Jerat Cinta Bodyguard Tajir

Jerat Cinta Bodyguard Tajir

Oleh:  Nathanegara  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
152Bab
13.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Warning!! Cerita ini mengandung adegan dewasa!! Bram mempercayai Marchel untuk menjadi Bodyguard Asha gadis simpanannya. Bram sengaja melakukan itu agar dia bisa lepaskan tanggung jawabnya. Di luar dugaan Bram ternyata Asha dan Marchel sama-sama suka, di belakang Bram Marchel dan Asha menjalin cinta, Marchel bersedia menikahi Asha dan mengakui anak Bram dan Asha sebagai anaknya. Namun hubungan Marchel dan Asha tidak di restui orang tuanya yang seorang konglomerat. Marchel adalah anak tunggal pewaris kekayaannya. Ikuti ceritanya yang penuh intrik

Lihat lebih banyak
Jerat Cinta Bodyguard Tajir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nathanegara
sangat direkomendasikan untuk dibaca..
2022-02-16 20:33:28
0
152 Bab
Opening
Chatting ["Om, nikahin aku dong"] Sebuah pesan singkat yang diterima Bram dari Asha pagi itu, pesan itu pun dibalasnya dengan bercanda.["Nikahin bener, atau sekedar kawin?"] balas BramSelang beberapa saat Asha kembali membalas chat Bram,["Ya nikahlah om, kalo kawinkan udah"] jawab Asha, juga sambil bercanda ditambah emoticon smile.Seketika itu juga Bram membalasnya,["Gila apa kamu minta saya nikahin? Emang kenapa kamu minta dinikahin Sha?"] Bram pura-pura sewotKeduanya seperti berbalas pantun tanpa ada bosannya. Bagi Bram semua itu sebagai hiburan disela kesibukann
Baca selengkapnya
1. Bram Ketemu Asha
Mobil Bram melipir ke daerah Senayan City, Bram sendiri tanpa supir seperti biasanya kalau dia ingin hunting gadis belia. Masuk Valet parking Bram langsung tinggalkan mobilnya, Rubicon hitam dengan pelat nomor B 12 AM. Bram menuju lift untuk naik kelantai 3, begitu pintu lift terbuka keluar seorang gadis belia yang dia cari selama kurang lebih satu tahun belakangan, di luar dugaan Bram dia bisa ketemu lagi dengan Asha, gadis yang pernah mengajaknya  menikah. "Kaget ya om ketemu Asha disini?" tanya Asha. Asha langsung tarik tangan Bram, Bram begitu canggung di keramaian Mall, Asha tetap cuek. "Eh.. kamu jangan bikin malu om dong," tegur Bram pada Asha"Kalo gak mau malu om harus biasa-biasa aja, jangan canggung gitu om." ujar Asha. "Yaudah kita cari restoran yang agak tertutup ya, biar om aman," lanjut AshaBram benar-benar salah tingkah dibuat Asha yang begitu agresif. Dia tidak menyangka kalau bisa ketemu lagi dengan Asha, s
Baca selengkapnya
2. Janji Kencan
Bram sudah siap-siap, dan penampilannya lebih sporty seolah-olah ingin mengimbangi penampilan teman kencannya. Bram terlihat begitu happy, Petty anaknya melihat penampilan Bram, langsung godain Bram, "Tumben pap ngantor dandanannya kayak om senang gitu," Goda Petty anaknya"Masak sih? kamu ada-ada aja, kan papa biasa kalau mau ketemu klien di luar dandanannya santai," Bram mesem-mesem gitu membalas candaan Petty"Awas pap.. ntar ada ABG yang nyantol lho, umur sih boleh tua, tapi ABG demennya om-om kayak papa gitu deh," canda petty lagi sambil cengengesan."Udah ah, papa jalan dulu ya, mau ke Ritz Carlton meeting sama klien disana." Bram langsung ngeloyor keluar rumah."Okey pap, ati-ati ya.. jangan lupa pulang," Petty kembali godain Bram. Bram langsung masuk mobilnya yang sudah standby di halaman, Bram menyetir sendiri tanpa di supiri. Sudah menjadi kebiasaannya kalau ada janji kencan selalu gak di supiri. Mobil Bram tidak menlun
Baca selengkapnya
3. Ronde Kedua
"Om sudah pikirkan semua, kamu dan Brama akan om bikinkan Asuransi, jadi kalau ada apa-apa kalian sudah aman.""Om Bram gak buru-buru pulang kan? Asha masih kangen nih sama om," Asha terus menggoda Bram. "Ya gaklah sayang, tadikan baru ronde pertama, om tahu kamu mana mau kalau cuma satu ronde."Asha mencubit dada Bram dengan gemas, dan Bram kembali merengkuh Asha dalam pelukannya. Dua mahluk Tuhan yang beda usia ini kembali tenggelam dalam Asmaradhana. Bram kembali mencoba untuk memimpin pertandingan, Asha juga sudah berusaha untuk menikmati hubungan tersebut, namun Bram lagi-lagi belum bisa menuntaskan permainan dengan baik.Asha berusaha untuk memperlihatkan pada Bram, bahwa dia baru saja menikmati sebuah permainan yang luar biasa, dia seolah-olah baru terpuaskan oleh Bram, reaksi yang diperlihatkan Asha itu membuat Bram merasa sebagai pemenang, meskipun dia tahu kalau dia tidak menuntaskan permainan dengan semestinya. "Terima kasih
Baca selengkapnya
4. Apartemen untuk Asha
