Langit, seorang pemuda miskin sekaligus yatim piatu sejak lahir harus terbiasa menghadapi kehidupan sehari-harinya yang terasa berat, berhadapan dengan kelompok-kelompok Hedonis yang kerap mencemooh dan membully-nya, serta menganggap dirinya sebagai objek penderita, sasaran perundungan, badut mainan hanya karena deretan kesalahan yang tidak sengaja dia lakukan! Bahkan dia harus menerima kenyataan bahwa dia adalah sebuah 'piala' yang sengaja dijadikan bahan rebutan para gadis-gadis sosialita di Kampusnya! Seiring waktu berlalu, Langit mulai merasakan sesuatu yang janggal pada dirinya, hingga membuatnya berfikir bahwa dirinya sangat berbeda dengan manusia pada umumnya! Di ujung ketidakpastian hidupnya, Langit bertemu dengan seorang tua di dunia mimpi dan mendapat wasiat yang tidak masuk akal! Salah satunya adalah bahwa dia harus menolong seekor kucing dan memberi tahunya bahwa dia bukanlah manusia biasa, melainkan sebagai seorang Titisan seorang Raja Besar di Masa Lampau! Sejak saat itu Langit mulai banyak mengalami kejadian aneh dan luar biasa, yang hampir tidak bisa masuk di logika manusia biasa! Dan akhirnya dalam perjalanan hidupnya mencari siapa sebenarnya dirinya, dan seperti apa sosok leluhurnya, secara perlahan namun pasti telah berhasil mengantarkannya menjadi sosok yang berubah tiga ratus enam puluh derajat, dari seorang objek penderita, korban bully-an, menjadi manusia hebat yang paling berpengaruh dan luar biasa, disegani semua orang, bahkan siap menggenggam dunia!
Lihat lebih banyakRuang Utama Rumah Penyekapan. "Pengkhianat? Ternyata ada bedebah juga di kelompok mereka! Lalu kenapa tidak kau habisi Badut-badut ini tadi? Kamu bilang sudah membereskan semuanya!?" tanya Falcon bernada mencibir. "Aku tidak bertemu dengan mereka sebelumnya. Sepertinya mereka juga bukan Kelompok Badut sembarangan!" "Apa kamu takut dengan mereka? Sungguh sangat memalukan!" ejek Falcon. "Diamlah Burung Beo! Dari tadi kamu ngoceh terus! Apa kamu siap melawan mereka sekarang?" Jacob balik bertanya dengan nada kesal. "Kalau saja kondisiku prima, aku akan habisi mereka semuanya, apa lagi si Pengkhianat itu!""Ya, terus saja mengoceh, apa kamu tidak menyadari bahwa kekuatan mereka akan cukup merepotkan? Aku bisa merasakaannya.!""Hehe, pasti kau takut dengan mereka, dasar Serigala Pengecut!" Falcon tetap mencibir. "Aku tidak takut, aku masih sanggup menghadapi semuanya, tapi aku juga mengkhawatirkan mu. Apa kamu masih bisa bertarung?" tanya Jacob. "Huuh, jangan remehkan aku, Ahhkk...
