
Chapter 3 : Dilamar
 "Ha?" beo ketiganya.    "Pelanggan kafè?" tanya Rio dengan nada heran.    "Iya Pa, dia pelanggan hari ini di kafè tempat Celin kerja." jelas Celindia.    Rio tertawa, "Berarti dia enggak ingat, Pa." kata Alges yang juga ikut tertawa.    Celindia menatap ketiganya dengan heran, memangnya apa yang yang salah dan harus di tertawakan. Ia memang benar, pria di depannya ini--si pemuda sukses yang menjadi pelanggannya hari ini.    "Celin," Celindia menatap ke arah Kalana.    "Cowok yang di depan Kamu ini adalah teman masa kecil Kamu, mungkin Kamu enggak ingat karena itu udah lama banget. Tapi, Kita masih ingat, waktu itu Kalian masih kecil-kecil." jelas Kalana.    Sedangkan Celindia hanya manggut-manggut, walau memang benar kalau Ia sama sekali tidak ingat. Lalu Rio kembali bersuara, Ia menatap Keindra.&n
Read more
Chapter 4 : Permintaan terakhir
"Kamu mau kan, sayang?"    "Tolong Oma ya sayang, Oma gak pengen punya cucu menantu selain Kamu. Oma cuman mau Kamu jadi cucu menantu Oma," kata Amara dengan memegang tangan Celindia.    Amara lalu terbatuk karena merasa lehernya yang kering, makin lama batuk wanita itu makin tak terkontrol. Keindra yang melihat itu dengan sigap keluar, lalu tak lama Keindra kembali dengan dokter di belakangnya.    Keluarga Pratama menyingkir termasuk Celindia, memberikan ruangan untuk dokter memeriksa kondisi Amara.    Setelah beberapa menit kemudian, dokter itu menatap Keindra dengan lamat. Keindra dan keluarga Pratama memang tidak keluar dari ruangan itu, dokter itu lalu mendekat dan memegang pundak Keindra.    "Maaf, tapi Saya enggak sengaja dengar pembicaraan Kalian tentang pernikahan. Saya pikir, tolong turuti saja permintaan terakhir Nyonya Amara."  &n
Read more
Chapter 5 : Cerita masa lalu
"Celin udah bilang kalau Celin gak mau, Celin belum mau nikah, Pa, Ma." kata Celindia saat mereka memasuki rumah.  "Celin," panggil Rio kepada anak gadisnya yang akan masuk ke kamarnya.  "Sini, Papa mau ngomong." dengan gerakan malas, Celindia melangkah lalu duduk di samping Rio.  Yang duduk di sofa itu adalah Celindia, Rio, dan Alges. Kalana pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam, Rio menghela napas lalu membuka suara.  "Kamu gak heran kenapa Papa sama Abang pulang cepat?"  Celindia mengerutkan keningnya, benar juga. Padahal tidak biasanya Ayah dan Kakaknya pulang di sore hari, paling cepat mereka pulang saat hari menjelang malam.  "Emangnya kenapa, Pa?"  "Perusahaan udah di ujung tanduk, saham Papa turun drastis." jawab Rio membuat Celindia terdiam kaku.  "Klien-klien Papa banyak yang batalin kerja sama, Kita hampir bangkrut."  "Ya terus apa hubungannya sama Ce
Read more
Chapter 6 : Menikah
"Mama tunggu di meja makan ya, udah waktunya makan malam." Kalana lalu pergi dari kamar anaknya.  Celindia terdiam setelah mendengar semua perkataan Kalana, sebenarnya bisa saja Ia hidup sederhana. Tapi mungkin keluarganya tidak bisa, dan perusahaan Papanya juga sudah hampir jatuh.  Celindia tidak ingin menjadi anak dan saudara yang egois, tapi tidak dengan menikah.  "Kenapa harus nikah juga sih," gumamnya pelan.  Ia menghela napas, selama ini Rio dan Kalana tidak pernah memaksanya melakukan sesuatu. Mereka bahkan sangat memanjakan Celindia, kedua orang tuanya bahkan setuju saat Celindia memutuskan untuk bekerja di cafè dari pada membantu Alges di perusahaan.  Ia lalu keluar dari kamarnya, saat sudah di ruang makan, Celindia melihat mereka sudah berkumpul tapi masih belum mulai makan. Mereka menunggu Celindia, ini juga salah satu hal yang Celindia sukai tapi kadang membuatnya kesal.  Itu membuatnya yang te
Read more