Bram dan Asha sudah berada di sebuah apartemen di bilangan Slipi, Jakarta. Bram sudah siapkan semua kebutuhan Asha, juga perlengkapan kamar Brama. Sambil terus memeluk Asha, Bram menjelaskan kalau Babysitter untuk Brama pun sudah ia sediakan."Gimana kamu suka gak dengan apartemen ini?" tanya Bram. "Besok kamu sudah bisa pindah kesini sama Brama, sebentar lagi Marchel datang sama babysitter." lanjut Bram"Terima kasih Om, gak nyangka semua cepat banget dipenuhi." Asha mencium Bram sebagai ucapan terima kasih."Kamu dan Brama harus bahagia, om pilih apartemen ini agar gak jauh dari permata hijau rumah om, kamu sendiri kamarnya ya, kamar satunya buat babysitter dan Brama." jelas Bram"Aku satu kamar sama om ya?" canda Asha dengan manja."Ya, kalau om lagi kesini ya, makanya om cari apartemen yang agak besaran."Bell pintu berbunyi, Asha buru-buru b
Baca selengkapnya
5. Asha Pindah
 Marchel menjemput Asha dan Brama di rumahnya, namun kali ini Marchel agak dingin terhadap Asha. Perubahan sikap Marchel tersebut membuat Asha merasa aneh, karena awalnya Marchel sangat pecicilan terhadap Asha.Asha yang selama ini tinggal dengan bibinya pamit untuk pindah, Asha mengaku sama bibinya Marchel adalah calon suaminya yang punya apartemen."Bi ... kenalkan ini Marchel calon suami Asha.." Mendengar pengakuan Asha tersebut Marchel agak kaget, namun kekagetan itu tidak ia perlihatkan."Oo ini orang yang kamu ceritakan kemarin Asha, bibi titip Asha ya ... dia ini anak yatim piatu, orang tuanya sudah gak ada.." Cerita bibi Asha pada Marchel."Ya bi, saya akan jaga Asha da
Baca selengkapnya
6. Asha Mengagumi Marchel
"Maaf ya mas, aku sudah salah menilai kamu.." ujar Asha sambil menatap Marchel yang ada di depannya"Salah menilai kenapa Asha?" tanya Marchel dengan heranMereka berdua saling pandang, namun Marchel mengalihkan pandangannnya, pandangan Asha begitu menggetarkan hatinya. Baru kali ini Marchel merasakan ada wanita yang memiliki daya tarik memang sesuai dengan seleranya, namun dia sadar kalau Asha kekasih bosnya. Asha belum menjawab pertanyaan Marchel.Marchel pamit ke toilet dan Asha masih duduk di ruang tamu. Asha masih bertanya-tanya dalam hatinya tentang perubahan sikap Marchel yang begitu drastis. Setelah dari toilet, Marchel bertanya pada Asha:"Kita pesan makanan online aja
Baca selengkapnya
8. Di Luar Dugaan Marchel
Di depan pintu berdiri sosok Bram memandang ke arah Marchel dan Brama dengan dingin. Asha dan Marchel langsung bersujud di kaki Bram, dengan bijaksana Bram meminta Asha dan Marchel berdiri."Marchel, Asha ... berdirilah, tidak perlu kalian bersujud di kaki saya, semua bisa kita bicarakan," ujar Bram dengan bijakAsha langsung peluk Bram sambil menangis dan meminta maaf, sementara Marchel terpaku diam dengan perasaan bersalah."Om ... maafin Asha ya, apa yang om lihat tidak seperti itu kejadian sebenarnya." ucap Asha penuh penyesalan"Sudahlah Asha, nanti saja kamu jelaskan, Marchel kamu boleh pulang, besok kita bicara di kantor.""Siap pak!! Terima kasih pak, saya pamit.." Marchel la
Baca selengkapnya
9. Marchel Menemui Bram
Di ruang kerja Bram, Marchel terlihat dalam perbincangan yang serius dengan Bram. Sebagai sosok yang gentlemen, Marchel tetap bersikap tenang, dia tahu kalau dalam posisi yang salah, dan siap mengakui kesalahan. Bram pun tidak dengan emosi menghadapi Marchel, karena dia sudah cukup mengenal attitude Marchel, yang merupakan orang kepercayaannya."Jadi kamu sudah mengerti ya kenapa kamu saya suruh menghadap saya hari ini?" tanya Bram. "Saya sangat menghargai kejujuran kamu selama ini, dan saya sangat yakin kamu masih memegang teguh kepercayaan saya.." lanjut Bram dengan sikap kebapakan"Sangat mengerti pak, dan saya siap menerima resiko apa pun dari kesalahan saya." Marchel benar-benar bersikap apa adanya, dan pasrah menerima apa pun dari Bram."Kamu tahu apa kesalahan
Baca selengkapnya
10. Mengharap Restu
Begitu sampai, Asha yang membukakan pintu, Marchel langsung peluk Asha. Asha merasa ada sesuatu yang aneh dari Marchel seperti tidak biasanya."Tumben kamu mas peluk aku? ada apa nih?" tanya Asha heran"Aku senang Sha ...pak Bram gak marah sama aku.." jawab Marchel dengan sumringah"Serius kamu mas? Kemarin sih aku bilang apa adanya soal kamu..""Brama mana? Aku mau gendong dia Asha..""Ada angin apa nih? Kok kamu tiba-tiba ingin gendong Brama?""Kalau seandainya aku gendong kamu aneh gak?" Marchel mulai menggoda Asha."Emang kamu berani gendong isteri bos kamu?" Balas Asha sambil
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status