Sebenarnya Dia Mesum Ma!

Sebenarnya Dia Mesum Ma!

By:  Biru Langit  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings
68Chapters
6.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sejak kematian sang papa Lunar memilih untuk tinggal bersama mama dan papa tirinya. Disana Lunar bertemu Serafin. Tetangganya yang unik. Serafin tanpa ragu menyatakan cintanya pada Lunar. Bahkan laki-laki itu melamarnya tidak lama dari pernyataan cintanya. Satu yang membuat Lunar kaget. Laki-laki it

View More
Sebenarnya Dia Mesum Ma! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Cathalea
Nama sih bagus, Serafin, tapi sangean. Hahhaa. Good idea, thor. Crazy up yah
2021-12-22 08:26:54
0
user avatar
Safiiaa
Serafin.. Namanya bagus sayang kelakuannya......
2021-12-22 00:23:15
0
user avatar
Jinada
serafin bocah gemblung
2021-12-21 23:47:36
0
user avatar
Andika
serafin karakternya mirip satu sobat jaman kuliah dulu, ngakak haha, nice job author
2021-12-21 23:34:27
0
user avatar
Laquisha Bay
Aku suka nama karakternya. Serafin. Bacaan ringan yang pas buat ngisi waktu kosong.
2021-12-21 20:00:51
0
user avatar
Evi Sophie
Wuuiiihh...bacaan ANGET niihh...auto masuk rak deh..asiik niih
2021-12-21 19:29:33
0
68 Chapters
1. Dia Sangean.
"Cinta tanpa nafsu itu omong kosong! Jangan dekat-dekat sama gue. Gue sang*an," katanya terus terang dan frontal. Baru kali ini aku bertemu dengan laki-laki yang begitu terus terang. Sedikit kaget, tapi sudut bibirku terangkat sedikit.  "Lo balik deh, otak gue traveling," katanya mengambil kotak makanan dari tanganku dan menutup pintu rumahnya. Aku sama sekali tidak diberi basa-basi untuk dipersilahkan masuk dan ditawari minum.  Aku kembali ke rumahku yang berada tepat di sebelah rumahnya. Sebelum meninggal rumahnya. Dari sudut mataku aku bisa melihat dia mengintip dibalik pintu.  Sungguh tidak disangka laki-laki yang sering dibanggakan dan dibandingkan mama denganku. Punya sisi yang unik seperti ini.  Keterus terangannya sungguh membuatku terkejut. Apalagi aku tidak terlalu mengenalnya secara pribadi. Hanya mendengar mama yang menggambarkan begitu sempurna. 
Read more
2. Tetangga Sebelah Pamer Roti Sobek
Suara benturan pelan di jendela kamarku dan pintu yang menghubungkan balkon kamar membuatku terganggu. Suara-suara itu terus saja terdengar sejak pagi buta. Siapa lagi pelakunya kalau bukan tetangga sebelah yang unik bin ajaib. Dia pasti sedang melakukan hal aneh lagi untuk menarik perhatianku. Dia benar-benar sangat aneh. Baru kenal saja sudah mengajak menikah. Tentu saja aku menolak. Tidak ingin salah pilih suami tentunya.Saat aku membuka pintu balkon kamarku. Puluhan, atau mungkin ribuan pesawat kertas warna-warni sudah bertebaran di sana. Bahkan masih ada pesawat yang melayang, mendekat padaku. Pelakunya tersenyum senang padaku. Sambil terus melempar pesawat-pesawat kertasnya kearahku. Kali ini pesawat berwarna pink tepat mendarat di bahu sebelah kiriku. Aku mengambilnya dan melemparnya balik padanya. 
