Dosa Termanisku

Dosa Termanisku

Oleh:  Skavivi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
274 Peringkat
161Bab
93.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Kamu tidak mencintaiku, tapi kenapa kamu lakukan semua ini untukku?” tanyaku pada Presdir Jaff Corporations. “Seperti katamu kemarin. Kamu menantangku agar tidak perlu jatuh cinta dan affair memang tidak membutuhkan cinta! Tapi hanya untuk keuntungan bersama.” Penolakan terus aku lakukan tapi memang memberikan kenikmatan duniawi itu mudah, yang sulit hanyalah menerima hasrat terlarang dari suami orang. Tapi segala-galanya yang ia berikan membuatku merasa terayomi. Lantas sanggupkah aku menjadi istri simpanan dan bertahan dengan dosa termanisku di saat semua orang mengetahui skandal kami dan kembalinya mantan kekasihku yang dulu?

Lihat lebih banyak
Dosa Termanisku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Retno Yanti
ceritanya menarik
2023-10-26 10:39:13
0
user avatar
N’dank Widianing
Aku padamu mbak Vivi cerita mu selalu bagus apik .........
2023-01-26 22:34:47
0
user avatar
Muti
Terima kasih mba Vivi untuk cerita Dosa Termanisku.
2022-10-27 06:31:47
0
user avatar
Elok Fatimah
Terima Kasih buat karyany, Ka? semngat berkarya.
2022-10-26 08:53:09
0
user avatar
ꪑ ꪊ ᡶ ỉ
Makasih mba Vi untuk up nya
2022-10-15 06:09:18
0
user avatar
morning glory
Mas Ardi kamu kok bikin aku jatuh cinta berkali2 sih
2022-10-09 20:58:05
0
user avatar
Sar Wanti
kangen juga Anna
2022-10-04 21:20:28
0
user avatar
Skavivi
Vivi minta maaf ya updatenya lama. Sebulan kemarin lagi di uji semesta dengan kesehatan yang menurun. Semoga teman-teman masih senantiasa menikmati cerita ini dengan baik. Salam sayang, Skavivi. more info ig : Skavivi_Selfish ^_^
2022-10-04 18:06:27
3
user avatar
Avy Ari
lanjutannya kok gak upadate
2022-10-02 10:46:22
0
user avatar
Hendy Warni
cerita yang sangat keren
2022-09-13 21:37:14
0
user avatar
morning glory
Selamat Pak Ardi atas kelahiran Putri pertamanya dari Anna
2022-09-06 06:36:10
0
user avatar
morning glory
kalo gak gila bukan Anna namanya ho ho
2022-09-03 10:39:58
0
user avatar
Hendy Warni
semangat thor
2022-08-25 17:54:13
0
user avatar
Hendy Warni
kelanjutan ceritanya sampai ke ending ditunggu thor..
2022-08-24 06:17:25
0
user avatar
Hendy Warni
cerita yang sangat bagus
2022-08-23 20:04:25
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 19
161 Bab
Bab 1
Aku berdecak kesal saat Dito menaruh banyak makanan di atas meja. "Kamu yakin Dit, aku harus makan sebanyak ini?" tanyaku dengan nada kesal. Bagaimana tidak, ia menaruh banyak junk food dan makan penuh karbohidrat meski aku sudah makan. Dito mengangguk tanpa ragu. "Kamu gak gendut-gendut, Beib! Kamu pasti cacingan!" cibirnya langsung tanpa tedeng aling-aling. Aku melotot. Mr.Berlebihan benar-benar nyebelin, tapi aku cinta dan setengah gila dengan segala risiko yang ada. "Aku mungkin cacingan, karena cacingnya yang obesitas kalau setiap hari kamu bawain makanan sebanyak ini!" sungutku sambil membuka bungkus chicken wing dan mengunyah isinya."Kalau gitu aku beliin obat cacing dulu!" Dito segera berlalu dari kamarku.Aku mendesah lelah. Saking cintanya, kadang-kadang Dito bisa berlebihan untuk menunjukkan bahwa ia sangat mencintaiku. Tapi terkadang sikap itu membuatku merasa tidak nyaman karena aku tidak bisa membalasnya dengan cinta yang sama besar dengan apa yang aku terima darinya.