"Hentikan Leon! Kamu bisa membuat celaka semua orang di sini!" sebuah suara berteriak dari atas Benteng. Sontak semuanya mendongak. Tidak terkecuali Wilder, Diego dan juga... Leon! Di sana telah hadir lima orang dengan out fit yang serba unik satu sama lain. Semuanya memiliki Aura yang tidak bisa dianggap lemah, bahkan beberapa dari mereka nampak memiliki Aura Tenaga Dalam yang kuat dan spesial! Kelimanya adalah para Pendekar Kelas Atas dengan kualifikasi kemampuan dan kekuatan yang mumpuni serta di ats rata-rata. Para Penguasa Dunia Bawah Tanah Ibu Kota, serta Penbunuh Bayaran yang sudah memiliki nama besar dan Track Record yang tidak diragukan lagi di Dunia Hitam. Mereka adalah Gabe, Wolfgang, Wu Dong, Jacky dan tentu saja wanita tercantik di antara semuanya, Suci alias Dewi Bulan! "Kalian!? Ngapain kalian di sini!? Kalian sungguh mengganggu saja!" Leon berteriak kesal. "Si.. Siapa mereka? Apakah mereka kawan dari Tuan Leon?" tanya Vania gugup "Semoga saja begitu, karena jika t
Setelah mendengar perintah dari suara tidak berwujud tersebut, Leon dengan langkah gontai dan tertatih, akhirnya mengikuti untuk masuk ke ddalam Goa. Awalnya dia sangat takut dengan keadaan Gua yang gelap, karena dikhawatirkan akan banyak hewan buas dan hewan berbisa yang setiap saat bisa memangsa dirinya dan mengancam nyawanya. Namun lama kelamaan dia sudah terbiasa dengan kondisi Gua tersebut, hingga akhirnya Leon bisa lebih tenang dan mampu menguasai dirinya dengan baik. Di sanalah dia bertemu dengan sosok mahluk yang membuatnya berubah seperti sekarang ini! Sosok Mahluk Buas yang sangat menyeramkan, bertubuh besar, dengan tinggi hampir lima meter, seperti Raksasa, dengan kulit berwarna Kuning keemasan, rambut panjang dan gimbal. Sepasang taring tajam mencuat di kedua bibirnya, dengan wajah menyerupai Singa yang sedang marah! "Anak manusia, pilihanmu hanya dua, keluar dari sini lalu meloncat kembali ke bawah, atau kamu bisa menjadi pengikutku!""Si...Siapa kau? Apakah kamu Pen
Halaman Belakang Rumah Penyekapan. Wilder yang telah berubah menjadi Wild The Beast berukuran Raksasa, tidak bisa dipungkiri mampu memberikan perubahan yang besar pada jalannya pertarungan melawan Leon Sang Singa Emas.Jika sebelumnya pada awal pertarungan sempat berjalan dengan seimbang dan alot, namun menginjak di pertengahan, Wilder terdesak karena kegesitan dan serangan cepat Leon, dengan kekuatan Aura tenaga Dalam milik Leon yang bukan kaleng-kaleng, berupa serangan Cakar jarak jauhnya, yang berhasil menembus pertahanan tubuhnya dan mampu beberapa kali melukainya. Kini setelah dia bertransformasi menjadi sosok Wild The Beast, keadaan perlahan mulai berbalik arah. Wilder berubah menjadi lebih kuat, gerakannya menjadi lebih gesit dan sangat bertenaga. Mengakibatkan jurus Cakar jarak jauh andalan Leon yang barusan sempat membuatnya kerepotan, kini seolah hampir tidak ada artinya baginya. Tubuh Wilder jelas lebih kuat dan lebih keras dari sebelumnya! Mau tidak mau, kini Leon haru
Basement Unicorn Hospital. Langit merasakan aura yang pekat ketika memasuki ruang basement parkiran yang cukup luas tersebut. Beberapa mobil terparkir di sana, nyaris kosong tanpa manusia sama sekali. Beberapa lampu penerangan nampak mati, sebagian bersinar dengan redup dan temaram. Langit melangkahkan kakinya dengan penuh waspada. Walau dia sudah bisa mendeteksi dengan jelas keberadaan Sang Pembawa Wabah, namun dia tidak ingin bertindak gegabah. Dia merasakan Aura terbesarnya berada di lantai dasar alias Basement ke Tiga di wilayah Parkiran Rumah Sakit. Dan dia baru menginjak Basement pertama. Marry ikut berjalan pelan, mengikuti di belakangnya. Tongkatnya di pegang dengan erat. Matanya terus berkeliling ke segala arah. Mengantisipasi kalau ada serangan dadakan yang muncul dari para zombie atau Kelelawar yang datang dengan tiba-tiba. "Tuan, apa benar Macron ada di sini?" Marry bertanya dengan pelan. "Kita lihat saja, semoga prediksiku tidak salah," jawab Langit sambil terus berja
