BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN

BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN

Oleh:  Siti_Rohmah21  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
2 Peringkat
27Bab
15.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Delapan tahun menikah, tapi Dafa mengkhianati Aura selama setahun setengah lamanya. Hingga akhirnya ketahuan, dan selidik demi selidik, semua itu adalah rencana dari Pak Gilang, atasannya Dafa.

Lihat lebih banyak
BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Mblee Duos
seru ceritanya kak... SUKA gaya bahasa dan alurnya... semangat terus berkarya ya kak... bila berkenan saling support di cerita aku ya, kak! MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-23 20:48:39
0
default avatar
nathandmk577
seru Thor cerita mu singakp padat g bertele-tele ,tp gda next kisah tentang pak Andreas nya
2022-04-02 17:13:37
1
27 Bab
Bab 1
BERMULA DARI BONUS AKHIR TAHUN[Alhamdulillah, deal 5 kali gaji pokok.]Kubuka dan baca isi story aplikasi berwarna hijau kontak Mbak Cinta, istri dari teman suamiku. Kemudian, aku coba komentar melalui chat pribadi.[Besar juga ya, Mbak. Itu sudah deal? Atau ada tambahan lagi?] tanyaku disertai emoticon tertawa, berharap becandaan ini bisa memancingnya. Sebab, suamiku, Dafa, tidak menyebutkan angka yang disebut Mbak Cinta. Ya, ia hanya menyebutkan angka tiga dikalikan gaji pokok. Dadaku jadi bergejolak ingin mengupas tuntas, kenapa satu pabrik bisa berbeda nominal angka? Ini pasti ada yang tidak beres.Kutunggu balasan dari Mbak Cinta, berharap ia jujur padaku. Namun, ia masih saja mengetik pesan, padahal sudah hampir satu menit pesan itu sudah centang biru.Tidak lama kemudian, selang dua menit, ternyata ia membalas disertai foto screenshot percakapan antara ia dan suaminya, disertai caption. [Ini, Say,  percakapanku dengan suam
Baca selengkapnya
Bab 2
Bab 2 Aku terpaksa meletakkan ponselnya kembali, dan ikut tidur di sebelahnya. Sebab, ponselnya dikunci, aku tak mampu melakukan apa-apa. Namun, dari sini saja seharusnya aku mencurigainya. Kenapa segala dikunci handphonenya?Sudah delapan tahun lamanya kami menikah, tapi baru kali ini aku mengintai semua yang dilakukan Mas Dafa, itu semua dikarenakan kecurigaan bonus yang ia sebutkan jauh berbeda dengan yang didapatkan temannya.Anak kami sedang berada di rumah neneknya, seperti biasa jika sudah liburan sekolah, Kiana selalu diajak neneknya untuk tinggal di sana hingga liburan selesai.***Pagi telah mengeluarkan sinarnya, aku pun mencoba merayu Mas Dafa untuk ikut dalam touring hari ini."Mas, aku mau ikut touring boleh, nggak?" tanyaku sambil merapikan tas yang akan ia bawa."Ngapain si? Ke rumah Mama saja, kamu nggak kangen sama Kiana?" tanya Mas Dafa balik sambil menyisir rambutnya yang klimis.
Baca selengkapnya
Bab 3
Bab 3"Saya ... boleh saya masuk dulu, Mbak," pintanya pelan. Aku yang sedang banyak memikirkan masalah Mas Dafa pun sedikit terkejut."I-iya, boleh, silakan masuk," suruhku sambil membentangkan tangan ini. Kemudian, menyuruhnya duduk dengan menyodorkan tangan ini ke arah kursi."Terima kasih banyak, Mbak. Perkenalkan nama saya Yuri, saya istri dari Aditya, temannya suami Mbak," ucapnya membuatku bernapas lega. Rupanya ia juga seorang istri dari teman kerja suamiku."Oh, pantas saja saya seperti tak asing dengan wajah kamu, rupanya istrinya Adit," jawabku dengan senyum mengembang. Ada perasaan bahagia, ternyata yang datang bukan selingkuhan Mas Dafa, tapi ada rasa cemas juga, khawatir ia ke sini membawa kabar buruk.Aku bangkit hendak ingin menyediakan minuman untuknya. Namun, ia mencegahku dengan menarik lengan ini. "Mbak, tidak usah repot-repot, saya tahu Mbak Aura mau mau ambil minum untuk saya, kan?" tanyanya.
