Suami di Atas Kertas

Suami di Atas Kertas

Oleh:  Dazzling Michii  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
10 Peringkat
80Bab
3.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hanna yang terpedaya oleh cinta palsu dari Robby, hanya bisa pasrah atas apa yang telah terjadi kepada dirinya. Ternyata, Robby hanya mengincar harta dari Hanna, bukan karena mencintai Hanna dengan setulus hatinya. Takdir pun berkata lain, Hanna bertemu dengan lelaki dari golongan miskin yang membantunya di waktu kejadian tak Hanna inginkan. Pemuda itu bernama Bagus. Hanna ternyata menyimpan niat terselebung terhadap Bagus. Bagaimana kisah Hanna dan Bagus selanjutnya? Apa niat yang Hanna rencanakan? Sementara Robby, masih saja mengusik kehidupan Hanna.

Lihat lebih banyak
Suami di Atas Kertas Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dazzling Michii
Telah aktif kembali authornya, selamat menikmati bab yang di update ya jangan lupa follow akun dan bookmark bukunya serta GEMSnya ya hehe
2022-06-09 16:05:46
0
user avatar
Ais Aisih
Keren Thor terus semangat yaa
2022-02-17 16:04:29
1
user avatar
Midah Charbee
Penasaran sama lanjutannya. Yuk update, Kak. ...
2022-02-16 20:52:34
1
user avatar
Mr. Ab
Keren. Semangat terus, ya.
2022-02-16 20:36:39
2
user avatar
Alvin
nasib si Hanna gimana thor? jadi penasaran
2022-02-14 23:31:22
2
user avatar
Izzy_Mochii
aku sangat suka cerita ini thor, di tunggu lanjutannya
2022-02-14 23:24:16
2
user avatar
William
Lanjut Kak, seru ceritanya
2022-02-14 23:18:03
2
user avatar
Dazzling Michii
Smngat melanjutkan tulisan. Aku dukung
2022-02-14 17:55:09
0
user avatar
Dazzling Michii
Semangat melanjutkan tulisannya. Aku dukung
2022-02-14 17:54:31
0
user avatar
Dazzling Michii
Di bantu support gems ya kak! Happy reading
2022-02-14 01:31:16
0
80 Bab
BAB 1
“Pokoknya papa tidak suka kamu pacaran sama Robby. Putusin atau kamu bukan anak papa lagi!” Bayangan perkataan sang papa tebersit di benak seorang wanita cantik bernama Hanna, Hanna Rihanna Kumalasari.Meski dia adalah pewaris tunggal perusahaan international Glorious Group Company, Hanna ingin mandiri, memilih tinggal di sebuah kontrakan kecil demi menyesuaikan cara hidup pasangannya. Wanita yang memiliki wajah blasteran berdarah campuran Sunda dan Eropa itu, kini harus menelan ludah atas omongannya sendiri yang lebih membela kekasihnya itu daripada menuruti perkataan sang papa. Berulang kali ucapan papanya terngiang-ngiang di kepala, membuat rasa meratapi Hanna kian mendera.“Tega kamu, Robby! Tega!” lirih Hanna. Dia berlari melibas deras hujan. Tak peduli tubuh yang basah kuyup. Dia hanya ingin menangis tanpa ada yang tahu. Biar hujan saja yang mengetahuinya dan menyamarkan air mata itu. Tentu saja, apa yang akan kamu rasakan jika mengetahui kekasih yang kamu cintai, diam-diam men
Baca selengkapnya
BAB 2
Robby memeluk Hanna, mencoba menenangkan wanita itu. “Maafin aku, Hanna. Sungguh, hanya kamu yang aku cinta dan sayang,” ucapnya dengan rayuan. Entah apa yang ada di dalam pikiran Robby. Dengan mudahnya mengucapkan kata maaf.“Tega kamu perlakukan aku seperti ini!” bentak Hanna. Sekuat tenaga mendorong tubuh kekar Robby dan tak mau menatap lelaki itu.“Ini karena papa kamu sudah merendahkan aku!” kata Robby penuh emosi. Jangan pikir hanya Hanna yang bisa marah, dia juga bisa. “Apa katamu?” tanya Hanna. Adu mulut tak terelakkan. Dia menatap Robby tajam. Robby pun tak mau kalah, dia berkacak pinggang sambil melayangkan tatapan menusuk ke arah Hanna. Wanita itu sebenarnya memahami maksud perkataan Robby.“Mungkin papa aku benar, harusnya aku mendengar omongan Papa, tidak melanjutkan hubungan ini. Kamu menikahi wanita itu hanya karena harta. Berarti kamu melakukan semua ini kepadaku karena harta juga, hah? Ternyata selama ini kau picik sekali!” sergah Hanna. Matanya merah dan mulai berair
Baca selengkapnya
BAB 3
