GADIS NAKAL ITU MILIKKU!

GADIS NAKAL ITU MILIKKU!

By:  Ana Sue  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
52 ratings
121Chapters
52.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Content Warning 21++ Kedua lutut Grace terasa lemas, dia pun jatuh berlutut. Tak pernah disangka, dia akan dipermalukan seperti saat ini, tak ada lagi kata-kata konyol, makian, atau ketololan yang biasa Grace lakukan terhadap Edward. Edward berlutut di belakang Grace, kedua tangannya memegang bahu Grace, “Berbaliklah, lihat aku,” ujar Edward, nada suaranya melemah. Grace berbalik, kedua matanya benar-benar sudah merah. Entah mengapa kondisi saat itu berbeda dengan pertama kali dia bertemu Edward, tak ada perasaan malu atau terhina seperti yang dirasakannya sekarang. "Kau sudah puas?” Edward tak banyak bicara, menarik tubuh Grace ke dalam dekapannya, "Maafkan aku, maaf ... kumohon.” "Kenapa?” "Sssht ... diamlah, biarkan aku memelukmu, bukan seperti ini yang kuinginkan, kenapa kau selalu membuatku kesal dengan semua tingkah lakumu?!” "Kau tak menginginkannya, Ed?” "Apa maksudmu?” Edward memejamkan kedua matanya, menarik kepala dan mencium kening Grace. "Tidak, bukan ini yang aku mau, aku terbawa emosi. Grace, entah kenapa setiap aku melihat Kevin menyentuhmu, dadaku terasa sesak, dan kau membuatnya semakin parah. Aku tak mengerti perasaan apa ini.”

View More
GADIS NAKAL ITU MILIKKU! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Shelly Trist's
Ga lanjut nih??
2023-02-17 23:27:59
0
user avatar
Friko Matius
cerita selanjutmya masih di sambung kah ?apa ada novel lanjut ?
2022-06-04 11:41:36
0
user avatar
Hakayi
Keren ceritanya.
2022-05-06 18:28:50
1
user avatar
CahyaGumilar79
Keren Thor,
2022-03-09 15:29:42
1
user avatar
Ana Sue
Bantu dukung novel ini dengan Mengirimkan gems, bagi pengirim gems terbanyak akan diberikan novel cetak saya secara GRATIS (ongkir ditanggung saya pribadi) hanya untuk 3 orang ya. Saya perpanjang satu minggu lagi dari sekarang :)
2022-02-19 02:56:32
1
user avatar
Ana Sue
Yuk kirimkan gems sebanyak-banyaknya, akan saya pilih 3 orang teratas untuk mendapatkan novel fantasi cetak saya secara GRATIS (ongkir ditanggung oleh saya) tinggalkan juga review dan bintang kalian di sini, ya :)
2022-02-15 01:15:56
3
user avatar
Caramello
lanjut bab 103 kk
2022-02-14 00:28:43
1
user avatar
ErliyaA
tak menyadari datangnya cinta atau perlahan jatuh cinta, tapi gengsi mengakui Edw? aku dah mampir Mbak ...
2022-02-11 20:39:09
3
user avatar
Ana Sue
Bagi pengirim Gems terbanyak akan saya bagikan novel cetak saya secara GRATIS, dan hanya berlaku untuk dua orang ya :)
2022-02-10 16:36:48
3
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya keren dan menarik pokoknya sukses untuk penulisnya dan juga karyanya. Salam dari Sang Pendekar
2022-02-09 12:49:55
2
user avatar
Kenong Auliya Zhafira
Eh, buset udah 97 bab aja. Ngiri aku..........
2022-02-07 19:29:19
1
user avatar
CahyaGumilar79
Jangan dulu tamat... masih suka
2022-02-05 19:45:14
1
default avatar
aqilabilqisqonita
Berguru jadi nuckul ahhh.........