Baca selengkapnya
Bab 4
Bab 4[Kita di grup ini sudah biasa melakukan kegiatan ini. Kita lelaki jangan mau berdiri di ketiak istri. Setuju? Untuk yang belum punya selir, dan minat monggo japri.]Salah satu chat di grup yang terlihat bernama Adli.[Emang ada yang batal ikut gara-gara istrinya nggak izinin? Si Dafa apa ya? Dia nggak muncul-muncul dari tadi, padahal dah ditungguin sama ....]Sebuah ledekan dari Dani. Aku ingat kembali, lelaki itu sepertinya memang sering main ke sini. [Kagak, gue ikut, cuma dah ngantuk nih, tambah lagi bini gue juga dah di kamar. Udahlah gue tidur dulu.] Pesan terakhir dari Mas Dafa yang dikirim ke grup club mobil yang ia ikuti.[Ini foto cewek untuk besok, bening kan?] Chat ini yang kubaca ketika Mas Dafa sudah tengah terlelap.Baiklah, lebih baik aku sudahi saja scroll chat mereka. Rasanya malah membuat hati hancur saja, tak ada gunanya menghancurkan hati sendiri, yang terpenting untu
Baca selengkapnya
Bab 5
Bab 5"Video sedang joget bersama biduan dangdut, mana bisa ini dijadikan bukti bahwa suami kita selingkuh," cetusku pada Yuri. Ia pun terkejut mendengar penuturanku."Loh, hanya video sedang joget? Aduh bagaimana sih Raka, bukankah aku suruh cari bukti yang dapat menguatkan kita. Nanti kucoba suruh Raka telusuri lagi," ujar Yuri juga turut kesal dengan apa yang kami dapatkan.Yuri meletakkan ponselnya kembali, ia tidak bicara apa-apa pada mata-mata yang telah ia sewa untuk mengintai suami kami yang tengah asik liburan."Emm, kamu tidak berusaha hubungi mata-mata kamu lagi?" tanyaku agak sungkan. Kemudian, Yuri tersenyum sambil melihat ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya."Masih sore, aku yakin sekali mereka masih menikmati suasana dingin bersama teman dan biduan itu, belum melakukan apa-apa di sana, kita tunggu agak malam, ya Mbak," tutup Yuri sembari bersandar di sofa.Aku pun
Baca selengkapnya
Bab 6
Bab 6 Kulihat wanita usia kisaran dua puluh tahunan menggandeng erat lengan lelaki yang telah bersamaku bertahun-tahun. Sakit dan perih menyayat hati ini ketika wanita itu dengan beraninya bersandar di bahu suamiku. Tak terasa air mata yang sejak tadi tersimpan di sudut netraku pun mengalir perlahan. Aku menghela napas berat, kemudian menyeka air mata yang telah terlanjur tumpah. Ada bayangan sekelebat di mata ini, bahkan menguatkan agar tegar, yaitu sosok anak yang kini berada di rumah orang tuaku. Ya, aku ibu yang kuat, tak boleh cengeng menangisi orang yang tak berguna jadi kepala rumah tangga. "Ini ada Adit juga, ia merangkul pinggul wanita seksi berusia muda, sepertinya baru lulus kuliah," ucapku sembari menyodorkan ponsel Yuri. Ia pun meraihnya dengan memasang senyuman kuat, Yuri terlihat tegar, aku harus seperti dia, tak boleh rapuh. "Sudah kuduga, dia mencari daun muda, kita lihat saja,
Baca selengkapnya
Bab 7