Orang di luar sana hanya berpikiran dirinya mampu menang akan kebenaran yang belum tentu benar bagi yang tertindas. Bagus sangat tidak suka dengan orang kaya, bisa membeli kekuasaan dan kebenaran. Tidak untuk orang miskin sepertinya yang harus benar-benar bekerja keras dan memiliki tekad yang kuat untuk bertahan hidup.Itulah mengapa dirinya sangat tertutup kepada orang lain. Baginya, semua orang sama saja. Hanya sedikit beberapa orang atau kerabat yang ia percayai. Bagus mengembuskan napas kasar karena lelah menguasai raga seusai membopong ayahnya sampai ke rumah. Ia pun bangkit lalu berjalan meninggalkan ayahnya yang tengah tertidur agar dapat beristirahat pada malam yang sudah larut. Begitu hendak keluar, tepat di depan pintu kamar yang gagangnya usang, ia melihat adik perempuannya yang terbangun di tengah malam. “Maaf membangunkanmu,” ucap Bagus kepada adik perempuannya yang lewat. Ia masih mengusap-usap matanya yang kantuk, sedikit lembab dan berair. Sisa-sisa dari bangun tidurny
Baca selengkapnya
BAB 4
“Hmmm ... hmmm.” Suara Hanna hanya terdengar tak jelas. Ia sedikit menjingkatkan tubuhnya dan mendongak-dongakkan kepala, seolah memberi isyarat meminta sumpalan di mulutnya itu dibuka.Pria misterius itu mengambil posisi seperti berlutut. Tangan satunya di atas lutut, dan ujung kaki satunya ditekuk di lantai sebagai penyanggah tubuh.“Apa? Ngomong yang jelas, dong! Oh, iya, kau tidak bisa berbicara dengan jelas karena benda itu mengganggu bibir indahmu,” ujar pria muda misterius itu sambil menunjuk sehelai kain yang menyumpal mulut Hanna.Kedua mata Hanna berlinang hingga akhirnya tak bisa lagi dibendung, pecah mengeluarkan bulir bening dari sudut matanya.“Wah, kau bisa menangis, ya? Jangan merengek kepadaku! Baiklah, aku bantu kau sedikit,” ucap pria misterius.Ia mengulurkan tangannya. Dengan satu tarikan kasar, merobek kain yang melekat di bahu Hanna. Hal itu membuat Hanna terkejut, bola matanya melebar, melirik bahunya yang kini terekspos, menampilkan kulit putih bersihnya. Air m
Baca selengkapnya
BAB 5
Asep kesal, ia menyumpal kembali mulut Hanna. Hendak melanjutkan aksi tak senonoh yang sempat tertunda. “Lebih baik mulutmu tersumpal begini,” ucap Asep. Mengikatkan sumpalan lebih kuat.Hanna meronta-ronta. Ia tahu bahwa akan terjadi hal yang tidak beres selanjutnya. Pikiran kotor lelaki itu. Berusaha melawan sekeras yang ia bisa, tetapi berakhir sia-sia. Fisik Asep sangat kuat, tak bisa dibandingkan dengan dirinya sendiri. Hanna lemah. Dress Hanna dilucuti dari tubuhnya. “Mmmm … mmmm.” Hanna bergumam tak jelas. Asep menggeleng lalu tersenyum miring, makin Hanna meronta, makin membuat Asep bernafsu. Apalah daya Hanna tidak sanggup melawan dalam kondisi terikat. Tubuh bagian atas Hanna dijamah oleh Asep. Saat ini kondisi Hanna setengah telanjang, baru bagian atas yang terbuka.Air mata mulai keluar dari kedua mata Hanna. Berharap terbangun dari mimpi buruk yang saat ini terjadi. Hanna, seseorang yang sangat disegani ketika berada di luar sana, malah dilecehkan di tempat kumuh sepert
Baca selengkapnya
BAB 6
Bagus berhasil masuk ke kediaman Asep. Dirasakannya tempat tinggal tetangganya itu yang lembab dan minim cahaya. Sungguh membuat tidak nyaman bagi siapa pun yang menempati rumah ini. Meski penerangan yang sedikit, Bagus dapat melihat sosok wanita yang berada sejauh satu meter dari posisinya berdiri. Bagus memangkas jaraknya dengan Hanna yang masih duduk di kursi. Bagus terkejut ketika melihat gadis itu yang setengah telanjang. Namun, hasrat Bagus tidaklah langsung naik hanya gara-gara itu. Dirinya bukanlah Asep. Tujuan Bagus adalah murni ingin menyelamatkan gadis itu. Beragam asumsi sudah bersarang di kepala Bagus. Bisa saja Asep belum menuntaskan nafsu bejatnya terhadap wanita ini. Atau, bisa jadi sudah diperbuat Asep. Entahlah, Bagus tidak tahu. Ia mencoba membangun wanita itu agar secepatnya bisa bebas dari tempat ini, sebelum Asep datang. Bagus membuka kain yang menyumpal mulut Hanna.“Hey, kamu! Bangunlah. Ayo!” titah Bagus sambil menepuk-nepuk pipi Hanna. “Hey! Ayo, bangun! Kam
Baca selengkapnya
BAB 7
