Cinta Seorang Penipu

Cinta Seorang Penipu

Oleh:  Sabrina Nurul fuaddah   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
102Bab
3.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seorang CEO Wanita yang cantik dan disukai banyak pria tampan dan kaya. Saat itu dia mengalami sebuah pertemuan yang tidak biasa dengan pria asing. Pertemuan mereka terjadi saat mereka berada di sebuah kereta api. Pria itu mendadak mencium wanita itu. Wanita itu marah dan langsung menampar pria itu. Setelah beberapa waktu, mereka bertemu lagi dengan kejadian yang tidak terduga di sebuah hutan. Ternyata pria itu seorang penipu yang dikejar banyak mafia. Wanita itu mulai tertarik terhadap penipu itu. Wanita itu tidak ditpu dan masih tetap ingin mendapatkan penipu itu. Dia terus mengejar penipu itu dan tidak menyerah. Apakah penipu itu akan mencintai wanita itu?

Lihat lebih banyak
Cinta Seorang Penipu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zubaidah Mahrup
waaahh.. seru niiii.. wajib baca
2022-07-17 20:22:59
0
102 Bab
Ciuman Mendadak
"Maaf ibu Alea, kita kehabisan tiket pesawat menuju kota itu." Kata sekertaris. "Tidak masalah, aku akan naik kereta api. Kota itu dan tempat kita ini juga tidak terlalu jauh." Kataku. "Baik, ibu Alea. Saya akan memesan tiket kereta api." Kata sekertaris. "Tunggu sebentar, siapa yang mengirimkan sampah ini?" tanyaku sambil merasa kesal. "Sampah? Sampah yang mana?" tanya sekertaris. "Ini, Dita. Apa kamu tidak bisa melihat?" tanyaku sambil menunjuk ke arah bunga di atas meja. Sekertaris aku langsung tersenyum. "Bunga ini dari pak Anwar. Kenapa, ibu Alea? Apa ada masalah?" tanya Dita."Tentu saja, kamu jangan menyimpan sesuatu seperti ini lagi. Jika dia ingin memberikan bunga, kamu buang saja. Jangan menyimpan bunga di ruangan saya. Mengerti?" tanyaku. "Baik, ibu Alea." Jawab Dita. "Bagus itu." Kataku. Saat sedang mengerjakan tugas, Andre datang ke ru
Baca selengkapnya
Terjebak di Hutan
"Tentu saja, aku tahu itu." kataku sambil tersenyum. Karyawan hotel itu langsung pergi dari kamar tidurku. Aku langsung memakan makanan itu. "Hotel ini memiliki selera yang bagus. Makanan mereka membuat aku semakin tertarik. Lain kali aku akan datang ke hotel ini lagi." kataku sambil makan. Saat melihat jendela, banyak bintang di langit. Aku pergi keluar dari hotel untuk melihat bintang dari bawah. "Anda ingin pergi ke suatu tempat, ibu Alea?" tanya pemilik hotel. "Benar, saya ingin keluar sebentar." Jawabku. "Apa ingin saya temani?" tanya pemilik hotel. "Tidak perlu, saya bisa sendiri." Jawabku. Lalu, resepsionis memberikan bunga lagi kepada aku. "Ini ada kiriman dari seorang pria untuk ibu Alea." kata resepsionis sambil memberikan bunga itu. "Buang saja!" kataku. "Tapi ini juga ada surat di dalam bunga." Kata resepsionis. "Suda
Baca selengkapnya
Push Up di Atas Kasur
Genggaman dia terasa sangat kuat dan hangat. Saat aku melihat wajah dia, ternyata dia adalah pria yang sudah mencium aku di kereta api. Aku langsung melepaskan tangan dia. "Ternyata kamu! Dasar kurang ajar, lepaskan tangan aku!" kataku sambil merasa kesal. "Jangan banyak bicara dan tetap memegang tangan aku. Jangan pernah lepas jika kamu tidak ingin dalam bahaya." Kata Alif. Saat itu, aku langsung memegang tangan dia lagi dan berlari. Kami berhenti di sebuah pohon yang sangat besar dan bersembunyi. "Lelah sekali." kataku sambil duduk. "Jangan berisik! Nanti mereka dengar dan menangkap kita berdua." Kata Alif. "Kenapa mereka ingin menangkap aku? Urusan mereka itu dengan kamu. Aku tidak ingin terlibat dengan kalian." Kataku. "Apa kamu bodoh? Jika mereka melihat kamu sendiri, mereka akan memanfaatkan kamu. Mereka akan berbuat sesuatu yang buruk." Kata Alif.Saat itu, aku merasa semakin kes
