Unexpected love

Unexpected love

Oleh:  Neng Anjar  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
83Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mirela merasa bahagia karena beberapa jam lagi dia akan meresmikan pertunangan dengan kekasih sekaligus bosnya, Rengga. Namun, tiba-tiba datang ancaman dari Dean, pria yang 4 tahun lebih tua dari Rengga dan merupakan pengusaha terkenal multi nasional. Dean yang naksir Mirela sejak lama merasa kecewa karena gadis yang ditaksirnya selama ini ternyata lebih memilih untuk bertunangan dengan Rengga daripada dirinya. Pikiran jahat melintas di benak Dean untuk memisahkan Mirela dengan Rengga melalui adik perempuannya Dina yang juga dia ketahui sangat mencintai Rengga sejak mereka sama-sama masih kuliah. Rengga yang pusing tujuh keliling, memikirkan ancaman Dean yang akan menggulingkan perusahaannya kalau Rengga menolak membatalkan pertunangan dan menikah dengan Dina, di hari pertunangannya hati dan pikirannya dipaksa memilih perkara sulit itu. Jika Rengga teramat mencintai Mirela, kekasihnya. Maka, dia pun sangat mencintai seluruh karyawannya agar perusahaannya tidak jatuh bangkrut oleh ancaman Dean yang tidak main-main. Akhirnya Rengga memutuskan untuk tidak menghadiri acara pertunangannya karena tidak sanggup untuk berhadapan langsung dengan Mirela. Lantas apa yang dilakukan oleh Mirela setelah mengetahui kekasihnya, Rengga tidak akan pernah datang ke acara pesta pertunangan mereka sedangkan tamu undangan dari mulai tetangga hingga teman satu kantornya telah memenuhi rumahnya? Bagaimana gadis itu melalui hari-harinya selanjutnya?

Lihat lebih banyak
Unexpected love Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Joko
panas panas panas wkwkwk lanjut thor! Makin seru!
2022-05-12 13:56:29
1
user avatar
Cyntia Wisel
iseng baca sambil nunggu bab berikutnya novel author yang lain ah ... malah keterusan
2022-04-08 09:54:10
3
user avatar
Ipung Rahman
lanjut Thor! penasaran
2022-03-11 05:37:04
2
83 Bab
Bab 1. Dimana Rengga?
Mirela adalah seorang gadis berusia 24 tahun yang memiliki tinggi badan 160 cm, berat badan 49 kg. Berkulit putih dengan rambut hitam panjang yang saat ini digelung membentuk kipas. Mata besarnya yang dihiasi bulu mata lentik yang sangat cantik membuat wajah ovalnya yang kecil menjadi lebih menarik. Walaupun hanya mendapatkan riasan tipis dan natural dari seorang penata rias yang saat ini sedang mendandaninya di kamar. Dari bibirnya selalu tersungging senyuman manis membuat wajahnya yang sudah cantik menjadi semakin bersinar. Mirela merasa bahagia dan gembira sekali karena hari pertunangan yang dinantikannya akan digelar beberapa jam lagi, setelah tiga tahun menjalin hubungan dengan kekasih sekaligus bosnya yang bernama Rengga. 'Selangkah lagi setelah pertunangan ini Aku dan Rengga akan menikah,' batin Mirela sambil tersenyum bahagia mematut dirinya di cermin. "Wah ... wah, adikku sudah dewasa dan sebentar lagi ada yang punya," kata Pras yang saat ini berdiri di belakang Mirela.
Baca selengkapnya
Bab 2. Dituduh Berhalusinasi
Rengga pusing tujuh keliling, memikirkan ancaman Dean, pengusaha multi nasional yang sangat berpengaruh di Indonesia. Dia mengancam akan menjegal usaha Rengga kalau Rengga tidak mau membatalkan pertunangannya dengan Mirela dan menikahi adik Dean yang bernama Dina. Ancaman itu datang tepat di pagi hari saat Rengga bersiap akan ke tempat acara pertunangannya. Tepat di hari pertunangannya, pada hari yang sama, hati dan pikiran Rengga dipaksa untuk memilih perkara yang sangat sulit. Rengga sangat mencintai Mirela, kekasihnya. Namun, dia juga mencintai usahanya dan tidak ingin usahanya itu jatuh bangkrut karena ancaman Dean yang tidak main-main. "Bagaimana keputusanmu? Silakan putuskan sekarang, Pak Dean saat ini sedang menunggu di mobil," kata tangan kanan Dean itu datar tanpa tersenyum. "Apa lagi yang harus Aku putuskan? Bukankah bos Kamu itu sudah memutuskannya untukku?" tanya Rengga sinis. "Jaga cara bicaramu, Bosku bukan lawan yang bisa Kamu hadapi!" ingat tangan kanan Dean p
Baca selengkapnya
Bab 3. Terpaksa
"Kalian naksir ke orang yang sama sekali tidak menaruh perhatian kepada kalian, itu sebabnya kalian merasa iri kepadaku karena menjalin kasih dengan orang yang kalian taksir, sekalipun Dia tidak datang hari ini, tapi posisiku masih jauh lebih baik dari kalian yang hanya bisa menatapnya dari kejauhan tanpa bisa menyentuhnya!" kata Mirela lagi. "Phff ... ternyata mereka hanyalah ayam yang merindukan burung merak," sahut Veny sinis. "Pergi! Tidak ada tempat untuk pecundang seperti kalian di rumah ini!" usir Mirela. "Siapa juga yang ingin berlama-lama di sini! Cih!" sahut salah satunya sambil masuk ke dalam mobil diikuti temannya dan berlalu. Setelah mereka pergi Mirela mulai tidak dapat lagi membendung air mata yang sejak tadi ditahannya. "Sabar," kata Veny sambil memeluk dan menepuk punggung sahabatnya itu berusaha meredakan kesedihannya. Pras yang menyaksikan semua kejadian tersebut merasa geram kepada Rengga yang membatalkan pertunangan dengan adiknya, Mirela secara sepihak te