Pertarungan antara Falcon dan Master Cang Long hampir mencapai babak akhir. Keduanya nampak sudah terlihat kelelahan. Sebuah serangan super cepat milik Falcon bisa diantisipasi dengan baik oleh Master Cang Long. Dia bisa mendeteksi pergerakan cepat milik Falcon. Bahkan Master Caang Long berhasil menggagalkan dan membuat Falcon terluka dengan jurus andalannya, Tarian Dewa Pedang. Kini keduanya nampak terdiam sejenak dan saling mengamati satu sama lain. Falcon yang terkena sabetan pedang Master Bang Long di bahunya, nampak mengucurkan darah segar. Sementara Master Cang Long yang sudah terluka di sana sini, membuatnya terlihat kelelahan dan sedikit banyak sudah mengurangi stamina serta kekuatannya. "Tuan Bangka sialan, kuakui kamu memang hebat, tapi aku masih belum kalah! Sementara kamu sudah kelihatan mau mati! Sebaiknya menyerahlah, dan serahkan nyawamu sekarang juga!" "Hahaha, dasar Rampok teriak Rampok! Memangnya kamu masih kuat? Percayalah, bahkan aku masih bisa melakukannya seha
Dave bersikeras untuk tidak pergi dari tempat itu, dia masih ingin menyaksikan pertaruan besar antara Ratles sang Raja Tikus Versus Elang dan Wang Dih. Walau sudah dipaksa oleh rekan-rekannya, dia tetap memilih untuk tetap tinggal di sana, walau beresiko tinggi karena masih berada dalam jangkauan Ratles.Dan hasilnya sungguh luar biasa! Gempuran kedua jagoan hebat yang masih berafiliasi dengan Langit itu tidak bisa dianggap sembarangan. Entah karena kondisi Ratles dan tikusnya yang sudah mulai lelah, atau karena kehebatan dua orang ini, kondisi pertarungan kelihatan mulai berbalik angin. Ratles yang terus terdesak, berusaha untuk tetap mengimbangi serangan cepat dari Wangsa Dih, semantara Elang berkali-kali melepaskan Tinju Jarak jauh dari tenaga dalamnya, untuk membombardir Tikus Raksasa tersebut, dengan melakukan taktik gerilya Hit and Run!Dan hasilnya Raksasa itu mulai goyah oleh gempuran dari Elang dan beberapa kali hampir terjatuh! Ratles yang mengetahui posisinya sangat tida
Wilder memandang dengan nyalang ke arah mereka. Sosoknya yang tinggi besar, dengan wajah ditumbuhi bulu-bulu yang sangat lebat menjadikan para gadis beringsut mundur ketakutan. Mereka seperti sedang melihat Monster menakutkan. "Master Wilder, sungguh kebetulan sekali engkau datang kemari. Mereka adalah para penghalang rencana kita yang harus segera kita singkirkan!" seru Diego sambil bergerak dengan cepat. Dalam beberapa saat saja dia sudah berada di samping Wilder. "Selain ketiga gadis itu, maka sisanya harus mati!" ujar Wilder dengan suara berat. "Aku sangat setuju denganmu Tuan!" Diego tersenyum sinis penuh kemenangan. Sementara para gadis terus mundur ke belakang, hingga merapat ke arah Leon. "Si.. Siapa lagi ini? Tu.. Tuan, Aku..Aku...." Vania tanpa sadar merapatkan tubuhnya pada Leon. "Dia adalah salah satu dari yang tadi aku ceritakan. Manusia-manusia bodoh yang cenderung mengejar segala macam cara agar bisa menjadi kuat. Kulihat orang ini terlalu membanggakan dirinya send
Unicorn Hospital. Satu detik lagi Belati itu siap menggorok leher Marry, sebuah kekuatan tidak terlihat segera menahannya. Tangan Rudolf yang memegang Senjata Belati andalannya itu merasa bahwa dia terhalang oleh dinding tidak terlihat. Bukan itu saja, Tangannya seperti diangkat oleh sebuah tenaga berkekuatan besar, hingga dia sendiri tidak bisa menahannya dan akhirnya menjatuhkan Belatinya saat itu juga! "Sialan! Siapa yang kurang ajar.... Aahkkk!" Rudolf tidak bisa meneruskan ucapannya ketika serangkum Angin bersiur dengan keras dan cepat, menghantamnya tubuhnya dengan telak, membuatnya terlempar sejauh hampir sepuluh meter hingga menghantam dinding rumah sakit! Dukk! Rudolf terkejut bukan kepalang. Dia merasakan tubuhnya sakit bukan main. "Si... Siapa kau!" Rudolf menyeka bibirnya yang mengeluarkan darah. Dia berusaha mengatur ritme napasnya, menetralisir rasa sakit di tubuhnya karena hempasan keras angin tenaga dalam yang kuat, dan benturan keras dengan dinding rumah sakit.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.