Baca selengkapnya
Bab 2
Dito Andreas Dharmasyah keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk di atas betis. Aku menyesal melihatnya seperti itu, ia menjadi titik kulminasi pencapaian seksual ku selama ini. "Beib, kedip dong!" serunya dengan lantang. Ah, aku menunduk dan menelengkan kepalaku. Harusnya aku sudah biasa melihatnya seperti ini. Segar, basah sekaligus menggoda. "Kenapa?" Dito menangkup wajahku yang tersipu malu. "Biasa! Hanya satu yang kurang dengan hubungan kita." Aku tersenyum masam. Dito yang paham dengan maksudku, langsung mencium keningku lembut. "Sabar, Anna! Biarkan aku berpakaian dulu." *** Aku menggoyangkan lengan Dito. Laki-laki ini pasti paham dengan wajahku yang pias dan takut. Bu Susanti tidak pernah menyukaiku sementara putranya begitu memujaku. Keadaan ini benar-benar memusingkan kepala. Aku gamang. Dito mengulum senyum, tangannya menggandengku sebelum masuk ke dalam rumah orang tuanya. Aku gelisah, kerap kali aku mendapati tatapan sinis dari ibunya. Kadang pula
Baca selengkapnya
Bab 3
Aku terus terisak saat Dito memakiku dengan kata-kata kasar di dalam mobil.Dia bukan Dito yang ku kenal. Bukan pula ini yang harus ia lakukan, ia hanya perlu menenangkan diri ku sebentar agar aku bisa tenang. Dito dengan ringannya malah membuatku semakin sadar bahwa ini semua percuma.Kepalaku dipenuhi riuh yang begitu ribut. Amarahku menyalak begitu saja saat Dito masih saja mencibirku bahwa aku orang yang tidak sabaran. Aku memaki diri ku sendiri dalam hati untuk memberanikan diri mengatakan unek-unekku selama berhubungan dengannya."Terus mau sampai kapan hubungan kita akan seperti ini? Sampai aku tua, dan kamu akan meninggalkanku saat sariku sudah habis?" kataku sambil menusuk-nusuk dadanya. "Apa kamu gak mikirin aku, mikirin kondisiku! Setiap hari kamu menjejaliku dengan semua keinginanmu. Apa kamu hanya akan terus begini dengan obsesimu sendiri , Dit!" Dito membuang muka, seakan tak acuh denganku."Lihat aku, Dit! Lihat aku! Betapapun aku mengharapkan pernikahan bersamamu, ak
Baca selengkapnya
Bab 4
Aku memberengut. Suasana hatiku masih kacau sejak Dito berpamitan agar aku tidak perlu menunggunya datang, aku benar-benar khawatir dia tidak kembali untuk menemuiku lagi. Aku termenung sambil mengingat masa-masa indah dan pahit bersamanya dengan sedikit penyesalan. Apalagi setelah membayangkan perbedaan antara aku dan dia, dan semua stigma kurang ajar yang aku lakukan, aku yakin Bu Susanti sedang memarahi Dito sekarang. Menjelek-jelekkan aku dan meminta Dito meninggalkan ku. Kini, melihat nasibku yang akan terjadi di kemudian hari, semua terasa jauh lebih buruk. "Cemberut aja, Ann! Kenapa, lo?" Cary, teman dari kampung menatapku sambil terheran-heran. Aku mencebik. "Aku sudah bilang sama ibunya Dito kalau anaknya sudah kawin sama aku, Car!" Cary mengumpat seraya menyilangkan jari telunjuknya di kening. Menganggap ku sinting. "Setan yang nyamber lo kayaknya setan gila, Ann! Punya keberanian dari mana lo sampe bilang begitu sama ibunya Dito! Kalau dia jantungan gimana, lo juga y
Baca selengkapnya
Bab 5
Hari demi hari berlalu. Aku meringkuk di atas pembaringan seperti anjing resah yang menunggu majikan pulang. Aku kesal sekaligus tak berdaya mendapati bahwa baru beberapa hari berlalu, namun rasanya sudah berabad-abad aku melalui hari-hari setelah pengusiran kemarin. Aku seperti terperosok ke dalam parit berlumpur yang membuat kakiku terjerat akar teratai dan tidak memiliki cara untuk meminta bantuan."Ya elah malah gini amat lo, Ann! Semangat kek, terus ke kantor polisi untuk ngelaporin Bu Susanti atas tindakan tidak menyenangkan dan penyerangan. Itu ada pasalnya tau." ucap Cary, ia menaruh kopi yang beraroma nangka, aroma gorengan juga terhirup oleh hidungku. Aku beranjak dengan malas. "Beneran ada pasalnya? Aku gak tahu pasal-pasal hukum." akuku jujur. Cary mengeluarkan sebatang rokok sebelum menyesapnya. Kepulan asap secepatnya ruang kamar, membuat dadaku sesak tak keruan. "Makanya jangan cuma pinter gaya di atas ranjang! Harus pinter dengan hukum-hukum yang berlaku di negara in
Baca selengkapnya
Bab 6