Baca selengkapnya
Bab 4. Penjelasan
Sesampainya di dalam rumah .... Mereka duduk berhadap-hadapan di meja kopi, Pras melonggarkan ikatan dasinya lalu menghela napas. "Kak?!" "Apa?!" "Apa maksud Kakak mengatakan kalau Rengga itu terpaksa dan dipaksa?" "Kakak akan cerita tapi janji Kamu harus tetap tenang dan jangan bermimpi untuk balikan lagi dengan Dia." " ... " "Ingat Mirela, Dia telah meninggalkan Kamu. Apapun alasannya yang pergi biarkan pergi dan jangan mengharapkannya untuk kembali!" "Baik." Pras kemudian menceritakan semua yang dia dengar dari Rengga, termasuk persoalan perjodohan antara Rengga dengan adiknya Dean. Akhirnya Mirela mengerti mengapa Rengga memutuskan pertunangan mereka, walau kecewa Mirela bisa memaklumi keputusan Rengga, bagaimana pun kalau diukur dengan timbangan di dalam hati Rengga, jelas kedudukan perusahaan dan karyawannya itu jauh lebih berat dibandingkan dengan dirinya. 'Ya iya lah, memangnya siapa Aku bisa membuat Dia melepaskan semua yang ada dalam genggamannya asalkan bisa teta
Baca selengkapnya
Bab 5. Mengerikan
'Aneh, bukankah wanita biasanya paling sibuk kalau ingin menikah? Untuk pemilihan baju, gedung dan lain-lain saja bisa memakan waktu berbulan-bulan ... bagaimana mungkin Dina bisa bersikap ceroboh dan masa bodoh seperti itu?' Rengga merasa tidak habis pikir. "Bagaimana? Kapan Kamu akan menyebarkan undangan?" tanya Dean meminta kepastian dari seberang telepon. "Baiklah, secepatnya Aku akan mengurus semuanya." "Bagus, Aku tutup dulu teleponnya, Aku terlalu sibuk untuk bermain game seperti Kamu!" kata Dean sambil menutup teleponnya. Rengga terhenyak kaget mendengar perkataan Dean. "Sial! Dari mana Dia tahu kalau Aku tadi sedang bermain game?" gumam Rengga sambil mengamati sekeliling ruang kantornya. pemuda itu mengerutkan kening. 'Apakah selama ini Dean selalu memata-matai Aku?' pikirnya sambil terus mengawasi seluruh ruangan. Tiba-tiba saja Rengga jadi merasa tidak aman ketika berada di kantornya sendiri. Dia terus mencari keberadaan cctv atau alat serupa yang dipasang oleh Dean di
Baca selengkapnya
Bab 6. Rengga Mabuk
Bab 6 Dina memang tidak menghina Mirela namun, mantan teman teman kerja Mirela lah yang pada akhirnya mempermalukannya. "Cih! tidak tahu malu, masih berani datang setelah ditolak mentah-mentah sama pak Rengga," cetus salah satu rekan kerjanya itu. Mirela yakin walaupun dia tidak dapat melihat siapa orangnya yang mengatakan hal tersebut, orang itu pasti salah satu teman sekantornya yang selama ini merasa iri dan tidak suka dengan hubungan antara dirinya dan Rengga. "Dikiranya dengan Dia datang ke pesta ini, pak Rengga akan berubah pikiran? Ha! Mimpi!" celoteh yang lain. Pras menatap berkeliling mencari sumber suara- suara yang melecehkan dan menghina adiknya. Dean mengepalkan telapak tangannya merasa marah mendengar kata-kata penghinaan diarahkan kepada gadis yang ditaksirnya. Dia menelepon keamanan dan ketika keamanan itu datang Dean menyuruh keamanan itu menciduk gadis-gadis yang telah melontarkan kata-kata pelecehan itu ke luar. "Stop! Apa-apaan ini?Apa yang Kamu lakukan?! Ka
Baca selengkapnya
Bab 7. Jadi Berita
Setelah puas mengambil foto, reporter itu beringsut menjauh, memeriksa foto-foto hasil jepretannya dan tertawa-tawa karena merasa puas. "Ini pasti akan menjadi berita heboh, sepertinya Aku akan mendapatkan keuntungan yang besar," kata reporter itu gembira sambil masuk ke dalam mobilnya dan berlalu. Keesokan paginya berita di berbagai media tentang Rengga yang menangis dan teriak-teriak di depan rumah Mirela saat malam pengantinnya mulai menjamur. Dean yang sedang membaca berita di ponselnya mengerutkan alis ketika melihatnya dan merasa kesal. "Dasar bedebah! Bisa-bisanya Dia cari sensasi di malam pernikahannya di depan rumah Mirela!" gerutu Dean sambil menggebrak mejanya. Dean mulai menelpon Dina dengan wajah merah karena marah, dia benar-benar merasa malu dengan berita yang tersiar soal adik iparnya itu. "Kak ...," sapa Dina dari seberang telepon dengan suara yang masih mengantuk. "Dimana Dia?!" tanya Dean to the point. "Dia Siapa?" tanya Dina heran. "Suami terkutuk Kamu itu!