Baca selengkapnya
Mencintai seorang penipu
Saat itu, Alif melihat ke arah jendela dan tidak menjawab pertanyaan aku. Aku melihat ke jendela juga. Ternyata kedua teman dia sedang melihat kami berdua. Aku mulai mengerti alasan dia melakukan ini kepada aku. "Gila, mereka masih berada di sana. Buat suara!" kata Alif. "Apa?" tanyaku sambil terkejut. "Resahan." Jawab Alif.Aku mengikuti keinginan Alif dan mereka berdua pergi. "Apa kamu tidak mendengar suara wanita itu? Ayo pergi!" kata Fauzi. "Ternyata dia memang benar. Ayo kita pergi!" kata Roni. Alif berdiri dan langsung memakai bajunya kembali. Saat itu, perasaan kesal berubah menjadi kagum. Aku merasa tertarik kepada Alif. Meski aku tahu dia bukan pria yang baik. Dia sudah dikejar banyak mafia. Pasti dia melakukan pekerjaan yang berbahaya. "Bagus juga kamu." Kata Alif. "Aku Alea, kita belum melakukan perkenalan dengan baik." kataku sambil mengulurkan tangan. 
Baca selengkapnya
Penolakan Membuat Menantang
"Selamat pagi, ibu Alea!" kata Dita."Pagi." Kataku. "Kenapa kemarin ibu menghilang? Apa ada yang menculik ibu?" tanya Dita.Aku hanya tersenyum karena aku tidak tahu harus menjawab apa. Itu memang sebuah penculikan tapi anehnya aku suka."Kenapa ibu tersenyum?" tanya Dita."Tidak ada." Jawabku. Aku langsung masuk ke ruang kerja. Dita masuk ke dalam ruang kerjaku. "Ada apa, Dita?" tanyaku. "Saya ingin memberitahukan berita buruk untuk ibu Alea." Kata Dita. "Berita buruk? Apa itu?" tanyaku sambil merasa terkejut. "Perusahaan kehilangan banyak uang dan aset perusahaan." Jawab Dita. "Apa? Bagaimana bisa?" tanyaku sambil merasa bingung. "Kemarin ada seorang pria bernama Amar. Dia ingin menjadi investor baru kita. Ternyata saat dia pergi, aku memeriksa banyak berkas. Semua tidak akurat dan mendadak keuangan menurun drastis. Saya pergi untuk menyelidiki dia.
Baca selengkapnya
Pelukan di Malam Hari
"Untuk masalah cinta aku tidak akan khawatir." Kataku. "Kenapa?" tanya Alif. "Aku yakin kamu tidak akan memberikan cinta yang palsu. Aku ini pandai membuat pria mencintai aku. Aku akan menganggap kamu sebagai tantangan untuk aku." Jawabku. Alif merasa terkejut dengan apa yang aku katakan. Dia tidak menyangka bahwa aku akan mengatakan sesuatu seperti itu. "Kamu cukup menarik, kamu beda dari wanita lain. Kamu tidak menyerah tapi sayang itu akan percuma." Kata Alif. "Kenapa? Aku yakin itu tidak akan percuma. Aku bisa membuat kamu jatuh cinta kepada aku." kataku sambil tersenyum. "Buktikan saja." Kata Alif. "Baik, aku akan membuktikan itu." Kataku. Aku membawa dia ke rumah. "Aku tidak menyangka akan berada di rumah wanita yang telah aku tipu. Bahkan dia menolong aku untuk bersembunyi." Kata Alif. "Apa pak Amar tidak akan melepaskan penyamaran anda itu?" tanya
Baca selengkapnya
Menghargai Hal Kecil