2022-02-04 22:30:20
1
user avatar
Ayodya
gak kerasa udah bab 90 kk. semangat update kk
2022-01-24 04:40:02
0
user avatar
Naily L
cerita yang menarik:) semangat kak:)
2022-01-19 18:55:04
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
121 Chapters
Bab 1 : Grace
Avery Street, Detroit, 21st January 2019 Grace masih belum mendapatkan bus yang akan membawanya ke tempat kerja, tangannya dimasukkan ke dalam saku mantel tebal, bibirnya membentuk bulatan, kepulan asap mengepul dari bibir. Musim dingin masih belum berakhir, dan dia sadar, keuangannya mulai menipis, bahan makanan pun berkurang, sedangkan kedua orang tua Grace tidak memiliki pekerjaan tetap. “Grace!” Mendengar namanya dipanggil, Grace menoleh. Seorang gadis berlari-lari kecil menghampirinya, dia itu Natalie, sahabat dari kecil Grace. Sama-sama orang susah yang tinggal di tempat kumuh, tak jauh dari sebuah klub malam di mana para pelacur-pelacur mengais rejeki tiap malamnya “Aha, kukira kau sudah berangkat lebih dulu.” Grace menyambut tepukan tangan Natalie. Toss. “Sepertinya ... aku akan berhenti bekerja di toko kue, aku ingin melamar bekerja di sebuah coffee shop, mereka bilang gajinya lebih besar dari toko kue itu. Bagaimana menurutmu
Read more
Bab 2 : Aku Masih Normal!
Edward mengajak Vanes ke sebuah bar, dan mereka hanya duduk, minum beberapa botol bir tanpa melakukan hal lain. “Hey, kita berdua di sini, seperti pemuda tolol yang hanya bisa menyaksikan tarian erotis dari penari bugil di depan panggung. Ed, apa kau tak ingin bercinta dengan mereka?!” tanya Vanes setengah berteriak karena lagu-lagu yang diputar di dalam klub malam benar-benar kencang. Edward hanya mengangkat kedua alisnya dan menggeleng. “Aku bilang, apa kau tak ingin bercinta dengan salah satu penari bugil di depan sana?!” Sebetulnya Edward sudah dengar tapi malas menjawab. Bercinta dengan penari bugil? Membayangkannya saja tak pernah, membuat Edward bergidik lebih dulu. Terlalu beresiko! “Kau saja yang bercinta dengan mereka!” jawab Edward. “Kurasa ... sebentar lagi kau benar-benar jadi tak normal!” “Apa pedulimu?!” “Jika kau tak normal, aku tak bersedia menjadi pasanganmu!” “Bangsat!” “Hey, Ed, lihat
Read more
Bab 3 : Gara-Gara Hutang
"Hey bangun!" teriak Edward tepat di telinga Grace. Gadis itu tertidur nyenyak di atas tempat tidur besar milik Edward, mengorok pula. Edward lebih memilih tidur di atas sofa, semalaman dia tak tahan dengan dengkuran Grace yang mengganggu telinganya, sehingga memutuskan pindah ke sofa dan menjauh dari Grace.  Grace mengucek kedua matanya, kesadarannya belum pulih benar. "Begitu caramu membangunkan seorang tamu?" Edward melotot, rahangnya mengeras, ditatapnya Grace dengan tajam dan berkata, "Heh, jadi kau mau tidur sampai kapan? Aku punya banyak urusan, aku antar kau pulang!" "Ck, apa kau tak pernah bisa berbicara dengan lembut? Kurasa, di rumahmu semuanya tuli, ya?" "Gadis tolol, cepat sebelum aku naik darah, pakai kembali bajumu. Tadi aku sudah menyuruh laundry apartemen untuk mencucinya untukmu." Sebegitu perhatiannya Edward. Selama ini dia tak pernah peduli dengan yang namanya perempuan. Apalagi sampai rela menawarkan d
Read more
Bab 4 : Jangan Pancing Emosiku!
