Girl for Rent

Girl for Rent

Oleh:  Baldah Hidayatillah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
857Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pasca dipecat dari pekerjaan lamanya, Alsha memilih untuk menjadi 'Pacar Sewaan' dari sebuah agensi tempat salah satu temannya bekerja. Namun, suatu ketika terjadi sebuah insiden yang memicu kesalahanpahaman, yang kemudian membuat Alsha terjebak dalam sebuah pernikahan dadakan bersama dengan kliennya.

Lihat lebih banyak
Girl for Rent Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
7 Bab
01. Dipecat
"Aku mau kita putus!" Helaan napas panjang keluar dari mulut seorang lelaki tatkala dirinya mendengar dan melihat langsung kalimat itu diucapkan dengan penuh persiapan oleh seorang gadis yang kini tengah duduk di hadapannya. Namun anehnya, lelaki itu tidak terkejut. Mungkin karena sejak awal mereka datang ke kafe ini, sampai duduk di kursi yang agak jauh dari tempat pengunjung lain, ia sudah bisa menebak dari raut wajah si gadis yang tampak muram sejak tadi. Ditambah lagi, belakangan ini mereka memang beberapa kali sempat bertengkar. Hal itu pula yang mungkin memperkuat keyakinan bahwa hari ini mereka akan berpisah. "Fen... Aku minta putus, lho! Kamu kok diem aja?" Lelaki itu, Fendy, sekali lagi menghela napas panjang. Kembali diam sejenak sambil berusaha menenangkan diri. "Fen.... Fendy? Kamu denger kan' barusan aku ngomong apa?" Fendy mengangguk, "Iya, denger
Baca selengkapnya
02. Hari Yang Berat
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, suara detak jam dinding di ruang tamu terdengar begitu jelas menyertai suasana hening. Di atas sofa, seorang gadis duduk menghadap meja yang dipenuhi dengan buku-buku serta kertas-kertas tugas sambil berkutat di depan laptop. Mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk dan harus dikumpulkan dalam waktu dekat.Tap... Tap... Tap...Suara langkah kaki yang diiringi dentuman sepatu yang mengadu pada lantai teras depan membuat gadis itu seketika menoleh ke arah pintu depan. Tak lama, terdengar pula suara orang memasukkan kunci berdekatan dengan kenop pintu yang sepersekian detik kemudian diputar oleh sebuah tangan dari luar."Assalamu'alaikum!"Pintu terbuka, Alsha kemudian masuk ke dalam rumahnya seraya menutup dan mengunci kembali pintu depan yang baru saja ia buka."Wa'alaikumsalam!" Balas gadis itu, Puspa, sahabat Alsha yang
Baca selengkapnya
03. Menentukan Keputusan
Suara spatula yang beradu bersama penggorengan di atas api kompor meramaikan suasana dapur malam ini. Irisan bumbu nasi goreng yang sudah Alsha masukkan beberapa saat lalu kini sudah setengah masak dan menghasilkan aroma yang cukup menggugah. Gadis itu kemudian memasukkan sepiring nasi dengan porsi yang lebih banyak, lalu mencampurnya dengan bumbu hingga merata sebelum akhirnya menuangkan beberapa sendok kecap manis dan menaburkan sedikit garam saat sudah hampir matang. Sementara itu, di belakang Alsha yang tengah sibuk berkutat di depan kompor, Puspa duduk menghadap meja makan sambil menatap layar laptop, membuka dan membaca beberapa lowongan kerja yang tertera di laman pencarian sambil sesekali memeriksa nama perusahaan yang tercantum di sana. Alsha mematikan kompor. Nasi goreng buatannya sudah matang dan ia pun bergegas mengambil piring untuk menghidangkan nasi gorengnya. Sesaat setelah itu, Alsha mengambil sendok dan garpu, lalu membawa sepiring nasi goreng terseb
Baca selengkapnya
04. Menentukan Keputusan