Read more
3. Pencuri Bantal Dan Guling
Aku mengabaikan Serafin yang berteriak-teriak minta pertanggung jawaban dan lebih memilih mandi. Sampai aku selesai mandi dia masih melempari balkon kamarku dengan pesawat kertas warna-warni."Pesawat kertasnya sudah habis. Tidak seperti cintaku padamu yang tidak ada habisnya. Jadi aku akan berjuang terus, sampai pintu hatimu terbuka kalau gak terbuka tinggal dobrak. Kalau gak terbuka juga nanti bisa lewat jendela. Gak apa-apa dikira maling penting dapat cinta," katanya berteriak dari balkon kamarnya, tanpa terasa aku tersenyum sendiri. Dasar Serafin aneh!Aku turun kelantai bawah dan menuju dapur. Di sini aku sudah melihat mama sedang menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue. Mama memang bilang akan membuat cookies. Pantas mama sangat betah di dapur. Dapur didesain sangat lengkap dan apik. Tipe dapur mama adalah tipe dapur modern dengan peralatan modern juga. Dapurnya juga sangat luas, dilengkapi dengan barang-barang modern. Seperti oven listrik, microwave, k
Read more
4. Bukan Orang Yang Mencurigakan
 Aroma tanah basah mulai tercium di indera penciuman ku. Aromanya sangat khas, dan membuat jiwaku sedikit lebih tenang. Hujan masih terus membasahi bumi, membuat suhu menurun drastis.Aku mematikan Ac kamar dan menuju jendela kaca kamarku. Jendelanya sudah berembun, dengan iseng aku menulis disana. Saat jari-jari menyentuh permukaan jendela yang licin dan terasa basah, tanpa sadar aku menulis nama Serafin disana. Buru-buru kuhapus nama itu. Kenapa tetangga menyebalkan itu yang terpikir di otakku. Sepertinya virus yang disebarkan oleh Serafin sangat berbahaya. "Astaga bisa-bisa aku menulis nama orang menyebalkan itu," kataku sambil terus mengusap jendela kaca yang berembun. Tanganku menjadi dingin dan basah karena bersentuhan langsung dengan jendela kaca kamarku. 
Read more
5. Kucing Elit
Aku mengabaikan tatapan mama dan om Rendi yang melihatku kembali dengan baju basah. "Lunar ke atas dulu mau mandi dan ganti baju," kataku sambil melewati mereka. "Iya, Lunar buruan mandi nanti sakit," jawab mama. Saat aku sudah sampai di kamarku. Aku melirik ke arah kamar Serafin dia sedang berdiri di balkon dengan baju basahnya. Sesekali dia memasukkan cookies yang kuberikan tadi ke mulutnya. "Lunar, cookies enak banget. Pasti karena kita membuatnya dengan penuh cinta," teriaknya dari arah balkon. Aku langsung keluar dari kamarku dan menuju balkon."Cinta, matamu!" kataku sewot. Dia langsung ngakak sampai gigi yang berbaris rapi miliknya terlihat. "Duh galaknya jadi pengen gigit," katanya lalu menirukan ekspresi sedang menggigit. "Matamu! Dasar buaya, kadal buntung, kucing garong!" balasku lagi. "Gue bukan buaya, bukan kadal apalagi kucing garong. Gue hanya seorang laki-laki yang sedang berjuang mendapatkan cint
Read more
6. Hadiah Kecil
Sudah beberapa hari ini tidak ada teriakan dari kamar sebelah rumahku. Serafin hanya berdiri di balkon kamarnya sebentar. Melempar senyum lalu menghilang. Kadang aku merasa rindu dengan tingkah konyolnya. Hari ini juga dia tidak membuat onar. Aku duduk di balkon lalu memperhatikan kamarnya. Lampu kamarnya tidak menyala. Tandanya tidak ada orang di sana. Aku iseng memeriksa ember yang diikat dengan tali yang menghubungkan kamarku dan kamar Serafin. Betapa kagetnya aku, di ember itu sudah dipenuhi oleh bermacam-macam barang. Ada beberapa coklat, pesawat kertas dan bunga mawar yang masih segar. Sepertinya baru saja diberikan olehnya. Aku mengambil bunga mawar itu dan menciumnya. Aroma lembut langsung mengingatkan aku pada sang pemberi. Aroma sangat enak untuk diciu
Read more
7. Tidak Terhitung
Aku sudah mulai terbiasa setiap pagi dibangunkan oleh alaram hidup yaitu Serafin. Tetangga sebelah yang ganteng, tapi rada sinting dan mesum.Setiap pagi juga dia selalu memberiku hadiah dan surat cinta, yang isinya unik dan ajaib. Kadang aku bisa tersedak ludah sendiri jika membaca isi suratnya. Pokoknya hari-hariku sangat luar biasa karena ada Serafin. "Tetangga, kamu cantik hari ini dan aku mau nikahi," kata Serafin yang sedang duduk di balkon kamarnya. Menikmati secangkir teh yang masih mengepulkan asap dan kue. "Tetangga… woy tetangga, tidakkah kamu mau menikmati secangkir teh denganku. Kalau bisa dalam pangkuanku." Aku keluar kamarku dan menuju balkon. Bersandar pada pagar pembatas, dengan kedua tangannya menggenggam besi pagar yang di cat putih. 