Meski mukanya terlihat babak belur sehabis beradu otot dengan dua laki-laki setan, Grace tetap bekerja. Natalie yang melihat wajah Grace berantakan tak karuan, mengerutkan keningnya, dan dengan hati-hati Natalie bertanya tanpa berani menatap wajah Grace.  "By the way, kenapa dengan wajah dan bibirmu?" Grace yang sedang memajang kue-kue display di showcase, menoleh, "Oh, ini maksudmu?" dia menunjuk pipi dan bibirnya,"Ada orang gila mengamuk di rumahku," lanjut Grace semaunya.  "Ayolah Grace, kau dan aku bersahabat sudah lama, aku tahu ada yang kau sembunyikan dariku, ceritakan siapa yang memukulmu?" "Ehm, dua penagih utang datang ke rumah. Aku bertengkar dengan mereka, lalu seperti ini jadinya." “Wah, siapa yang berhutang?” tanya Natalie penasaran. “Ayahku, tingkah lakunya memang konyol dan membuatku kesal. Sudahlah, tak perlu dibahas. Aku harus fokus mencari uang sebanyak sepuluh ribu dollar untuk mengganti uang terse
Read more
Bab 5 : Edward Cemburu?
Setelah selesai berdansa dengan ketiga pemuda tampan itu, Grace kembali ke meja di mana Edward hanya mendiamkan Natalie tanpa mengajaknya mengobrol sama sekali. Di meja terlihat satu botol bir yang sudah kosong, ditenggak habis sendiri oleh Edward. “Hey, Ed. Kenapa kau tak mau berdansa tadi?” “Apa urusannya dengan kalian?” jawab Edward tanpa menoleh sedikit pun. Kevin duduk di sebelah Grace, dan mengajak Grace ke meja billiard. Grace sama sekali tak menolak. Justru dia merasa senang, harapannya untuk berlama-lama dengan Kevin akhirnya terkabul. “Sepertinya Kevin lupa kalau dia sudah memiliki Natalie,” sindir Mark. Sindiran mengena tepat pada Edward. Edward tak bisa berkutik, perasaannya campur aduk, tak mungkin dia menyukai Grace hanya dalam beberapa hari. Mereka pun belum mengenal satu sama lain dengan baik, belum lagi keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda. Kevin agak terkejut ketika menyadari tepi bibir Grace memiliki luk
Read more
Bab 6 : Kevin Tak Tahu Diri!
Kampus besar dan megah milik keluarga Mark terlihat lain dari kampus pada umumnya. Kampus itu benar-benar luas, bisa membawa mobil mengitari seluruh areanya. Kampus itu memiliki sebuah danau di tengah-tengah, lapangan golf, kolam renang, dan fasilitas lainnya.  Keempat pemuda yang menamatkan kuliah dan menerima gelar dari kampus itu, terlihat berjalan beriringan masuk ke dalamnya. Semua mata tak lepas memandang keempat pemuda tampan dan keren itu.  "Kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke kampus?" tanya Mark yang tak mengerti jalan pikiran sahabatnya yang satu ini.  "Aku mau mendaftar," jawab Edward singkat.  "Kau mau menjadi mahasiswa lagi?" "Mark, orangtuamu pemilik kampus ini, kan? Aku mau memasukkan seseorang di kampus ini, dan aku akan membayar semua biayanya sampai orang itu selesai menamatkan pendidikannya." "Maksudmu siapa?" "Nanti kau akan tahu, yang jelas orang itu sudah kehilangan otaknya, dan sudah ta
Read more
Bab 7 : Desah Rindu Valerie
Setelah kejadian di Beacon Park, Edward tak mau menemui Kevin sama sekali. Kevin yang mengundangnya untuk datang ke resital piano tunggal miliknya di hari Sabtu ditolak oleh Edward mentah-mentah. Dia memilih sibuk dengan urusannya sendiri. “Jadi, Valerie kembali dari Jepang?” tanya Mark. “Ya, dia juga akan datang sebentar lagi menghadiri resital piano, berikan dia tempat khusus,” jawab Kevin lalu berlalu menuju ke belakang panggung. “Permisi, hai Mark, Van, maaf aku datang terlambat.” Seorang perempuan cantik, dengan rambut panjang berwarna hitam yang dibiarkan tergerai bebas, mengenakan gaun panjang berwarna merah maroon, mengambil tempat duduk kosong—yang memang sudah disediakan—di tengah ke dua pemuda itu. “Kau terlambat lima belas menit, Valerie,” ujar Vanes yang duduk di samping Valerie tanpa menoleh. Perempuan itu adalah seseorang yang selalu dipuja-puja Kevin, dia adalah guru piano Kevin, seorang pianis muda terkenal yang namanya selalu terpamp