Baca selengkapnya
Bab 8. Sudah Dibereskan
Sementara itu di dalam sebuah kantor bergaya minimalis milik Rengga .... Pria tampan itu sedang menerima laporan dari anak buahnya tentang tugas yang telah ditugaskan kepadanya. "Sudah dibereskan, Bos!" lapor anak buah Rengga ketika diditanya soal perkembangan tugas yang telah di berikan kepadanya. "Bagus, bagaimana dengan fotografer usil itu?" tanya Rengga sambil bertopang dagu menatap bawahannya malas. "Ketika kami menutup media tempatnya pertama kali up foto dan video, Dia sudah kabur ke luar negeri," sahut bawahannya sambil mengelap keringat yang mulai timbul di dahinya. Dia tidak berani menatap Rengga yang saat ini sedang menatapnya, di dalam hati dia merutuk karena fotograper itu cepat sekali mengambil langkah seribu, sepertinya fotograper itu telah memprediksi kalau Rengga akan mengutus orang untuk menanganinya. "Ke luar negeri? Kemana tepatnya Dia kabur?" tanya Rengga sambil mengtuk pulpennya di meja. " ... " Anak buah Rengga terdiam. Dia juga tidak tahu kemana orang itu
Baca selengkapnya
Bab 9. Rencana Veny
"Awal sekali Aku melihat video itu adalah tadi pagi kemudian Aku merekamnya untuk diperlihatkan kepadamu. Namun, ketika siang tadi Aku cek video itu sudah tidak ada, dan ada kabar media pertama yang mendapatkan dan menyebarkan video dan foto Rengga itu telah menyatakan kebangkrutannya," jelas Veny sambil tersenyum merasa lucu dengan apa yang telah terjadi terhadap mantan tunangan sahabatnya tersebut. "Apakah itu benar-benar perbuatan Rengga?" tanya Mirela heran dan tidak percaya. Seingatnya Rengga adalah seorang yang selalu mempertimbangkan banyak hal dengan pikiran yang positif. Walaupun media tersebut telah memberitakan keburukannya tapi di media itu juga banyak pegawai yang tidak bersalah dan bekerja untuk menghidupi anak dan istrinya. Jadi Mirela tidak percaya kalau mantan tunangannya itu akan mengambil langkah kasar seperti itu. 'Itu seperti bukan Dia ... jangan-jangan itu hasil pekerjaan orang lain,' pikir Mirela sangsi. Veny memutar bola matanya merasa bosan melihat saha
Baca selengkapnya
Bab 10. Dean Mencari Mirela
Dean hanya tersenyum sinis menerima laporan dari adiknya itu, dalam pandangannya, Dina benar-benar seperti kerbau yang dicucuk hidungnya oleh Rengga. Adik perempuannya itu benar-benar dibutakan oleh rasa cintanya sendiri hingga tidak dapat membedakan antara sikap cekatan dengan ketakutan. Tanpa harus diberi tahu pun Dean dapat mengetahui mengapa Rengga terburu-buru membereskan masalah ini. Semua itu tidak lepas dari rasa takut Rengga terhadap ancaman Dean. Apalagi yang ditakutkan Rengga kalau bukan karena hal yang berkaitan dengan perusahaannya? "Dasar pecundang," gumam Dean sinis. " ... " semua staf yang sedang mengikuti rapat tampak saling pandang tidak mengerti siapa yang disebut pecundang oleh bos besar mereka. "Lanjutkan!" kata Dean memutuskan berbagai pikiran dan prasangka bawahannya terhadap sikap dan gumamnya tadi. Rapat pun berlanjut kembali hingga sore hari. Setelah semua bawahannya keluar dari ruangan, Dean tampak mengetuk mejanya seperti sedang memikirkan sesuatu.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status