Aku mulai menyadari bahwa aku semakin mencintai Alif. Aku tidak ingin dia pergi dari sisi aku. Dia membuat aku tenang saat ketakutan.  "Aku akan memeriksa listrik." Kata Alif.  "Apa kamu bisa?" tanyaku.  "Tentu saja, aku bisa melakukan semua hal." Jawab Alif.  "Benar, semua bisa kamu lakukan termasuk merebut hati aku." Kataku sambil tersenyum.  "Jika itu aku tidak menginginkan. Aku sangat tidak beruntung karena hal itu." Kata Alif.  "Apa dicintai wanita seperti aku sangat merugikan?" tanyaku sambil merasa kesal.  "Tentu saja, aku mengenal wanita seperti kamu. Kamu akan banyak menyusahkan aku jika kita bersama." Jawab Alif.  "Tidak, aku ini mandiri." Kataku.  "Apa buktinya? Seorang wanita tidak bisa memasak. Itu sangat tidak menyusahkan pria yang akan menikah dengan kamu." Kata Alif. "Jika kamu merasa kesusahan, aku akan belajar memasak. Kamu tenang saja." Kata
Baca selengkapnya
Kamu Yang Pertama
Aku merasa senang karena dia memakan itu. Padahal dia memasak lebih baik dari aku. Tapi dia tetap mengharapkan buatan aku. "Kamu yang pertama." Kataku. "Pertama apa? Mencoba makanan kamu ini. Itu pasti, aku yakin tidak ada yang ingin makan dari hasil masakan kamu." Kata Alif. "Benar, kamu yang pertama memakan masakan yang aku buat meski tidak enak. Aku belum pernah memasak tapi kamu seperti menyukai masakan aku. Kamu sungguh bisa menghargai seseorang dengan cara yang baik." Kataku. "Tidak juga, jangan berlebihan. Aku hanya makan ini karena aku bukan orang yang suka membuang makanan. Itu saja, jangan terlalu percaya diri." Kata Alif. "Kenapa kamu sangat menyebalkan sekali? Tidak bisa mengatakan sesuatu yang manis untuk membuat aku senang. Ternyata seperti ini rasanya berbicara dengan seorang penipu." kataku sambil merasa kesal. "Aku sudah mengatakan untuk jangan berharap. Kamu ini terlalu mengharapkan sesua
Baca selengkapnya
Mulai Merasa Kesal
Alif melihat itu dan merasa kesal. "Apa yang pria itu lakukan? Kenapa dia terlihat sangat dekat dengan Alea? Teman dekat tidak akan mengusap rambut teman dia sendiri. Apa pria itu memiliki rasa kepada Alea?" tanya Alif sambil merasa kesal. Alif merasa aneh dengan dirinya sendiri. "Ada apa ini? Aku pasti sudah gila, aku tidak boleh merasa kesal. Biarkan saja Alea bersama pria lain. Untuk apa aku merasa tidak nyaman?" tanya Alif sambil bersikap tenang. Dita mengajak Fauzan makan di tempat yang sama. Tapi kami tidak saling memperhatikan dan duduk sangat jauh. "Apa yang ingin kamu makan, Fauzi?" tanya Dita."Kenapa kamu mengajak aku makan di luar?" tanya Fauzi. "Sebagai tanda terima kasih karena telah mengobati kaki aku." Jawab Dita. "Begitu, aku akan memakan apa yang kamu pesan saja." Kata Fauzi. "Baik, aku akan memesan untuk kamu." Kata Dita. Fauzi merasa seperti
Baca selengkapnya
Peduli
"Untuk hal ini aku harus ikut campur. Aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti Dita." Kata Fauzi. Dita hanya melihat mereka berdua. Zidan langsung memukul wajah Fauzi. Dita terkejut dan marah kepada Zidan. "Apa yang kamu lakukan, Zidan?" tanya Dita dengan sangat marah. "Sekarang kamu membela pria ini. Ternyata kamu memang memiliki hubungan dengan dia. Bagus sekali, aku pergi sekarang." Jawab Zidan. Zidan langsung pergi dari rumah Dita. Dita langsung membawa Fauzi ke dalam rumah. Dita langsung membawa kotak P3K. "Tidak perlu, aku tidak terluka parah. Ini hanya sedikit sakit saja." Kata Fauzi. "Sudah diam saja." Kata Dita. Dita langsung mengobati luka di wajah Fauzi. "Aduh! Bisa lebih lembut." Kata Fauzi. "Aku sudah pelan, kami saja yang berlebihan." kata Dita sambil mengoles obat merah. "Ternyata kamu peduli terhadap aku." Kata Fauzi. "Tidak j
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status