Read more
Bab 8 : Make Over Grace
  Keinginan Grace untuk bekerja di sebuah klub malam sudah sangat bulat, beberapa bulan kemudian Grace mengajukan resign. Melalui bantuan James yang kebetulan kenal dengan salah satu manager klub tersebut, Grace bisa dengan sangat mudah masuk dan bekerja di sana. Grace melamar penjadi penari pool dance. Perihal hutang dengan Nathan—pemilik kasino—masih belum juga beres, dan kedua bodyguard bertampang jelek dan menyeramkan itu sesekali masih datang mengganggu Grace saat Grace ada di rumah. Bel rumah berbunyi berkali-kali, dan Grace yakin, pasti kedua orang itu lagi. Karena hanya mereka berdua yang sangat barbar menekan tombol bel semaunya. “Sudah kubilang—“ Grace terdiam tak melanjutkan kata-katanya ketika yang dilihatnya di depan pintu bukan kedua orang gila tersebut melainkan Edward. Edward terlihat tampan dengan pakaian casual. Musim dingin sudah berlalu beberapa bulan yang lalu, dan sudah beberapa bulan pula dia masuk ke dalam lingkara
Read more
Bab 9 : Gadis Cantik Itu, Grace?
Di tempat lain, di tepi sebuah danau. Kevin sedang berdiri, kedua matanya serius menatap ke tengah danau. Kevin berjalan menuju jembatan, kemudian duduk bersandar pada tiang. Dia merasa sepi, hampa, dan kosong. Memang tak selamanya uang mampu memberi kebahagiaan, sebetulnya dia iri dengan kebebasan dan keceriaan yang dimiliki Grace. Andai dia bisa memilih, dia memilih dilahirkan sebagai orang biasa.  "Hey." Kevin agak terkejut melihat kemunculan Mark di dekatnya. "Sedang apa kau di sini?" "Sedang apa? Kau lupa? Aku pemilik tempat ini berikut danau yang menjadi tempat lamunan jorokmu," jawab Mark sekenanya.  "Oh, kau pasti sedang mengecek sesuatu, sampai datang ke universitas, hal yang jarang sekali kau lakukan, Mark." "Tepat sekali, lelaki arogan berwajah tampan itu menyuruhku mengurus segala keperluan Grace, aku sendiri baru tahu kalau dia ingin memasukkan Grace ke sini. Entah apa yang ada di otaknya, aku benar-benar tak pah
Read more
Bab 10 : Jangan Menghilang Dariku
“Hi, ternyata ini kau, Grace,” sapa Kevin. Tak bisa disangkal, Kevin pun terpesona melihat perubahan Grace. Diperhatikannya Grace dari ujung kaki sampai ujung kepala, entah kenapa Grace terlihat sangat cantik di mata Kevin. “Kevin,” ujar Grace dengan nada gembira. Yes, ksatria tanpa kuda pujaan hatinya berdiri di hadapannya dan mengulurkan tangan, tanpa ragu Grace menyambut uluran tangan Kevin. Vanes menepuk dahinya sendiri. “Tidak untuk yang kesekian kali, baru tadi dia mengatakan bahwa dia sangat mencintai Valerie, dan sekarang naluri laki-lakinya tak bisa menahan godaan ketika melihat Grace,” kata Vanes sembari menyikut lengan Mark yang berdiri di sampingnya. Edward mengernyitkan dahi, tatapan matanya seperti tatapan ingin membunuh Kevin. Bagaimana bisa, Kevin membawa Grace ke mejanya tanpa permisi kepada Edward, itu benar-benar menginjak harga dirinya! Kali ini Edward tak banyak basa-basi, sembari melepas jas dan dasi—dilemparnya ke sofa—k
Read more
DMCA.com Protection Status