Read more
8. Senyum Pepsodent
Seberapa keras pun aku berpikir. Aku tidak dapat menemukan jawaban, kenapa Serafin jatuh cinta padaku. Kami baru saja kenal dan dia seperti sudah tergila-gila padaku.  Apakah benar jika cinta sedangkal itu? Bertemu sekali, mendengar suaranya yang lembut dan melihat senyumnya yang indah. Semua itu langsung bisa membuat jatuh cinta sedalam itu.  Semuanya tidak masuk akal. Aku mengambil contoh dari kedua orang tuaku. Mereka menikah dan hidup dalam waktu yang lama. Bahkan memiliki aku, tapi mereka tidak bisa saling mencinta dan memilih untuk berpisah.  Jika yang hidup tahunan saja, tidak bisa jatuh cinta. Kenapa yang kenal baru sebentar, sudah jatuh cinta dan ingin menikah. Tidakkah Serafin takut, jika cintanya hanyalah semu. Lalu saat dia sadar makan dia akan memilih untuk pergi.
Read more
9. Kecelakan
"Cantik mau kemana?" tanya serafin saat aku meraih pintu mobilku dan hendak masuk kedalam.  Hari ini aku ada urusan di kampus dan terpaksa harus kesana. Sebenarnya aku sedikit ragu untuk ke kampus sendirian karena takut hal yang tidak diinginkan terjadi. Tante Wenda pasti sedang mengawasi aku dengan ketat.  Sedikit saja ada peluang untuk mencelakakan diriku. Pasti dia menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Ambisinya untuk menguasai harta keluarga ku sangat besar.  "Mau ke kampus, ada tugas yang harus aku kumpulkan," kataku sok cuek. Padahal aku curi-curi pandang padanya.  Serafin terlihat sangat tampan dengan kaos dan celana jeans yang berwarna hitam. Sangat kontras dengan kulitnya yang putih dan iris matanya yang hijau terang.
Read more
10. Serafin
Sekarang sekelilingku sudah dikerumuni banyak orang. Mereka membuka pintu mobilku dan membantuku keluar dari dalam mobil. Aku keluar dengan keadaan linglung dan gemetaran. Aku bahkan tidak bisa mencerna setiap ucapan dan pertanyaan mereka. Otakku mendadak membeku dan bibirku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Tatapan mataku juga hanya menatap pada mobil yang menyalip dan mengorbankan dirinya untuk ditabrak. Aku kenal sekali pada mobil itu, tapi otakku tidak bisa mencerna itu milik siapa. Diam ku membuat orang-orang menatapku aneh. "Maaf pak, seperti dia syok berat sehingga sedang linglung parah. Biasanya kondisi seperti ini tidak bisa mencerna apa yang bapak-bapak katakan," kata orang itu dengan suara pelan. Menjelaskan kondisi ku pada orang-orang sekitar. 
Read more
DMCA.com Protection Status