Hujan sedang turun dengan lebat, suara percikan air yang menetes dari atas plafon kamar Alsha membuat area lantai menjadi basah. Gadis itu menghela napas panjang, lalu menarik sebuah baskom yang sudah diisi dengan kain dari kolong ranjang seraya meletakkannya tepat di bawah plafon yang bocor.Sudah beberapa hari ini setiap sore hujan selalu turun dengan begitu deras, dan selama itu pula atap kamarnya yang bocor terus-menerus melembab karena tak henti-henti meneteskan air. Alsha khawatir balokan-balokan kayu dari atap rumah Eyangnya yang sudah lapuk menjadi makin rusak karena terus-menerus kebocoran. Ingin memanggil tukang untuk memperbaiki, tapi tak ada uang karena sampai saat ini Alsha masih belum mendapat pekerjaan lagi.Tok... Tok... Tok...Seseorang mengetuk pintu kamar Alsha dari luar. Gadis itu kemudian menghela napas panjang, "Masuk!" Ucapnya.Pintu terbuka, Puspa menyembulkan kepalanya sambil menyunggingkan senyum, agak ragu untuk melangka
Baca selengkapnya
05. Pekerjaan Baru
Andre meletakkan kantong belanjaannya di samping Puspa yang kini tengah duduk bersila di atas tempat tidur. Lelaki itu kemudian duduk di sisi ranjang menghadap gadis itu, menatap dengan perasaan khawatir seraya bertanya, "Gimana? Udah mendingan?" Tanyanya."Udah gak apa-apa kok! Sakitnya udah ilang, tinggal bekasnya aja masih agak biru. Tapi nanti juga lama-kelamaan pasti hilang sendiri. Gak usah khawatir!" Puspa berseru dengan begitu santai. Ia sudah merasa jauh lebih baik dan sama sekali tidak sakit meskipun bekas memar di dahinya masih sedikit biru. Bahkan, bagian bokongnya yang semula agak nyeri saat dipakai berjalan pun kini sudah sangat membaik. "Oiya, kamu bawain aku apa?!""Cemilan. Buat nemenin nonton drama."Puspa meraih kantong belanja yang diletakkan Andre di atas nakas, lalu membuka dan membongkar isinya dengan wajah cerah sambil tersenyum senang."Wiih... Ada keripik pisang cokelat!"Andre mengangguk, "Iya, semua varian favo
Baca selengkapnya
06. Mempersiapkan Diri
"Hai, Sha... Pulang-pulang kok mukanya kusut begitu?!"Puspa langsung menutup dan mengunci kembali pintu utama rumah saat Alsha sudah masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Gadis itu baru saja pulang dari acara training khusus talenta baru di agensi Girl For Rent, yang diadakan langsung oleh para manajer untuk memberikan pelatihan kepada calon pekerja mereka yang akan menjadi pacar sewaan. Alsha meletakkan paperbag berukuran sedang di atas meja seraya menyandarkan punggung dan kepalanya pada sandaran sofa, lalu menghela napas panjang sambil lalu memejamkan kedua matanya sekilas. "Gue capek banget hari ini!""Emangnya di training tadi acaranya ngapain aja? Bisa sampe kehabisan tenaga begitu!" Puspa bertanya sambil berjalan ke arah meja makan, menuangkan air dari teko ke dalam gelas, lalu kembali ke ruang tamu dengan membawa gelas itu seraya memberikannya kepada Alsha.Gadis itu kemudian meneguk air yang dibawakan Puspa hingga tersisa setengahnya. Sam
Baca selengkapnya
07. Pacar Sewaan
Hari yang cerah dan sibuk, di tengah hiruk-pikuk keramaian ibu kota yang selalu dipenuhi oleh orang-orang pekerja, Alsha mengayunkan langkahnya memasuki area gerbang depan stasiun MRT yang sedang ramai orang. Jam 9 pagi, adalah jamnya orang-orang kantoran berangkat ke tempat kerja masing-masing. Menghabiskan waktu untuk membantu perusahaan demi mendapatkan gaji, lalu menghabiskan bayaran mereka dalam waktu sebulan demi kebutuhan sehari-hari.Hal yang sama juga dilakukan oleh Alsha. Saat ini, gadis itu tengah mencari pelanggannya yang kebetulan mengajaknya bertemu di tempat ini. Sejak tadi dirinya sudah mondar-mandir di depan gerbang stasiun MRT, pandangannya bahkan berpedar kesana-kemari dan terus mencari-mencari sesosok lelaki yang wajahnya serupa dengan foto pelanggan yang ada di ponselnya saat ini. Tapi ternyata, untuk menemukannya saja agak sulit.Alsha menghela napas panjang, lalu kembali membuka ruang obrolan di ponselnya dan mengirimkan pesan kepada pelangga
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status