Mobil ini masih terparkir di pelataran rumah sakit saat aku bernyata siapa yang sakit. Dito mengubah posisi jok mobilnya menjadi lebih bersandar, ia menelengkan kepala untuk menatapku. "Aku mencoba untuk mengerti kemauan mama, A! Selama aku pergi, aku hanya menuruti semua keinginan mama untuk melupakanmu! Tapi aku---aku gak bisa, Ann! Aku gak bisa ngelupain kamu." Dito memejamkan mata dan kepalanya ditundukkan, dadanya mengembang saat ia menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.Ada yang tidak beres, aku kira begitu. Karena biasanya Dito sama sekali tidak pernah sefrustasi ini jika kita bertengkar pun. Namun masalah ini, teramat berat bagi kita berdua. Terlebih orangtuanya.Aku mengelus pundaknya pelan. Aku merasa akulah penyumbang terbesar dalam masalah ini.Dito menahan tanganku, ia menggenggamnya dengan segala kerinduan.  Rasa hangat berpendar di telapak tangan kami berdua. Aku me
Baca selengkapnya
Bab 7
"Anna Marianne!"  Aku tersenyum lebar dan mengambil surat perjanjian kontrak pekerjaan dengan kerajaan bisnis Jaff Corporations.  "Diteliti dulu, kak!" ujar senior di perusahaan ini.  "Baik, kak!" Aku tersenyum ramah sebelum meneliti berkas-berkas yang berada di atas meja hitam berkilau ini.   Sudah tiga tahun aku bersembunyi di kota metropolis ini. Menjadi introvert yang mengandalkan uang dari hasil novel-novel online yang aku buat dengan nama pena, MarryAnne. Aku harus menyambung hidupku sendiri setelah keputusanku pergi dari kehidupan Dito malam itu. Demi Tuhan, aku tidak ingin pergi saat itu. Tapi keadaan bu Susanti yang parah membuatku sadar jika hubungan ini sama sekali tidak berhasil sekuat apapun aku mencobanya. Dan cara terbaikku untuk semua rasa sakit ini adalah menjadi orang sukses, meskipun aku harus merangkak terlebih dahulu.  Aku yakin Bu Susanti sudah sehat sekarang, atau mungkin sudah pu
Baca selengkapnya
Bab 8
Sejujurnya, mimpi pun aku tak pernah membayangkan akan mendapat yang lebih baik dari yang aku duga. Apalagi, disaat aku hanya menghabiskan waktu untuk bersantai-santai menikmati hasil jerih payahku. Pak Ardi justru memberikan privilage lebih atas proyek kerjasama yang kita sepakati bersama. Beliau yang berusia nyaris empat puluh tahun akan memberikan satu unit apartemen di dekat menara Jaff Corporations. Dengan dalih agar bisa mempersingkat waktu kunjungan kerja ke gedung itu. Secara terikat, aku memang diharuskan datang ke perusahaan itu untuk membicarakan isi naskah cerita tanpa jadwal yang pasti. Aku hanya perlu menunggu kabar dari pihak yang bersangkutan untuk datang ke perusahaan tersebut. Termasuk hari ini.Aku mengenakan gaun baru lengan pendek berwarna biru langit, roknya mengembang lebar sampai di setengah betis. Sebagai pelengkap kunjungan kerja formal, aku juga menggunakan blazer berwarna biru dongker dan menggunakan sepatu sneaker berwarn
Baca selengkapnya
Bab 9
Novel Desire ternyata menimbulkan rasa penasaran dari tim JaffFilm yang ikut meeting hari ini. Apalagi pak Ardi yang sudah membacanya menjadi brainstorming untuk seluruh anggota tim JaffFilm.  Beliau dengan senang membagikan novel yang sudah di cetak beberapa eksemplar dari penerbit kepercayaannya untuk dibagikan kepada sejumlah anggota tim JaffFilm, khususnya sutradara dan asisten projects leader.  Asisten projects leader itu adalah orang yang akan menemaniku nanti selama proses adaptasi. Namanya Coki, bertubuh jangkung, kumis tipis, dan hidung tak mancung. Rambutnya ikal dan tak beraturan itu menarik bagiku, terlihat rock n roll dengan jaket kulit dan celana jeans jadul sobek-sobek. Terlihat tidak berkelas untuk berada di ruang mahal seperti ini, tapi itulah seni. Menjadi berbeda dari kebanyakan orang bukan suatu masalah besar, asal percaya diri.  Kami berkenalan sebelum meeting dimulai, aku seperti menemukan teman baru disini. Pak Ar
Baca selengkapnya
Bab 10
Meeting berakhir setelah dua jam penuh diskusi sampai membuat kepalaku mengeluarkan asap panas. Ada banyak sesuatu hal yang baru yang aku ketahui dan hanya pada projects leader itu aku harus bertanya-tanya. Coki tersenyum miring, ia berlagak menyugar rambutnya yang ikal dan berakhir nyangkut di tengah-tengah. Coki meringis dengan wajah sok malu. "Bundet!" "Makanya di rebonding, biar halus!" cibirku lalu terkekeh. Coki menggeleng kuat. "Ntar kagak rock n roll lagi gue, bisa luntur juga kejantanan gue kalau rambutku lurus!" Coki memberesi barang-barangnya ke dalam tas ransel berwarna hitam bergambar tengkorak manusia."Share loc rumahmu, Anne! Gue butuh waktu untuk impresif berdua denganmu." Coki meringis, alisnya juga naik-turun, matanya berkedip-kedip dengan jail. Aku tersenyum lebar ketika mendapatkan teman yang asyik sepertinya. Coki tidak sok senior, dan ia terbuka lebar untuk menyambut semua pertanyaanku dan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status