Bab 7"Emm, kita akan menang, Yuri. Kertas itu akan menjadi akhir Dafa dan Adit. Mereka akan menyesal telah mempermainkan kita," tuturku pada Yuri. Ia pun menghela napas panjang sambil tersenyum tipis di hadapanku. "Ide bagus, lelaki seperti mereka memang harus dimusnahkan, memang dasar lelaki tak ada puasnya," umpat Yuri terdengar sangat kesal. Setelah mendapatkan kabar dan bukti dari Raka. Kami agak sedikit lega, perlahan semua akan terkuak dan mereka akan malu dengan sendirinya. "Aku pamit dulu, ya. Senin kita ke tempat kerja mereka, dan memberikan kejutan spesial untuknya," cetus Yuri sambil merapikan tas yang ia bawa. "Iya, mereka akan berakhir esok hari, setelah semalaman bersenang-senang," candaku pada Yuri. Kami pun tertawa lepas seketika, beban dan sakit hati kami lupakan sejenak. Kemudian, tak lupa aku bertukar nomor kontak agar lebih mudah komunikasi nanti
Baca selengkapnya
Bab 8
Bab 8  Aku segera membuka pintunya sambil menyiapkan alasan jika itu benar mertuaku yang datang.   Kubuka pintu dengan lebar, dan setelah melihat sosok yang datang aku pun menghela napas lega.  "Mbak Kinan, ada apa Mbak?" tanyaku pada tetangga yang datang. Ternyata tetangga sebelah rumah yang ke sini. Kulihat ia membawa mangkuk yang ditutupi piring.   "Aku masak tumis jamur, cobain deh, Mbak," ucapnya sembari menyodorkan mangkuk tersebut. Aromanya sungguh menggugah selera, pasti enak rasanya. Ya, Kinan memang pandai memasak, tiap kali ia masak aku selalu kebagian mencicipi.   "Wah, dari aromanya saja sudah bikin lapar, makasih banyak ya," ucapku sambil mengendus-endus makanannya.   "Itu temannya Mbak Aura?" tanya Kinan. Sebaiknya aku harus
Baca selengkapnya
Bab 9
Bab 9  "Apa sih teriak-teriak?" tanya Mas Dafa, ia pun bertanya dengan nada sedikit meninggi. Tiba-tiba aku teringat ucapan Yuri, besok adalah hari kehancuran para suami yang berkhianat. Sepertinya tak perlu lah tanyakan celana dalam yang kutemukan dengan memakai otot. Buang-buang tenaga saja.  "Mas Dafa yang katanya tampan, aku mau tanya ini milik siapa? Kenapa ada di tas kamu?" tanyaku dengan mengangkat kedua alis. Tanganku memegang celana dalam hanya dengan ujung jari. Tak lupa aku tutup lobang hidung ini dengan tangan sebelah kanan.   "A-anu, Sayang. A-aku pun nggak tahu itu milik siapa, hemm jangan-jangan anak-anak yang lain nih iseng biar kita ribut," elak Mas Dafa dengan terbata-bata.   Sudah kuduga, ia takkan mengakui meskipun bukti ada di depan mata. Padahal ada bukti yang lebih akurat lagi sudah dipegang oleh Yuri
Baca selengkapnya
Bab 10
Bab 10 POV Dafa Sudah hampir setahun setengah aku menjalani pernikahan siri dengan Ayumi Titta Devi. Seorang gadis desa yang dikenalkan oleh Pak Gilang, atasan di pabrik.   Awalnya kami mendirikan club mobil untuk touring sekadar refreshing. Namun, Pak Gilang menyodorkan seorang wanita cantik, muda, dan baby face tentunya.  Tidak hanya aku yang disodorkan, semua yang ikut club disodorkan olehnya. Namun, ada beberapa yang menolak dengan alasan belum bisa berlaku adil dengan istri pertamanya.  Malam sebelum berangkat touring, ponselku berisik hingga malam. Aku sempat tertidur karena kelelahan, tapi tiba-tiba saja mata ini terbuka kembali. Lalu kulihat layar ponsel penuh dengan notifikasi grup. Kutengok ke arah Aura yang sudah terbaring, terlintas kekhawatiran bila Aura membaca sedikit pesan yang ada di jendela ponselku. Meskipun aku kunci
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status