Chapter 7 : Kepergian Amara
Keindra mengecup dahi perempuan yang kini sudah berstatus istrinya, Keindra berkata bahwa ijob qobul tidak di buat meriah karena mengingat kondisi Amara yang semakin memburuk. Rio dan Kalana memaklumi, walau pun ada sedikit rasa sakit saat tahu pernikahan anak mereka tidak akan semeriah pernikahan orang lain.    "Celin," panggil Amara dari brankarnya.    Kini yang di ruangan itu tinggal keluarga Pratama, Keindra, dan Celindia yang sudah sah menjadi anggota keluarga Aldres. Celindia yang sedang duduk di sofa ruangan itu beranjak dan duduk di samping Amara, Amara memegang tangan cucu menantunya.    "Makasih ya sayang, kamu udah mau kabulin permintaan terakhir oma." Celindia menggeleng, mendengar kata-kata Amara membuat perempuan itu sedikit emosional.    "Bukan permintaan terakhir oma, karena oma akan sembuh." Amara tersenyum tipis.    "Enggak salah oma pil
Read more
Chapter 8 : Berangkat
Celindia bangun dengan badan yang segar, walaupun terbilang kaya, Ia tidak pernah sekali pun menginap di hotel. Rio memang selalu mengajarkan anaknya hidup hemat, tidak ada yang tahu takdir akan membuat mereka jatuh atau terbang.    Gadis itu mengedarkan pandangannya, Keindra tidak ada. Masih mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi, Celindia memutuskan untuk bersandar di kepala kasur.    CEKLEK    Pintu terbuka menampilkan Keindra yang sudah mengganti pakaiannya dengan jaket hitam, Celindia menatap Keindra yang juga menatapnya datar.    "Siap-siap, sedikit lagi kita berangkat." kata Keindra dingin.    "Ha?" beo Celindia yang masih belum sadar.    Keindra menatap tajam, Ia mendekati Celindia. Celindia yang akhirnya menyadari keadaan tersadar, Ia menatap awas Keindra yang berada di depannya.   
Read more
Chapter 9 : Merindu
Celindia turun dari mobil, Ia kembali mengagumi pemandangan di depannya. Sedari tadi, saat di mobil, gadis itu selalu berdecap kagum dengan kota Chicago. Ia sekarang tengah berdiri di depan rumah yang menjulang tinggi, sangat besar dan memiliki halaman yang luas.  Tidak perlu bertanya lagi, Ia tahu ini pasti adalah rumah suaminya. Ia melangkah mengikuti Keindra memasuki rumah besar itu, sama seperti saat di rumah sakit, Ia kembali melihat orang-orang besar berpakaian hitam dan alat pendengar berkabel di telinga mereka.  Bahkan ini lebih banyak dari yang di rumah sakit, lagi-lagi Celindia berdecap kagum. Ada sekitar sepuluh orang pelayan yang berpakaian rapi dan sama, berdiri di samping-samping diantara pintu besar rumah itu.  "Selamat Datang Tuan Aldres," sambut mereka dengan kompak.  Melihat mereka yang membungkuk, spontan Celindia ikut membungkuk. Itu karena Celindia tidak biasa
Read more
Chapter 10 : Mengenal Keindra Lebih Dalam
Pagi harinya, Celindia sudah berkutat dengan perabotan dapur. Gadis itu berencana membuatkan sarapan untuknya dan untuk Keindra, omong-omong soal Keindra, ia belum melihat pria itu sejak kemarin saat Celindia di antar Meri ke kamar barunya.  Beberapa pelayan sempat menghentikan Celindia untuk memasak, namun Gadis itu tetap memaksa untuk memasak sendiri. Ia bahkan tidak membiarkan Meri ikut membantunya, Celindia sekarang sedang mencoba menjadi Istri yang baik.  "Astaga!" ujarnya terkejut.  Celindia di kejutkan oleh minyak kelapa yang memancar ke segala arah, Ia jadi lebih waspada. Rencananya Ia mau membuat nasi goreng khas Indonesia, makanan yang selalu Kalana masakkan untuknya dan keluarganya.  "Kenapa, Non?" Meri datang dengan terbirit-birit.  Ia melihat Celindia yang maju-mundur di depan kompor elektronik berwarna putih itu, di atasnya terdapat wajan ya
Read more
DMCA.com Protection Status