“Dek, kita itu harus menolong sesama. Bisa jadi dia adalah korban Asep. Kalian sama-sama wanita. Coba kamu pikir jika kamu berada di posisinya. Pasti ingin ada seseorang yang menolong, kan? Tidak ada salahnya kita berbuat kebaikan, Dek,” ujar Bagus. Mendengar perkataan Bagus, Tyas pun merasa seperti sebuah aliran listrik mengalir di seluruh peredaran darahnya. Bisa Tyas bayangkan jika kejadian tersebut terjadi kepada dirinya sendiri.“Iya, Kak. Iya. Beliin Tyas sarapan, Kak. Tyas mau berangkat sekolah,” ucap Tyas. “Kakak belikan. Tapi kakak minta tolong, habis pulang sekolah, kamu jaga gadis itu, ya. Kasih dia makan juga,” pinta Bagus. Tyas menghela napas, “Siap, Kakakku,” kata Tyas. Bagus tersenyum. Diusapnya lembut kepala Tyas. Lantas, Bagus pergi untuk membeli sarapan untuk mereka sekeluarga. Namun, tiba-tiba saja ditahan oleh Tyas. “Kakak, tunggu!” Bagus menghentikan langkahnya lalu berbalik badan, menghadap Tyas kembali. “Iya, Dek, ada apa?” tanya sang kakak. Tyas mengarahk
Baca selengkapnya
BAB 8
“Sudah tau pusing, lagi sakit. Sok-sokan pula kamu dengan kondisi lemah begini!” ujar Tyas sambil merangkul tubuh Hanna yang lemah.“Bisa mati aku dimarahin Kakak, kalau kau sampai mati di sini. Tentu juga sangat merepotkan kami mengurus biaya kematianmu,” sambung Tyas dengan perkataan yang tidak sopan.Hanna membulatkan kedua bola mata, seperti ingin keluar dari tempatnya. Seorang gadis berkata tidak sopan untuk ke sekian kali kepadanya. Namun, yang terlintas di pikiran Hanna, walaupun Tyas tidak sopan kepadanya, tetapi ia sangat menurutin perkataan Kakaknya. Membuat Hanna menjadi penasaran siapa sang kakak yang terus menerus diucapkan gadis itu.“Sebaiknya kamu makan, jika tidak makan kondisimu akan makin melemah. Maaf kami tidak bisa memberimu makan yang enak seperti yang kau makan sehari-hari di luar sana,” imbuh Tyas dengan intonasi yang pelan. ***Bagus tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari terakhir. Ketika ia akhirnya bisa tidur, malah di tempat yang tidak nyaman. Di te
Baca selengkapnya
BAB 9
Bagus menoleh. Entah sejak kapan Asep datang dan seenaknya menghardik dirinya begitu saja. Tak ubahnya seperti Julio tadi. Perkataan Asep lebih menohok. Namun, Bagus rasa Asep-lah orang yang tak tahu diri!“Tampangku masih lebih mending darimu, Asep,” batin Bagus. Bagus bangkit dari duduknya sambil mengontrol emosi di dada. “Mungkin kau sudah merasa kaya sekarang. Tapi, hartamu didapat dari jalan yang tidak halal. Harusnya kau sadar akan hal itu,” ucap Bagus. Untuk hal yang satu ini, ia berani melawan. Sebab Asep sama seperti dirinya. Bukan sombong, tetapi Bagus bisa mengatakan kalau dirinya lebih baik dari Asep. Tetangganya itu, entah berapa banyak keburukan yang ia buat, entah dari mana saja ia peroleh pundi-pundi kekayaannya. Terakhir kali, ia memergoki Asep yang menyekap seorang gadis dalam rumahnya. Bagus jadi teringat akan gadis itu. Bagaimana kondisinya sekarang? Pikir Bagus. “Berani kau melawan aku, Sialan!” umpat Asep. Hampir saja satu bogem mentah mendarat ke wajah Bagus,
Baca selengkapnya
BAB 10
“Pak, apa benar di sini sedang membutuhkan kuli angkut?” tanya Bagus. Lelaki itu menatap Bagus dari atas sampai bawah lalu berkata, “Iya, benar.”“Saya mau menjadi kuli angkut di sini, Pak. Apa bisa?” tanya Bagus. Karena kesibukan melayani pembeli, pemilik toko itu tak sempat menginterogasi Bagus. Dia pun mengiyakan saja. Bagus amat senang, terlebih dia langsung bekerja hari itu juga. “Tolong angkat barang belanjaan ibu itu,” titah pemilik toko. Bagus mengangguk. Menghampiri seorang wanita yang dimaksud sang pemilik toko. Bagus menatap barang belanjaan wanita yang asyik berkipas itu sampai-sampai menelan ludah. Barang belanjaannya begitu banyak. Karena diam saja, membuat ibu berpenampilan modis tersebut tampak marah. “Kenapa kau diam saja? Cepat angkat barang-barang saya.” Bagus tersentak, tubuh gemetar melihat mengerikannya tatapan wanita itu. Bagus langsung mengangkat sepuluh karung beras di pungungnya. Satu karung beras, beratnya sepuluh kilo. Oh, tidak, Bagus merasakan ini le
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status